Kamis, 19 Februari 2015

#SMS Chapter 5 "Dia Kembali..."

Disela sela mengerjakan tugas kimia yang harus kurampungkan, Hani terus mengabariku mengenai kebersamaan dirinya dengan Bara, ‘aishh… seharusnya dia bersenang senang dan fokus dengan keberadaannya bersama Bara, mengapa membawaku ke suasana seperti ini’ pikirku dalam benakku, aku hanya membalas pesan pesan singkat yang dikirimkan Hani dengan respon positif dan memintanya cerita saat dia sudah pulang saja dan memintanya untuk lebih bersenang senang. Denting waktu terus berlalu saat ku lihat jam dinding kamarku tepat pukul 19.30 rasanya lapar, aku berjalan menelusuri dapur rumahku, ahh rumahku ini sepi sekali kakakku sedang menempuh studinya diluar kota bang Ares namanya, kedua orang tuaku? Mereka sedang bertugas diluar kota. Kubuka pintu lemari pendingin dan melihat bahan bahan yang bisa kumasak untuk makan malam, belum sempat aku memilih bahan makanan bel pintu rumahku berdenting dengan nyaring. Saat kuintip lewat jendela ruang tamu tak ada yang bisa kulihat selain punggung seorang pria, ku buka perlahan dan ternyata Bara tepat didepan rumahku, “Bara?” ujarku padanya yang masih mengenakan seragam putih abunya, “Ayo bicara, aku lapar, kamu janji akan traktir” ujarnya dengan wajah yang dibuat memelas dan itu membuatku tergelitik sampai aku tertawa kecil, “masuklah, aku akan memasak” ujarku dan meninggalkan Bara didepan pintu, sampai akhirnya Bara melepas sepatu sport hitamnya, menyimpan helm merahnya diatas meja lalu mengikutiku ke dapur. Aku bertanya padanya dari mana dia tahu rumahku, dia hanya menjawab singkat “Hani”. Bara kini tengah duduk dikursi dengan meja lingkaran, tempatku biasa menyantap makananku, posisi disana bisa melihatku memasak, entah ini hanya perasaanku atau apa tapi seolah Bara terus memandangiku. “Ini, hanya ayam goreng dan tumis sayuran, tak banyak yang bisa dimakan” Bara memandangi masakanku sejenak lalu diam mengisyaratkan jika aku harus menyiapkan seporsi makanan untuknya, ahh benar benar menyebalkan, rasa sesak mengingat dia dan Hani hari ini membuatku tak karuan, kusiapkan porsi sedikit lebih banyak dari makanan yang biasa ku santap. “Mau bicara apa?” ujarku tanpa basa basi, “Seseorang yang kau ingin beri kesempatan denganku, dia Hani?” ujarnya tanpa sedikitpun memandangku dan hanya menyuapkan makanan kedalam mulutnya, “Mmmm” responku singkat. Bara kemudian manaruh sendok garpu di piringnya lalu menatapku, aku hanya melihat lalu diam “apa?” responku terhadap reaksinya. “Tidak akan berhasil” singkatnya dan melanjutkan makan. “Berhubung sudah disini setelah makan ayo kita ngerjain tugas kimia, aku belum sempat mengerjakannya, but bye theway are you alone here?” ujar Bara lagi, “Mmm” responku singkat dan Bara tak bertanya lebih lanjut. Pukul 20.00 WIB karena aku telah mengerjakan tugas kimia jadi aku hanya melihat Bara mengerjakannya sendirian sesekali dia bertanya dan aku hanya menjawab pertanyaannya, satu jam berlalu Bara pamit pulang karena malam yang semakin larut.

“Tidak akan berhasil” ahh kata kata itu begitu terngiang dikepalaku membuatku benar benar kesal, tapi sedikit dari bagian dalam diriku mengatakan “Mungkinkah tidak akan berhasil antara Bara dan Hani? Artinya mungkinkah…” ahh buyar sudah semuanya, kutarik selimut dan pergi tidur dengan mematikan lampu kamar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar