Minggu, 26 Juni 2016

Kau

Kebekuan itu mulai terpecahkan perlahan
Kau pemecah keheningan
Bisakah, aku merasakan ini?
Jika aku mengaksara, akankau kau izinkan?
Karena.. hanya karena aku suka, dan itu cukup
Aku kembali tersenyum, dan aku tak membutuhkan alasan untuknya
Berhentilah menyebut sebuah nama
Kau tau, dirinya atau aku tak menyukainya
Berhentilah kau memecahkan segalanya
Cukuplah menjadi seorang adik yang baik, oke?
Adik baru, jangan nakal dan tetap tenang seperti sekarang
Doaku untukmu, bahagialah
Dan.. Mimpimu itu, raihlah ^^

Jumat, 24 Juni 2016

Buatku Terjatuh Lagi #Joo

Titik kerinduanku kembali memuncak pada satu titik yang lain
Dulu, terpana pada secarik kertas diantara hamparan kertas lainnya
Sejenak kuabaikan, detik waktu pada akhirnya berbisik padaku "Cobalah"
Jemariku pada akhirnya menari pada sebuah halaman web
Mataku terus menggerakkan sebuah halaman, tak asing
Pada satu titik, langkah kakiku melangkah lagi, akhirnya aku berpijak
Yang aku takut, aku berpijak namun tak berjejak
Waktu terus mengelabuiku, ku kira ia menjebakku 
"Lihat, ini tak seperti yang aku inginkan" ujarku pada detik itu
Ku bilang, waktu hanya memintaku menunggu lebih lama
Tak ada kabar yang kudengar, semua hanya sebuah ruang kosong tanpa aksara
Waktu akhirnya mengetuk, mengundangku masuk pada sebuah rumah 
Aku melingkar di dalamnya, bermain dengan imajinasiku sendiri
"Rencana apa lagi yang Tuhan aturkan untukku?"
Mungkin bukan keasingan, hanya ketidaknyamanan membuatku ingin pergi
Waktu kembali menarikku, menggodaku seperti biasanya
Tak seperti lingkaran lainnya, aku tak jatuh cinta, nyamanpun tidak
Ku "coba" mengakrabkan diri, hingga akhirnya aku terjebak dengan sendirinya
Waktu tak lagi menahanku, tapi aku yang ingin bertahan
Waktu tak lagi menjebakku, tapi aku yang melibatkan diriku masuk kedalamnya
Waktu tak lagi menggodaku, tapi ada sebuah rasa yang kutinggalkan
Sengaja, agar aku bisa kembali dan kembali lagi
Waktu tak lagi memaksaku datang, tapi kakiku terus melangkah pada arah yang sama
Lingkaran ini sama, namun berbeda
Ku bilang, aku kembali terjatuh, dan aku menyukainya
Lingkaran ini membuat gaduh, dan aku suka
Peduli berbagi, patahan kata yang membuatku jatuh cinta
Boleh ku bilang... aku mulai merasa kehilangan
Rasanya aku rindu pada sisi yang membuatku menjadi manusia
Ada bagian yang kini patah, patahan itu mengikis kembali sisi manusiaku
Perlahan kegaduhan menjadi hening dengan sendirinya
Perlahan tawa-tawa itu memudar dan aku mulai kehilangan setiap bayangannya
Boleh ku bilang rasa ini pun mulai kehilangan bayangannya?
Hanya, rumah yang ramai itu menjadi terlalu kosong
Ku kira ini hanya kecemasan semu, aku tahu ini hanya sementara, waktupun tahu itu
Kini aku hanya menunggu, sampai waktu akan menghampiriku lagi
Sampai waktu akan menggodaku lagi
Sampai waktu akan membuatku jatuh cinta lagi
Rasaku hanya terkikis sedikit, waktu akan memulihkannya bukan?
Sebuah titik rinduku yang lain untuk sebuah lingkaran yang manis dan hangat ^^

Kamis, 23 Juni 2016

Titik Kerinduan


Anggaplah sedang rindu untuk mengaksara, beberapa hari ini merasa ada yang salah dengan hati dan pikiran, dua hal yang seharusnya saling sejajar ini, sudah beberapa hari berjalan tak beriringan, ketika raga di tempat A, namun hati di tempat B dan pikiran di tempat C. Alasannya? Tak ada yang pasti, hanya ada sebuah kekosongan. Mungkin aku sedang merindukan sesuatu, akan sebuah rutinas yang kini tak lagi kujalani, haruskah aku mencari sebuah lingkaran baru? atau kembali pada lingkaran lamaku? Tak ada yang membedakan keduanya, persamaannya adalah aku akan menjadi orang asing lagi. Tak dipungkiri, aku hanya akan menjadi orang asing saat aku kembali, meskipun aku ingat banyak hal, tak akan kusalahkan jika mereka justru lupa akan keberadaanku dulu. Jikapun harus mencari lingkaran baru, menjadi asing adalah hal yang pasti, namun siapkah? kemauanku hanya sekadar kemauan tanpa tekad, hanya takut jika langkah ini tak berpijak kuat, terlalu banyak sisi manusiaku yang perlahan pudar terutama jika berbicara soal kepedulian, seolah kami tak pernah melangkah bersama lagi. 
Ada sebuah lingkaran yang kini sedang ku pijaki, aku juga sering bercerita tentangnya, sebuah lingkaran dimana aku tak banyak melingkar didalamnya, namun justru aku kerap kali mengeluh. Tapi tahukah? aku suka saat aku mengeluh pada seseorang, akhirnya ada yang bisa aku ajak bicara, aku tak lagi menyimpannya sendirian, seringnya ku keluhkan hal-hal yang justru tak perlu aku mengeluhkannya, tapi aku tetap melakukannya hanya sekedar untuk berbicara. Mungkin aku adalah jiwa yang kesepian, tak banyak orang yang selalu bercerita di media sosial, atau membuat blog untuk diarinya yang akan dibaca oleh orang-orang yang mungkin tak mengenalmu. Tapi aku suka, tak peduli orang lain menyebutku apa, aku hanya akan melakukan apa yang aku suka.
Akhir-akhir ini titik kerinduanku memuncak pada beberapa lingkaran. Hanya biarkan aku dengan kerinduanku, semoga aku dan kepedulian bisa kembali mengirama, mungkin kekosongan saat ini karena dia menghilang perlahan. Aku butuh amunisi untuk diriku sendiri, kembali beranjak dan melangkah, kembali bergerak dan mengirama, kembali untuk menguatkan sisi manusiaku yang pudar. Kekosongan ini aku benar-benar tak menyukainya...

Jumat, 03 Juni 2016

#P.A.T.A.H #Sumedang #MM



Patah? entahlah, mungkin seperti patahan waktu atau patahan memori, dari sekian banyak waktu yang sudah kuhabiskan sampai detik ini, dari sekian banyak memori yang bisa aku ingat dan tersimpan dalam sebuah kotak waktu yang tak hanya kumiliki sendiri. Senja menggerakkan jemariku untuk membuka sebuah folder setahun silam, “Dok. KKN”. Sudah pernah kuceritakan kehidupan 40 hari ku, bersama mereka yang Allah telah aturkan pertemuannya dengan indah, kubilang mereka anugrah lain dari sisi hidupku yang singkat, Esa, Bayan, Feisal, Taufik, Tisha, Dian, Ima, Manda dan Rahmah mereka selalu menjadi menyenangkan meski hanya dibalik sebuah obrolan sederhana dalam sebuah aplikasi. 

Sedang ingin berkelana dengan sahabatku, aksara, berkelana kemasa itu, masa yang kini hanya bisa diingat dan dikenang, tapi yang akan kubahas hanya saat bulan puasa saja, kepalang panjang jika diceritakan semua, biarlah hanya aku, mereka dan Tuhan yang memiliki ingatan utuh akan deretan peristiwa ini.

Program bulan ramadhan kala itu tak begitu banyak, yang rutin adalah program pengajian anak-anak dan orang dewasa. Tim dibagi menjadi dua kubu, Rika, Dian, Bayan dan Taufik dikubu satu #masjid bawah, dan Tisha, Rahmah dan Fei dikubu dua #masjid atas, Ima dan Manda? Mereka lebih suka menjadi juru masak kami ^^. Banyak cerita, banyak kekonyolan, banyak ini dan itu, bagaimana kami mengajar, bagaimana sikap anak-anak, tak jarang dibuat kesal atau malah tertawa karenanya. Pertama kali “waah… ada banyak anak-anak, pasti menyenangkan” meski memegang anak-anak kelas 5 SD yang tak selucu anak-anak kelas TK dan 1-2 SD, aku masih bisa bermain dengan mereka. Permaianan pertama, mmm aku lupa namanya, kita hanya perlu melingkar dan mengikuti perintah, entah menjadi bunga, meja, kursi, atau bahkan kulkas, anak-anak suka sekali menyuruhku menjadi bunga ^^. Kadang anak-anak dari mentor lain justru diam bersamaku saat aku harus mengajar kelas 5, emang udah dasarnya disukain bocah kali yaa *ups…  tapi kalah pamor deh dari sosok Rahmah yang keibuan dan sosok Taufik yang menjadi target utama para intel cilik, ganteng katanya. Kalah pamor juga sama Dian dan Tisha yang selalu bisa handel anak kecil, dan kalah pamor dari Fei yang kalem kalem ketje juga kalah pamor dari Bayan yang selalu bisa membuat anak-anak tertawa. Jadi gue? fix abaikan saja XD. Karena sikap hangat anak-anak berubah drastis saat gue jadi pelatih mereka untuk acara pawai pembawa bendera 17 agustus, “galak” dan “teriak-teriak” gimana enggak, pasukan anak-anaknya lebih dari 70 ya mesti teriak-teriak sampe suara ciut, untuk soal ini yang lain gak ada yang bisa ngalahin haha.. 

Baiklah, ayo bahas sesuatu yang lebih biasa, bagaimana kebiasaan kami di posko. Mulai dari sahur sampai sahur kembali ^^. Yang bangun pertama kali ya juru masak kita, karena yang tidur duluan juga mereka, jago banget soal urusan dapur, gue? emm paling diminta untuk buat nasi haha.. yang makan terakhir adalah bapak kepala keluarga, ini antara dia care sama kita atau pengen dapet jatah banyak karena penghabisan, abis kita kalau makan suka nyisain banyak ^^ haha.. Abis sahur, yaps saatnya antri kamar mandi, karena yang cowo mesti ke masjid, cewe-cewe ngalah dan jangan biarkan edoh yang jago masak bubur duluan ke kamar mandi, you know what? ini dia si-terlama di kamar mandi, bahkan kalau cuma wudhu aja juga serasa nungguin orang lagi nyuci baju *eh. Abis itu posko bakal kembali sepi karena semua akan terlelap kembali, paling barter ada gue yang ngurusin laporan, atau kabayan yang asik internetan, dan… Ah ini yang aku takutkan, saat aku mulai lupa dengan cerita yang ada #hiks. 

Ah ya, kalau di Bandung udah gak aneh kalau orang rumah beli batagor buat menu buka puasa, disini juga sama, kita doyan banget sama batagornya Sumedang di Mekar Mukti, adalah batagor yang keberadaan tahunya misterius, kita juga sering sebut “batagor padahal aci” karena ya itu, batagor sih namanya tapi isinya aci aja, emmm tahunya mistis hiiii… Tapi asli enak, dan kangen banget sama batagornya.. 

Sambil nunggu buka atau selepas tarawih kita suka banget main kartu, mulai dari remi sampai uno. Btw UNO gue dimana ya guys ? ahaha… Kalah? udah biasa, maklum anak baik-baik gak bisa main kartu #hueekk.. sekali permaianan gue pernah dianugrahi memakai helm, dikalungin sendok sayur dan sendok nasi itu sumpah berat banget main kartu pake begituan, pengen nabokin anak-anak jadinya *ups. Atau pake lipstiknya ibu negara, disaat yang lain dicoret di pipi dengan tanda loreng atau heart, pas giliran gue malah di bagian mata dilingkarin dan penuh banget kan jatohnya kayak abis dikeroyok masa, ala-ala memar memar bengep gimana gitu, sampai sekarang gak mau liat fotonya, asli menyedihkan, anak-anak sih cuma haha hihi aja, “Rika, itu kayak abis di tonjok” kan minta di cubit sampe lebam banget itu… pfffttt… 

Kebiasaan malam hari juga adalah ngecek air, karena air disana biasanya dua hari sekali fullnya, jadi kalau gak dicek yang jadi korban adalah cucian kita yang numpuk, yang biasanya ngecek sih ceu edoh dan kabayan, aku kadang-kadang hihi itupun nemenin doang megangin senter, sistem pengaliran air disana agak unik, biasa kali ya kalau di desa emang gitu, ehehe.. semuanya bersumber dari satu titik tapi dibagikan ke banyak titik (kayak kamu, bagi-bagi cinta kesemua orang -_-, ehhh gagal fokus) kita udah berasa kayak maling loh menyusuri setiap selang dengan jalan membungkuk (terlihat mengendap-endap) malem malem pula *duuh, kadang guyonan “ Udah cabut aja selangnya kita pindahin” sering terlintas dan muncul, tapi karena kami adalah mahasiswa baik-baik jadi semua itu hanyalah guyonan belaka yang tak pernah dilakukan.

Apa lagi ya? ahh ini dia, ibu negara, kita kalah sama dia kalau udah urusan televisi, hak ibu negara adalah menguasai TV sejak jam 13.00-17.00, kalau sekarang hitsnya UTTARAN, dulu lagi hitsnya ELIF, please itu lama banget tayangnya, kita ber-9 gak ada yang berani ubah channel tv. Atau kebisaan bapak kepala rumah tangga yang pagi-pagi udah konser di kamar atas, dan punya kehidupan sendiri, sampai dia akan muncul dengan sendirinya, malah pernah suatu ketika disiang yang terik bapak kepala menghilang, kita udah panik karena ini anak kok gak balik-balik, dihubungin juga gak bisa-bisa, sampai disusulin ke ladang, menerjang ombak dan naik turun perbukitan #boongdeng, gak taunya malah asik sendiri di dunianya yang antah berantah dengan kondisi badan keringetan dan bawa golok tanpa membawa hasil kelapa satu pun -_- gimana gak makin kesel coba haha

well kangen sih dengan mereka semua, masing-masing punya ciri khas sendiri, ada yang diem-diem tapi sekalinya ngomong bikin petjah suasana, ada yang suka mejeng depan kipas angin kalau siang-siang, ada yang doyan banget lama-lama di kamar mandi, weeww macem macem lah karakter mereka teh. Bahkan kangen juga rodi dua hari dua malam buat bikin properti dan meeting sampe tengah malem sama warga, dan yang menyenangkan adalah ketika meeting membawa tangan kosong tapi pulang meeting selalu membawa keresek gede berisi camilan khas sumedang *uyeaaah… yang bisa langsung habis sekali buka doang.

By the way selamat untuk Taufik Hidayat S.Pd atas gelar barunya dan status jombsnya yang sudah hilang, dan guys… ini rindu loh, selamat berjuang yaa untuk tingkat akhirnya, yuuk segerakan sarjana ^^ Karena semua akan sarjana pada waktunya dan akan menikah pada waktunya <3 yooossshhh

Bulan puasa kali ini sepertinya akan memiliki cerita lain ^^ Can’t wait…
Kalian selalu SEHAT dan BAHAGIA yaaa ^^

Patah

Kata kata itu ada, sebuah patahan kata yang pada akhirnya mematahkan
Mematahkan bagian sayap, hingga akhirnya kesulitan untuk terbang lagi
Mematahkan hati, hingga akhirnya luka yang tersisa
Mematahkan senyuman, hingga akirnya hanya ada kepedihan
Bukan prihal siapa yang mematahkan atau siapa yang dipatahkan
Sebab alasan hanyalah formalitas belaka
Sebab bukan siapa tapi mengapa
Karena kata mengapa berarti saling melukai
Karena kata mengapa adalah sebuah titik awal dan akhir
Yang ku tahu
Selalu ada akhir disetiap awal
Selalu ada awal disetiap akhir
Ini aku yang tengah menyaksikan orang-orang yang terpatahkan
Hanya bisa terdiam tanpa menenangkan