“coba
lihat ini..” pria itu mengeluarkan tongkat sihirnya dan mengucapkan sebuah
mantra yang Gloria tak tahu itu apa, pria itu mengayunkan tongkatnya dan tiba
tiba mengeluarkan banyak sekali kupu kupu yang sangat cantik, Gloria terpaku
dan hanya tersenyum melihat satu per satu kupu kupu itu bermunculan dan terbang
dengan indah lalu melewatinya, tak jarang kupu kupu itu memutari tubuh Gloria,
sekali lagi Gloria tak pernah berhenti tersenyum, tampak raut wajahnya begitu
bahagia, “kau menyukainya?” Ucap pria itu lagi. “kau selalu tahu bagaimana
membuatku tersenyum Gara, dan terima kasih untuk itu” ujar Gloria pada sosok
yang berpostur tinggi, berkulit putih dengan mata biru itu. Gara hanya
tersenyum menanggapi ucapan Gloria.
Gara
memiliki kekuatan magis dalam dirinya, sama seperti ayah dan kakeknya, entah
dari mana dan mengapa kekuatan magis itu muncul dalam diri Gara, Gloria sangat
terkejut saat pertama kali Gara, sahabatnya sejak ia kecil menunjukan hal hal
yang magis terhadapnya.
Saat
ini perasaan Gloria sedang kalut, ayahnya telah lama pergi dan menghilang tanpa
ada kabar, dan hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke 18 tahun. Ayah
Gloria adalah seorang ilmuan, banyak kabar yang beredar jika ayah Gloria,
disandera oleh mahluk mahluk mistis, disembunyikan disuatu tempat yang tak
mudah dijangkau oleh manusia biasa, dan ayahnya telah menghilang sejak 10 tahun
terakhir.
“Happy
Birthday Gloria..” ucap Gara dan menunjukan sebuah kotak berwarna coklat
dihadapannya, Gloria menerimanya dengan sangat senang, wajahnya tersenyum meski
hatinya terluka karena dihari ulang tahunnya, ia hanya seorang diri, itu yang
ia rasakan meski bahkan Gara selalu ada disampingnya, Gloria membukanya
perlahan, didapatinya sebuah kalung dengan rubi merah sebagai bandulnya, sangat
cantik.. “kau suka? Coba lihat ukirannya ..” tambah Gara, “ini sangat indah… G,
itu inisial namaku bukan?” ucap Gloria, “ G untuk Gloria.. dan G untuk…” –
“tolong… arrgghhhh “ teriak seseorang dari kejauhan “ hey kau dengar itu?,
sepertinya seseorang membutuhkan bantuan” sela Gloria dan kemudian berlari
kearah sumber suara itu, sepertinya tak jauh dari tempat Gloria dan Gara
berpijak kini, mereka berlari masuk lebih dalam kedalam hutan, dan menemukan
seseorang terluka, kakinya sangat terluka penuh dengan darah, Gloria langsung
meraih pria itu dan melihat seberapa parah luka yang dideritanya, “apa kau
bisa?” ujar Gloria menatap Gara, “Gara adakah mantra yang bisa menyembuhkannya…
cepatlah dia terlihat sekarat” panik Gloria, “entahlah, sepertinya tulang
kakinya patah” ujar Gara, “hey ini akan sedikit terasa sakit ..” ujar Gara pada
pria yang meringis kesakitan itu dan mengeluarkan tongkat sihirnya lalu
mengayunkannya dan pria itu berteriak cukup keras dan kemudian tak sadarkan
diri.
Gara
dan Gloria membawanya dan kini pria itu dirawat diperkemahan mereka, tiga hari
berlalu dan pria itu masih tak kunjung sadarkan diri.
“kau
yakin saat itu tak salah mengucapkan mantra? Tanya Gloria pada Gara, “ahh
entahlah, tapi aku yakin itu mantra yang tepat, setidaknya dia tak mati bukan,
dia masih bernafas, apa kau tak bisa membaca keadaannya? Melihat apa yang
membuatnya seperti itu?” ungkap Gara, “aku sempat membacanya masuk kedalam
pikirannya, dia diserang Ogre..”–“ Ogre? Apa yang dilakukannya disini? Ini
terlalu dekat dengan penduduk desa, kalau sampai ia masuk desa, akan sangat
berbahaya” ujar Gara cemas.
Ogre
adalah sebuah raksasa humanoid, kejam, dan mengerikan, mereka dikenal suka
memakan manusia, mahluk dengan kepala besar, rambut yang panjang dan jenggot,
mereka juga memiliki perut besar dan tubuh yang besar.
“aku
melihat Ogre itu masuk jauh kedalam hutan setidaknya aku tidak melihat ia akan
masuk ke desa..” ungkap Gloria. “syukurlah kalau begitu, kau bisa melihat jauh
kemasa silam dan masa depan, tapi benarkah kamu tidak melihat tanda tanda
keberadaan ayahmu?” Tanya Gara “entah, aku telah mencobanya tapi tak ku temukan
apapun, seperti ada sesuatu yang sangat gelap yang menghalangi pengelihatanku”
ujar Gloria dan seketika wajahnya murung.
“ohok..
ohok..” terdengar seseorang dari dalam tenda mereka, pria itu sadarkan diri,
tiga hari waktu yang cukup lama dan pria itu tentu belum makan apapun, Gloria
menyiapkan makanan, benar benar dengan rakus pria itu memakan setiap makanan
yang disajikan Gloria, dia benar benar kelaparan, Gloria dan Gara hanya saling
menatap melihat cara pria itu makan. “Jadi? Siapa namamu?” Tanya Gara. “aku?
namaku Halley, dan emm—terima kasih kalian telah meyelamatkanku, aku hampir
saja mati oleh mahluk mengerikan itu” Ujar Halley dan menghentikan makannya, “Ogre?
Apa yang membuat dia menyerangmu?” Tanya Gara lebih penasaran sambil memberikan
minuman pada Halley. “kau tahu? Entah mungkin dia kelaparan, itu bukan urusanmu
kan. Lalu siapa kalian?” ujar Halley, “aku Gara, Gara Peterson, dan ini Gloria,
Gloria Hadcwix… pergilah jika kau sudah sangat merasa sehat, aku dan Gloria
harus melanjutkan perjalan kami” ungkap Gara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar