Rabu, 25 Maret 2015

Diorama #Stage 15

Silahkan review cerita sebelumnya di stage 14 J


“wooyyy!!! Haha ayo naik, aku anter kamu pulang. Kamu  gak lihat apa ini udah sepi kayak gini. Masih mau balik sendirian?” ujar Zafi yang tiba tiba muncul
“loh bukannya kamu udah pulang dari 2 jam yang lalu? Kok masih disini sih? Iya sih aku agak risih, aku kan gak tahu tempat ini,hehe”
“makanya jangan sok berani pake acara mau pulang sendiri segala haha. Kan aku yang ajak kamu kesini, masa aku gak anterin kamu balik sih haha. Ya udah yuuk naik”
“haha,duh baiknya temen aku yang satu ini nunggu aku sampe 2 jam haha. Oke deh thanks ya Fi” ujarku dengan seulas senyum kecil
Ini rumah tambah sepi aja, biasanya ada oppa, jam segini pasti lagi duduk sambil ngerangkai mawar mawarnya, atau aku yang lagi ribut sama Elang haha. Yaahhh handphone lowbatt lagi, aku charge dulu deh. Ehh ada telepon…
“halo? Assalamualaikum. Dengan Zira disini”jawabku
“walaikumsalam. Ini oppa Ra, kamu kemana aja sih oppa telepon juga dari tadi, gimana? Kamu udah makan? Elang udah pergi ya? Kamu gak apa apa sendirian, kamu ajak temen temen kamu nginep dirumah aja”
“oh oppa, oppa apa kabar? Iya soalnya Zira baru pulang oppa hehe. Oppa  ini kan bukan pertama kalinya aku sendirian, oppa jadi pulang kapan?. Iya oppa abis mandi sama sholat aku baru mau makan kok”
“oppa baik disini, oh iya oppa kayaknya pulang minggu depan nih, ada sedikit masalah disini, kamu gak apa apa kan Ra?”
“masalah? hmmm jadi cucu oppa ini oppa tinggal lebih lama ya, hmm iya deh gak apa apa kok, oppa baik baik ya disana inget oppa jangan terlalu banyak diluar kalau malam, terus makan sama minum obatnya teratur ya oppa, oppa kan suka bandel kadang kadang”
“iya iya oppa tahu, kamu juga baik baik ya dirumah. Kalau gitu oppa tutup ya teleponnya. Assalamualaikum cucu oppa yang cantik”
“iya deh waalaikumsalam oppaku yang keren”

Syukur deh oppa baik baik aja. Sekarang aku mandi deh, lagian besok aku harus kerumah sakit, oh iya Feytsa besok mau ikut gak ya? Terus udah lama banget gak ngabarin aku, gak cerita cerita lagi.
Tapi nanti deh aku telepon setelah makan.
Hmm kok gak ada kabar dari Elang yaa, hmm gak ah gengsi dong kalau aku yang telepon dia.
Kriiiiiinnggg
“halo Assalamualaikum”
“walaikumsalam, ini aku Ra, Zafi”
“ohhh ada apa? Tumben banget telepon”
“emmm besok kamu mau kerumah sakit kan? Emm—aku sama Feytsa ikut yaa?”
“oh ya boleh dong. Aku baru aja mau telepon dia mau ajak dia, ehh gak tahunya kamu udah ajak dia duluan haha. Eh thanks lagi ya udah nganterin pulang tadi”
“haha ini dia lagi sama aku. Jadi kita besok janjian disana yaa. Iya Ra sama sama”
“loh lagi sama orangnya toh, terus ngapain telepon aku? kan bisa abis acara kalian kali teleponnya”
“gak apa apa buat mastiin aja kok, iya nih abis nganterin kamu, aku langsung ganti baju dan jalan deh haha”
“haha ya udah have fun ya acaranya malam ini, haha jadi ceritanya malam sabtuan nih haha”
“haha bisa aja, ya udah deh bye Ra, besok yaaa. Assalamualikum”
“iya sip deh, waalaikumsalam”
Mereka berdua benar benar jalan yaa. Aduuuh aku mikir apa sih yaudah lah yaa haha bagus dong. Aku siapin mawar aja deh buat besok, sama bikin cup cakes buat anak anak.
Sms dari siapa nih, belum ada dikontak aku nomornya
Ra ini aku Elang ,oppa udah ngabarinkan kalau oppa gak jadi pulang sesuai waktunya, oh iya ini aku pake nomor temen aku.handphone aku low.
Bales apaan yaaa… gini aja deh..
Emm kamu, kirain siapa ,iya oppa udah ngabarin aku kok
Sampe aku selesai bikin cup cakes Elang gak bales lagi smsnya, hmmmm pegel juga, aku tidur deh, huuaaaammm.
Yap hari ini cukup cerah, hmm semoga anak anak bisa fun deh hari ini. Well sesampainya dirumah sakit mereka berdua belum datang, agak siangan kali yaa. Setelah aku melihat wajah wajah malaikat kecil itu, aku rasanya bahagiaaa banget. Wajah mereka yang polos, tawa mereka,  senyum mereka, tingkah mereka, semuanya membuatku tersenyum dan benar benar nyaman seolah aku gak punya masalah pun. Seperti biasa karena aku gak tahu harus ngapain buat mereka, akhirnya aku ajak semuanya ketaman ya yang pasti ditemenin sama suster suster disini, kita main layaknya permainan anak anak, main ular ularan, maik tepuk tepukan , main boneka sampe mobil mobilan.
Buat kamu yang selalu ngerasa kesepian kegiatan kayak gini wajib kalian coba, karena dijamin disini gak ada sedetikpun waktu untuk kalian inget sama masalah yang kalian punya, hanya bersenang senang sama anak anak ini.
Karena ini hari sabtu jadi anak anak lebih punya banyak waktu untuk bermain. 
“kak, ayo sini bantu aku ngalahin Zoya” ujar salah satu anak
“oh iya, waah main congklak sih kakak jagonya haha” jawab ku singkat dengan tawa kecil untuk mereka
“oh iya kak, kakak sendirian nih ?kak Bara sama kak Pasca belum pulang ya?” tanya Alon salah satu anak disini
“iya nih kakak sendirian, kenapa? main sama kakak gak seru yaa? kakak gak tahu soal itu soalnya kakak gak tahu gimana cara ngehubungin kak Bara sama kak Pasca” jawabku jujur
“seru kok!,kita seneng kakak disini,”
Aku hanya tersenyum. Sebelum mereka istirahat untuk tidur siang sebagai dongeng untuk mereka aku sepereti biasa cerita sama mereka kali ini ceritanya tentang pinokio. Ya   sekalian lah trik bagaimana mengajarkan anak anak ini untuk tidak berbohong. Ya walaupun banyak yang bilang kalau berbohong untuk kebaikan itu sah sah aja, tapi sekalinya namanya kebohongan ya kebohangan. Prinsip aku gak ada yang namanya bohong putih, ya walaupun kadang kadang juga aku suka bohong tapi aku rasa selama itu gak ngerugiin orang lain gak apa apa kan,yaa terkadang berbohong itu juga harus, emmmhh lagi lagi melanggar prinsip sendiri.
Akhirnya mereka mulai kembali kekamarnya. Aku akan ada terus disini karena sehabis mereka istirahat aku sudah berjanji akan mengajari mereka bagaimana caranya untuk membuat boneka dari kaus kaki. Ya ide ini aku dapatin ngedadak banget. Jadi sekarang aku mau pergi untuk cari bahan bahannya, kaus kaki warna warni, benang woll, jarum, benang kaput, pita pita sama kancing kancing.
Ya sambil menunggu mereka semua bangun juga paling kegiatan ini aku lakuin sehabis ashar.
Ehh tapi kok Feytsa sama Zafi gak muncul muncul yaa. Hmm mungkin mereka gak jadi datang kali yaa. Ya udah gak apa apa juga. Aku juga gak bisa hubungin mereka soalnya handphone aku ketinggalan dirumah.
Emm aku jadi flash back dulu aku pernah membuat boneka dari kaus kaki bareng sama Afa, soalnya mamanya Afa jago banget soal ini, ya aku emang gak terlalu ahli. Aku ingat bagaimana posisi mata boneka yang pertama aku buat waktu umur aku 5 tahun, haha. Tapi sekarang jelas sudah jauh lebih baik, setidaknya sudah jauh dari kata amburadul haha
Hmm aku udah dapetin semua yang aku butuhin. Tinggal nunggu anak anak aja. Sambil menunggu aku duduk duduk dibangku taman mencoba mengingat ingat bagaimana cara membuat boneka dari kaus kaki ini, jadi aku sambil membuat satu boneka dengan kaus kaki berwarna biru.
Pertama aku memandangi kaus kaki biru itu mencoba untuk membayangkan akan seperti apa wajah yang akan aku buat, kemudian aku mulai mengambil benang dan jarum, mulai memasang kancing berwarna merah sebagai matanya, dan menjahitnya, lalu aku memandangi wol wol itu emmm aku mengambil wol berwarna merah untuk rambutnya agar serasi dengan warna matanya.
Lalu mengambil kain flane; untuk membuat halis dan senyuman di wajahnya, tidak lupa dengan hidungnya.
Setelah selesai tidak terlalu buruk aku rasa, dan ini terlihat seperti seorang pria haha.
“wah wah emm tidak buruk!”sahut Zafi yang tiba tiba muncul “maaf terlambat!”tambahnya
“ya sepertinya itu tidak terdengar baik haha. Loh Feytsa dimana?” ucapku sambil menoleh kearah Zafi yang kemudian memperhatikan pergerakannya sampai ia duduk disebelahku
“aku suka biru! Dan aku suka senyum boneka itu, terlihat sangat tulus!” ujarnya “dia mendadak ada acara, oh iya tadi aku coba hubungin kamu tapi kok gak diangkat sih? Kamu gak lagi coba untuk hindarin aku kan Ra?” tambahnya
Aku menatapnya untuk beberapa saat lalu menatap boneka yang aku buat tadi
“kamu mau nyimpen ini? Kamu bilang kamu suka? Aku—aku tidak berpikir untuk menyimpannya” ucapku, “oh iya handphone aku ketinggalan jadi yaa…”
“haha dengan senang hati Ra” ujarnya sambil meraih boneka dari kaus kaki itu,”well aku jadian sama dia” tambahnya sambil memasukan lengannya ke kaus kaki itu
“oh benarkah? Tapi sepertinya kamu terlihat tidak begitu senang? ada masalah?” tanyaku padanya sambil membereskan alat alat yang aku gunakan tadi kekantungnya kembali
“aku senang, sangat malah haha” ujarnya dengan senyuman yang ahhh itu sangat tidak tulus, mungkin dia hanya ada masalah dan ini pasti tidak ada hubungannya dengan Feytsa. Ya sudahlah lagi pula aku tidak mau mendesaknya untuk bercerita.
“baiklah, kita sholat ashar dulu, lalu kebangsal anak, dan kita bisa memulai pelajaran hari ini. Mengajari anak anak untuk membuat boneka seperti yang kamu pegang dan mainkan, kamu bisakan?” ucapku sambil berdiri dan mulai mengambil semua yang aku bawa
“baiklah, sini kasih ke aku, biar aku yang bawa, emmm sebagian! Haha” ujarnya
Setelah selesai sholat, aku dan Zafi langsung kebangsal anak, dan ternyata mereka semua sudah ada disana. Zafi mulai membagikan kaus kaki pada anak anak itu. Awalnya  terasa repot karena anak anak itu menginginkan warna yang mereka sukai sendiri untuk membuat boneka. Jadi ini sedikit membingungkan. Setelah setiap anak mendapatkan bahan bahan dan alat yang mereka butuhkan tentunya didampingi beberapa suster, karena mereka perlu jarum yang tajam untuk membuatnya, aku dan Zafi mulai memperagakan bagaimana cara membuat boneka ini dari awal sampai akhirnya selesai.
Saat proses pembuatan berlangsung anak anak itu terlihat antusias dan kebingungan haha, tapi karena dibantu oleh beberapa suster mereka perlahan mulai bisa menyelsaikan bonekanya dengan karakter yang mereka buat sendiri.
Dan selama itu berlangsung aku dan Zafi sesekali tertawa melihat tingkah anak anak itu. Benar benar lucu. Ini hari yang cukup menyenangkan.
“aku antar kamu pulang ya? Elang dia kapan pulang?” ucap Zafi menawarkan diri sambil merogoh tasnya mencari kunci motornya
“baiklah, kamu bisa antar aku pulang hari ini! Haha. Elang katanya besok malam dia pasti sudah tiba dirumah. Itu katanya” jawabku sambil terus berjalan
“oke!” balasnya singkat
“kamu yakin kamu gak apa apa? Kamu tidak terlihat baik Fi?” tanyaku dengan ekspresi datar, agar tidak terlihat ‘cemas’
“oh ya pasti! Aku baik kok Ra, oh iya besok aku main ya kerumah?” jawab Zafi
“besok aku kesini lagi Fi, ingat?”
“oh iya tentu, kita bisa berangkat bersama, ya anggaplah nanti aku jemput. Gimana?” ujarnya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar