Silahkan
baca cerita sebelumnya di FF_Satu…
Sudah
beberapa minggu ini mereka melakukan perjalanan untuk menemukan ayah Gloria,
dengan petunjuk yang mereka temukan digudang tempat ayah Gloria biasa bekerja
melakukan penelitian penelitiannya, hanya sebuah foto yang mereka temukan
disana terlihat ayah Gloria bersama dengan dua orang temannya, tepat dibelakang
foto itu ada sebuah alamat, yang entah itu alamat siapa, tapi Gloria yakin foto
itu akan membawanya keseseorang yang sangat mengenal ayahnya.
“perjalanan?
Apa yang sedang kalian cari? Sebagai rasa terima kasihku pada kalian bisakah
aku ikut? Setidaknya aku bisa membantu kalian saat terjebak dalam situasi
tertentu..” pinta Halley, “bahkan kau kalah melawan Ogre! Bagaimana kau bisa
membantu kami? Tak perlu, kembalilah pada keluargamu..” ujar Gloria. Mereka
bertiga terdiam sejenak, matahari mulai terbenam, “baiklah, lihatlah nanti saat
bulan muncul, dan aku akan menunjukan cara bagaimana aku dapat melindungi
kalian berdua” Ujar Halley.
Gloria
terus menatap foto ayahnya, dia bahkan tak tau kapan terakhir kali ia melihat
ayahnya tersenyum seperti dalam foto itu, ibunya telah lama meninggal tak lama
saat ayahnya menghilang, dan dia tinggal bersama neneknya yang sangat
bersahabat dengan kakek dari Gara, jadi tak heran kalau kini mereka juga
berteman akrab.
Gloria
memejamkan mata hanya untuk kembali ke masa lalu, mencari jejak yang mungkin
dapat membawanya ketempat dimana ayahnya berada, meski ia tak tahu apakah
ayahnya masih bernafas atau tidak, tapi keyakinan bahwa ayahnya masih hidup
sangat besar, lagi, lagi dan lagi saat ia selangkah mendekati jawabannya
pengelihatnya menjadi gelap kembali. Saat ia membuka mata terlihat setangkai
bunga lily terbang dihadapannya, dan Gloria tersenyum seraya menggapai bunga
itu “terima kasih Gara.. “ ujarnya sambil memegang lembut bunga itu.
“kapanpun.. hey ayolah kita semakin dekat bukan?” ucap Gara dan menghampiri
Gloria lalu terduduk disampingnya.
Terdengar
suara gemerisik dibalik semak semak, mereka berdua tersentak dan berdiri,
memastikan apa yang ada dibalik semak semak itu, Gara bersiap dengan tongkat
sihirnya dan Gloria melihat dalam pikirannya, dan tiba tiba serigala besar
muncul dan melompat dari semak semak itu, dan mereka terjatuh karenanya,
“terkejut?” ucap serigala itu yang perlahan berubah menjadi sosok manusia yang
dikenal keduanya “Ha—Halley !” ujar mereka berdua. “masih ada alasan kalian
untuk menolakku lagi? Aku tidak suka hutang budi, setelah perjalanan kalian
selesai aku juga akan pergi… tenang saja, lagi pula kalian tak tahu mahluk apa
yang ada didalam hutan kan.. Haa!” ujar Halley, “baiklah saat matahari terbit
kita akan pergi kearah timur” Ucap Gara, “Gloria, beristirahatlah, kita harus
bersiap untuk besok” tambah Gara.
Keesokan
harinya mereka berkemas dan bergegas, mereka mulai masuk kedalam hutan, yang
penuh dengan mitos, kebanyakan orang menyebutnya hutan terlarang, sebenarnya
tak heran jika ada Ogre ada didalamnya, “berhati hatilah sebelum Ogre itu
menyerangmu kembali, Haa!” cemooh Gara, “kau adalah manusia serigala, bagaiman
bisa kau kalah dari Ogre” tambah Gara. “kau pikir apa yang kau bisa lakukan
saat kau sedang tertidur lalu Ogre tiba tiba datang menyerangmu? Ungkap Halley,
“Hei—hei!! Sudahlah” ucap Gloria. “sebenarnya apa yang kalian cari?” Tanya Halley
Gloria
menceritakan tentang ayahnya pada Halley, Halley begitu memerhatikan setiap
cerita Gloria, bahkan Gara merasa diacuhkan oleh mereka berdua. Sudah dua hari
sejak mereka melanjutkan perjalan mereka dan mereka tak menemukan apapun,
mereka kelaparan dan kehausan, persediaan perbekalan mereka semakin berkurang
dan habis pada akhirnya. Namun mereka terus melakukan pencarian mereka “Hey
tunggu… !” Sontak Gloria menghadang langkah Gara dan Halley, sejenak Gloria
menutup matanya untuk melihat dan… ia berlari secepat yang ia bisa tanpa
menjelaskan apapun pada Gara dan Halley, Gloria menarik lengan Gara dan Halley
dengan cepat, mereka berdua saling menatap dan berlari, seketika Halley berubah
kembali menjadi serigala dan mengejar
Gloria.
“sungai..
kita menemukan sungai..” Ujar Gloria bersemangat dan langsung meminum air dari
sungai itu, membasuh wajahnya dengan kesegarannya, “disini pasti ada ikan, kita
bisa makan itu” tambahnya. “hey, kalian kenapa meninggalkanku begitu saja!”
keluh Gara, “lamban…” ungkap Halley dan melepas bajunya untuk berenang membilas
badannya dan memburu ikan ikan yang ada disungai itu. Dan Gloria tak bereaksi
apapun selain tersenyum atas apa yang telah ditemukannya.
Halley
masih ada didalam sungai entah apa yang ia lakukan didalam sana. Gloria menatap
kearahnya, “Hey, kau menyukainya?” ucap Gara, “kenapa? Kau tidak?, aku melihat
kedalam dirinya, dia—dia juga kehilangan orang tuanya saat ia masih kecil, dan…
oohh Gara ayolah kenapa aku harus menyukainya, jangan tatap aku seperti itu
lagi oke!” ucap Gloria dan berdiri dari tempatnya, sekali lagi ia membasuh
wajahnya menimati bagaimana air itu begitu segar diwajahny dan meminum air
sungainya. Gara mengikuti setiap langkah Gloria, “kau tak pernah menatap
seseorang seperti itu” ujar Gara, “bahkan kau mengacuhkanku saat kalian sedang
asyik berbincang bukan?” tambahnya lagi. Gloria mengalihkan pandangannya pada
Gara dan hanya bereaksi dengan menggelengkan kepalanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar