Jumat, 03 April 2015

FF_Enam Belas

Silahkan baca cerita sebelumnya di FF_Lima belas
Keesokan harinya semuanya kembali berlatih, “kau yakin akan melakukannya lagi denganku?” ujar Halley pada Gara, “kau takut?” timpal Gara mengarahkan pedangnya pada Halley, “aku hanya tidak ingin Gloria terluka lagi!” jelas Halley, Gara terdiam, ia tahu Halley benar, ia juga tak bisa membiarkan Gloria terluka lagi karenanya, “ayolah! Aku akan baik baik saja, kalian harus berlatih!” tegas Gloria yang datang menghampiri mereka, “ayo! Aku ingin melihat kalian berlatih!” tambahnya, “hai nona! Kau juga harus berlatih untuk mempertahankan dirimu” jelas Gara, “aku sudah melakukannya dengan Haxio, kami berlatih memanah, jadi sekarang aku bisa melihat kalian” ujar Gloria, “jadilah laki laki” ujar Haxio yang tak berada jauh dengan Gloria. “baiklah jika begitu!” ujar Halley, “pertahankan dirimu dengan baik agar aku tidak melukai Gloria lagi!” tambahnya, “tak akan pernah ku biarkan kau menyentuhku kali ini!” tegas Gara. “jangan gunakan magismu!” seru Halley, “itu tak adil bukan?” jelasnya lagi, “jadilah pria! Aku tak akan melakukannya sekarang!” timpal Gara.
Mereka memulai dengan saling memberi penghormatan sebelum akhirnya pedang mereka mulai beradu satu sama lain, sejauh ini mereka dapat bertahan, meski beberapa kali Gara terjatuh dan harus berguling untuk menghindari arah pedang yang digunakan Halley, tak jarang itu terjadi pada Halley, hingga akhirnya Halley kembali terjatuh, dan ujung bilah pedang Gara tepat mengarah kemata Halley, Gara tersenyum menggoda Halley, meyakinkan dirinya yang tangguh kali ini, namun tiba tiba kegelapan menyelubungi mereka, Gara menurunkan pedangnya mengamati keadaan sekitarnya, Halley segera bangkit dan meraih lengan yang ditawarkan Gloria untuk membantunya, Haxio dengan cepat naik kepundak Gara, “ada apa ini?” ujar Haxio, “peringatan!” ujar Gloria dan Gara, mereka dapat melihat pangeran kegelapan memberikan tanda kegelapan sebagai tanda peringatan dengan awan awan gelap yang dikirimnya kewilayah mereka, semua pasukan yang tengah berlatih dengan seketika menghentikan kegiatan berlatih mereka memandangi keadaan sekitar, langit yang selalu berseri dengan matahari yang begitu cerah tiba tiba tertutupi oleh awan awan gelap.
Gara dan yang lainnya berlari untuk menemui ayah Gloria, Haxio benar benar berpegangan pada kerah baju yang dikenakan Gara, Halley menggenggam erat pergelangan tangan Gloria memastikan Gloria baik baik saja. Semua pasukan berkumpul pada satu titik, “tenanglah!” seru tuan Alex mencoba menguasai situasi saat ini “ini hanya peringatan! Pangeran kegelapan belum mengetahui keberadaan kita secara pasti! Tapi kita harus lebih waspada sekarang! Siapkan diri kalian!” ujar dengan tegas tuan Alex, “bahkan mungkin kita yang akan mendatangi pangeran kegelapan!” ujarnya lagi, semua pasukan tuan Alex bersorai memaknai semangat peperangan mereka.
“aku mohon pakailah kembali kalung ini!” ujar Gara, “aku hanya ingin memastikan kau baik baik saja” tambahnya, “kalung darimu sudah cukup untukku, bukankah tubuh kita sekarang ini terkoneksi? Kau punya keharusan untuk melindungiku bukan? Gunakan itu untuk melindungiku” timpal Gloria, “ayolah Gara…” tambahnya lagi. “berapa kali lagi kita harus bicarakan hal ini?” jelas Gloria.
