Layaknya angin yang berhembus kau menyelinap namun tak kan kembali pada peraduan yang sama..
Tak kan berulang denting waktu dalam keheningan...
Aku yang terjatuh tak kan pernah tahu kapan akan berdiri tegak membentengi waktu...
Sepertinya kaki ini melangkah pada waktu yang terbuang, tak ada bekas tanpa jejak tak pernah bisa melawan arah...
Dalam pijak aku membisu dalam keheningan semilir angin senja...
Mata elang yang tak pernah bisa ku halau membuat berlian ini kian terpecah...
Rasa perih saat menjahit setiap helaian luka yang kau ukir membuat kertas ini semakin tergores...
Tak kan berulang denting waktu dalam keheningan...
Aku yang terjatuh tak kan pernah tahu kapan akan berdiri tegak membentengi waktu...
Sepertinya kaki ini melangkah pada waktu yang terbuang, tak ada bekas tanpa jejak tak pernah bisa melawan arah...
Dalam pijak aku membisu dalam keheningan semilir angin senja...
Mata elang yang tak pernah bisa ku halau membuat berlian ini kian terpecah...
Rasa perih saat menjahit setiap helaian luka yang kau ukir membuat kertas ini semakin tergores...
Hadirmu layaknya angin yang tak pernah bisa terjamah oleh indra pengelihatanku namun aku bisa "merasakan" hadirmu meski akhirnya kau hanya lewat dan pergi layaknya angin lalu yang berhembus pergi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar