Minggu, 11 Oktober 2015

INSPIRATOR MENGINSPIRASI

24 jam yang tak bisa produktif, kesehatan yang menurun membuatku hanya bermalas-malas ria, sampai akhirnya kunyalakan televisi. Ada sebuah tayangan pagi mengenai seorang ibu rumah tangga yang boleh kubilang sungguh luar biasa, terlrpas dari masa lalunya, kini ia adalah ibu dari banyak anak anak yang menggemaskan. Ceritanya dulu hanya sebatas berbagi dengan menutup mata, kini lebih dari sekedar berbagi, beliau adalah sosok baru yang menginspirasiku. Aku lupa nama daerah mana tempat ia mengabdikan dirinya, tak hanya sebagai ibu yang memberi kasih sayang terhadap anak-anak kandungnya tapi juga untuk anak anak yang banyak menghabiskan waktu dijalanan. Mendirikan sebuah yayasan untuk menyelamatkan hak pendidikan anak negeri. Disinilah aku yang masih saja terkagum oleh ibu dari 3 orang anak tersebut. Beliau tak hanya cantik fisik, namun nurani menambah aura kecantikannya. Lalu aku bertanya pada diriku sendiri "Apa yang telah kulakukan untuk sesama? masihkah aku sibuk dengan duniaku sendiri?" lama sekali hingga akhirnya jawaban yang kutemukan membuat hati ini merintih, nyatanya aku masilah aku yang sibuk dengan duniaku sendiri, tanpa peduli. 
Masa lalu memang bagian dari kehidupan, karena tanpanya jelas keberadaan kitapun akan dipertanyakan kini. Masa lalu akan banyak memberikan ilmu, buruknya masa lalu tak menjadikan masa depan menjadi suram, kelamnya masa silam tak menentukan terpuruknya masa kini, ya dengan catatan adanya perubahan. Hal-hal besar tak akan ada tanpa adanya hal kecil, dari hal kecillah kita memulai, dari hal kecil kita bertindak nyata hingga akhirnya akan menjadi besar dengan sendirinya. Disinlah hati akan sangat berperan, bagaimana kita mencintai apa yang kita lakukan, maka disitu akan ada kebahagiaan, mungkin kebahagiaan yang tak pernah sederhana.
Menjelang sore masih aku berkutat dengan televisi mengabaikan tugas-tugas yang sudah mencemari peikiranku. Kini datang dari seorang anak muda yang berjiwa punk, yang boleh kubilang dia juga sangat menginspirasi. Bersama istrinya dia menjalani kehidupannya dengan penuh arti untuk sesama. Lagi, berawal dari masa lalu yang kelam, membuat hati dan raganya bangkit, seolah berkata "cukuplah aku yang merasakannya, dan tak ada yang lain" kurasa jika tak salah dulunya adalah sebuah yayasan adik-kakak yang kini bermetamorfosa, di Bandung, dan sungguh aku ingin tahu itu dimana. Keuntungan dari penjualan t-shirt dengan tulisan-tulisan yang menginspirasi digunakannya untuk bebagi, mengajar, mendidik benar benar jiwa seoarang guru. Hatinya yang mungkin kini terdapat bekas-bekas luka masa lalu yang masih berbekas membuatnya banyak menyelamatkan terutama dalam prihal pendidikan dan kasih sayang. Indah melihat semuanya, saling peduli dan tak berhenti pada kata kasihan, memberi kasih tanpa pamrih. Lagi... aku bertanya pada diriku sendiri "Apa yang telah kulakukan untuk sesama? akankah aku bisa menjadi seperti mereka? yang bisa menginspirasi?" satuhal yang kusuka dari mas-mas yang aku lupa namanya *ups* "Hanya ingin mengajarkan mereka bagaimana untuk bermimpi, lalu mengarahkannya". Tak berhenti pada sebuah kata mimpi tapi juga menyulamkan sayap-sayap untuk anak didiknya mulai dengan beberapa pertanyaan yang jawabannya tak hanya direalisasikan dalam bentuk lisan.
1. Apa mimpimu dimasa depan?
2. Kamu tahu bagaimana cara untuk kesana?
3. Apa yang harus kamu lakukan untuk meraihnya?


"Jangan pernah merasa tinggi, karena langitpun tak pernah bilang bahwa dirinya tinggi"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar