Jumat, 03 April 2015

FF_Dua

Silahkan baca cerita sebelumnya di FF_Satu
Sudah beberapa minggu ini mereka melakukan perjalanan untuk menemukan ayah Gloria, dengan petunjuk yang mereka temukan digudang tempat ayah Gloria biasa bekerja melakukan penelitian penelitiannya, hanya sebuah foto yang mereka temukan disana terlihat ayah Gloria bersama dengan dua orang temannya, tepat dibelakang foto itu ada sebuah alamat, yang entah itu alamat siapa, tapi Gloria yakin foto itu akan membawanya keseseorang yang sangat mengenal ayahnya.
“perjalanan? Apa yang sedang kalian cari? Sebagai rasa terima kasihku pada kalian bisakah aku ikut? Setidaknya aku bisa membantu kalian saat terjebak dalam situasi tertentu..” pinta Halley, “bahkan kau kalah melawan Ogre! Bagaimana kau bisa membantu kami? Tak perlu, kembalilah pada keluargamu..” ujar Gloria. Mereka bertiga terdiam sejenak, matahari mulai terbenam, “baiklah, lihatlah nanti saat bulan muncul, dan aku akan menunjukan cara bagaimana aku dapat melindungi kalian berdua” Ujar Halley.
Gloria terus menatap foto ayahnya, dia bahkan tak tau kapan terakhir kali ia melihat ayahnya tersenyum seperti dalam foto itu, ibunya telah lama meninggal tak lama saat ayahnya menghilang, dan dia tinggal bersama neneknya yang sangat bersahabat dengan kakek dari Gara, jadi tak heran kalau kini mereka juga berteman akrab.
Gloria memejamkan mata hanya untuk kembali ke masa lalu, mencari jejak yang mungkin dapat membawanya ketempat dimana ayahnya berada, meski ia tak tahu apakah ayahnya masih bernafas atau tidak, tapi keyakinan bahwa ayahnya masih hidup sangat besar, lagi, lagi dan lagi saat ia selangkah mendekati jawabannya pengelihatnya menjadi gelap kembali. Saat ia membuka mata terlihat setangkai bunga lily terbang dihadapannya, dan Gloria tersenyum seraya menggapai bunga itu “terima kasih Gara.. “ ujarnya sambil memegang lembut bunga itu. “kapanpun.. hey ayolah kita semakin dekat bukan?” ucap Gara dan menghampiri Gloria lalu terduduk disampingnya.
Terdengar suara gemerisik dibalik semak semak, mereka berdua tersentak dan berdiri, memastikan apa yang ada dibalik semak semak itu, Gara bersiap dengan tongkat sihirnya dan Gloria melihat dalam pikirannya, dan tiba tiba serigala besar muncul dan melompat dari semak semak itu, dan mereka terjatuh karenanya, “terkejut?” ucap serigala itu yang perlahan berubah menjadi sosok manusia yang dikenal keduanya “Ha—Halley !” ujar mereka berdua. “masih ada alasan kalian untuk menolakku lagi? Aku tidak suka hutang budi, setelah perjalanan kalian selesai aku juga akan pergi… tenang saja, lagi pula kalian tak tahu mahluk apa yang ada didalam hutan kan.. Haa!” ujar Halley, “baiklah saat matahari terbit kita akan pergi kearah timur” Ucap Gara, “Gloria, beristirahatlah, kita harus bersiap untuk besok” tambah Gara.
Keesokan harinya mereka berkemas dan bergegas, mereka mulai masuk kedalam hutan, yang penuh dengan mitos, kebanyakan orang menyebutnya hutan terlarang, sebenarnya tak heran jika ada Ogre ada didalamnya, “berhati hatilah sebelum Ogre itu menyerangmu kembali, Haa!” cemooh Gara, “kau adalah manusia serigala, bagaiman bisa kau kalah dari Ogre” tambah Gara. “kau pikir apa yang kau bisa lakukan saat kau sedang tertidur lalu Ogre tiba tiba datang menyerangmu? Ungkap Halley, “Hei—hei!! Sudahlah” ucap Gloria. “sebenarnya apa yang kalian cari?” Tanya Halley
Gloria menceritakan tentang ayahnya pada Halley, Halley begitu memerhatikan setiap cerita Gloria, bahkan Gara merasa diacuhkan oleh mereka berdua. Sudah dua hari sejak mereka melanjutkan perjalan mereka dan mereka tak menemukan apapun, mereka kelaparan dan kehausan, persediaan perbekalan mereka semakin berkurang dan habis pada akhirnya. Namun mereka terus melakukan pencarian mereka “Hey tunggu… !” Sontak Gloria menghadang langkah Gara dan Halley, sejenak Gloria menutup matanya untuk melihat dan… ia berlari secepat yang ia bisa tanpa menjelaskan apapun pada Gara dan Halley, Gloria menarik lengan Gara dan Halley dengan cepat, mereka berdua saling menatap dan berlari, seketika Halley berubah kembali menjadi serigala  dan mengejar Gloria.
“sungai.. kita menemukan sungai..” Ujar Gloria bersemangat dan langsung meminum air dari sungai itu, membasuh wajahnya dengan kesegarannya, “disini pasti ada ikan, kita bisa makan itu” tambahnya. “hey, kalian kenapa meninggalkanku begitu saja!” keluh Gara, “lamban…” ungkap Halley dan melepas bajunya untuk berenang membilas badannya dan memburu ikan ikan yang ada disungai itu. Dan Gloria tak bereaksi apapun selain tersenyum atas apa yang telah ditemukannya.
Halley masih ada didalam sungai entah apa yang ia lakukan didalam sana. Gloria menatap kearahnya, “Hey, kau menyukainya?” ucap Gara, “kenapa? Kau tidak?, aku melihat kedalam dirinya, dia—dia juga kehilangan orang tuanya saat ia masih kecil, dan… oohh Gara ayolah kenapa aku harus menyukainya, jangan tatap aku seperti itu lagi oke!” ucap Gloria dan berdiri dari tempatnya, sekali lagi ia membasuh wajahnya menimati bagaimana air itu begitu segar diwajahny dan meminum air sungainya. Gara mengikuti setiap langkah Gloria, “kau tak pernah menatap seseorang seperti itu” ujar Gara, “bahkan kau mengacuhkanku saat kalian sedang asyik berbincang bukan?” tambahnya lagi. Gloria mengalihkan pandangannya pada Gara dan hanya bereaksi dengan menggelengkan kepalanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar