Kamis, 23 Juni 2016

Titik Kerinduan


Anggaplah sedang rindu untuk mengaksara, beberapa hari ini merasa ada yang salah dengan hati dan pikiran, dua hal yang seharusnya saling sejajar ini, sudah beberapa hari berjalan tak beriringan, ketika raga di tempat A, namun hati di tempat B dan pikiran di tempat C. Alasannya? Tak ada yang pasti, hanya ada sebuah kekosongan. Mungkin aku sedang merindukan sesuatu, akan sebuah rutinas yang kini tak lagi kujalani, haruskah aku mencari sebuah lingkaran baru? atau kembali pada lingkaran lamaku? Tak ada yang membedakan keduanya, persamaannya adalah aku akan menjadi orang asing lagi. Tak dipungkiri, aku hanya akan menjadi orang asing saat aku kembali, meskipun aku ingat banyak hal, tak akan kusalahkan jika mereka justru lupa akan keberadaanku dulu. Jikapun harus mencari lingkaran baru, menjadi asing adalah hal yang pasti, namun siapkah? kemauanku hanya sekadar kemauan tanpa tekad, hanya takut jika langkah ini tak berpijak kuat, terlalu banyak sisi manusiaku yang perlahan pudar terutama jika berbicara soal kepedulian, seolah kami tak pernah melangkah bersama lagi. 
Ada sebuah lingkaran yang kini sedang ku pijaki, aku juga sering bercerita tentangnya, sebuah lingkaran dimana aku tak banyak melingkar didalamnya, namun justru aku kerap kali mengeluh. Tapi tahukah? aku suka saat aku mengeluh pada seseorang, akhirnya ada yang bisa aku ajak bicara, aku tak lagi menyimpannya sendirian, seringnya ku keluhkan hal-hal yang justru tak perlu aku mengeluhkannya, tapi aku tetap melakukannya hanya sekedar untuk berbicara. Mungkin aku adalah jiwa yang kesepian, tak banyak orang yang selalu bercerita di media sosial, atau membuat blog untuk diarinya yang akan dibaca oleh orang-orang yang mungkin tak mengenalmu. Tapi aku suka, tak peduli orang lain menyebutku apa, aku hanya akan melakukan apa yang aku suka.
Akhir-akhir ini titik kerinduanku memuncak pada beberapa lingkaran. Hanya biarkan aku dengan kerinduanku, semoga aku dan kepedulian bisa kembali mengirama, mungkin kekosongan saat ini karena dia menghilang perlahan. Aku butuh amunisi untuk diriku sendiri, kembali beranjak dan melangkah, kembali bergerak dan mengirama, kembali untuk menguatkan sisi manusiaku yang pudar. Kekosongan ini aku benar-benar tak menyukainya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar