Silahkan
baca cerita sebelumnya di FF_Lima belas
Keesokan
harinya semuanya kembali berlatih, “kau yakin akan melakukannya lagi denganku?”
ujar Halley pada Gara, “kau takut?” timpal Gara mengarahkan pedangnya pada
Halley, “aku hanya tidak ingin Gloria terluka lagi!” jelas Halley, Gara
terdiam, ia tahu Halley benar, ia juga tak bisa membiarkan Gloria terluka lagi
karenanya, “ayolah! Aku akan baik baik saja, kalian harus berlatih!” tegas
Gloria yang datang menghampiri mereka, “ayo! Aku ingin melihat kalian
berlatih!” tambahnya, “hai nona! Kau juga harus berlatih untuk mempertahankan
dirimu” jelas Gara, “aku sudah melakukannya dengan Haxio, kami berlatih
memanah, jadi sekarang aku bisa melihat kalian” ujar Gloria, “jadilah laki
laki” ujar Haxio yang tak berada jauh dengan Gloria. “baiklah jika begitu!”
ujar Halley, “pertahankan dirimu dengan baik agar aku tidak melukai Gloria
lagi!” tambahnya, “tak akan pernah ku biarkan kau menyentuhku kali ini!” tegas
Gara. “jangan gunakan magismu!” seru Halley, “itu tak adil bukan?” jelasnya
lagi, “jadilah pria! Aku tak akan melakukannya sekarang!” timpal Gara.
Mereka
memulai dengan saling memberi penghormatan sebelum akhirnya pedang mereka mulai
beradu satu sama lain, sejauh ini mereka dapat bertahan, meski beberapa kali
Gara terjatuh dan harus berguling untuk menghindari arah pedang yang digunakan
Halley, tak jarang itu terjadi pada Halley, hingga akhirnya Halley kembali
terjatuh, dan ujung bilah pedang Gara tepat mengarah kemata Halley, Gara
tersenyum menggoda Halley, meyakinkan dirinya yang tangguh kali ini, namun tiba
tiba kegelapan menyelubungi mereka, Gara menurunkan pedangnya mengamati keadaan
sekitarnya, Halley segera bangkit dan meraih lengan yang ditawarkan Gloria
untuk membantunya, Haxio dengan cepat naik kepundak Gara, “ada apa ini?” ujar
Haxio, “peringatan!” ujar Gloria dan Gara, mereka dapat melihat pangeran
kegelapan memberikan tanda kegelapan sebagai tanda peringatan dengan awan awan
gelap yang dikirimnya kewilayah mereka, semua pasukan yang tengah berlatih
dengan seketika menghentikan kegiatan berlatih mereka memandangi keadaan
sekitar, langit yang selalu berseri dengan matahari yang begitu cerah tiba tiba
tertutupi oleh awan awan gelap.
Gara
dan yang lainnya berlari untuk menemui ayah Gloria, Haxio benar benar
berpegangan pada kerah baju yang dikenakan Gara, Halley menggenggam erat
pergelangan tangan Gloria memastikan Gloria baik baik saja. Semua pasukan
berkumpul pada satu titik, “tenanglah!” seru tuan Alex mencoba menguasai
situasi saat ini “ini hanya peringatan! Pangeran kegelapan belum mengetahui
keberadaan kita secara pasti! Tapi kita harus lebih waspada sekarang! Siapkan
diri kalian!” ujar dengan tegas tuan Alex, “bahkan mungkin kita yang akan
mendatangi pangeran kegelapan!” ujarnya lagi, semua pasukan tuan Alex bersorai
memaknai semangat peperangan mereka.
“aku
mohon pakailah kembali kalung ini!” ujar Gara, “aku hanya ingin memastikan kau
baik baik saja” tambahnya, “kalung darimu sudah cukup untukku, bukankah tubuh
kita sekarang ini terkoneksi? Kau punya keharusan untuk melindungiku bukan?
Gunakan itu untuk melindungiku” timpal Gloria, “ayolah Gara…” tambahnya lagi.
“berapa kali lagi kita harus bicarakan hal ini?” jelas Gloria.
Gara
masih terdiam, namun Gloria memutuskan untuk pergi meninggalkan Gara seorang
diri. Halley kemudian menyusul Gloria dan membawanya kesuatu tempat “Hey!
Tunggu!” sahut Halley menghentikan langkah kaki Gloria, “yaa?” jawabnya,
“ikutlah denganku, ada yang ingin aku tunjukan padamu!” ujar Halley meraih
lengan Gloria dan membawanya kesuatu tempat. “baiklah.. apa kita sudah sampai?
Bisa aku membuka mataku sekarang?” ujar Gloria yang dalam kondisi mata tertutup
karena Halley, “hampir…” timpal Halley, “sekarang kau boleh membuka matamu”
ujar Halley kembali, “indah bukan?” ungkap Halley menunjukan satu pemandangan
yang benar benar indah, kini mereka berada diatas sebuah bukit, mereka dapat
melihat apapun dari bukit itu, awan awan gelap itu perlahan pergi, memunculkan
birunya langit kembali, terlihat burung burung berterbangan diatas sana
menggambarkan kebebasan, Gloria juga dapat melihat banyak bunga bunga yang
sangat cantik, dan beberapa ekor kupu kupu mendekat padanya, Gloria mengangkat
sebelah tangannya hingga seekor kupu kupu bersayapkan biru dengan corak hitam
yang cantik hinggap dijemarinya, Gloria hanya dapat tersenyum atas apa yang dilihatnya
kini, “aku harap ini akan—akan terus seperti ini” ujarnya, “akan aku pastikan
itu untukmu!” jelas Halley. “ayo kita lihat seberapa hebat kau dalam memanah!”
ujar Halley memberikan anak panah dan busur milik Gloria, “kau akan terkejut!”
timpal Gloria.
Gloria
mulai memasang sasarannya, sebuah pohon besar tepat didepannya, tangan tangan
lembut Gloria mengangkat busur panah dan melayangkan anak panahnya, “waw! Itu
meleset—maaf..” ujar Halley menggoda Gloria, Gloria mengambil anak panah
lainnya dan meluncurkannya kembali, “Haa—tepat bukan?” ujar Gloria bangga
karena anak panahnya tepat terpusat pada pohon bidikannya. “Aarrgghht!” jerit
Gloria, sebuah anak panah mengenai bagian perutnya, Halley seketika langsung
berubah menjadi seekor serigala dan membawa Gloria dipundaknya, ia berlari
sekencang yang ia bisa.
“Ini
peperangan!!!” jelas tuan Alex setelah melihat puluhan anak panah melesat
dihadapannya, semua pasukan siap pada posisi mereka, membentuk barikade untuk
pertahanan mereka, Gara terjatuh seketika, dan tuan Titan meraih Gara, “Alex!
Anakmu!” jelas tuan Titan yang tersadar jika terjadi sesuatu pada Gloria,
“uruslah anak itu! Aku akan mencari Gloria!” jelas tuan Alex, tak lama Halley
muncul dalam sosok seorang manusia dengan Gloria yang terkapar dipangkuannya,
tuan Alex menggapai Halley dan merangkul Gloria, lalu meminta Alex agar dapat
menangani keadaan untuk sementara, dibaringkannya Gara dan Gloria di tempat
peristirahatan mereka, “Haxio! Pakaikan kalung Gara pada Gloria juga!” jelas
perintah tuan Alex, Haxio segera melakukannya, “ambilkan aku air kehidupan!”
perintahnya sekali lagi, “ayolah—bertahanlah—ini—ini akan berhasil” ujar tuan
Alex cemas dan meneteskan air kehidupan tepat diatas batu permata, hingga batu
itu menyerap setiap tetesan air kehidupan “sudahlah! Pergilah, mereka butuh
pemimpin, biar aku yang menangani mereka berdua” jelas tuan Titan, tuan Alex
mencium kening Gloria, “kau—kau harus memutuskan koneksi diantara mereka!” ujar
tuan Alex sebelum melangkahkan kakinya dan pergi.
“racun
dari para Cxipto itu harus bisa ternetralisir—ayolah—aku tak mungkin membunuh
salah satu diantara mereka!” ujar tuan Titan, “membunuh? Apa maksud ayah?” ujar
Halley yang muncul tiba tiba, “aku harus memutuskan koneksi diantara mereka,
jika tidak mereka berdua yang akan mati!” jelas ayah Halley, “tidak—ayah tidak
bisa melakukannya! Pasti—pasti ada cara lain!” ujar Halley menatap tajam mata
ayahnya. “jika ini berhasil—ayah tak perlu melakukannya nak!—mereka tak
bereaksi apapun!” ujar tuan Titan.
Keadaan
diluar sungguh kacau, Halley tak mungkin hanya berdiam diri iya kembali untuk
berperang, sementara ayahnya dan Haxio menjaga Gara dan Gloria, serangan dari
udara yang dilakukan para burung elang cukup membantu dalam melumpuhkan lawan,
namun terlalu banyak anak panah yang pada akhirnya melumpuhkan pasukan mereka,
terlebih dengan racun dari para Cxipto itu. Halley menyerang para goblin yang
berada dibawah pengaruh pangeran kegelapan, beberapa kali ia terluka, namun ia
harus tetap bertahan. Tuan Alex pergi kesuatu tempat untuk memastikan bahwa
batu dewa tetap aman, meski ia tahu jika menghancurkan batu dewa adalah salah
satu cara untuk membantai habis pasukan pangeran kegelapan, meski demikian ia
tak mungkin menghancurkan pasukannya sendiri. Ia harus meraih batu itu dan
membiarkan magisnya bekerja sesuai perintahnya, agar pasukannya tidak
terpengaruh pada magis yang dikeluarkan oleh batu itu. Halley tahu ia harus
melindungi tuan Alex ditengah tengah peperangan yang sedang terjadi.
Gara
dan Gloria masih tak sadarkan diri, “ayolah nak—kalian harus bertahan!” ujar
tuan Titan, kalung itu masih bersinar, dan itu adalah pertanda baik, karena
jika kalung itu redup maka sesuatu yang buruk akan terjadi pada mereka berdua.
Pangeran
kegelapan sama sekali tak berada disini, terlihat beberapa nox mengejar tuan
Alex, dan Halley mengejarnya meski ia tak tahu harus seberapa cepat lagi ia
berlari untuk menghentikan mereka. Hingga ia berhasil menggigit salah satu nox
yang hampir saja menyentuh tuan Alex, dan dilemparnya nox itu oleh Halley, Tuan
Alex berhasil meraih batu itu dan dengan cepat menggunakan magisnya untuk
menghempaskan para pengikut penguasa kegelapan, hingga cahaya yang cukup besar
menyelimuti wilayah peperangan, dan semua pengikut pangeran kegelapan berubah
menjadi abu, begitu juga untuk setiap mahluk yang gugur dalam peperangan itu,
sementara pasukan tuan Alex yang masih bertahan tidak terpengaruh pada kekuatan
batu dewa.
“bagaimana
bisa aku tidak dapat melihat keputusan pangeran kegelapan!” gerutu tuan Alex
dan memasuki peristirahatan putrinya, “bagaiamana dengan anakku dan Gara?”
tambahnya, “koneksi yang diciptakan Gara terlalu kuat, sulit untuk diputuskan”
jelas tuan Titan, tak lama Halley muncul “mereka masih tak sadarkan diri?”
ujarnya, cahaya dari kalung itu perlahan
meredup, tuan Alex meraih pergelangan Gloria menggenggamnya dengan keras,
hingga akhirnya kalung rubi yang dikenakan Gloria ikut bersinar, sinar biru
perlahan keluar dari rubi itu dan masuk kedalam batu permata yang ada pada
kalung milik Gloria, hal itu menimbulkan efek cahaya yang lebih besar hingga
orang orang yang berada disekitar Gara dan Gloria terhempas, dan akhirnya
mereka berdua sadarkan diri.
Haxio
dengan cepat melepaskan kalung itu setelah Gara dan Gloria membuka mata mereka,
tuan Alex memeluk putrinya, “apa yang terjadi?” ujar Gloria, sepertinya Gara
masih terlalu lemah untuk dapat bereaksi, “bangunlah jagoan!” seru Haxio
meloncat loncat diatas tubuh Gara, “hey.. apa yang kau lakukan” ujar Gara lemah
dengan seulas senyum diwajahnya, “ayolah! Kita harus memutuskan koneksi
diantara kalian, batu dewa jauh lebih cukup untuk memutuskan energinya” ujar
tuan Alex. “aku akan membuatkan ramuan untuk kalian, tunggulah” tambahnya lagi
dan meninggalkan ruangan itu.
“Gara!
Kalungmu… emm—rubinya tak lagi berwarna ” ujar Gloria saat memerhatikan kalung
yang dikenakannya, “entahlah, aku juga tak mengerti” ujar Gara, ia tahu jika
rubi itu telah bereaksi, energi yang ada didalamnya telah masuk pada tubuh
Gloria, kini kalung itu tidak sekuat seperti semula, “maaf!” ujar Gloria, “apa
kau sedang meminta maaf kerena kalung
itu tak lagi memiliki warna?” ujar Gara dengan seulas senyumnya, “boleh aku
tahu mengapa kau tak pernah ingin melakukan koneksi denganku? Selain kau takut
jika aku akan terluka jika kau terluka… bahkan kini aku hampir saja membunuhmu”
ujar Gloria, “iya! Kau begitu ketakutan jika kau harus melakukan koneksi dengan
Gloria” tambah Halley, “Haxio! Pergilah memeriksa keadaan pasukan kita!” ujar
tuan Titan, “aku akan menemui ayahmu” ujarnya lagi pada Gloria.
Susana
menjadi hening sejenak, Gara mencoba mengambil nafas, “bukan karena aku takut,
sama sekali bukan itu alasanku, melakukan koneksi denganmu sungguh aku ingin
bahkan aku selalu ingin bisa melakukannya, aku ingin bisa melihat apa yang kau
lihat, bisa merasakan apa yang kau rasakan, aku selalu ingin bisa melihat
kedalam pikiranmu… melakukan semacam emm—koneksi denganmu… aku hanya tak ingin
kau terluka disaat aku terluka—hanya itu” jelas Gara, meski ia harus berbohong
untuk ucapan terakhirnya, Gara hanya takut jika Gloria menyadari sesuatu yang
saat ini tak diketahuinya, jelas mengenai apa yang dirasakan Gara untuknya,
Gara hanya tak ingin merubah segala sesuatu yang telah dijalaninya bersama
Gloria dan ia tahu hanya Halley yang ada dihati Gloria, dengan sangat jelas
Gara dapat merasakan hal itu, “setidaknya tuan Alex akan memutuskan koneksi
yang kau buat untuk Gloria, jadi kau tak perlu merasa cemas lagi bukan?” jelas
Halley dan pergi meninggalkan mereka berdua.
Keadaan
semakin buruk, meski pasukan pangeran kegelapan telah berubah menjadi abu
karena magis dari batu dewa, namun tentu itu hanya sebagian kecil dari
pasukannya, sementara pasukan tuan Alex terlalu banyak yang berguguran, rasanya
tak akan pernah bisa sebanding, tuan Alex harus mengatur rencana kembali dan
lebih waspada, bagaimanapun pangeran kegelapan telah berhasil menutup
pikirannya sehingga tuan Alex tak dapat melihat atau membaca mengenai setiap
tindakan dan rencana dari pangeran kegelapan, jika ia benar tuan Jack yang
memberitahu pangeran kegelapan atas apa yang bisa dilakukan oleh tuan Alex,
karena sekarangpun tuan Alex tak bisa melakukan pengelihatan atau masuk dalam
pikiran rekannya itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar