“Vea awas!” Itu hal
terakhir yang kudengar, sepertinya itu teriakan Hani, aahh kepalaku rasanya
sakit, “Jangan banyak gerak dulu Ve” ujar seseorang dan saat mataku bisa
melihatnya dengan jelas ahh itu Aga, “eh Ga, ini aku kenapa ya?” tanyaku yang
masih memegang kepalaku yang terasa sakit karena dihantam sesuatu, “Bola
basket? Kamu gak inget? Ada bola basket yang nyasar ke kepala kamu” jelas Aga,
aku hanya diam tanpa respon, “Tetaplah istirahat disini sampai pulang sekolah,
kebetulan hari ini aku bawa mobil, jadi pulang nanti aku anter sampai rumah”
jelas Aga “Jangan nolak!” ujarnya lagi tepat disaat aku benar benar akan
menolaknya aku hanya terenyum dan kembali berbaring, rasanya benar benar sakit…
mata inipun terpejam dengan sendirinya.
Kubuka kedua
mataku dan kulihat jam dinding diruang UKS “ahh 30 menit lagi pulang” gumamku
pada diriku sendiri. Tak lama setelah bel berbunyi Aga, Ilyas, Hani, Viona dan Bara
datang ke UKS, Hani memberikan tasku, mereka semua menanyakan keadaanku, aku
hanya menunjuk kepalaku “disini sakitnya sudah hilang” ungkapku tak ingin
membuat semua sahabatku khawatir. Hani terus merangkul lenganku sampai kemobil
Aga, padahal sudah kubilang aku bisa berjalan sendiri, yang lain juga
mengantarku rasanya seperti benar benar orang sakit.
Entah efek
kepalaku yang masih sakit karena terhantam bola basket atau aku merasa lelah
sepanjang perjalanan pulang aku hanya tertidur. Saat aku tersadar aku masih
didalam mobil tapi hanya sendiri ‘Aga dimana?’ benakku, ku buka pintu mobil dan
mencari sesosok Aga, seharusnya dia mengantarku pulang bukan meninggalkanku
dalam mobil, kulihat seseorang tengah duduk dibangku taman tengah meminum
minuman soda kaleng, yaa dia Aga aku menghampirinya “oh kamu bangun? Maaf membawamu
kesini, aku gak tahu tempat kamu tinggal, handphonepun lowbat jadi aku tak bisa
bertanya” ucapnya dan memberiku sebotol air mineral, aku menerimanya dan langsung
meneguknya, “ahh maaf, ayo pulang” ujarku dan melangkah pergi. “Rasanya sakit,
aku tak tahu harus mendeskripsikannya dengan kata apa” ujar Aga tiba tiba
membuatku menghentikan langkahku dan melangkah mendekat kearah Aga yang masih
terdiam menatap senja. Aku terduduk disampingnya menunggunya untuk bercerita
sambil menatap senja yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar