Senin, 07 Desember 2015

2 Kepribadian

Entah, tak ada alasan pasti mengapa judul yang dipilih adalah "2 Kepribadian", nyatanya selalu ada sisi lain dalam diri seseorang, entah yang baru dimunculkan atau yang baru saja ketahuan. Masih ingat dengan kata-kata seseorang yang cukup kusegani dulu, pada akhirnya dia berkata "Terkadang kita harus menjadi orang lain agar dapat diakui, dan sekarang ini diri saya yang tak bisa saya tunjukkan kemarin". Saat mendengarnya, mmm sedikit membingungkan tepatnya kaget melihat perubahan seseorang dalam kurun waktu yang singkat, yang kukenal selama 2 tahun nyatanya berubah dalam waktu beberapa hari saja, seolah mengenal sosok baru yang tak pernah ku temui sebelumnya. 
Nyatanya akupun pernah seperti itu, menjadikan diri seperti apa yang orang lain inginkan, faktanya keberadaanku lebih "terlihat" saat tidak menjadi diri sendiri, pengakuan diri oleh orang lain tak bisa diacuhkan, sudah berapa banyak orang yang mengatakan padamu seperti ini "Just be your self, no matter what they say". Sayang tak semua orang bisa memahami satu sama lain, untuk orang-orang tertentu mereka akan berusaha keras agar bisa terlihat, dan lainnya mereka dapat terlihat dengan mudah. 
Nyatanya tak semua orang bisa menunjukkan diri mereka seperti yang mereka inginkan. Respon yang didapat ketika orang yang selalu menunjukkan A kemudian bersikap B beragam, mulai dari sesuatu yang bisa kau anggap bercanda sampai serius. Ini mirip sepeti seseorang yang baru saja kau kenal, kau akan melihatnnya seperti A dan lama kelamaan semakin kau mengenalnya kau akan menyebut dia B. 
Ini hanya apa kataku saja, aku sepakat pada perkataannya dimana ada kalanya menjadi orang lain perlu untuk kita lakukan, mungkin bisa dibilang adaptasi, ketika kau egois dengan dirimu sendiri tapi lingkungan tak menerima, apakah itu akan baik-baik saja? Pada akhirnya kata-kata "Udahlah, jangan pedulikan apa kata orang, mereka gak kenal kamu" kadang aku hanya bisa tergelitik, nyatanya ucapan tetaplah ucapan, ketika seseorang saling menilai mana bisa diabaikan? terlepas itu sesuatu yang baik atau buruk sekalipun, ucapan orang tetaplah sesuatu yang kita dengar pada akhirnya, dan sadar atau tidak hati dan pikiran akan merespon meski ingin rasanya untuk diabaikan.
Untuk diriku yang tak sempat kukenal selalu ku katakan " bertahanlah, dirimu yang satu ini nyatanya lebih disukai orang lain, dirimu yang seperti ini lebih bisa terlihat, bertahanlah, jalani waktumu, akan ada ruang dimana kau bisa kembali pada dirimu, ketika orang lain belum bisa melihat itu paling tidak akan ada 1 orang yang mengetahuinya, dirimu tak sepenuhnya tenggelam, jangan tunjukkan jika kau tak siap, jangan tunjukkan pada mereka, karena dirimu yang seperti ini nyatanya mereka suka, nyatanya mereka bisa melihatmu, tak apa... orang lain tak perlu tahu siapa dirimu". 
Munafik karena tak bisa menjadi diri sendiri? kalian bebas menilai, ini diriku bukan kalian, ini waktuku bukan waktumu, karena ini ceritaku bukan ceritamu.
Sekarang aku adalah aku yang kutunjukkan, tak semua baru sebagian besar, nyatanya masih ada yang kusembunyikan.


Created by

-I.P.P-

Rabu, 02 Desember 2015

Sisi yang hilang

Sisi manusiaku memudar tanpa noda, tak ada bercak sebagai penanda, tak ada runutan untuk mencari jejak agar kutemukan kembali sisi manusiaku yang hilang. Tak ada aktivitas yang terdeteksi, tak bisa kuukur dimana awal dan akhirnya. Sisi manusiaku hilang, tak semua, sebagaian kecil, hanya saja aku takut lupa, lupa sampai akhirnya semuanya tak berbekas lagi, tak lagi merasa menjadi beku dan batu. Bisa dibilang, aku perlu amunisi, tapi entah mana yang akan berpengaruh, kembali meningkatkan aktivitas, tak lagi ada sumbu datar yang tak memuncak, Waktuk tak lagi reaktif, terlalu tenang dan stabil, dan aku tak menyukainya, Aku manusia setengah mati dan hidup, bukan zombie, entah harus menyebutnya apa. Hanya perlu beberapa uluran tangan untuk membuatku kembali beranjak, sungguh terlalu hening, ada tawa yang kurindukan, ada tangis yang bahkan ingin kulihat lagi, atau pertikaian yang lama tak terdengar. Aku rindu duniaku yang tak tenang, kini berharap waktu masih memberiku waktu untuk bernafas lebih lepas, untuk melangkah lebih bebas tanpa tembok.

Abu

Hai jiwa yang tengah mencari arah, masihkah kau tersesat dalam menemukan rumahmu?
Barikade abjad mungkin tak bisa membantu mencari jalan
Untaian kata tak bisa memberimu penunjuk arah untuk melangkah
Paling tidak, patahan kata ini akan menjadi sahabatmu
Karena bersahabat dengan abjad membuatmu tak ada dalam ragu
Berbicalah, dia akan menjadi pendengar yang baik
Menulislah, dia akan menjadi kertas kosong untukmu
Karena, abjad memiliki nyawanya sendiri
Bukan sekedar asa dan rasa
Ini aku, abjad yang selalu menjadi pemerhati dalam jarak
Tersenyumlah, menangislah, marahlah jika itu yang kau butuhkan
Tapi ingat untuk memastikan jantungmu tetap berdetak
Jangan lupa mengambil nafas
Hidup tak sesulit itu, dan tak sebercanda itu
Bahagialah, dimanapun itu, bersama siapapun kamu
Tak udah cemas ataupun dalam gundah
Nadimu akan behenti jika saatnya tiba, tunggulah saat itu tiba
Sambil menunggu, hiduplah dengan baik, kau manusia harus bisa menikmatinya dalam syukur
Oke? 

Jumat, 13 November 2015

Dua senyuman

Sebuah tulisan yang mungkin tak pernah sampai pada pemiliknya. Rasa sayangku memang tak pernah kuucap langsung untukmu, perhatianku tak pernah kutunjukkan, bahkan memelukmu tak pernah kulakukan. Sayangku hanya bisa kuucap dalam doa, perhatianku adalah dalam diam menatap wajah lelah setiap malamnya. Maafku karena membuatmu lelah dalam waktu, maafku karena sering membuatmu kecewa dan marah, kini tak bisa kubuat bangga dirimu, ada satu hal yang sulit kuucapkan meski sangat ingin "Terima kasih dan maaf". Entah kapan sapaanku berubah menjadi "babeh", aku tahu sampai sekarang aku belum melakukan apapun, meski selalu ku doakan tapi aku tak ernah benar benar berdoa. Perbincangan selalu kuhindari, karena aku takut jika muncul pertanyaan yang tak bisa kujawab. Aku bukanlah seorang anak yang bisa berbakti padamu, masih suka kuhiraukan permintaanmu. Satu-satunya yang kulakukan hanya bertahan dengan apa yang pinta "Jadilah guru", menjadi seorang guru bukan mimi yang pernah kupikirkan, sama sekali bukan. Lalu muncul sebuah dialog "Dulu, mama pengen banget jadi guru, tapi gak kesampaian". Kuurungkan niatku menjadi apa yang kuinginkan, aku memilih jalan yang lain, melupakan mimpiku dan membangun mimpi yang baru. Melihat orang lain berada di posisi yang sangat aku inginkan dulu sampai sekarang masih membuatku terluka, masih kukatakan "seharusnya aku juga seperti itu". Menjadi guru ternyata bukan hal yang mudah, entahlah, meski mimpi itu mulai tumbuh namun masih kumenoleh kebelakang, sesekali menyapa mimpiku yang lama. Sungguh ini jalan yang sulit, masih tak dapat kunikmati, untukmu kujalani hari-hariku dengan beban dikedua pundakku. Maaf karena inilah aku tak bisa membuatmu bangga, untuk jalan yang sejak awal tak pernah ingin kupilih. Berapa kali aku menangis karena ini terasa berat? tak bisa kuhitung dengan semua jari yang kumiliki. 
Namun berkatmu, aku tahu apa itu memberi, kelak ilmuku bukan untukku, kelak ilmuku harus kubagikan, jika aku tak memilih jalan ini mungkin aku tak tahu apa itu berbagi, berbagi yang sederhana. Perlahan mimpiku yang lain mulai tumbuh, aku ingin menjadi seorang guru bukan hanya sekedar profesi masa depan, aku ingin mengabdi, ya kelak sudah kutetapkan waktunya. 
Tapi, beban ini kadnag tak bisa kupikul lebih lama, sekalipun aku tak pernah mengeluh padamu, tak pernah kukatakan jika ini sulit. Kau selalu melihatku jika aku bisa dan aku baik-baik saja. Percayalah aku bukanlah aku yang dulu, bukan anakmu yang memiliki prestasi disekolah dengan segala kesibukan yang kumiliki. Aku tak suka melihatmu membanggakanku untuk sesuatu yang tak pernah kulakukan, karena bebannya akan terasa lebih berat lagi. 
Akan kulakukan semampuku, akupun meminta pada-Nya, dan jalan yang kau tunjukkan untukku adalah jawabannya. Aku tak pernah akan bisa membayar semua lelahmu, tapi percayalah aku ingin melihat dua senyuman itu saat gelar sarjana melakat pada diriku, aku ingin melihat melihat dua senyuman saat sebuah profesi beriringan dengan langkahku, dan aku ingin melihat dua senyuman saat aku benar-benar menggapai apa yang kubangun menjadi mimpiku saat ini. Jadi tunggulah sebentar lagi, tunggulah lebih lama, beri aku waktu lebih lama lagi untuk bisa melihat dua senyuman terhebat dalam hidupku.

Cukup bagiku

Bahagia yang sedehana, entah kapan terakhir berbicara mengenai hal itu. Bahagiaku yang sederhana perlahan mulai pudar, dan menipis seiring berjalannya langkahku. Aku hanya takut jika kelak itu akan menghilang tanpa aku bisa menyadarinya. Bahagiaku yang sederhana entah kemana perginya, haruskah aku jemput kembali? agar aku tak kehilangnnya? 
Segalanya mungkin tak berjalan baik, perlahan aku mulai serakah. Kadang aku bisa menahannya, selalu mengatakan " ini cukup, berharap seperti ini kedepannya " hingga akhirnya aku mulai serakah dan kemudian kehilangan semuanya perlahan.
Kini aku tahu, aku tak boleh serakah sama sekali, bahkan jika harus menahan sakitnya, akan lebih baik jika kulakukan itu dibanding kelak tak memilikinya sama sekali. Yang aku takut, aku kehilangan sebelum memilikinya, karena itu bukan kehilangan pada kenyataannya, hanya proses dalam merasa, merasa ada yang hilang pada sesuatu yang memang bukan milik kita.
Kini lagi aku akan mengatakannya " Ini cukup, cukup seperti ini, dan ini adalah bahagiaku yang sederhana"

Senin, 09 November 2015

Mencintai Kehilangan

Mencintai kehilangan... kadang masih tak mengerti, masih kucoba meresapi seribu arti dibalik patahan kata itu. Kehilangan jelas bukanlah hal baik, akan ada rinai disana lalu bagaimana untuk bisa mencintai kehilangan? Jika mesti di sama artikan dengan melepas maka akan ada kata rindu disana, lalu bagaimana? Kerinduan tak melulu menyenangkan, terlebih rindu dalam diam. Katanya ikhlas itu sulit, dan melepas adalah kehilangan yang menyakitkan, maka mana yang lebih baik? Kesulitan dalam ikhlas? atau menahan sakit karena harus melepas? 
Untukmu, untuk nama yang masih kupertanyakan, anggaplah kini aku mencintai kehilangan agar kelak akan ada kata kita yang dipertemukan-Nya dalam halaqah cinta tempat hati akan bertemu, tempat aku dan kamu akan dipersatukan menjadi kita dalam cinta-Nya. 
Untukmu, untuk sebuah nama yang masih belum bisa ku tafsir, entah bagaimana nanti, haruskah aku menunggu atau berjalan kearah Tuhan menunjukkan jalan-Nya, Aku adalah aku yang biasa, pembuat onar dalam dosa. Ini adalah aku dengan lisan yang tak jarang menyakiti dengan segala pemikiran penuh percabangan. Memantaskan diri masih sulit kulakukan, tapi aku dalam tahap melakukannya.
Untukmu, untuk sebuah wajah yang bahkan tak berbayang, kelak jika waktu itu ada, jangan pandang aku, lepas aku dalam rantai doa malammu, cukup sebut namaku dan jangan mengatakan cinta. Cukuplah aku dan pemilik hati, cukuplah kamu dengan pemilik hati. Jika takdir itu ada maka aku dan kamu dalam cinta-Nya bernaung dibawah langit yang sama saling tersenyum. 
Untukmu jodoh dunia dan akhirat, kini pilihlah jalanmu, menjauh dariku dan dekati aku lewat doa, akupun... Maka cintai apa yang sepantasnya kau cintai dan jaga apa yang seharusnya kau jaga. 


nb : thanks untuk sang motavasinger project cinta positif

Minggu, 08 November 2015

Jalan Vs Waktu

Ini ceritaku saat aku tahu aku terjatuh dan terluka cukup dalam, sampai lama rinaiku terjatuh, ini aku yang tak pernah menunjukkan rinaiku pada siapapun. Ada satu kejadian yang membuatku sadar,  ini bukan aku, ini adalah sisi terburukku, dimana aku tak mencintai waktuku sendiri. Kejadian yang cukup membuatku tersentak, sampai entah berapa jam rinaiku terus terjatuh dan terjatuh lagi. Kutenangkan diriku dalam doa, namun semakin menjadi. Kini aku menemukan kekosongan, entah apa itu, hanya kekosongan yang tak hanya sekedar ilusi. Lagi kupertanyakan, inikah jalanku? sungguh? Lagi aku mempertanyakan ketentuan-Nya, lagi aku mempertanyakan rencana-Nya. Entah apa yang kini kupikirkan, entah harus berbuat apa. Namun aku tahu bahkan meski ini adalah jalan yang mungkin tak seharusnya ku lewati, jalan yang sejak dulu seharusnya kuhindari dan lebih memberanikan diri mengambil jalan lain seperti orang lain yang kuketahui. Aku tahu aku harus melawatinya hingga suatu saat nanti aku menemukan persimpangan dimana aku kembali harus memilih, yang aku tahu kini aku hanya harus melakukan apa yang seharusnya kulakukan, hingga saatnya nanti akan tiba untukku melakukan apa yang ingin kulakukan. Jalan ini terlalu panjang, bukan hanya sekedar lurus, tak sekedar berkelok, kadang aku menemukan jalan tanjakan dan turunan yang curam, jalan dimana aku tak bisa beristirahat, kadang aku menemukan jalan buntu dimana aku harus berbalik dan kembali menerka arah. Itu salahku, seharusnya aku tak menerka, seharusnya aku tahu arah mana yang akan ku ambil, bukan dengan tebakan yang tak pasti. 
Seringnya aku mengambil arah yang salah, namun tak jarang ketersesatanku menjadikannya pelajaran yang indah, aku tahu jalanku masih jauh dan panjang namun yang aku tak tahu apakah cukup waktuku untuk bisa melewatinya? Ya, lagi itu adalah rahasia Tuhan yang tak mungkin ku ketahui, namun aku harus cemas akan hal itu bukan? dimana jalan terakhirku? apa yang kulakukan saat itu? yang aku takut saat waktuku tak lagi cukup aku masih tersesat mencari arah. Ada rumah yang harus kutuju, dimana didalamnya aku tahu akan ada banyak senyuman lagi, saat dirumah kelak aku tak khawatir lagi jika harus menangis. Hanya, kapan aku sampai? entah... aku hanya ingin sampai ketempat itu, tak peduli apa.

Selasa, 03 November 2015

Debu

Jika kelak ada yang kurindukan, kupastikan itu hanya sebuah serpihan abjad, serpihan yang akan membuat segalanya utuh. Serpihan yang kepalang hilang dalam ingatan, terlalu lama keluar dari kotak waktu yang tak lagi kujaga rapat. Untuk sebuah kata rindu yang selalu terabaikan, bagaimana bisa aku mengucapnya lagi, jika kata rindu begitu dilarang, bagaimana bisa aku kembali merasa. Waktu tak bisa membawa kembali yang telah hancur, ingatan enggan untuk mengingat, dan hati sudahlah tak ingin disana. Hanya terlalu banyak yang hilang, begitu saja lenyap tanpa ampas. Diam tak lagi berguna, aku tak bisa mengingat lagi. Deretan abjad kadang membuatku gundah, untuk lisan yang tak pernah bisa ku dengar, untuk pandangan yang tak bisa kusaksikan, disinilah aku bermain dengan pikiranku. Lagi, hanya saja apa yang hilang kini sudah tak kupedulikan, itu waktumu milikmu, dan ini waktu hanya untukku. 

Sabtu, 17 Oktober 2015

Untukku? entahlah..

Kesunyian mendatangkan indah dengan caranya sendiri, sunyi tak berarti kau sendirian, dan sendirian tak berarti jika kau kesepian. Berteman memang menyenangkan, dan akan selalu seperti itu, menjalin sebuah hubungan antar sesama sungguhlah indah. Aku selalu suka dan ingat kata-kata ini "Orang yang tak pernah sendirian, mungkin dia tak akan tahu nikmatnya sunyi". Aku hanyalah aku, seseorang yang tak begitu suka ada ditengah keramaian. Kau tahu, ada banyak hal yang bisa kau lakukan ketika waktumu hanya milikmu sendiri. Entahlah, saat waktuku menjadi milikku sendiri aku tak pernah merasa sepi. Seringnya aku bersahabat dengan abjad, dan disanalah segala ceritaku akan mengalir. Mungkin kebanyakan orang akan merasa bosan dan jenuh, sampai seseorang itu akan mulai menghubungi teman-temannya, hingga akhirnya akan menghabiskan waktu bersama. Kadang aku melakukannya, saling sapa dan bertemu dengan wajah-wajah yang selalu kurindukan, saat bertemu akan ada banyak cerita yang mengalir sampai akhirnya waktupun tak dihiraukannya lalu tiba-tiba waktu membuatnya ingat untuk kembali. 
Aku memang suka menikmati waktuku sendirian, bukan berarti tak bersosialisasi. Ada waktuku yang sengaja kuluangkan untuk itu, kini ada waktuku yang kuluangkan untuk bersama orang-orang yang baru saja kukenal. Sepertinya aku jarang menghabiskan waktu dengan orang-orang seusiaku, kebanyakan hanya anak-anak. Mulai dengan pasukan merah, kadang dengan si hijau yang sungguh aku sangat merindukannya, tapi hanya sebatas kata rindu, kadang dengan muridku yang hanya ada 3 saat ini, dua diantaranya senang sekali bercerita, dan yang satu mmm remaja yang dingin tapi dia hebat. 
Kau tahu, ada satu mimpiku yang baru-baru ini muncul. Kelak mungkin 3 atau 4 tahun lagi aku ingin berada ditengah anak anak yang menggemaskan, melihat bagaimana mereka tumbuh dan dewasa. Berada disebuah rumah besar dengan banyak kamar, dan sebuah halaman yang sangat luas untuk mereka bermain dan belajar. Mengajar dan mendidik mereka sampai mereka akan berguna untuk agama dan bangsa ini. Aku tahu itu mimpi yang kepalang besar, tapi akan kubuat nyata perlahan, dan kurasa harus dimulai dengan "uang" haha... bermimpi sungguhlah menyenangkan :) 
Ada yang membuatku sangat senang saat gadis kecil itu berkata "belajar sama kakak mah seneng, gak kerasa beda waktu belajar sama kak ***** " tak baik memang membandingkan, tapi jika boleh jujur kata kata gadis kecil itu membuatku senang. 
Yang aku tahu bukan prihal seberapa banyak uang yang akan kita dapat ketika mengajar, uang memang penting, akan sulit melakukan banyak hal tanpa uang. Tapi lihatlah mereka bagaimana mereka tersenyum dan mengalirkan semua cerita yang mereka ingin ceritakan, bagaimana mereka akhirnya mengatakan "iya bisa, udah ngerti" ada bahagian tersendiri disana. Mengajar dengan hati kurasa sedikit sulit tapi akan menyenangkan jika bisa melakukannya. 
Menjadi seorang guru bukanlah apa yang selalu kupikirkan sejak kecil, jika boleh kubilang tak ada sedikitpun niatan menjadi seorang guru. Bahkan sampai tahun lalu, kurasa kini itu apa yang kuinginkan, aku bukanlah seoarang guru, masa kuliahku belum berakhir, aku tak memiliki murid dalam arti sebenarnya kini. Tapi kelak ketika aku lulus nanti jiwa seorang guru akan melekat dengan diriku, yang kuinginkan hanya jiwa jika kelak itu adalah profesi maka itu bonus untukku. 
Mimpiku yang lain adalah mengikuti SM3T sejauh mungkin, mengenal etnis budaya lain, bertemu malaikat-malaikat dunia yang lain, kekonyolanku adalah ketika mimpiku yang itu tak bisa kuraih, kuharap ada jalan lain untukku mengabdikan diriku untuk Indonesia. Waaaahhh apa itu mungkin? entahlah... yang bisa kulakukan kini hanyalah bermimpi dan membuat angan-angan, dan untuk saat ini itu adalah kebahagiaanku yang tak pernah sederhana.
Tunggu dulu bukan ini yang ingin kuceritakan, baiklah abaikan... yang ingin kubilang adalah... jangan takut sendirian selagi kau tak merasakan kesepian, jangan suka bergantung pada orang lain karena akan ada saat dimana kau harus menyelesaikan masalahmu sendirian, ada saat dimana kau harus melakukan sesuatu hal sendirian. Ingat sendirian bukan hal buruk selagi yang kau rasakan bukan kesepian :) Have a nice weekend !

Minggu, 11 Oktober 2015

INSPIRATOR MENGINSPIRASI

24 jam yang tak bisa produktif, kesehatan yang menurun membuatku hanya bermalas-malas ria, sampai akhirnya kunyalakan televisi. Ada sebuah tayangan pagi mengenai seorang ibu rumah tangga yang boleh kubilang sungguh luar biasa, terlrpas dari masa lalunya, kini ia adalah ibu dari banyak anak anak yang menggemaskan. Ceritanya dulu hanya sebatas berbagi dengan menutup mata, kini lebih dari sekedar berbagi, beliau adalah sosok baru yang menginspirasiku. Aku lupa nama daerah mana tempat ia mengabdikan dirinya, tak hanya sebagai ibu yang memberi kasih sayang terhadap anak-anak kandungnya tapi juga untuk anak anak yang banyak menghabiskan waktu dijalanan. Mendirikan sebuah yayasan untuk menyelamatkan hak pendidikan anak negeri. Disinilah aku yang masih saja terkagum oleh ibu dari 3 orang anak tersebut. Beliau tak hanya cantik fisik, namun nurani menambah aura kecantikannya. Lalu aku bertanya pada diriku sendiri "Apa yang telah kulakukan untuk sesama? masihkah aku sibuk dengan duniaku sendiri?" lama sekali hingga akhirnya jawaban yang kutemukan membuat hati ini merintih, nyatanya aku masilah aku yang sibuk dengan duniaku sendiri, tanpa peduli. 
Masa lalu memang bagian dari kehidupan, karena tanpanya jelas keberadaan kitapun akan dipertanyakan kini. Masa lalu akan banyak memberikan ilmu, buruknya masa lalu tak menjadikan masa depan menjadi suram, kelamnya masa silam tak menentukan terpuruknya masa kini, ya dengan catatan adanya perubahan. Hal-hal besar tak akan ada tanpa adanya hal kecil, dari hal kecillah kita memulai, dari hal kecil kita bertindak nyata hingga akhirnya akan menjadi besar dengan sendirinya. Disinlah hati akan sangat berperan, bagaimana kita mencintai apa yang kita lakukan, maka disitu akan ada kebahagiaan, mungkin kebahagiaan yang tak pernah sederhana.
Menjelang sore masih aku berkutat dengan televisi mengabaikan tugas-tugas yang sudah mencemari peikiranku. Kini datang dari seorang anak muda yang berjiwa punk, yang boleh kubilang dia juga sangat menginspirasi. Bersama istrinya dia menjalani kehidupannya dengan penuh arti untuk sesama. Lagi, berawal dari masa lalu yang kelam, membuat hati dan raganya bangkit, seolah berkata "cukuplah aku yang merasakannya, dan tak ada yang lain" kurasa jika tak salah dulunya adalah sebuah yayasan adik-kakak yang kini bermetamorfosa, di Bandung, dan sungguh aku ingin tahu itu dimana. Keuntungan dari penjualan t-shirt dengan tulisan-tulisan yang menginspirasi digunakannya untuk bebagi, mengajar, mendidik benar benar jiwa seoarang guru. Hatinya yang mungkin kini terdapat bekas-bekas luka masa lalu yang masih berbekas membuatnya banyak menyelamatkan terutama dalam prihal pendidikan dan kasih sayang. Indah melihat semuanya, saling peduli dan tak berhenti pada kata kasihan, memberi kasih tanpa pamrih. Lagi... aku bertanya pada diriku sendiri "Apa yang telah kulakukan untuk sesama? akankah aku bisa menjadi seperti mereka? yang bisa menginspirasi?" satuhal yang kusuka dari mas-mas yang aku lupa namanya *ups* "Hanya ingin mengajarkan mereka bagaimana untuk bermimpi, lalu mengarahkannya". Tak berhenti pada sebuah kata mimpi tapi juga menyulamkan sayap-sayap untuk anak didiknya mulai dengan beberapa pertanyaan yang jawabannya tak hanya direalisasikan dalam bentuk lisan.
1. Apa mimpimu dimasa depan?
2. Kamu tahu bagaimana cara untuk kesana?
3. Apa yang harus kamu lakukan untuk meraihnya?


"Jangan pernah merasa tinggi, karena langitpun tak pernah bilang bahwa dirinya tinggi"

Sabtu, 03 Oktober 2015

Kebaikan memiliki caranya sendiri

Kebaikan dan aku berhenti pada kata itu, siapalah yang tak pernah melakukannya? aku yakin orang jahatpun melakukannya, bahkan jika itu hanya sekedar menyapa. Aku bukanlah yang berhak membicarakan ini tapi biarlah abjadku yang bercerita dan kau bisa mengabaikannya jika mau. Kebaikan dapat menimbulkan masalah? aku hanya akan menjawab singkat "Ya" kebaikanpun kadang menjadi problematika, pernah dengar ini " dijahatin salah, dibaikin salah... maunya apa?" haha kadang konyol sih, padahal ketika dapat menghargai kebaikan sekecil apapun mestinya hidup ini damai. Atau pernah jika dianggap "Bermuka dua" saat memiliki sikap yang kurang menyenangkan dan berubah ada saja orang yang mendelik, aku tahu kepercayaan itu kuat ketika sudah terkhianati maka berakhirlah sudah. "Sok baik! CAPER..." hmmm... aga berat yaa karena tak jarang menghadapinya, yang bilang demikian sungguhlah saat memperhatikan bukan? sampai-sampai bisa dengan detail menyebutkan apa yang sudah dilakukan dan semuanya dianggap caper, atau bahkan kebaikan yang dianggap PAMER? Beberapa mengistilahkan sebagai 'riya' memang kebaikan yang baik adalah dengan menyembunyikannya tak perlulah diketahui orang, ibarat biarkan si tangan kiri buta. Tapi pernahkah berpikir, kebaikan yang dipublikasikan mungkin sebagai bentuk ajakan "yuuk berbuat baik, gue aja bisa kenapa loe enggak?" mungkin seperti itu, istilah halusnya sih gak mau berbuat kebaiakan sendirian. 
Di film atau drama atau apapun itu istilahnya yang menjadi orang baik pasti ngenes yaa? pasti ada aja yang bikin kesel, "diih orang baik kok digituin" meski akhirnya orang baik selalu memiliki happy ending. Yayaya aku tahu ini hanya pemikiran dangkal dipagi hari haha jadi kalian bisa abaikan saja.
Ada yang pernah bilang padaku atau entah dimana aku mendengarnya "Kebaikan memiliki caranya sendiri" intinya setiap orang yang berbuat baik memiliki caranya sendiri, tak sama. Jadi bisakah saling menghargai cara yang berbeda itu? Kadang sebel sih sama diri sendiri yang masih suka kesel karena caraku berbuat baik tidak sama dengan yang lain, akhirnya percekcokan kerap terjadi baik yang ku ketahui didepanku ataupun yang tersembunyi. 
Entah apa yang sebenarnya ingin kutulis hanya saja tolong hargai itu, setiap orang memiliki waktunya masing-masing, dan menggunakannyapun pasti tak sama, jika tak bisa kuluangkan waktumu seperti dirimu maka tolong mengertilah, toh aku tidak membuang waktuku, waktuku hanya sedang kuberikan pada hal lain, yang tak sama denganmu. *apasih* *abaikan* *daaah*

Mahar

Maharmu terindah dan tak bisalah disandingkan dengan mahar semahal apapun
Tak bisa kau miliki maharmu itu dengan uang recehan bahkan miliaran
Maharmu adalah waktumu
Maharmu adalah cerminanmu
Untukmu siapapun itu, pastilah menginspirasi kaum adam
Untukmu siapapun itu, sungguh aku berharap itulah juga mahar yang akan diberikan padaku kelak
Air matamu saat memberikan maharmu menunjukkan ketulusanmu
Suaramu saat memberikan maharmu untuk calon istrimu merdu tiada tara
Kini aku tahu
Sungguh kebaikan memiliki jalannya sendiri
Orang bilang...
Orang baik hanya untuk orang baik
Maka disinilah aku...
Senantiasa memperbaiki diri yang tak kunjung baik
Tuhan, aku tahu Kau telah aturkan segalanya untukku
Yakinkan aku, hatiku, asa dan rasaku jika ku mampu 
Mampu dengan segala jalan takdir yang Kau ridhoi

Rabu, 30 September 2015

Surat untuk SEIGA

Dipikir-pikir tulisan sebundelku tentang kalian tak kutemukan lagi, dan dipikir aku berhenti menulis tentang kalian sejak lulus sekolah kah?
Jika ku tanya "Hai apa kabar?" akankah kalian menyambutnya? setidaknya memberi kabar jika kalian selalu akan baik-baik saja, alhasil karena tak saling berkabar maka hanya akan menjadi "stalker" yang selalu stalking *ups*
Meski terakhir bertemu saat acara buka puasa bersama tahun 2015 ini, namun SEIGA tak dalam keasaan utuhnya, jadi jika kubilang masih rindu bolehkah? Yang ku tahu kini kalian tengah asyik dengan dunia yang kalian tengah singgahi, entah itu dalam perkuliahan, aktivitas organisasi/komunitas, atau pekerjaan. Sebuah kotak chat hanya kadang terlalu sepi, ingin rasanya bertegur sapa kembali, saling bertukar cerita baik itu masa lalu putih abu atau cerita yang hanya kalian miliki sendiri, ingin rasanya kembali bertukar canda dan tawa yang kini kadang samar ketika mengingatnya. Boleh jika ku bilang rindu? jika tak bisa bertukar sapa dan senyuman dalam visual, bisakah jika lewat sebuah tulisan? meski hanya satu kata "Hai" dan cukup sampai disitu.
Kini satu persatu kalian meniti hidup diatas awan, satu persatu telah mencapai kelulusannya, satu persatu telah mencapai kesuksesannya, satu persatu (*saat ini baru satu sih*) tengah membina keluarga yang penuh kasih. 
Jika tak bisa melihat kalian dimasa kini dan masa mendatang maka aku hanya akan melihat ke masa lalu, dimana ada senyumku yang terlukis karena kalian, tawaku yang lepas karena kalian, canda yang tak lagi terhitung jumlahnya, bahkan jika itu adalah air mata karena kalian, maka indahlah sudah jika masih bisa ku buka kotak waktuku kemasa putih abu lagi, kadang terlalu takut jika ingatan itu tak lagi kumiliki, hanya takut jika memori itu hilang, takut lupa untuk mengingat kalian. Ini memori yang kepalang acak tapi senang bisa mengingatnya...

Ingatkah? selesai dari sebuah drama dari salah satu mata pelajaran yang kepalang abstrak, tapi kurasa ada banyak cerita dalam prosesnya, ada banyak "adeeuuhh" dan "hahahaha" saat pelaksanaanya. Menyenangkan meski lelah karena asli lapangannya panas banget. Senang bisa melihat ekspresi yang mungkin tak bisa kalian tunjukkan dalam kehidupan normal. Boleh jujur? aku banyak tertawa dan terima kasih untuk itu :)
Sedihnya lupa kapan gambar itu dibekukan oleh lensa kamera, yang aku ingat gambar itu ada dalam spanduk Sistem Periodek Unsur di kelas, senang bisa melihat banyak senyuman yang terlukis disana.

Kurasa ini foto kelas pertama kita bukan? ada yang bilang "gayanya Rika gagah, cowo banget, sangar" *lupa siapa yang bilang. Sayangnya SEIGA tak utuh disana, masih kupajang foto itu dalam kamarku :) jika rindu aku hanya akan melihatnya dan mengingat setiap pemilik senyuman itu.

Masih ada Bu Prima disana, kurasa itu saat menjadi petugas upacara di kelas 11, ini yang aku takutkan, aku lupa cerita dibalik gambar itu, sayang tak ada yang membantuku mengingatnya, jurnal harianku dilalap api, jadi sudah hilang menjadi abu, dan kebanyakan tentang kalian...
Terlalu banyak cerita dalam potret itu, mulai dari senyuman, tawa, canda, jeritan, emosi marah, sampai tangisan. Masih bisa kuingat saat awal diadakannya pengumuman karya wisata, terlalu banyak yang tak berminat ikut, dan setelah Bu Prima menyebutkan tugas yang mesti dikerjakan semua yang tadinya tak ikut berubah pikiran *termasuk aku*. Ingat mengumpulkan uang dengan menjadi "pemulung", cari besi sana sini, bersiin botol dari milah, cutting sampai cuci dan diperolehlah dua karung. Ingat mengamen? dan ada yang kena tilang? *meski tak merasakannya tapi aku ingat samar-samar ceritanya*. Saat dilokasi ingat ada korban dari penampakan palsu? ingat bagaimana sorot mata lain memandang kita karena sebuah pakaian? Ingat bagaimana kita semua berkumpul malam-malam disatu kamar *dan please itu kamar yang aku tempatin*, saat itu terlalu kaget dengan yang menjaga lorong seolah mengaku salah semua sembunyi di kamar mandi, kalian ingat itu? aku masih bisa ingat banyak tapak kaki kalian dalam kamar mandi, masih ingat bagaimana aku mesti menjaga pintu untuk berjaga, masih ingat bagaimana kalian lari dari kamar. Padahal saat itu ceritanya kita lagi rapat ya? hehe... Ingat siapa saja yang sedang proses pendekatan? ada yang bilang "Jogja I'm in Love" dan jelas tak lupa dengan kebaikan teramat sangat dari sang wali kelas tercinta :) 
Nonton film, ingat pertama kali kita nonton bareng? ceritanya mau nonton Harry Potter ya pas pertama? tapi ternyata belum muncul, dan ingat apa yang kita tonton? sumpah gak mau inget saat itu, tapi masih inget, dan kedua kalinya Alhamdulillah tontonan yang lebih manfaat dapat diskon tiket yaa? cuma bayar 5000 kalau gak salah? hehe *ekhem saat ini juga sedang ada yang pendekatan yaa? hehe *ups*
Pelajaran seni yang kuingat saat melihat foto ini, disini juga cukup banyak cerita bukan? dari yang katanya kelas terbaik hingga terburuk, karena kesalahpahaman kita dengan sang guru, sampai akhirnya beberapa dari kita pergi meminta maaf dan diberikan kesempatan ke-dua, syukurlah hasilnya tak terlalu buruk bukan? *kepalang banyak yang ambil dispen saat ujian berlangsung*


Ahh rasanya ingin terus mengingat, kurahap kalian juga, silaturahmi gak boleh putus yaa... paling tidak ada kamar chat yang bisa kita singgahi untuk tetap menjaga komunikasi :) 

For all of you... SEIGA



Anggap saja iya

Dalam diam, aku tahu ada yang ingin kusinggahi
Dalam diam, raguku masihlah memuncak
Dalam diam, ada sebuah nama yang kusebut dipenghujung doaku
Dalam diam, merasa membuatku pergi kepuncak asa
Tuhan, biarkan diamku menjadi doaku padaMu
Cukupkah?
Tuhan… jalan yang Kau tunjukan padaku akankah melangkahkan kakiku ke tempatnya
Ada rasa yang tak biasa, membuatku pelik
Jika merasa adalah sebuah anugrah, maka indahkanlah rasaku
Jika merasa adalah ujian dariMu, maka kuatkanlah aku
Perlahan jika Kau mengizinkanku, biarlah aku  menyebut namanya dalam doa
Jika ini takdir yang Kau aturkan untukku, tetapkan hatiku
Bantulah aku menjaga apa yang harusku jaga
Tundukan pandanganku akibat rasaku
Bantu aku memahaminya karenaMu
Bantu aku melangkah padanya atas ridhoMu
Maka pelataran mana yang kan kau aturkan Tuhan?
Disinilah aku menepi untuk memahami
Disinilah aku menepi untuk memulai
Disinilah aku menepi untuk mencari cara
Disinilah aku, menjadikan rasa pada sebuah kisah

nb : mungkin itu yang dirasakan "orang itu" entahlah, hanya sebuah inspirasi yang tiba karena banyak percakapan dalam sebuah kotak chat
iya kan? cc : Ka "B" haha :)
motivator dalam menulis ini ? mmm TH, TW, DB, IR dll yang ada saja yaa hehe *dan ikut terlibat*
bukan sebuah lelucon apalagi sebuah ajang fitnah, apalah arti sebuah tulisan dalam kamar pribadiku ini? hanya sebatas deretan abjad untuk menghibur yang tak menghibur

Selasa, 29 September 2015

Untukku, Dariku, Olehku

Aku, ya ini untuk aku... 
Bisakan berhenti mengeluh? kuyakin itu mudah, karena betapa beruntungnya dirimu masih bisa menikmati waktu dalam aktivitasmu yang belum tentu dimiliki orang lain. 
Aku, ya ini untuk aku...
Belajarlah mengayuh dengan benar, jangan melambat disaat kau lelah, dan cepat disaat kau tengah diburu waktu, jikapun harus melambat dan mempercepat lihatlah ada apa di depanmu, disampingmu dan dibelakangmu. Tidakkah kau lelah diburu waktu?
Aku, ya ini untuk aku...
Bisakah tak selalu melihat keatas, kepalamu akan pegal bukan main jika terus menengadah, kau bisa terjatuh bahkan jika hanya karena kerikil kecil
Aku, ya ini untuk aku...
Jangan melulu melihat ke bawah, salah salah kau akan terbentur, nikmatilah langit diatas sana
Aku, ya ini untuk aku...
Bisakah jaga lisanmu? Kau punya akal dan hati, posisikan dirimu, lisanmu bumerang bagimu, jika itu tajam maka akan berbalik pula padamu
Aku, ya ini untuk aku...
Langkahkan kakimu dengan benar, teliti lagi mana arah yang akan kau tuju, meski tersesat kadang menyenangkan tapi kau harus pulang, ada rumah yang mesti kau tuju, iya... itu mimpimu
Aku, ya ini untuk aku...
Menyerahlah, tak berarti kau kalah, tapi jangan lawan aturan, jika itu bukan untukmu jangan paksakan, kau tau dipaksakan tanpa makna semua hanya sampah
Aku, ya ini untuk aku...
Bergeraklah, tak peduli besar atau kecil, semua memiliki makna, pilihlah yang baik untukmu, tapi jangan egois dengan tak memperhatikan apa yang baik untuk orang lain bahkan jika itu orang asing
Aku, ya ini untuk aku...
Bertanggungjawablah, pilihanmu adalah jalanmu, tuntaskan dan akhiri diwaktu yang tepat, bukan berhenti ditengah tengah karena lelah yang tak ada artinya, egois namanya
Aku, ya ini untuk aku...
Hidup ini bukan hanya persoalanmu saja, bukan hanya tentangmu dan dirimu, bukan hanya kamu
Aku, ya ini untuk aku, ini pesan dariku untukku
Kau punya mata untuk melihat indahnya dunia 
Kau punya telinga untuk menikmati indahnya harmoni alam
Kau punya tangan untuk menyentuh segala kebaikan
Kau punya lisan untuk berbicara yang baik dan berguna
Kau punya kaki untuk terus melangkah
Kau punya hati untuk merasa
Kau punya jantung untukmu agar tetap hidup
Kau punya segalanya yang Tuhan berikan, lantas masih pantaskah untuk mengeluh? masih pantaskah kau mempertanyakan rencana indah-Nya? 
Aku, ya ini untuk aku...
Kau punya akal, anugrah terindah yang Tuhan beri, gunakanlah dengan baik dan pertanggungjawabkan akalmu yang membawamu menjalani kehidupanmu.


nb : teguran hati kecil, entahlah... 

Minggu, 27 September 2015

Dapur dan makanan #KKN

Sebuah tulisan yang pernah kujanjikan, maaf karena baru sempat, sebenarnya kepalang bingung mesti menceritakan apa. Tapi inilah Mekar Mukti...

Sebuah takdir yang Tuhan aturkan untuk kami ber-10, sebuah tempat sederhana dengan ke-khasannya yang sederhana, entahlah mungkin ketika kami berbicara mengenai Mekarmukti kami akan menyebutkan hal yang berbeda. Ketika kerinduan berpusat entah itu rindu "Cilok Manta...P" atau "Batagor yang kehilangan tahunya", atau mungkin "Larutan Penyegar" atau menu sarapan yang kepalang irit, jika itu nasi goreng maka hanya akan ada dua piring, tak lebih mmm... meski kadang tiga tergantung berapa banyak nasi yang ada, sedih? tidak, itu salah satu bahagiaku yang sederhana, disana kami berbagi, meski kadang dan tak jarang niat baik kami berbagi justru berakhir pada kata "Iya da, nasi goreng aku mah gak enak" hahaha, atau sarapan bubur yang satu orang tak cukup satu alas, bisa dua sampai tiga, atau bahkan penghabisan dengan memakannya langsung masih dalam panci besar. 
Ada satu yang kuhindari ketika berada di dapur, goreng kerupuk *emang dasar gak bisa masak, goreng kerupuk aja gosong pffftt... kalaupun jadwal piket masak seringnya jadi assisten atau ambil bagian masak nasi, meski tak jarang nasinya agak lembek *duuh harus belajar masak ya*. 
Berbicara soal makanan karena judul postingannya "Dapur dan makanan" umi jagonya soal bubur, dan candil, ceu edoh 1 jagonya soal bubur sumsum, kabayan jagonya nasi goreng, kalau si duet maut sih udah jago semuanya, kokinya posko...  lebih rela masak dan diam berjam-jam didapur dibanding ikut kegiatan *ups*. Abi yang kalau lagi laper hobinya bikin mie tanpa bagi-bagi, atau pak kyai yang selalu ada disaat bagian penghabisan, dan Salim yang kalau habis makan, itu piring kayak yang gak dipake sama sekali *sumpah bersih banget* entah gimana caranya dia makan, dan itu yang kami semua suka, merhatiin piring Salim kalau selesai makan. Ceu edoh 2? mmm... yang kadang suka asik sendirian masak didapur disaat yang lain lagi entah kemana. 
Pernah gak? beli nasi kuning tapi yang dibuatin malah lontong sayur?jadi ceritanya kalau mau beli harus sambil nunjuk dagangannya hehe. 
Panganan khas? ahhh kalo Sumedang sih udah surganya opak kali yaa, jadi cemilan paling kece ya opak, ada satu lagi sih "cipeng" semacam bikin cireng diatasnya kasih oncom tapi tipiiiiis banget, jadinya kriuk kriuk, satu lagi "surabi" meski udah gak aneh sih tapi itu adalah panganan yang gak dicomot sama sekali kalau disuguhin ke anak KKN desa tetangga *tetangga tapi jauhnya gak ketulungan* haha bosen kali yaa.. 
Apa lagi nih yang mesti diceritain? haha cukup dulu yaa mungkin akan muncul tulisan ketiga tentang hal lain :) 
Kotak waktuku sedikit sulit dibuka, jadi tak banyak cerita yang bisa ku alirkan. Rindu kalian guys... yuuk luangkan waktu untuk mengambil satu gambar :)

Sabtu, 26 September 2015

Dik, untukmu...

Hari ini hanya ingin bercerita saja tak apakan? Di sela rehat dari tugas kuliah yang sudah mendekati DL, bisanya menghibur diri dengan bercerita, kebanyakan lewat tulisan, saat ini tak sengaja menemukan sebuah halaman yang tak asing siapa penulisanya. Seolah sedang mendengarkan setiap ceritanya. Tak bisa kubilang itu adalah cerita keluhan, nyatanya ia tak mengeluh sama sekali, kebanyakan ia justru mengambil pelajaran dari kisah hidupnya. Kata "kasihan" jelas bukan kata yang tepat, ini untuk semua adik-adikku, yang jelas tak bisa kusebutkan satu persatu. Jika bisa, kakak ingin mengenalkan kalian pada mimpi dan membuat kalian semua jatuh cinta karenanya, dik, tahukah? untuk usia yang sering kusebut "bocah" nyatanya kalian lebih siap menghadapi hari esok, nyatanya kalian lebih dewasa, nyatanya kalian selalu berhadapan dengan kenyataan. Sedangkan kakakmu ini terlalu banyak menatap mimpi, kadang takut menghadapi hari esok, kepalang percaya diri bahwa hari esok akan selalu ada, dan tak jarang menghabiskan waktu untuk mengeluh dibandingkan memperbaiki diri. Dik, tahukah? kalian nayatanya lebih unggul soal kehidupan, kakak tahu kalian juga memiliki mimpi mimpi yang indah dan luar biasa, entah itu menjadi polisi, tentara, dokter, guru dan hal hal hebat lainnya. Kalian kadang hanya terlalu sibuk untuk bisa menghasilkan, untuk makan, sekolah dan jajan. Dik, salutlah kakakmu ini pada kalian, tapi bisakah sesekali kalian tengok mimpi-mimpi kalian? Menjadikannya alasan untuk terus bernafas, menjadikannya alasan untuk tak pernah lelah belajar. Maafkan kakakmu ini yaa, yang belum bisa utuh, yang katanya peduli tapi tak melakukan apapun, yang katanya sayang tapi kebanyakan hanya sibuk sendiri, yang katanya selalu rindu tapi singgah untuk jumpa seringnya sulit. Kalian punya rumah untuk berlindung, jalanan menjadi tempat kalian bermain dan menjadi modal untuk hari esok, sekolah menjadi tempat kalian untuk belajar, bisakah mimpipun menjadi rumah bagi kalian? yang kelak langkah-langkah kaki kalian akan sering berpijak disana, tempat yang akan kalian tuju, tempat kalian untuk pulang pada akhirnya dan banyak menghabiskan waktu disana. Kakak tahu kalian adalah jagoan-jagoan hebat yang tak takut bermimpi dan berani wujudkan impian kalian, kelak inginlah mata ini melihat kalian menjadi orang-orang hebat dimasa depan yang gemilang. Fighting !

Rabu, 23 September 2015

Surat yang tersesat

Ceriamu memang tak lagi dapat terlukis dengan jelas dalam kanvas, namun tahukah? sama seperti angin, mungkin aku tak bisa melihatnya ketika ia datang, namun masih bisa kurasakan. Ini seperti sesuatu yang tak dapat kau ukir lalu kau bekukan dengan sebuah lensa kamera, seperti menggerakkan jarimu diatas permukaan air, jari jarimu bergerak membentuk sebuah pola namun tak bisa kau lihat hasilnya, lagi… tak ada bukan berarti tiada. Awalnya hanya sebuah kertas kosong, tanpa ada irama yang membuat jemariku tergerak untuk menumpahkan tinta kedalamnya, boleh kubilang jika itu dulu?
Puitis, itulah dirimu yang didefiniskan oleh susunan susunan abjad yang kau gulirkan dalam rasa, sederhana namun jauh dari itu, sederhana yang tak pernah menjadikannya sederhana. “Tersesat” ingatkah? jika ingatanku mengingatkanku dengan tepat itu adalah sebuah kata pertama yang kau suka dariku, hingga tak lama detik waktu dalam arlojimu berselang, sebuah karya dalam melodi sastramu muncul di kamar pribadimu. Jika bukan dan kau tak kebertan, izinkan aku untuk menganggapnya seperti itu, karena tulisanmu adalah penyulut api untukku dalam kebaikan abjad.
Romantis, yaa… puitis yang romantis tak pernah hilang makna, beralaskan ketulusan adalah pondasi dalam setiap bulir waktumu. Aku tahu, waktu memang tak lagi sama, mungkin iramanya yang berbeda, atau ada beberapa irama yang hilang, atau mungkin iramanya mulai mengasingkan diri dariku, hingga tak lagi aku merasa. Puitis… romantis… tulus, masih kugunakan koma disana, karena tak berhenti disana sosokmu selalu kukagumi.
Sungguh, ada waktu yang teramat ajaib untukku, saat Tuhan mengaturkan lingkaran yang sama. Hangat dan menyenangkan, tambahan dalam koma, seperti dalam sebuah drama yang pernah kusaksikan, hangat akan membuat kenyamanan, dan menyenangkan akan menjadi sebuah pelengkap. Apa aku terlalu banyak membual tentangmu? Kurasa tidak, saat ini aku tak dapat menuliskan kata yang tepat untuk menggambarkan dirimu, sehingga kepingan acak ini tak bisa membuatnya utuh. 
Rinduku memang kadang kusampaikan, tapi terlalu banyak yang tak dapat kusampaikan langsung. Kau pernah menjadi perantara dalam mengatakannya padaku, potongan kata yang tak sama, namun ini yang ada dalam kotak memoriku “Untuk apa bilang rindu, jika bertemupun tidak” ahhh yaa, aku tahu kurasa tidak seperti itu bukan? Namun akankah kerinduanku tersampaikan? karena yang aku tahu, rindu tahu kemana dia harus pergi
“Kak” terima kasih, telah menginsipirasi, maafku terlalu banyak untuk disampaikan, jadi bisakah kuringkas saja ? Tetaplah dengan caramu, puitis, romantis, tulus, ceria, hangat dan menyenangkan, tentu dirimu juga pintar dan cerdas, kak… tetaplah bercerita dalam kamar pribadimu, karena hanya lewat pintu itulah aku setidaknya bisa merasakan hadirmu, dan kembali bisa merasa. Terima kasih untuk waktumu yang pernah singgah, sangat menyenangkan ketika berada dalam waktu yang sama denganmu. Kerinduanku kini akan berwujud doa, aku tahu Tuhan akan menyampaikannya, mungkin lewat angin, hujan atau langit malam yang tengah kau tatap. Untukmu penikmat kopi, ini bukanlah surat yang puitis apalagi romantis, tetaplah cantik, haha… ku tahu kau akan tetap cantik meski usiamu kelak masuk 70-an  karena kecantikan hatimu adalah abadi yang selalu dibentengi dengan ketegaran dan ketulusan. Salamku untukmu yang selalu sayang pada malaikat malaikat kecil yang kerap kau temui. Semoga Tuhan akan kembali mengatur waktu kembali.
Kutahu surat ini akan tersesat, namun jika kelak kau berkunjung ke kamarku, kuharap kau mengetahuinya, jika surat ini kutujukan untukmu… 

Jumat, 18 September 2015

Di sela bertugas

Mengenal, dan aku berhenti pada kata itu, sejauh mana kau bisa mengenal seseorang? berapa waktu yang kau butuhkan untuk bisa mengenalnya? tak hanya sebatas nama dan wajah, tak hanya aktivitasnya ketika sedang duduk dibangku kelas atau kuliah, tak hanya sebatas "dia temanku". Menapaki rangkaian abjad yang indah hari ini, sederhana namun teramat puitis dan romantis. Satu lagi yang menginspirasi, teman sekelasku sendiri, baiklah aku bisa bilang aku mengenalnya, tapi ternyata kini aku akan berkata jika aku tak mengenalnya. Hanya sebatas cover tanpa makna, kini perlahan aku tahu, dia yang seperti itu, begitu cantik tak hanya paras namun juga tulisan dalam akun pribadinya yang bisa dijelajahi tanpa bosan, mungkin mata yang hanya akan lelah saking ketagihannya. 
Setelah dipikir pertemanan adalah sebuah pilihan, dan sahabat? mungkin sebuah takdir yang indah. Ada seseorang yang sudah aku kenal sejak taman kanak kanak tapi aku tak pernah benar benar mengenalnya, ada seseorang yang baru kutemui tahun lalu tapi aku jauh lebih mengenalnya dibanding teman yang kukenal bertahun tahun silam. 
Ahhh sudahlah, ahh iya kini sedang mencoba membayangkan wajah dari teman-temanku, dan tebak siapa yang wajahnya muncul lebih dulu? itukah teman terbaik? entahlah... 
Kadang masih tak bisa kupercaya, terlalu singkat untuk menyimpulkan dan hanya tak ingin salah paham *apasih?* okee *bhay*

Surat Cinta untukmu




Entah harus kumulai dari mana, namun yang jelas surat cinta ini bukanlah surat romantis terlebih puitis... Ini untukmu yang masih menjadi bayangan, terima kasih menanamkan benih benih rindu, karena rindu yang menjadi candu membuatku selalu berpikir tentangmu, betapa bahagianya kelak jika kau bisa kudapatkan, aku tahu akan ada banyak cerita, akan banyak pengorbanan untuk kelak bersanding denganmu. Hingga saatnya nanti, hingga Tuhan mempertemukan kita diwaktu yang tepat, bisakah kau menungguku? Tunggu aku hingga aku siap, siap menjalankan hari hariku bersamamu, untukmu hal indahku, tetaplah disana dan teruslah menatapku, buatku semakin jatuh padamu, hingga yang akan kulakukan hanya berjuang, untukmu masa depanku, terima kasih untuk menjadi salah satu alasanku tetap bernafas, meski kau banyak membuatku terjatuh, namun aku tahu, pada akhirnya kau yang akan mengulurkan tanganmu untukku, membuatku bangkit dari jatuhku, untukmu... lihatlah aku, hanya aku... aku tahu banyak orang diluaran sana yang menginginkanmu, tapi percayalah akupun sangat ingin bersamamu. Jadilah motivatorku, jadilah yang selalu menginspirasiku, saat indah bersamamu sangat kunantikan, waktuku tak banyak, aku tahu itu... kau selalu bilang padaku saat ini bukanlah waktu yang tepat dan aku belumlah pantas, aku tahu itu.. Yang aku tahu aku akan menjadikanmu rumah yang akan kutuju, jadi... tunggu aku pulang yaa, tunggu sampai aku bisa meraihmu dan menjadikanmu bagian dalam kehidupanku, ini surat untukmu mimpi mimpi besarku... 

Senin, 07 September 2015

Surat untuk Rahayu dkk

Hai Rahayu, apa kabar? Apakah sudah waktumu untuk melihat malaikat malaikat kecilmu? Aku sungguh penasaran. Ahhh jika kau disini mungkin kau akan kupernalkan dengan keluargaku, “Kipli” mungkin tak setampan temanmu ( yang kumaksud bukan Bahari ) HAHA.. dan “Adibah” yang begitu cantik dengan rambutnya yang putih dan lebat. Tapi kurasa kalian tak bisa berteman baik, Adibah bukanlah kucing yang mudah berteman, dan Kipli dia terlalu emm “Playcat?” haha, tapi dia juga tampan J
Ingatkah kau denganku, atau dengan kami? kau selalu muncul begitu saja terutama saat jam makan, diantara teman temanmu kau yang paling kami suka, mungkin karena “Kalem”. Ini aneh dan bahkan sangat aneh jika kamu membaca tulisan absurdku ini, tapi baik-baiklah disana J lahirkan anak anak yang cantik, dan menjadi keluarga kucing yang bahagia, (by the way, siapa ayah dari anak anakmu itu?*ooppsss). Sampaikan pada Bahari untuk tidak nakal dan berhenti untuk masuk dapur tanpa permisi *emang bisa?* salam untuk 2 temanmu yang lain, yang tak sempat kami berikan nama. Jaga rumah dengan baik yaa J #Rindu #Mekarmukti

nb : Kurasa aku mulai gila dengan menulis surat semacam ini, ah sudahlah *abaikan* 


Selasa, 25 Agustus 2015

Semua Tentang Kita dalam Sebuah Kisah Klasik

Disinilah ceritaku akan dimulai, dalam sebuah penantian waktu yang tak bisa diprediksi akan muncul, akhirnya tiba, sebuah akun yang kini dapat kumasuki. Singkat ceritaku ini adalah awal mula masa baktiku dalam sebuah program perkuliahan "Kuliah Kerja Nyata". Desa Mekarmukti, Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang adalah tempat yang "kupilih" tanpa sebuah alasan selain karena masih "tersedia". Boleh langsung kupercepat alurnya? Tepatnya 1 Juli 2015, kebersamaan kami dimulai, emmm berhubung sudah saling mengenal sebelumnya dalam beberapa pertemuan singkat, kurasa kata "canggung" dan "asing" bukanlah kata yang tepat. 
Tak bisa dibuat detail, akan menghabiskan waktu bagi yang membaca, hanya beberapa alur yang kusimpan dalam kotak waktuku yang akan kubagikan disini, jadi ini tentang para "edoh", "kabayan", "kobra a.k.a abi", "ummi yang sebelumnya adalah edoh", "salim", dan "pak kyai". Mereka semua adalah penghuni rumah Mama Irum tepatnya berjarak 1 rumah dari kantor desa. Bisa bayangkan 10 sosok manusia (sepertinya lebih *mungkin*) tinggal bersama dalam 1 atap yang sama? Yang ada dalam pikirku paling tidak akan ada masa dimana kami berdebat mungkin sampai bertengkar, saling bercanda, dan yang pasti bersenang-senang. 
Kuberitahukan lebih awal, mengenai sebuah kepingan kepingan acak yang akan menjadikannya utuh dalam sebuah kisah, tak beraturan dan kepalang random, tak apa kan? akhirnya akan tetap menjadikan utuh dalam kotak waktu kami masing masing :) Inilah kami yang kepalang sulit ada dalam 1 frame foto yang sama *entahlah*


Kurasa bukan perjalanan waktu selama 40 hari yang paling melelahkan bagi kami, melainkan perjalanan 2 jam untuk singgah pada posko lain sekedar untuk saling menyapa. Meski bukan pertama kalinya untukku, tetap saja 2 jam jalan kaki tetap terasa sangat melelahkan terlebih medan jalan yang memang tak semulus dan sehalus jalan tol, melainkan jalan bebatuan, menaik dan menurun, anggaplah *terapi kaki*. "Tertipu" oleh sang ketua kurasa, tak ada yang menyangka perjalanan akan begitu panjang, tak apa kami masih dapat tertawa selama perjalanan, terutama ada beberapa pemandangan sejuk yang disuguhkan Tuhan untuk kami. Tak banyak potret yang bisa diabadikan saat perjalanan menuju "Desa Karang Bungur" dan sungai disini tetap indah meski "kering" ...


Selalu ada kisah menarik dan berbeda setiap harinya, seringnya adalah sebuah berkesinambungan yang kerap menampilkan berbagai emosi dalam satu waktu yang bersamaan, mungkin ekspresi tertawa puas menikmati candaan yang disuguhkan, mungkin malu atau tersinggung, entahlah hanya sipemilik hati yang mengetahuinya, yang jelas kami *kebanyakan* menikmati dengan tertawa lepas. Setiap paginya hanya ada 2 menu yang menemani kami dalam berbincang pagi sampai bersenda gurau, tak lain adalah nasi goreng dan bubur. Ummi adalah sang koki untuk bubur, untuk nasi goreng setiap harinya buatan tangan yang berbeda mulai dari para edoh, abi, dan kabayan. Kurasa nasi goreng kabayan adalah yang paling favorit *sepertinya* haha meski "itu itu terus" tapi kurasa tak ada kata bosan disana, karena soal rasa tak pernah sama :) dan ada satu panganan yang kami semua suka "batagor padahal aci" tak seperti batagor yang biasa kami temui, disana hanya ada aci dengan bumbu kacang, anggaplah iya bahwa itu adalah batagor, bagaimanapun sampai hari terakhir disana kami masih membelinya :) 
Rasanya mulai kurindukan suasana dirumah itu, terutama saat rumah kami "dikepung" atau beberapa "intel" yang mengintai dibelakang rumah, mereka adalah anak anak warga asli mekarmukti, konyol terkadang, terutama saat kami adakan program "KoBer" satu jam sebelum waktunya mereka sudah mengepung rumah sampai kami harus menutup bahkan mengunci pintu agar mereka mau pergi untuk melaksanakan kewajiban mereka untuk sholat ashar, bukan tak ingin tapi tak memungkinkan jika mereka semua harus sholat dirumah. Berbicara soal intel, kadang mereka tiba tiba ada di belakang rumah sambil berbisik hanya karena ingin bermain, kalau dipikir-pikir kenapa tidak lewat depan? :) lucu, karena mereka hanya "berani" jika dibelakang rumah tapi selalu enggan jika diajak masuk, sosok 'Abi' adalah yang selalu mereka cari *seringnya* anggaplah dia bintangnya dimata anak anak hehe
Eh ada satu yang paling membuatku senang, saat itu sedang outbond di mata air tak jauh dari rumah, saat ditanya mengenai cita-cita salah satu diantara mereka ada yang menjawab 'Ilmuan Kimia' senangnya padahal bocah SD belum dikenalkan dengan Kimia, hanya sekali kuperkenalkan saat menunjukan percobaan sederhana "Magic Color" benar benar senang :) *curhat* next...
Tak perlu yaa kubicarakan soal program? toh ini hanyalah sebuah page yang membantuku menyimpan memori kecil yang menyenangkan :) Tapi akan kubahas sedikit menganai event karnaval disana, di Kecamatan Buahdua, karnaval adalah kegiatan rutin setiap tahunnya dimana setiap desa akan menunjukka ciri khasnya. Meski kepalang mendadak, dan hanya ada waktu 2 hari 2 malam untuk membuat properti tapi paling tidak Mekarmukti mendapat salah satu juaranya :) Tak bisa dianggap sia-sia dimana setiap malam rumah berantakan penuh dengan kertas-kertas, kardus dan lem dan orang orang konyol saat memperagakan properti yang kami buat :) mulai dari alat peraga buah-buahan dan sayuran, danbo sang inspektur upacara, iron man lengkap dengan pakainnya, topeng topeng menyeramkan, jarum-jarum suntik raksasa, propanda, mobil tank, stiker bendera yang jumlahnya ratusan buatan tangan, dan lupa*haha .
Ini pertama kalinya mengikuti sebuah karnaval *yang penting pernah* menyenangkan, meski beberapa hari sebelumnya harus teriak teriak karena melatih pasukan pembawa bendera, tetap saja kini hanya kerinduan yang tersisa. 


Satu lagi kebudayaan yang *baru* untukku, kuda renggong, tak hanya sekali dua kali melihatnya disekitaran posko, benar benar ramai dan berisik, baiklah sebuah potret budaya yang indah untukku, setidaknya bisa menjadi sebuah cerita dimasa depan :)


Kami juga sempat "berlibur" ke Desa Wisata di Rancakalong sekalian mengunjungi rumah ummi disana :) dan juga berenang di Desa Cikurubuk, maklumlah hanya ada Mata Air di Desa Mekarmukti *upps bukan begitu hanya ingin ada suasana lain selain desa tercinta kami ini :) 

Tak ingin kuuraikan semuanya, biarlah setiap kepingannya tersimpan rapi dalam kotak waktu kami sendiri, menjadi sebuah memory yang pada akhirnya akan terucap kata rindu, hingga terucapkan kerinduan kami dalam sebuah doa yang indah. Tak sempat kuucapkan rasa maaf dan terima kasihku untuk kalian, tak ada kata terindah untuk saat ini, terima kasih menyisipkan banyak hal indah dalam lembar lembar memoriku, mengisinya dengan banyak senyuman yang kubekukan dalam sebuah gambar yang kini tak hanya kusimpan dalam banyak folder data di laptopku, yang tak hanya menjadi penyulut tawaku sendiri disaat aku membuka kotak waktuku kemasa 40 hari bersama kalian. Semoga tak hanya kembali dipertemukan dalam waktu yang Allah aturkan untuk kita, tapi kelak hingga tiba waktunya kita akan kembali dipertemukan dan menjalin kembali kebersamaan di Surga-Nya... aamiin
Salam hangatku teruntuk mekarmukti :)

nb :
Abi : Idolanya anak anak, muadzin musolla tetangga, tadinya "kobra" sekarang jadi "Abi", tukang nge-print :) #IPAI
Ummi : Yang paling dewasa tapi juga yang paling kekanak-kanakan, jago masak bubur, candil dan bumbu cilok. Imam sholatnya para ladies kalau akhi-nya pada ke masjid atau musolla, sosok bully-able banget :) dan udah paling lama kalau udah masuk kamar mandi (gak tau ngapain) haha #PKH
Kabayan : Tukang nasi goreng, kadang paling dewasa kalau lagi debat, tukang pokonya mah mulai dari tukang gagang pintu sampai keran, doyan ngemil *semua juga sih* sosok pencair suasana yang doyan bully ummi sama abi *eehh semua deh* haha #TeknikMesin
Elif / Mama : Doyan banget sama elif, remot kekuasaan selalu dipegang kalau elif lagi main, koki tetapnya rumah kami, masakannya udah cap jempol deh :)  istri pertamanya abi*ups *becandaan kok* *mungkin* hehe, kadang juga dipangging *ceu* (ada singkatan terselubung didalamnya haha) #Psikologi
Edoh 1 : Ahlinya olahraga, terutama senam, udah fav kalau senamnnya "Terong di Cabein" udah paling nyiksa kalau senam kardio haha, ibu bendahara yang rajin banget ngurusin air demi kesejahteraan kami semua :) sosok pencair suasana juga dengan segala candaannya :) #PJKR
Edoh 2 : Yang suka banget teleponan malem malem berjam jam sama sang pelaut, pernah loh jadi narasumber diacara "satu jam bersama edoh" haha, bahasannya itu loh "khitbah", sosok bully-ablenya yang kesekian buat Edoh 1, hehe *peace* #PGSD
Pak Kyai : Yang pernah ngaku jurusan bahasa arab sama teteh tetangga sebelah hingga akhirnya jadi pak kyai, kerjaannya konser mulu :) betah banget diatas rumah (gak tau ngapain) suka becanda juga orangnya, dan paling diandalkan kalau lagi ngobrol sama warga, pemimpinnya kami kami ini :) Jagonya kalau soal gambar dan design #SeniRupa
Salim : *Krik-krik* tapi sekalinya ngomong wallaaahh bikin ngakak orang serumah *kalau denger* kadang tingkahnya juga absurd apalagi kalau udah duet sama kabayan, haha, sesuatu deh sosok yang satu ini, gak bisa diprediksi dan suka nge-bom tiba tiba (maksudnya bercanda sampai kita semua ngakak padahal buat dia biasa aja) ekspresi yang paling gak bisa dibaca ya sosok satu ini.. duuuh #Geografi
Manda : Atau bisa disebut edoh, doyannya dangdutan "bang jono" sampai latihan pas mau perpisahan :) haha, orangnya kocak, unik dengan bahasanya sendiri yang bikin ketawa :) koki tetapnya rumah jugaa :) sosok pencair suasana juga :) #MPP

Well mereka semua adalah "keluarga" untukku, sebuah lingkaran lainnya yang membuatku merasa, kebayang doong mereka semua ada dalam satu rumah yang sama "Luar Biasa" :p

*Ups maaf untuk segala kata kata yang tak berkenan, maaf juga aibnya kalau kebongkar, love you all... *maafiin yaa* #Salam #Mekarmukti
nb (lagi) :Backsound cerita ini adalah "Marry Your Daughter" dan "Kun Anta" :) 



Kamis, 16 Juli 2015

Maaf...

Teriring sebuah ilusi dalam rindu, teruntuk yang hatinya pernah terluka, karena lisan yang terlalu tajam, karena lisan yang berbisa. Sebuah kata maaf haruskah ku layangkan kembali? terlalu takut, bahkan kata maaf yang lalu belum tersentuhnya cenderung terabaikan. Untuk sebuah kesalahan, tidak.. beberapa kesalahan yang masih tak ku ketahui apa, sebuah alasan atau bahkan beberapa alasan yang membuatnya pergi tak menghiraukan, menjadikan keberadaanku dalam semu. Meski demikian, terlepas apapun alasannya yang ku tahu itu bersumber dariku, teruntuk yang pernah teramat menganggapku dalam waktunya, menghilangkanku mungkin tak masalah bagimu, namun kehilanganmu begitu berbekas. Teruntukmu yang pernah kupanggil sahabat, bisakah sekali saja kau panggil lagi namaku, bukan karena keadaan mendesak atau sebuah keharusan, tapi seperti dulu, dirimu yang selalu memanggil namaku bahkan jika hanya sekedar ingin memanggil namaku, entah itu untuk mendengar kisahmu atau hanya sekedar sapaan. Terlalu takut untuk mengungkit kembali dan berkata maaf, karena ketakutan kau akan semakin membenciku, hingga tak akan lagi kau panggil namaku. Ketakutan akan kata maaf yang akan terabaikan kembali. Bukan petama kali, namun ini menjadikannya hal pertama, seseorang yang mengambil langkah untuk sebuah kesalahan yang masih tak kupahami, cenderung dia yang mempercayai apa yang ingin dipercayanya. Sepertinya senja tak lagi jingga, hanya abu abu yang kusam, jika kusampaikan maaf akankah kau menerimanya? teruntuk dirimu yang menghilangkan keberadaanku, maaf jika ku bilang “dalam keberadaanmu aku hilang, dalam hilangmu aku ada” seolah dirimu adalah pusat magnet yang akan menarik semuanya kearahmu hingga tak ada yang terisisa untukku. Lagi ku titipkan maaf dalam doaku, sampaikah? 
Malam ini terlalu indah, gema takbir yang terlantun dalam setiap sudut bumi ini, apa yang kuungkap bisakah kau hiraukan, bisakah… tak apa jika sikapmu masih tak akan berubah, tak apa jika kau kan membuang kembali kata maaf yang kutujukan padamu, kau tahu setiap ku melihat namamu atau saat kita ada dilingkaran yang sama, dalam diam aku hanya bisa melirik kearahmu, berharap kau akan memanggil namaku, menunjukan senyuman dan tawa yang kini tak lagi pernah tertuju padaku, meski tak ku ketahui apa dan bagaimana, namun pada akhirnya penyesalan adalah milikku. Pengecut jika aku hanya meminta maaf dalam sebuah aksara yang kususun, semoga kita dipertemukan lagi kelak, hingga lisanku ini bisa berucap maaf dan menjabat tanganmu bahkan bisa memelukmu ukhti… Senang rasanya selalu bisa melihat senyum dan tawamu bahkan candamu, meski bukan untukku tak apa.. Tetaplah seperti itu terus bercengkrama dalam bahagiamu…

Selasa, 14 Juli 2015

Asingkah?

Keterasingan, pernahkah? tak banyak yang bisa kupelajari dari sebuah kata dasar "asing", mungkin hanya sebuah realita ilusi, tergantung bagaimana situasinya, apakah itu "terasingkan", "mengasingkan" diri atau hanya "asing" karena kau baru memulainya. Bukan hal baru apalagi aneh teruntuk sepasang mata yang telah melihat dan sepasang kaki yang telah berpijak dalam waktu yang lama, sayang tak banyak yang telah dilihat atau daratan yang telah terpijaki. Terasingkan, ahh... situasi ini mungkin sedikit sulit dan abstrak, terasingkan bisa berarti kau hanya merasa atau benar benar itulah yang terjadi, anggap sebagai situasi yang buruk dimana kau harus menemukan cara untuk bisa terlihat sehingga tak terasingkan, namun lain hal jika situasinya benar benar sengaja, ini akan membuatnya semakin.... entahlah penafsiran seperti apa yang pantas, yang jelas sulit membuat dirimu terlihat dalam sebuah kesengajaan untuk membuatmu tenggelam, semacam kau perlu usaha yang lebih. Karena hidup tak pernah lepas dari sebuah pilihan maka anggaplah kau harus memilih, pergi atau tetap tinggal, tergantung bagaimana kesanggupanmu baik yang tersadari ataupun tidak. Hanya jika kau memilih untuk pergi artinya kau benar benar kalah, jika memilih untuk tinggal paling tidak cobalah untuk membuat hatimu tidak terluka hingga kau berhasil membuat dirimu nampak dan tak terasingkan lagi. Berbeda halnya dengan mengasingkan diri, bisa disebut sebagai sebuah taktik atau sebuah kata untuk seseorang yang cukup pemgecut, entahlah namun terkadang mengasingkan diri artinya memberikanmu ruang entah itu untuk berpikir atau bahkan untuk bernafas, bersifat sementara artinya akan ada waktu dimana kau harus kembali dan berhenti mengasingkan diri. 
Tekad dan niat adalah sebuah kunci, seberapa lama kau akan bertahan. Dalam hidup kau butuh alasan, dan niat awalmu adalah pijakan dasar, sebuah alasan yang akan menjadikannya alasan lain, sebuah alasan yang akan membuatmu tetap tinggal dan terus berjalan pada jalan yang telah kau pijak, seberapa burukpun jalan itu namun jika jalan yang telah kau pilah akan membawamu ke tempat terindah maka kau akan menetap, karna sebuah alasan yang akan membuatmu tinggal, sebuah alasan yang membuatmu bertahan, seberapa kuat alasan itu mempengaruhi langkahmu, bergantung pada seberapa besar rasa percaya dirimu.
Dan sekarang adalah waktunya dalam mencari alasan yang akan menjadikannya alasan lain mengapa kau harus bertahan... 

Jumat, 19 Juni 2015

Larut

Hai Banyu... Kau tahu aku selalu menyimpan sesuatu yang bisa ku simpan bukan? apapun itu, meski hanya sebuah kertas dengan setitik coretan abtrak. Aku selalu suka "menyimpan" dan suka sekali saat membukanya kembali. Meski kadang aku juga membuang bahkan membakar habis sesuatu yang bisa membuatku mengenang sesuatu yang tak ingin ku buka kembali, emmm banyak hal yang membuatku tak lagi bisa kembali mengingat karena aku tak lagi menyimpannya. Tapi Banyu, tahukah? kebanyakan yang kusimpan adalah "kertas", yang paling lama? entahlah, mungkin sesuatu yang kusimpan sejak jaman putih biru, emmm aku masih menyimpan beberapa hal, meski kebanyakan yang kusimpan adalah hal yang kuperoleh semasa kelabu. 
Saat bosan yang sering dan teramat sering kulakukan adalah membuka kembali apa yang telah kau simpan, entahlah... hanya aku tak pernah tahu ekspresi yang akan muncul saat aku membukanya kembali, mungkin aku hanya akan tersenyum, tertawa, kagum, bahkan marah atau menangis. Ekspresiku selalu menjadi kejutan untuk diriku sendiri.
Banyu, kadang aku merasa kotak waktukku terasa penuh, kadang juga aku merasa terlalu kosong sehingga selalu ingin ku isi dan isi lagi. Apa yang pantas kau simpan? apa yang harus kau sisihkan, dan apa yang pantas kau buang? entahlah aku lebih suka menyimpannya terlebih dahulu, baru bisa kuputuskan apakah tetap akan kusimpan, kusisihkan atau kubuang. Carannya? kebanyakan kuputuskan dengan dominan ekspersiku yang muncul. Jika kebanyakan hanya membuatku terluka maka kupastikan akan membuangnya, jadi aku tak memiliki alasan untuk melihatnya jadinya tak ada luka yang terbuka.
Bagaimanapun aku hanya tak ingin lupa, kelak saat aku lupa aku bisa kembali mengingat dengan membuka kotak waktuku yang bisa ku sentuh dan kulihat dalam nyata. Tak banyak yang bisa membuatku tersenyum, jadi disaat aku ingin tersenyum bahkan ingin tertawa, saat tak ada satupun orang atau hal yang bisa membuatku melakukannya, maka aku hanya akan membuka kembali apa yang telah kusimpan dan keajaiban akan terjadi, kejaiban dalam ekspresi yang ditunjukkan oleh wajahku sendiri...

Kamis, 18 Juni 2015

Kepingan yang 'ada', akan menjadikannya utuh

Saat tak sanggup untuk memuncak dalam sebuah ironi
Yang aku tahu, semua hanyalah ilusi dalam apa yang kau sebut hati
Tak pernah tahu siapa atau apa yang nyata
Semua hanya berakhir pada sebuah kata tanya yang berkata
Aku disini, tapi bagai angin pun tidak
Angin meski tak bisa kau genggam apalagi lihat, tapi bisa kau rasa
Bagai bayangan dalam gelap, mungkin itu posisiku
Apa yang selalu menggenggammu erat, kini tak lagi
Tak ada ikatan yang membuatmu menetap, hanya kosong
Kebebasan yang memaksamu pergi, bukan tinggal
Kau tahu rasanya? Mmm...
Seperti kau adalah bintang diantara ribuan bintang lainnya
Seperti sebuah partikel air dalam lautan
Kau ada tapi dihiraukan, tak dilihat apalagi di sentuh
Kepingan yang kudapat belum lah sempurna
Tapi satu hal yang aku tahu...
Kepingan yang ada, kelak akan menjadikannya utuh
Tak sekarang, mungkin tak dalam waktu dekat
Biarkan saja, sampai waktu yang bertindak, sampai kau sebut itu 'takdir'

Senin, 15 Juni 2015

Save Street Child Bandung #4th

15 Juni bukanlah titik awal, sebuah titik yang tak menjadikan akhir, namun sebuah titik yang akan menemani sang waktu untuk selalu mengirama dalam berbagi kasih dan cinta. Kali ini hanya akan sedikit mereview aktifitas yang selalu menyenangkan di sebuah weekend di bulan Juni. Disinilah kaki kaki ini berpijak, di sebuah lingkaran yang teramat hangat, berpijak di taman perempatan buah batu (sabtu) dan di pertigaan sultan agung (minggu) dibawah sebuah tenda sederhana. 
Hal wajib yang pertama adalah sholat ashar berjamaah, yang sebelum pelaksanaannya selalu ada tawa adik adik akan kekonyolan yang dibuatnya...


Sedikit berbeda dengan weekend weekend sebelumnya, terkait aktifitas adik adik, kali ini adik adik akan.... "Makan makan" ... coba deh kalau kakak tanya, adik adik hari ini mau apa? pasti jawabannya 'makan makan' hehe.. Yappp, bertepatan dengan hari jadinya "Save Street Child Bandung" (15/06) lidah adik adik akan dimanjakan, akan ada syukuran kecil kecilan kak di taman belajar kami :) Tapi bukan adik adik kalau gak "belajar" hehe, di taman bubat misalnya, sambil menunggu acara makan makannya adik adik mengisi waktunya dengan permaianan ular tangga, dimana adik adik akan terkena "jebakan" yang nantinya adik adik diwajibkan menjawab pertanyaan dari kakaknya hehe.. atau ada juga yang mengisinya dengan membaca, kalau jagoan jagoan kita sih kak seperti biasa main bola hehe... 

Itu kalau di #KBM_Bubat kak, nah kalau di #KBM_BIP adik adik meluangkan waktunya dengan membaca cerita, melihat lihat gambar dalam buku, dan adik adik harus membuat ucapan "Selamat Ulang Tahun" untuk SSCB kak, didampingi kakak kakaknya pastinya :) Ini sedikit potret yang diambil  lensa kamera kak :)





Ahh iya, sebelum makan makannya dimulai, adik adik juga sempat bermain kak, entah nama permainannya apa kak hehe *maafkan* yang jelas aturannya seperti ini kak, yang jadi "kucing" akan menyebutkan angka dari 1 sampai 10, nah ketika yang disebutkan angka ganjil maka yang ikut dalam permaian harus bergerak (mengubah pose) namun ketika angka genap yang disebutkan maka yang ikut dalam permainan tidak boleh bergerak sama sekali kak, seru deh hehe..
Wiih kakak kakaknya sudah memanggil adik adik untuk makan kak *aseeeek* etapi sebelumnya yuuk berdoa terlebih dahulu kak, sebagai ucapan syukur, dan harus ada perwakilan dari adik adik, kakak kakak dan orang tua adik adik untuk menyampaikan pesan dan kesannya kak hehe.. 
Mau tahu menunya apa??? ini dia tumpeng paling istimewa untuk adik adik baik adik adik bubat ataupun adik adik yang ada di pertigaan sultan agung :)


Ngiler gak  kak? hehe... yang jelas semuanya pada akhirnya menjadi tempat kosong kak habis dilahap adik adik :) hehe... 
Dan ini dia salam dari adik adik dan kakak kakak teruntuk SSCB :)


Waaah kalau sedikit flash back ke tahun lalu, ini dia kak suasana miladnya SSCB tahun 2014 ...

 -Milad #KBM_Bubat-
-Milad #KBM_DAGO-

4 tahun sudah kak... kata katapun tak sanggup mencerminkan kebahagiaan yang selalu 'ada' semoga harapan adik adik akan tercapai yaa, semoga kita semua bisa dipertemukan lagi dilingkaran yang jauh lebih indah sampai akhirnya akan bisa melihat adik adik mengangkasa dengan sayap sayapnya :) Barokallah SSCB, Selamat Milad diangka 4, semakin #WeCareWeShare semakin sayang sama adik adiknya, semakin mengirama dan... Semakin JOOOSSHH ! 


Kamis, 11 Juni 2015

Just... Magic (With SSCB) #2

Tempat untuk belajar? dimanapun bisa jadi tempat belajar untuk adik adik ini, selama selalu ada kakak kakak yang kepalang sayang, dimanapun tempatnya meski hanya dipinggir beratapkan langit dengan terik mentari, ataupun dibawah tenda pinggir jalan sudahlah menjadi tempat yang sempurna, sebuah lingkaran yang penuh akan cinta disetiap waktunya... (semoga kelak mendapat tempat belajar yang jauh lebih baik lagi yaa.. aamiin) 
Meski ini sebuah postingan yang sudah melebihi dari waktu aslinya, tapi setiap momennya masihlah terasa :) Minggu (07/06) waktunya melangkahkan kaki di sudut kota ini, berbeda dengan hari sebelumnya di taman bubat, kini kaki kaki para malaikat malaikat kecil akan berpijak di pertigaan sultan agung kami menyebutnya #KBM_BIP #KBM_DAGO
Masih tema yang sama, namun suasana yang berbeda, sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran inti adik adik belajar mengaji dulu yaa :) 



Kakak kakak yang selalu sayang, siap sedia mendampingi adik adik :) senangnya... Oh ya, adik adik ini memiliki semangat belajar yang memuncak loh kak :) ada yang gak mau berhenti sampai dia sendiri yang bosan, "Nah, pinter, nanti belajar lagi yaa, sekarang belajar baca yuk? atau mau berhitung" dan kakak tahu apa jawaban sang adik ? "Bentar kak, terusin ngajinya, mau yang ini.. yang ini gimana?" Lembar demi lembar terus dipelajari dan dibacanya :) Selain tersenyum sungguh tak ada ekpresi lain yang bisa dikeluarkan, waaah adik adik gak berhenti hanya membaca dan belajar iqro tapi beberapa sudah ada yang hafal surat surat pendek loh kak, Adi misalnya, waktu sedang hafalan surat pendek dan saat mendengar surat yang ia tidak tahu, ini yang dia katakan "Kak, mau diajarin, kakak duluan nanti aku ikutin" Waaah, jempol dan salut buat adik kita ya kak...
Nah selesai mengaji adik adik akan fokus pada calistung, karena usia adik adik ini terbilang sangat kecil jadi kita akan belajar calistung ya kak :) Adik adik gak akan pernah belajar sendirian kak... akan selalu ada malaikat pelindung yang setia disampingnya #Eaaa..





Adik adik suka sekali membaca buku cerita, atau menghitung gambar pada sebuah buku, bahkan sekedar menyebutkan warna yang ada dalam buku. Meski mungkin tempat belajarnya kurang nyaman namun adik adik tetaplah memiliki semangat 45 kak dalam belajar *Cayooo!*
Dan... gak berhenti sampai disana kak, ada satu lagi nih pelajaran khusus :) adik adik akan melihat demonstrasi sederhana mengenai percobaan sains kak, hari ini (07/06) akan penuh keajaiban seperti halnya kemarin kak sewaktu di taman bubat :)



Ada sebuah ekspresi yang masih sangat jelas kak, saat percobaan mengenai perubahan warna yang terjadi ketika obat luka (obat merah) dicampurkan kedalam air ajaib dan air biasa, wajah adik adik keheranan penuh tanya mengapa warna yang muncul sangat berbeda, terutama saat vitamin C yang dimasukan pada kedua tabung tersebut dan simsalabiiim air berwarnanya baik yang kuning kecoklatan ataupun biru kembali menjadi jernih, ada raut wajah yang tak bisa saya jelaskan :) wajah adik adik itu looh kepalang imut dan lucu hehe... eksperesi yang tak jauh berbeda juga ditunjukan adik adik saat adik adik diperlihatkan sebuah percobaan dimana kertas kosong ketika dicelupkan dalam air yang sudah ditetesi obat luka tiba tiba muncul tulisan putih berlatarkan biru kak, hehe... ajaib yaaa? hehe... Dan waaaahh ketika adik adik diberi kesempatan untuk mencoba, kakak demosntrannya kualahan sendiri kak, saking antusiasnya adik adik, mereka gak cuma coba sekali dua kali kak hehe... Nah yang paling konyol saat kakak kakak ini (Kak Rika dan Kak Febri) melakukan percobaan balon tanpa tiup, seketika adik adik menjauh dan menutup telinga, hehe takut meledak kali yaa :D eeh kecuali adik kita Angga kak yang dengan wajah cerinya tetap stay tune aja didepan hehe...

(By the way yang pengen tahu kelengkapan mengenai percobaan apa saja yang dilakukan disini, berikut penejelasan ilmiahnya bisa dibaca dipostingan sebelumnya loh hehe.. ini langsung klik saja kak  : "Just... Magic (With SSCB)" )

Nah kegiatan seperti biasa akan ditutup dengan mengintrogasi adik adik kak *eeh.... enggak deng adik adik akan mendapat susu dan makanan ringan tapi tentu adik adik harus menjawab pertanyaan kakaknya yaaa seputar pembelajaran hari ini hehe..

Waaahh tak terasa loh kak, Save Street Child Bandung ini sudah akan menginjak tahun ke-4 dibulan Juni ini :) harapannya semoga lingkaran ini tak lagi menjadi lingkaran mereka, dan kita akan dipertemukan di lingkaran yang jauuuuhhhh lebih baik lagi :) -Aamiin- 

Minggu, 07-06-2015
Dibawah tenda dalam suatu senja :)