Senin, 07 Desember 2015

2 Kepribadian

Entah, tak ada alasan pasti mengapa judul yang dipilih adalah "2 Kepribadian", nyatanya selalu ada sisi lain dalam diri seseorang, entah yang baru dimunculkan atau yang baru saja ketahuan. Masih ingat dengan kata-kata seseorang yang cukup kusegani dulu, pada akhirnya dia berkata "Terkadang kita harus menjadi orang lain agar dapat diakui, dan sekarang ini diri saya yang tak bisa saya tunjukkan kemarin". Saat mendengarnya, mmm sedikit membingungkan tepatnya kaget melihat perubahan seseorang dalam kurun waktu yang singkat, yang kukenal selama 2 tahun nyatanya berubah dalam waktu beberapa hari saja, seolah mengenal sosok baru yang tak pernah ku temui sebelumnya. 
Nyatanya akupun pernah seperti itu, menjadikan diri seperti apa yang orang lain inginkan, faktanya keberadaanku lebih "terlihat" saat tidak menjadi diri sendiri, pengakuan diri oleh orang lain tak bisa diacuhkan, sudah berapa banyak orang yang mengatakan padamu seperti ini "Just be your self, no matter what they say". Sayang tak semua orang bisa memahami satu sama lain, untuk orang-orang tertentu mereka akan berusaha keras agar bisa terlihat, dan lainnya mereka dapat terlihat dengan mudah. 
Nyatanya tak semua orang bisa menunjukkan diri mereka seperti yang mereka inginkan. Respon yang didapat ketika orang yang selalu menunjukkan A kemudian bersikap B beragam, mulai dari sesuatu yang bisa kau anggap bercanda sampai serius. Ini mirip sepeti seseorang yang baru saja kau kenal, kau akan melihatnnya seperti A dan lama kelamaan semakin kau mengenalnya kau akan menyebut dia B. 
Ini hanya apa kataku saja, aku sepakat pada perkataannya dimana ada kalanya menjadi orang lain perlu untuk kita lakukan, mungkin bisa dibilang adaptasi, ketika kau egois dengan dirimu sendiri tapi lingkungan tak menerima, apakah itu akan baik-baik saja? Pada akhirnya kata-kata "Udahlah, jangan pedulikan apa kata orang, mereka gak kenal kamu" kadang aku hanya bisa tergelitik, nyatanya ucapan tetaplah ucapan, ketika seseorang saling menilai mana bisa diabaikan? terlepas itu sesuatu yang baik atau buruk sekalipun, ucapan orang tetaplah sesuatu yang kita dengar pada akhirnya, dan sadar atau tidak hati dan pikiran akan merespon meski ingin rasanya untuk diabaikan.
Untuk diriku yang tak sempat kukenal selalu ku katakan " bertahanlah, dirimu yang satu ini nyatanya lebih disukai orang lain, dirimu yang seperti ini lebih bisa terlihat, bertahanlah, jalani waktumu, akan ada ruang dimana kau bisa kembali pada dirimu, ketika orang lain belum bisa melihat itu paling tidak akan ada 1 orang yang mengetahuinya, dirimu tak sepenuhnya tenggelam, jangan tunjukkan jika kau tak siap, jangan tunjukkan pada mereka, karena dirimu yang seperti ini nyatanya mereka suka, nyatanya mereka bisa melihatmu, tak apa... orang lain tak perlu tahu siapa dirimu". 
Munafik karena tak bisa menjadi diri sendiri? kalian bebas menilai, ini diriku bukan kalian, ini waktuku bukan waktumu, karena ini ceritaku bukan ceritamu.
Sekarang aku adalah aku yang kutunjukkan, tak semua baru sebagian besar, nyatanya masih ada yang kusembunyikan.


Created by

-I.P.P-

Rabu, 02 Desember 2015

Sisi yang hilang

Sisi manusiaku memudar tanpa noda, tak ada bercak sebagai penanda, tak ada runutan untuk mencari jejak agar kutemukan kembali sisi manusiaku yang hilang. Tak ada aktivitas yang terdeteksi, tak bisa kuukur dimana awal dan akhirnya. Sisi manusiaku hilang, tak semua, sebagaian kecil, hanya saja aku takut lupa, lupa sampai akhirnya semuanya tak berbekas lagi, tak lagi merasa menjadi beku dan batu. Bisa dibilang, aku perlu amunisi, tapi entah mana yang akan berpengaruh, kembali meningkatkan aktivitas, tak lagi ada sumbu datar yang tak memuncak, Waktuk tak lagi reaktif, terlalu tenang dan stabil, dan aku tak menyukainya, Aku manusia setengah mati dan hidup, bukan zombie, entah harus menyebutnya apa. Hanya perlu beberapa uluran tangan untuk membuatku kembali beranjak, sungguh terlalu hening, ada tawa yang kurindukan, ada tangis yang bahkan ingin kulihat lagi, atau pertikaian yang lama tak terdengar. Aku rindu duniaku yang tak tenang, kini berharap waktu masih memberiku waktu untuk bernafas lebih lepas, untuk melangkah lebih bebas tanpa tembok.

Abu

Hai jiwa yang tengah mencari arah, masihkah kau tersesat dalam menemukan rumahmu?
Barikade abjad mungkin tak bisa membantu mencari jalan
Untaian kata tak bisa memberimu penunjuk arah untuk melangkah
Paling tidak, patahan kata ini akan menjadi sahabatmu
Karena bersahabat dengan abjad membuatmu tak ada dalam ragu
Berbicalah, dia akan menjadi pendengar yang baik
Menulislah, dia akan menjadi kertas kosong untukmu
Karena, abjad memiliki nyawanya sendiri
Bukan sekedar asa dan rasa
Ini aku, abjad yang selalu menjadi pemerhati dalam jarak
Tersenyumlah, menangislah, marahlah jika itu yang kau butuhkan
Tapi ingat untuk memastikan jantungmu tetap berdetak
Jangan lupa mengambil nafas
Hidup tak sesulit itu, dan tak sebercanda itu
Bahagialah, dimanapun itu, bersama siapapun kamu
Tak udah cemas ataupun dalam gundah
Nadimu akan behenti jika saatnya tiba, tunggulah saat itu tiba
Sambil menunggu, hiduplah dengan baik, kau manusia harus bisa menikmatinya dalam syukur
Oke?