Senin, 11 Mei 2015

Malaikat Semesta

Teruntuk yang tak bisa kusandingkan
Yang tercantik adalah mawar putih (untukku)
Namun ku ralat...
Yang terindah adalah bintang (untukku)
Namun ku ralat...
Layaknya aurora?
Tidak, lebih dari itu
Indahnya semesta?
Masih tak dapat kusandingkan
Teruntuk malaikat semesta
Mahkotamu tak lagi hitam kelam
Seperti saat malam telanjang
Lukisanmu tak lagi halus
Ada kerutan yang tak kuhitung disana
Untuk tangan yang tak pernah menggenggam
Untuk tubuh yang tak ku peluk
Untuk lukisan yang tak cium
Untuk abjad ajaib yang tak kulontar
Disinilah aliran doaku
Untukmu malaikat semestaku
Dalam diamku membatu
Bahagialah... karnaku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar