Mencintai kehilangan... kadang masih tak mengerti, masih kucoba meresapi seribu arti dibalik patahan kata itu. Kehilangan jelas bukanlah hal baik, akan ada rinai disana lalu bagaimana untuk bisa mencintai kehilangan? Jika mesti di sama artikan dengan melepas maka akan ada kata rindu disana, lalu bagaimana? Kerinduan tak melulu menyenangkan, terlebih rindu dalam diam. Katanya ikhlas itu sulit, dan melepas adalah kehilangan yang menyakitkan, maka mana yang lebih baik? Kesulitan dalam ikhlas? atau menahan sakit karena harus melepas?
Untukmu, untuk nama yang masih kupertanyakan, anggaplah kini aku mencintai kehilangan agar kelak akan ada kata kita yang dipertemukan-Nya dalam halaqah cinta tempat hati akan bertemu, tempat aku dan kamu akan dipersatukan menjadi kita dalam cinta-Nya.
Untukmu, untuk sebuah nama yang masih belum bisa ku tafsir, entah bagaimana nanti, haruskah aku menunggu atau berjalan kearah Tuhan menunjukkan jalan-Nya, Aku adalah aku yang biasa, pembuat onar dalam dosa. Ini adalah aku dengan lisan yang tak jarang menyakiti dengan segala pemikiran penuh percabangan. Memantaskan diri masih sulit kulakukan, tapi aku dalam tahap melakukannya.
Untukmu, untuk sebuah wajah yang bahkan tak berbayang, kelak jika waktu itu ada, jangan pandang aku, lepas aku dalam rantai doa malammu, cukup sebut namaku dan jangan mengatakan cinta. Cukuplah aku dan pemilik hati, cukuplah kamu dengan pemilik hati. Jika takdir itu ada maka aku dan kamu dalam cinta-Nya bernaung dibawah langit yang sama saling tersenyum.
Untukmu jodoh dunia dan akhirat, kini pilihlah jalanmu, menjauh dariku dan dekati aku lewat doa, akupun... Maka cintai apa yang sepantasnya kau cintai dan jaga apa yang seharusnya kau jaga.
nb : thanks untuk sang motavasinger project cinta positif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar