Kamis, 07 Mei 2015

Langkah-langkah operasional Diagnostik dan Remidial Kesulitan Belajar (dengan ilustrasi kasus)

A.     Langkah-langkah  Operasional  Diagnostik  Kesulitan belajar
Dalam proses pembelajaran menghadapi peserta didik yang memiliki karakteristik dengan segala keunikan yang berbeda, perbedaan itu meliputi perbedaan yang berkaitan dengan kapasitas intelektual, keterampilan, motivasi, sikap, kemampuan, minat, latar belakang kehidupan keluarganya dan lain-lainnya. Perbedaan perbedaan tersebut akan mempengaruhi cara belajar dari tiap tiap peserta didik yang akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya.
Langkah langkah dalam melaksanakan diagnosis kesulitasn belajar yaitu :
1.      Identifikasi peserta didik yang diperkirakan memiliki kesulitan belajar.
Identifikasi ini dilakuka dengan cara mengenali latar belakang peserta didik baik secara psikologis maupun non psikologis. Kasus kesulitan belajar dapat diketahui melalui :
           a. Analisis Perilaku
Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dapat diketahui melalui observasi atau laporan        proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran dapat diketahui melalui analisi perilaku peserta        didik diantaranya dapat diidentifikasi dari  :
1) Cepat lambatnya menyelesaikan tugas
2) Kehadiran dan ketekunan dalam proses pembelajaran
3) Peran serta dalam mengerjakan tugas kelompok
4) Kemampuan kerjasama dan penyesuaian sosial
b. Analisis Prestasi Belajar
Dalam melakukan analisi prestasi belajar peserta didik dapat dilakukan dengan cara menghimpun dan menganalisis hasil belajar lalu  menafsirkannya. Dalam menafsirkan hasil belajar peserta didik harus menggunakan acuan dalam identifikasinya yaitu Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP)

2.      Melokalisasi Letak Kesulitan Belajar
Tahapan ini dapat dilakukan dengan cara mengetahui mata pelajaran apa yang menjadi kesulitan yang dialami peserta didik lalu identifikasi bagaimana dan mengapa peserta didik mengalami kesulitan dalam mata pelajaran tersebut.
Dalam mengidentifikasi dimana letak kesulitan peserta didik dapat dilakukan dengan membandingkan nilai nilai peserta didik pada mata pelajaran lainnya dan untuk mengidentifikasi spesifikasi dari kesulitan belajar yang dialami peserta didik dapat dilakukan dengan melihat hasil test yang dilakukan.

     3. Menentukan Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Dalam identifikasi kesulitan belajar siswa juga harus diidentifikasi factor factor apa saja yang menjadi penyebab timbulnya kesulitan baik factor internal maupun factor eksternal.

      4. Memperkirakan Alternatif Bantuan
Dalam memperkirakan alternative bantuan lain dapat dilakukan dengan langkah langkah sebagai berikut dengan  cara menjawab beberapa pertanyaan berikut ini:
a.       Apakah peserta didik masih mungkin ditolong untuk mengatasi kesulitannya?
b.      Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan peserta didik?
c.       Kapan dan dimana pertolongan dapat diberikan kepada peserta didik?
d.      Siapa yang dapat memberikan pertolongan?

      5. Menetapkan Kemungkinan Cara Mengatasinya
Langkah ini merupakan langkah untuk menentukan bantuan atau usaha penyembuhan yang diperlukan peserta didik setelah dilakukan identifikasi menganai kesulitan belajar peserta didik. Selanjutnya rencana pemberian bantuan harus disesuaikan dengan jenis kesulitan yang dialami peserta didik.
Bantuan dapat diberikan melalui program remedial atau pengajaran perbaikan, layanan bimbingan dan konseling, program referal yaitu mengirimkan peserta didik kepada ahli yang berkompeten dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik.

6. Tindak Lanjut
Setelah mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dan telah diketahui treatment yang tepat dalam menangani permasalahan yang ada, kemudian langkah terakhir yang berupa kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a.       Memberikan pertolongan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, sebagai penerapan program bantuan yang telah ditetapkan pada langkah sebelumnya
b.      Melibatkan berbagai pihak yang dipandang dapat memberikan pertolongan kepada peserta didik
c.       Mengikuti perkembangan peserta didik dan mengadakan evaluasi terhadap bantuan yang telah diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki kesalahan atau ketidaktepatan bantuan yang diberikan
d.      Melakukan referral kepada ahli lain yang berkompeten dalam menangani kesulitan yang dialami peserta didik

Prosedur diagnostik banyak sekali model dan caranya, diantaranya yaitu prosedur Weener dan Senf yang dikutip oleh Wardani dan dikutip lagi oleh Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, sebagai berikut::
a.       Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa ketika mengikuti pelajaran.
b.      Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang diduga mengalami kesulitan belajar.
c.       Mewawancarai orang tua atau wali siswa untuk mengetahui hal ihwal keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar.
d.      Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk mengetahui hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa.
e.       Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khususnya kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.

    B. Pengajaran Remedial dalam Proses Pembelajaran.

Remedial merupakan bentuk pengajaran yang bersifat kuratif (penyembuhan) dan atau korektif (perbaikan). Pengajaran remedial merupakan bentuk khusus pengajaran yang bertujuan untuk menyembuhkan atau memperbaiki proses pembelajaran yang menjadi penghambat atau yang dapat menimbulkan masalah atau kesulitan dalam belajar bagi peserta didik.
Menurut Warkitri dkk. (1990), pengajaran remedial sangat diperlukan dalam proses pembelajaran karena :
a.       Tidak semua peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai kemampuannya.
b.      Adanya kesulitan belajar berarti belum dapat tercapai perubahan tingkah laku siswa secara bulat sebagai hasil belajar
c.       Untuk mengatasi kesulitan belajar tersebut diperlukan suatu teknik bimbingan belajar. Salah satu teknik bimbingan belajar adalah pengajaran remedial

Dengan demikian dalam pengajaran remedial, guru harus mampu menciptakan situasi yang memungkinkan peserta didik lebih mampu mengembangkan diri.
Secara umum, pengajaran remedial bertujuan membantu siswa mencapai mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Secara khusus, pengajaran remedial bertujuan membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar agar mencapai prestasi yang diharapkan melalui proses penyembuhan dalam aspek kepribadian atau dalam proses belajar mengajar.
Terdapat pendekatan-pendekatan dalam pengajaran remedial, antara lain
a.       Pendekatan kuratif dalam pengajaran remedial
Pendekatan ini dilakukan setelah program pembelajaran yang pokok selesai dilaksanakan dan dievaluasi, guru akan menjumpai beberapa bagian dari peserta didik yang tidak mampu menguasai seluruh bahan yang disampaikan. Pelaksanaan pendekatan kuratif dapat dilakukan dengan cara :
1)      Pengulangan (repetation), dapat dilakukan setiap akhir jam pertemuan, akhir unit pelajaran atau setiap pokok bahasan.
2)      Pengayaan dan pengukuhan (enrichment dan reinforcement),
Layanan pengayaan dapat ditujukan kepada peserta didik yang mempunyai kelemahan ringan dan secara akademik mungkin peserta didik tersebut cerdas. Dapat dilakukan dengan memberikan pekerjaan rumah atau pekerjaan di kelas pada saat pelajaran berlangsung.
3)      Percepatan (acceleration)
Layanan percepatan ini diberikan kepada peserta didik yang berbakat namun menunjukkan kesulitan psikososial.

b.      Pendekatan preventif dalam pengajaran remedial
Pendekatan preventif diberikan kepada peserta didik yang diduga akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan program yang akan ditempuh. Guru meng-klasifikasikan kemampuan siswa didik menjadi tiga golongan, yaitu peserta didik yang mampu menyelesaikan program sesuai waktu yang ditentukan, peserta didik yangdiperkirakan akan mampu menyelesaikan program lebih cepat dari waktu yang ditentukan, dan peserta didik yang tidak dapat menyelesaikan program sesuai waktu yang ditentukan.
Sesuai penggolongan tersebut maka teknik layanan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1)      Kelompok belajar homogen, dalam kelompok ini peserta didik diberi pelajaran, waktu, dan tes yang sama.
2)      Kelompok individual, pengajaran disesuaikan dengan keadaan peserta didik, sehingga setiap peserta didik mempunyai program tersendiri.
3)      Layanan pengajaran dengan kelas khusus, peserta didik mengikuti program pembelajaran yang sama dalam satu kelas. Peserta yang mengalami kesulitan dalam bidang tertentu disediakan kelas khusus remedial. Bagi yang cepat belajarnya disediakan program pengayaan.

c.       Pendekatan pengembangan dalam pengajaran remedial
Pengajaran remedial yang bersifat pengembangan merupakan upaya diagnostik yang dilakukan guru selama berlangsungnya pembelajaran. Sasarannya agar peserta didik dapat segera mengatasi hambatan-hambatan yang dialami selama mengikuti pembelajaran.Dalam pengajaran remedial juga terdapat beberapa metode.
Metode yang digunakan dalam pengajaran remedial yaitu :
1.      Metode pemberian tugas.
Metode ini dilaksanakan dengan cara memberi tugas atau kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.


2.      Metode diskusi
Diskusi adalah suatu bentuk interaksi antarindividu dalam kelompok untuk membahas suatu masalah. Diskusi digunakan dalam pengajaran remedial untuk memperbaiki kesulitan belajar dengan memanfaatkan interaksi individu dalam kelompok.

3.      Metode tanya-jawab
Tanya jawab dalam pengajaran remedial dilakukan dalam bentuk dialog antara guru dengan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Tanya jawab dilakukan secara individu maupun secara kelompok dengan peserta didik.

4.      Metode kerja kelompok
Kerja kelompok dalam pengajaran remedial diusahakan agar terjadi interaksi diantara anggota dalam kelompok. Kelompok sebaiknya heterogen artinya dalam satu kelompok terdiri dari pria dan wanita, peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dan peserta didik yang tidak mengalami kesulitan belajar.

5.       Metode tutor sebaya
Tutor sebaya ialah peserta didik yang ditunjuk untuk membantu teman-temannya atau peserta didik lainnya yang mengalami kesulitan belajar. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan tutor sebaya adalah:
a.       Mendapat persetujuan dari peserta didik yang mengikuti program perbaikan
b.      Mempunyai prestasi akademik yang baik, kreatif, dan dapat menerangkan bahan yang dibutuhkan oleh peserta didik yang mengikuti program perbaikan
c.       Tidak sombong, sabar, telaten, hubungan sosialnya bagus, tidak pelit, dan suka menolong sesama teman

6.      Metode pengajaran individual
Pengajaran individual dalam pengajaran remedial yaitu proses pembelajaran yang hanya melibatkan seorang guru dan seorang peserta didik yang mengalami kesulitan belajar

C.     Pelaksanaan Pengajaran Remidial
Yang telah dikemukakan oleh Warkitri dkk. (1990) bahwa untuk melaksanakan pengajaran remedial harus mengikuti langkah – langkah sebagai berikut:
     Penelaahan kembali kasus
Langkah ini merupakan langkah penting sabagai titik tolak kegiatan selanjutnya. Langkah ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kasus yang di hadapi dan kemungkinan pemecahannya. Dalam langkah ini guru diharapkan memperoleh gambaran tentang peserta didik yang perlu mendapatkan layanan, tingkat kesulitan yang dialami peserta didik, letak terjadinya kesulitan, bagian ranah yang mengalami kesulitan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan peserta didik.

     Pemilihan alternatif tindakan
Berdasarkan temuan dan uraian pada langkah pertama, maka dapat disimpulkan karakteristik kasus atau permasalahan dan alternatif pemecahannya. Karakteristik kasus atau permasalahan yang dihadapi peserta didik dapat digolongkan menjadi kasus yang berat, cukup berat, dan ringan. Kasus yang ringan yaitu apabila peserta didik belum menemukan cara belajar yang baik. Kasus yang cukup berat yaitu apabila peserta didik telah mampu menemukan cara belejar tetapi belum berhasil karena hambatan psikologis. Kasus dikatakan berat bila siswa belum mampu menemukan cara belajar yang baik dan memiliki hambatan emosional.
a.       Apabila kasus ringan, tindakan yang ditempuh adalah pemberian pengajaran remedial.
b.      Apabila kasusnya berat dan cukup berat, maka sebelum melaksanakan pengajaran remedial, peserta didik harus diberi layanan konseling untuk mengatasi hambatan emosional yang mempengaruhi kegiatan belajarnya.

     Pemberian layanan khusus
Layanan khusus disini maksudnya adalah layanan konseling, yang bertujuan agar peserta didik yang mengalami kasus atau permasalahan terbebas dari hambatan emosional, sehingga dapat mengikuti pembelajaran secara wajar.  Berikut ini kasus atau permasalahan peserta didik dan cara mengatasi yang dapat ditangani oleg guru bidang studi :
a.       Kasus kurang motivasi dan minat belajar, cara mengatasinya : menghindarkan peserta didik dari pertanyaan – pertanyaan negative yang dapat melemahkan semangat belajar, termasuk memarahi, merendahkan, dan membandingkan dengan orang lain yang lebih sukses. Disamping itu perlu diciptakan suasana  kompetitif yang sehat, mendorong agar lebih berhasil dalam belajar pada waktu= waktu berikutnya, member hukuman yang bijaksana bila terjadi kealpaan dan member hadiah baik verbal maupun non verbal atau material dan non material bila memperoleh kesuksesan.
b.      Kasus sikap negative terhadap guru, cara mengatasinya dengan cara menciptakan hubungan yang akrab antara guru dengan peserta didik dan antara peserta didik  dengan peserta didik lainnya, memberikan pengalaman yang menyenangkan dan menciptakan iklim atau suasana social yang sehat dalam kelas.
c.       Kasus kebiasaan belajar yang salah, cara mengatasinya menunjukan cara belajar yang salah, memberikan kesempatan untuk berlatih dan belajar dengan pola-pola belajar yang baru.
d.      Kasus ketidak cocokan antara keadaan pribadi dengan lingkungan dan program studinya, cara mengatasinya dengan cara memberikan layanan informasi tentang pemilihan program studi dan cara belajarnya serta prospek dari program studi yang dipilih oleh peserta didik.
  
      Pelaksanaan pengajaran remedial
Setelah langkah ketiga terpenuhi, selanjutnya pelaksanaan pengajaran remedial. Adapun sasaran pokok langkah ini adalah meningkatkan prestasi dan kemampuan peserta didik dalam menyesuaikan diri dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh guru.

      Pengukuran kembali hasil belajar
Setelah pengajaran remedial selesai, selanjutnya diadakan pengukuran terhadap perubahan pada diri peserta didik yang bersangkutan. Pengukuran ini untuk mengetahui kesesuaian antara rencana dengan pencapaian hasil yang diperolehnya

 Re-evaluasi dan re-diagnostik
Hasil pengukuran pada langkah kelima ditafsirkan dengan menggunakan cara dan criteria seperti pada proses pembelajaran yang sesungguhnya. Hasil penafsiran tersebut akan menghasilkan tiga kemungkinan sebagai berikut:
a.       Peserta didik menunjukkan peningkatan prestasi dan kemampuan penyesuaiannya mencapai criteria keberhasilan minimum seperti yang diharapkan.
b.      Peserta didik menunjukkan peningkatan prestasi dan kemampuan penyesuaian drinya, tetapi belum sepenuhnya memadai criteria keberhasilan minimum yang diharapkan. Peserta didik menunjukkan perubahan yang berarti, baik dalam prestasinya maupun kemampuan penyesuaian dirinya

Dalam proses pelaksanaananya dilapangan sebagai guru mata pelajaran khusunya dalam pelajaran kimia, identifikasi dapat dilakukan dengan mengadakan ujian tertulis dengan menggunakan rubrik yang tepat maka akan diketahui di bagian materi apa saja peserta didik mengalami kesulitan belajar, dan dapat dilakukan pengajaran remedial sebelum dilakukan tes remedial. Teknisnya peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dipisahkan dengan peserta didik lainnya, peserta didik yang mengalami kesulitan akan diberikan pengajaran remedial, sedangkan peserta didik lainnya akan diberikan pengayaan.


Sumber :
Bahri, S.(2002). Psikologi Belajar,. Jakarta: Rineka Cipta
Idris, Ridwan. (2009). Mengatasi Kesulitan Belajar. Lentera Pendidikan Vol 12 No 2. hlm 161
Putra. E.S. (2010). Diagnosis Kesulitan Belajar. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta. 2010
Sugihartono,dkk. (2007). Psikologi Pedidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Syah, Muhibbin.(2000). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar