A.
Langkah-langkah Operasional Diagnostik
Kesulitan
belajar
Dalam proses
pembelajaran menghadapi peserta didik yang memiliki karakteristik dengan segala
keunikan yang berbeda, perbedaan itu meliputi perbedaan yang berkaitan dengan
kapasitas intelektual, keterampilan, motivasi, sikap, kemampuan, minat, latar
belakang kehidupan keluarganya dan lain-lainnya. Perbedaan perbedaan tersebut
akan mempengaruhi cara belajar dari tiap tiap peserta didik yang akan
berpengaruh terhadap hasil belajarnya.
Langkah langkah dalam melaksanakan
diagnosis kesulitasn belajar yaitu :
1.
Identifikasi peserta didik yang
diperkirakan memiliki kesulitan belajar.
Identifikasi ini dilakuka dengan
cara mengenali latar belakang peserta didik baik secara psikologis maupun non
psikologis. Kasus kesulitan belajar dapat diketahui melalui :
a. Analisis Perilaku
Peserta
didik yang mengalami kesulitan belajar dapat diketahui melalui observasi atau
laporan proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran dapat diketahui melalui
analisi perilaku peserta didik diantaranya dapat diidentifikasi dari :
1)
Cepat lambatnya menyelesaikan tugas
2)
Kehadiran dan ketekunan dalam proses pembelajaran
3)
Peran serta dalam mengerjakan tugas kelompok
4)
Kemampuan kerjasama dan penyesuaian sosial
b.
Analisis Prestasi Belajar
Dalam melakukan analisi prestasi belajar peserta didik dapat
dilakukan dengan cara menghimpun dan menganalisis hasil belajar lalu menafsirkannya. Dalam menafsirkan hasil
belajar peserta didik harus menggunakan acuan dalam identifikasinya yaitu
Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP)
2.
Melokalisasi Letak Kesulitan Belajar
Tahapan ini dapat dilakukan dengan cara mengetahui mata
pelajaran apa yang menjadi kesulitan yang dialami peserta didik lalu
identifikasi bagaimana dan mengapa peserta didik mengalami kesulitan dalam mata
pelajaran tersebut.
Dalam mengidentifikasi dimana letak kesulitan peserta didik
dapat dilakukan dengan membandingkan nilai nilai peserta didik pada mata
pelajaran lainnya dan untuk mengidentifikasi spesifikasi dari kesulitan belajar
yang dialami peserta didik dapat dilakukan dengan melihat hasil test yang
dilakukan.
3. Menentukan Faktor Penyebab
Kesulitan Belajar
Dalam identifikasi kesulitan belajar siswa juga harus
diidentifikasi factor factor apa saja yang menjadi penyebab timbulnya kesulitan
baik factor internal maupun factor eksternal.
4. Memperkirakan Alternatif
Bantuan
Dalam memperkirakan alternative bantuan lain dapat dilakukan
dengan langkah langkah sebagai berikut dengan cara menjawab beberapa pertanyaan berikut ini:
a. Apakah peserta didik masih mungkin ditolong untuk mengatasi
kesulitannya?
b. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan
peserta didik?
c. Kapan dan dimana pertolongan dapat diberikan kepada peserta didik?
d.
Siapa yang dapat memberikan
pertolongan?
5. Menetapkan Kemungkinan Cara
Mengatasinya
Langkah ini merupakan langkah untuk menentukan bantuan atau usaha
penyembuhan yang diperlukan peserta didik setelah dilakukan identifikasi
menganai kesulitan belajar peserta didik. Selanjutnya rencana pemberian bantuan
harus disesuaikan dengan jenis kesulitan yang dialami peserta didik.
Bantuan dapat diberikan melalui program remedial atau pengajaran
perbaikan, layanan bimbingan dan konseling, program referal yaitu mengirimkan
peserta didik kepada ahli yang berkompeten dalam mengatasi kesulitan belajar
peserta didik.
6. Tindak Lanjut
Setelah mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dan telah
diketahui treatment yang tepat dalam menangani permasalahan yang ada, kemudian
langkah terakhir yang berupa kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a.
Memberikan pertolongan
kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, sebagai penerapan
program bantuan yang telah ditetapkan pada langkah sebelumnya
b.
Melibatkan berbagai pihak
yang dipandang dapat memberikan pertolongan kepada peserta didik
c.
Mengikuti perkembangan
peserta didik dan mengadakan evaluasi terhadap bantuan yang telah diberikan
kepada peserta didik untuk memperbaiki kesalahan atau ketidaktepatan bantuan
yang diberikan
d.
Melakukan referral kepada
ahli lain yang berkompeten dalam menangani kesulitan yang dialami peserta didik
Prosedur
diagnostik banyak sekali model dan caranya, diantaranya yaitu prosedur Weener
dan Senf yang dikutip oleh Wardani dan dikutip lagi oleh Muhibbin Syah dalam
bukunya Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, sebagai berikut::
a. Melakukan
observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa ketika mengikuti
pelajaran.
b. Memeriksa
penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang diduga mengalami kesulitan
belajar.
c. Mewawancarai
orang tua atau wali siswa untuk mengetahui hal ihwal keluarga yang mungkin
menimbulkan kesulitan belajar.
d. Memberikan
tes diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk mengetahui hakikat kesulitan
belajar yang dialami siswa.
e. Memberikan
tes kemampuan intelegensi (IQ) khususnya kepada siswa yang mengalami kesulitan
belajar.
B. Pengajaran Remedial dalam Proses Pembelajaran.
Remedial merupakan bentuk pengajaran yang bersifat kuratif
(penyembuhan) dan atau korektif (perbaikan). Pengajaran remedial merupakan
bentuk khusus pengajaran yang bertujuan untuk menyembuhkan atau memperbaiki
proses pembelajaran yang menjadi penghambat atau yang dapat menimbulkan masalah
atau kesulitan dalam belajar bagi peserta didik.
Menurut Warkitri dkk. (1990), pengajaran remedial sangat
diperlukan dalam proses pembelajaran karena :
a. Tidak semua peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai
kemampuannya.
b. Adanya kesulitan belajar berarti belum dapat tercapai perubahan
tingkah laku siswa secara bulat sebagai hasil belajar
c.
Untuk mengatasi kesulitan
belajar tersebut diperlukan suatu teknik bimbingan belajar. Salah satu teknik
bimbingan belajar adalah pengajaran remedial
Dengan demikian dalam pengajaran remedial, guru harus mampu
menciptakan situasi yang memungkinkan peserta didik lebih mampu mengembangkan
diri.
Secara umum, pengajaran remedial bertujuan membantu siswa
mencapai mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan dalam kurikulum. Secara khusus, pengajaran remedial bertujuan
membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar agar mencapai prestasi yang
diharapkan melalui proses penyembuhan dalam aspek kepribadian atau dalam proses
belajar mengajar.
Terdapat
pendekatan-pendekatan dalam pengajaran remedial, antara lain
a.
Pendekatan kuratif dalam
pengajaran remedial
Pendekatan ini dilakukan
setelah program pembelajaran yang pokok selesai dilaksanakan dan dievaluasi,
guru akan menjumpai beberapa bagian dari peserta didik yang tidak mampu
menguasai seluruh bahan yang disampaikan. Pelaksanaan pendekatan kuratif dapat
dilakukan dengan cara :
1) Pengulangan (repetation), dapat dilakukan setiap akhir jam
pertemuan, akhir unit pelajaran atau setiap pokok bahasan.
2)
Pengayaan dan pengukuhan (enrichment
dan reinforcement),
Layanan pengayaan dapat ditujukan kepada peserta didik yang
mempunyai kelemahan ringan dan secara akademik mungkin peserta didik tersebut
cerdas. Dapat dilakukan dengan memberikan pekerjaan rumah atau pekerjaan di
kelas pada saat pelajaran berlangsung.
3)
Percepatan (acceleration)
Layanan percepatan ini
diberikan kepada peserta didik yang berbakat namun menunjukkan kesulitan
psikososial.
b. Pendekatan preventif dalam pengajaran remedial
Pendekatan preventif diberikan kepada peserta didik yang diduga
akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan program yang akan ditempuh. Guru
meng-klasifikasikan kemampuan siswa didik menjadi tiga golongan, yaitu peserta
didik yang mampu menyelesaikan program sesuai waktu yang ditentukan, peserta
didik yangdiperkirakan akan mampu menyelesaikan program lebih cepat dari waktu
yang ditentukan, dan peserta didik yang tidak dapat menyelesaikan program
sesuai waktu yang ditentukan.
Sesuai penggolongan tersebut maka teknik layanan yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Kelompok belajar homogen, dalam kelompok ini peserta didik diberi
pelajaran, waktu, dan tes yang sama.
2) Kelompok individual, pengajaran disesuaikan dengan keadaan peserta
didik, sehingga setiap peserta didik mempunyai program tersendiri.
3)
Layanan pengajaran dengan
kelas khusus, peserta didik mengikuti program pembelajaran yang sama dalam satu
kelas. Peserta yang mengalami kesulitan dalam bidang tertentu disediakan kelas
khusus remedial. Bagi yang cepat belajarnya disediakan program pengayaan.
c. Pendekatan pengembangan dalam pengajaran remedial
Pengajaran remedial yang bersifat pengembangan merupakan upaya
diagnostik yang dilakukan guru selama berlangsungnya pembelajaran. Sasarannya
agar peserta didik dapat segera mengatasi hambatan-hambatan yang dialami selama
mengikuti pembelajaran.Dalam pengajaran remedial juga terdapat beberapa metode.
Metode yang digunakan dalam pengajaran remedial yaitu :
1. Metode pemberian tugas.
Metode ini dilaksanakan dengan cara memberi tugas atau kegiatan
yang harus dilakukan oleh peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.
2.
Metode diskusi
Diskusi adalah suatu bentuk
interaksi antarindividu dalam kelompok untuk membahas suatu masalah. Diskusi
digunakan dalam pengajaran remedial untuk memperbaiki kesulitan belajar dengan
memanfaatkan interaksi individu dalam kelompok.
3.
Metode tanya-jawab
Tanya jawab dalam pengajaran remedial dilakukan dalam bentuk
dialog antara guru dengan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Tanya
jawab dilakukan secara individu maupun secara kelompok dengan peserta didik.
4. Metode kerja kelompok
Kerja kelompok dalam pengajaran remedial diusahakan agar terjadi
interaksi diantara anggota dalam kelompok. Kelompok sebaiknya heterogen artinya
dalam satu kelompok terdiri dari pria dan wanita, peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar dan peserta didik yang tidak mengalami kesulitan belajar.
5. Metode tutor sebaya
Tutor sebaya ialah peserta didik yang ditunjuk untuk membantu
teman-temannya atau peserta didik lainnya yang mengalami kesulitan belajar.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan tutor sebaya adalah:
a. Mendapat persetujuan dari peserta didik yang mengikuti program
perbaikan
b.
Mempunyai prestasi akademik
yang baik, kreatif, dan dapat menerangkan bahan yang dibutuhkan oleh peserta
didik yang mengikuti program perbaikan
c.
Tidak sombong, sabar,
telaten, hubungan sosialnya bagus, tidak pelit, dan suka menolong sesama teman
6.
Metode pengajaran individual
Pengajaran individual dalam pengajaran remedial yaitu proses
pembelajaran yang hanya melibatkan seorang guru dan seorang peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar
C. Pelaksanaan Pengajaran Remidial
Yang telah dikemukakan oleh Warkitri dkk. (1990) bahwa untuk
melaksanakan pengajaran remedial harus mengikuti langkah – langkah sebagai
berikut:
Penelaahan kembali kasus
Langkah ini merupakan langkah penting
sabagai titik tolak kegiatan selanjutnya. Langkah ini bertujuan untuk memperoleh
gambaran yang jelas tentang kasus yang di hadapi dan kemungkinan pemecahannya.
Dalam langkah ini guru diharapkan memperoleh gambaran tentang peserta didik
yang perlu mendapatkan layanan, tingkat kesulitan yang dialami peserta didik,
letak terjadinya kesulitan, bagian ranah yang mengalami kesulitan dan
faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan peserta didik.
Pemilihan alternatif
tindakan
Berdasarkan temuan dan uraian pada langkah pertama, maka dapat
disimpulkan karakteristik kasus atau permasalahan dan alternatif pemecahannya.
Karakteristik kasus atau permasalahan yang dihadapi peserta didik dapat
digolongkan menjadi kasus yang berat, cukup berat, dan ringan. Kasus yang
ringan yaitu apabila peserta didik belum menemukan cara belajar yang baik. Kasus
yang cukup berat yaitu apabila peserta didik telah mampu menemukan cara belejar
tetapi belum berhasil karena hambatan psikologis. Kasus dikatakan berat bila
siswa belum mampu menemukan cara belajar yang baik dan memiliki hambatan
emosional.
a. Apabila kasus ringan, tindakan yang ditempuh adalah pemberian
pengajaran remedial.
b.
Apabila kasusnya berat dan
cukup berat, maka sebelum melaksanakan pengajaran remedial, peserta didik harus
diberi layanan konseling untuk mengatasi hambatan emosional yang mempengaruhi kegiatan
belajarnya.
Pemberian layanan khusus
Layanan khusus disini maksudnya adalah layanan konseling, yang
bertujuan agar peserta didik yang mengalami kasus atau permasalahan terbebas
dari hambatan emosional, sehingga dapat mengikuti pembelajaran secara wajar. Berikut ini kasus atau permasalahan peserta
didik dan cara mengatasi yang dapat ditangani oleg guru bidang studi :
a.
Kasus kurang motivasi dan
minat belajar, cara mengatasinya : menghindarkan peserta didik dari pertanyaan
– pertanyaan negative yang dapat melemahkan semangat belajar, termasuk
memarahi, merendahkan, dan membandingkan dengan orang lain yang lebih sukses.
Disamping itu perlu diciptakan suasana kompetitif
yang sehat, mendorong agar lebih berhasil dalam belajar pada waktu= waktu
berikutnya, member hukuman yang bijaksana bila terjadi kealpaan dan member
hadiah baik verbal maupun non verbal atau material dan non material bila
memperoleh kesuksesan.
b.
Kasus sikap negative terhadap
guru, cara mengatasinya dengan cara menciptakan hubungan yang akrab antara guru
dengan peserta didik dan antara peserta didik dengan peserta didik lainnya, memberikan
pengalaman yang menyenangkan dan menciptakan iklim atau suasana social yang sehat
dalam kelas.
c.
Kasus kebiasaan belajar yang
salah, cara mengatasinya menunjukan cara belajar yang salah, memberikan
kesempatan untuk berlatih dan belajar dengan pola-pola belajar yang baru.
d.
Kasus ketidak cocokan antara
keadaan pribadi dengan lingkungan dan program studinya, cara mengatasinya
dengan cara memberikan layanan informasi tentang pemilihan program studi dan
cara belajarnya serta prospek dari program studi yang dipilih oleh peserta
didik.
Pelaksanaan pengajaran
remedial
Setelah langkah ketiga terpenuhi, selanjutnya pelaksanaan
pengajaran remedial. Adapun sasaran pokok langkah ini adalah meningkatkan
prestasi dan kemampuan peserta didik dalam menyesuaikan diri dengan ketentuan
yang telah ditetapkan oleh guru.
Pengukuran kembali hasil
belajar
Setelah pengajaran remedial selesai, selanjutnya diadakan
pengukuran terhadap perubahan pada diri peserta didik yang bersangkutan.
Pengukuran ini untuk mengetahui kesesuaian antara rencana dengan pencapaian
hasil yang diperolehnya
Re-evaluasi dan re-diagnostik
Hasil pengukuran pada langkah kelima ditafsirkan dengan
menggunakan cara dan criteria seperti pada proses pembelajaran yang
sesungguhnya. Hasil penafsiran tersebut akan menghasilkan tiga kemungkinan
sebagai berikut:
a. Peserta didik menunjukkan peningkatan prestasi dan kemampuan
penyesuaiannya mencapai criteria keberhasilan minimum seperti yang diharapkan.
b. Peserta didik menunjukkan peningkatan prestasi dan kemampuan
penyesuaian drinya, tetapi belum sepenuhnya memadai criteria keberhasilan
minimum yang diharapkan. Peserta didik menunjukkan perubahan yang berarti, baik
dalam prestasinya maupun kemampuan penyesuaian dirinya
Dalam
proses pelaksanaananya dilapangan sebagai guru mata pelajaran khusunya dalam
pelajaran kimia, identifikasi dapat dilakukan dengan mengadakan ujian tertulis
dengan menggunakan rubrik yang tepat maka akan diketahui di bagian materi apa
saja peserta didik mengalami kesulitan belajar, dan dapat dilakukan pengajaran
remedial sebelum dilakukan tes remedial. Teknisnya peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar dipisahkan dengan peserta didik lainnya, peserta didik yang
mengalami kesulitan akan diberikan pengajaran remedial, sedangkan peserta didik
lainnya akan diberikan pengayaan.
Sumber :
Bahri, S.(2002). Psikologi Belajar,.
Jakarta: Rineka Cipta
Idris, Ridwan. (2009). Mengatasi Kesulitan Belajar. Lentera
Pendidikan Vol 12 No 2. hlm 161
Putra. E.S. (2010). Diagnosis Kesulitan Belajar. Yogyakarta : Universitas Negeri
Yogyakarta. 2010
Sugihartono,dkk.
(2007). Psikologi Pedidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Syah, Muhibbin.(2000). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT.
Remaja Rosda Karya.