Gara masih terdiam, namun Gloria memutuskan untuk pergi meninggalkan Gara seorang diri. Halley kemudian menyusul Gloria dan membawanya kesuatu tempat “Hey! Tunggu!” sahut Halley menghentikan langkah kaki Gloria, “yaa?” jawabnya, “ikutlah denganku, ada yang ingin aku tunjukan padamu!” ujar Halley meraih lengan Gloria dan membawanya kesuatu tempat. “baiklah.. apa kita sudah sampai? Bisa aku membuka mataku sekarang?” ujar Gloria yang dalam kondisi mata tertutup karena Halley, “hampir…” timpal Halley, “sekarang kau boleh membuka matamu” ujar Halley kembali, “indah bukan?” ungkap Halley menunjukan satu pemandangan yang benar benar indah, kini mereka berada diatas sebuah bukit, mereka dapat melihat apapun dari bukit itu, awan awan gelap itu perlahan pergi, memunculkan birunya langit kembali, terlihat burung burung berterbangan diatas sana menggambarkan kebebasan, Gloria juga dapat melihat banyak bunga bunga yang sangat cantik, dan beberapa ekor kupu kupu mendekat padanya, Gloria mengangkat sebelah tangannya hingga seekor kupu kupu bersayapkan biru dengan corak hitam yang cantik hinggap dijemarinya, Gloria hanya dapat tersenyum atas apa yang dilihatnya kini, “aku harap ini akan—akan terus seperti ini” ujarnya, “akan aku pastikan itu untukmu!” jelas Halley. “ayo kita lihat seberapa hebat kau dalam memanah!” ujar Halley memberikan anak panah dan busur milik Gloria, “kau akan terkejut!” timpal Gloria.
Gloria mulai memasang sasarannya, sebuah pohon besar tepat didepannya, tangan tangan lembut Gloria mengangkat busur panah dan melayangkan anak panahnya, “waw! Itu meleset—maaf..” ujar Halley menggoda Gloria, Gloria mengambil anak panah lainnya dan meluncurkannya kembali, “Haa—tepat bukan?” ujar Gloria bangga karena anak panahnya tepat terpusat pada pohon bidikannya. “Aarrgghht!” jerit Gloria, sebuah anak panah mengenai bagian perutnya, Halley seketika langsung berubah menjadi seekor serigala dan membawa Gloria dipundaknya, ia berlari sekencang yang ia bisa.
“Ini peperangan!!!” jelas tuan Alex setelah melihat puluhan anak panah melesat dihadapannya, semua pasukan siap pada posisi mereka, membentuk barikade untuk pertahanan mereka, Gara terjatuh seketika, dan tuan Titan meraih Gara, “Alex! Anakmu!” jelas tuan Titan yang tersadar jika terjadi sesuatu pada Gloria, “uruslah anak itu! Aku akan mencari Gloria!” jelas tuan Alex, tak lama Halley muncul dalam sosok seorang manusia dengan Gloria yang terkapar dipangkuannya, tuan Alex menggapai Halley dan merangkul Gloria, lalu meminta Alex agar dapat menangani keadaan untuk sementara, dibaringkannya Gara dan Gloria di tempat peristirahatan mereka, “Haxio! Pakaikan kalung Gara pada Gloria juga!” jelas perintah tuan Alex, Haxio segera melakukannya, “ambilkan aku air kehidupan!” perintahnya sekali lagi, “ayolah—bertahanlah—ini—ini akan berhasil” ujar tuan Alex cemas dan meneteskan air kehidupan tepat diatas batu permata, hingga batu itu menyerap setiap tetesan air kehidupan “sudahlah! Pergilah, mereka butuh pemimpin, biar aku yang menangani mereka berdua” jelas tuan Titan, tuan Alex mencium kening Gloria, “kau—kau harus memutuskan koneksi diantara mereka!” ujar tuan Alex sebelum melangkahkan kakinya dan pergi.
“racun dari para Cxipto itu harus bisa ternetralisir—ayolah—aku tak mungkin membunuh salah satu diantara mereka!” ujar tuan Titan, “membunuh? Apa maksud ayah?” ujar Halley yang muncul tiba tiba, “aku harus memutuskan koneksi diantara mereka, jika tidak mereka berdua yang akan mati!” jelas ayah Halley, “tidak—ayah tidak bisa melakukannya! Pasti—pasti ada cara lain!” ujar Halley menatap tajam mata ayahnya. “jika ini berhasil—ayah tak perlu melakukannya nak!—mereka tak bereaksi apapun!” ujar tuan Titan.
Keadaan diluar sungguh kacau, Halley tak mungkin hanya berdiam diri iya kembali untuk berperang, sementara ayahnya dan Haxio menjaga Gara dan Gloria, serangan dari udara yang dilakukan para burung elang cukup membantu dalam melumpuhkan lawan, namun terlalu banyak anak panah yang pada akhirnya melumpuhkan pasukan mereka, terlebih dengan racun dari para Cxipto itu. Halley menyerang para goblin yang berada dibawah pengaruh pangeran kegelapan, beberapa kali ia terluka, namun ia harus tetap bertahan. Tuan Alex pergi kesuatu tempat untuk memastikan bahwa batu dewa tetap aman, meski ia tahu jika menghancurkan batu dewa adalah salah satu cara untuk membantai habis pasukan pangeran kegelapan, meski demikian ia tak mungkin menghancurkan pasukannya sendiri. Ia harus meraih batu itu dan membiarkan magisnya bekerja sesuai perintahnya, agar pasukannya tidak terpengaruh pada magis yang dikeluarkan oleh batu itu. Halley tahu ia harus melindungi tuan Alex ditengah tengah peperangan yang sedang terjadi.
Gara dan Gloria masih tak sadarkan diri, “ayolah nak—kalian harus bertahan!” ujar tuan Titan, kalung itu masih bersinar, dan itu adalah pertanda baik, karena jika kalung itu redup maka sesuatu yang buruk akan terjadi pada mereka berdua.
Pangeran kegelapan sama sekali tak berada disini, terlihat beberapa nox mengejar tuan Alex, dan Halley mengejarnya meski ia tak tahu harus seberapa cepat lagi ia berlari untuk menghentikan mereka. Hingga ia berhasil menggigit salah satu nox yang hampir saja menyentuh tuan Alex, dan dilemparnya nox itu oleh Halley, Tuan Alex berhasil meraih batu itu dan dengan cepat menggunakan magisnya untuk menghempaskan para pengikut penguasa kegelapan, hingga cahaya yang cukup besar menyelimuti wilayah peperangan, dan semua pengikut pangeran kegelapan berubah menjadi abu, begitu juga untuk setiap mahluk yang gugur dalam peperangan itu, sementara pasukan tuan Alex yang masih bertahan tidak terpengaruh pada kekuatan batu dewa.
“bagaimana bisa aku tidak dapat melihat keputusan pangeran kegelapan!” gerutu tuan Alex dan memasuki peristirahatan putrinya, “bagaiamana dengan anakku dan Gara?” tambahnya, “koneksi yang diciptakan Gara terlalu kuat, sulit untuk diputuskan” jelas tuan Titan, tak lama Halley muncul “mereka masih tak sadarkan diri?” ujarnya,  cahaya dari kalung itu perlahan meredup, tuan Alex meraih pergelangan Gloria menggenggamnya dengan keras, hingga akhirnya kalung rubi yang dikenakan Gloria ikut bersinar, sinar biru perlahan keluar dari rubi itu dan masuk kedalam batu permata yang ada pada kalung milik Gloria, hal itu menimbulkan efek cahaya yang lebih besar hingga orang orang yang berada disekitar Gara dan Gloria terhempas, dan akhirnya mereka berdua sadarkan diri.
Haxio dengan cepat melepaskan kalung itu setelah Gara dan Gloria membuka mata mereka, tuan Alex memeluk putrinya, “apa yang terjadi?” ujar Gloria, sepertinya Gara masih terlalu lemah untuk dapat bereaksi, “bangunlah jagoan!” seru Haxio meloncat loncat diatas tubuh Gara, “hey.. apa yang kau lakukan” ujar Gara lemah dengan seulas senyum diwajahnya, “ayolah! Kita harus memutuskan koneksi diantara kalian, batu dewa jauh lebih cukup untuk memutuskan energinya” ujar tuan Alex. “aku akan membuatkan ramuan untuk kalian, tunggulah” tambahnya lagi dan meninggalkan ruangan itu.
“Gara! Kalungmu… emm—rubinya tak lagi berwarna ” ujar Gloria saat memerhatikan kalung yang dikenakannya, “entahlah, aku juga tak mengerti” ujar Gara, ia tahu jika rubi itu telah bereaksi, energi yang ada didalamnya telah masuk pada tubuh Gloria, kini kalung itu tidak sekuat seperti semula, “maaf!” ujar Gloria, “apa kau sedang meminta maaf  kerena kalung itu tak lagi memiliki warna?” ujar Gara dengan seulas senyumnya, “boleh aku tahu mengapa kau tak pernah ingin melakukan koneksi denganku? Selain kau takut jika aku akan terluka jika kau terluka… bahkan kini aku hampir saja membunuhmu” ujar Gloria, “iya! Kau begitu ketakutan jika kau harus melakukan koneksi dengan Gloria” tambah Halley, “Haxio! Pergilah memeriksa keadaan pasukan kita!” ujar tuan Titan, “aku akan menemui ayahmu” ujarnya lagi pada Gloria.
Susana menjadi hening sejenak, Gara mencoba mengambil nafas, “bukan karena aku takut, sama sekali bukan itu alasanku, melakukan koneksi denganmu sungguh aku ingin bahkan aku selalu ingin bisa melakukannya, aku ingin bisa melihat apa yang kau lihat, bisa merasakan apa yang kau rasakan, aku selalu ingin bisa melihat kedalam pikiranmu… melakukan semacam emm—koneksi denganmu… aku hanya tak ingin kau terluka disaat aku terluka—hanya itu” jelas Gara, meski ia harus berbohong untuk ucapan terakhirnya, Gara hanya takut jika Gloria menyadari sesuatu yang saat ini tak diketahuinya, jelas mengenai apa yang dirasakan Gara untuknya, Gara hanya tak ingin merubah segala sesuatu yang telah dijalaninya bersama Gloria dan ia tahu hanya Halley yang ada dihati Gloria, dengan sangat jelas Gara dapat merasakan hal itu, “setidaknya tuan Alex akan memutuskan koneksi yang kau buat untuk Gloria, jadi kau tak perlu merasa cemas lagi bukan?” jelas Halley dan pergi meninggalkan mereka berdua.
Keadaan semakin buruk, meski pasukan pangeran kegelapan telah berubah menjadi abu karena magis dari batu dewa, namun tentu itu hanya sebagian kecil dari pasukannya, sementara pasukan tuan Alex terlalu banyak yang berguguran, rasanya tak akan pernah bisa sebanding, tuan Alex harus mengatur rencana kembali dan lebih waspada, bagaimanapun pangeran kegelapan telah berhasil menutup pikirannya sehingga tuan Alex tak dapat melihat atau membaca mengenai setiap tindakan dan rencana dari pangeran kegelapan, jika ia benar tuan Jack yang memberitahu pangeran kegelapan atas apa yang bisa dilakukan oleh tuan Alex, karena sekarangpun tuan Alex tak bisa melakukan pengelihatan atau masuk dalam pikiran rekannya itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar