Kamis, 19 Februari 2015

#SMS Chapter 7 "Sosok Lain"

“Vea awas!” Itu hal terakhir yang kudengar, sepertinya itu teriakan Hani, aahh kepalaku rasanya sakit, “Jangan banyak gerak dulu Ve” ujar seseorang dan saat mataku bisa melihatnya dengan jelas ahh itu Aga, “eh Ga, ini aku kenapa ya?” tanyaku yang masih memegang kepalaku yang terasa sakit karena dihantam sesuatu, “Bola basket? Kamu gak inget? Ada bola basket yang nyasar ke kepala kamu” jelas Aga, aku hanya diam tanpa respon, “Tetaplah istirahat disini sampai pulang sekolah, kebetulan hari ini aku bawa mobil, jadi pulang nanti aku anter sampai rumah” jelas Aga “Jangan nolak!” ujarnya lagi tepat disaat aku benar benar akan menolaknya aku hanya terenyum dan kembali berbaring, rasanya benar benar sakit… mata inipun terpejam dengan sendirinya.
Kubuka kedua mataku dan kulihat jam dinding diruang UKS “ahh 30 menit lagi pulang” gumamku pada diriku sendiri. Tak lama setelah bel berbunyi Aga, Ilyas, Hani, Viona dan Bara datang ke UKS, Hani memberikan tasku, mereka semua menanyakan keadaanku, aku hanya menunjuk kepalaku “disini sakitnya sudah hilang” ungkapku tak ingin membuat semua sahabatku khawatir. Hani terus merangkul lenganku sampai kemobil Aga, padahal sudah kubilang aku bisa berjalan sendiri, yang lain juga mengantarku rasanya seperti benar benar orang sakit.

Entah efek kepalaku yang masih sakit karena terhantam bola basket atau aku merasa lelah sepanjang perjalanan pulang aku hanya tertidur. Saat aku tersadar aku masih didalam mobil tapi hanya sendiri ‘Aga dimana?’ benakku, ku buka pintu mobil dan mencari sesosok Aga, seharusnya dia mengantarku pulang bukan meninggalkanku dalam mobil, kulihat seseorang tengah duduk dibangku taman tengah meminum minuman soda kaleng, yaa dia Aga aku menghampirinya “oh kamu bangun? Maaf membawamu kesini, aku gak tahu tempat kamu tinggal, handphonepun lowbat jadi aku tak bisa bertanya” ucapnya dan memberiku sebotol air mineral, aku menerimanya dan langsung meneguknya, “ahh maaf, ayo pulang” ujarku dan melangkah pergi. “Rasanya sakit, aku tak tahu harus mendeskripsikannya dengan kata apa” ujar Aga tiba tiba membuatku menghentikan langkahku dan melangkah mendekat kearah Aga yang masih terdiam menatap senja. Aku terduduk disampingnya menunggunya untuk bercerita sambil menatap senja yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar