Rabu, 18 Februari 2015

#SMS Chapter 4 "Pengakuan Semu"

“Kesempatan?” ujarnya heran, rautan keningnya nampak begitu jelas dimataku, aku hanya mengangguk pelan tak lama bang Trisno datang membawakan pesanan, “Ini yang tanpa bawang, pesenan biasa mba Vea, sekarang Cuma berdua? Yang lainnya kemana mas Bara?” Ujar bang Trisno, “Udah pada pulang duluan bang” ujar Bara, bang Trisno pergi setelah meminta kami menikmati baksonya dengan nyaman. “Makan dulu baru nanti cerita” ujarku pada Bara mengalihkan topik, setidaknya aku harus berpikir apa yang akan ku katakan tentang ini.  Aku memakan bakso dengan perlahan tak seperti biasanya, Bara yang terlihat mulai kesal mengambil hampir separuh dari mie yang masih tersisa di mangkuk ku, aku hanya tertawa kecil melihatnya, “ini karena kamu makannya lama” ujar Bara tanpa melihat kearahku. Bara kemudian menyingkirkan mangkuk kosong ke meja sebelah, “Sekarang, jelasin” ujarnya dengan menyilakan kedua tangannya diatas meja, “seperti yang aku bilang aku bukan menghindar tapi memberikan kesempatan, kesempatan untuk membuat seseorang dekat dengamu, ceritanya selesai sampai disan, jangan tanya lebih lanjut oke?” ujaku menatap Bara, aku benar benar tak bisa meneruskannya bagaimanapun ini seharusnya menjadi sebuah rahasia. “Baiklah ayo pulang, makanan hari ini aku yang bayar, besok kamu yang harus traktir” tegasnya.
Esoknya sikap Bara yang mulai terasa aneh kini dia yang seakan menghindariku atau entah dia yang berusaha mendekatkan dirinya pada Hani, setiap aku mendekat karena ingin berbicara dengan Hani jika disana ada Bara, maka Bara yang akan pergi terlebih dahulu, ‘apa apaan ini, sekarang dia balas dendam’ ungkapku dalam benakku.

Saat pulang sekolah kukira Bara akan menagih hutang teraktiranku nyatanya dengan sengaja atau tidak dia berucap tepat dihadapanku tapi bukan untukku, tapi untuk seseorang disampingku, ya untuk Hani. “Han, jadikan temenin ke toko buku, ayoo” ujar Bara lalu pergi, Hani hanya pamit dengan senyumannya yang nampak sangat senang, dan aku yang kini terduduk hanya diam mencoba bernafas dengan nyaman meski tetap terasa berat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar