“wooyyy!!!
Haha ayo naik, aku anter kamu pulang. Kamu
gak lihat apa ini udah sepi kayak gini. Masih mau balik sendirian?” ujar
Zafi yang tiba tiba muncul
“loh
bukannya kamu udah pulang dari 2 jam yang lalu? Kok masih disini sih? Iya sih
aku agak risih, aku kan gak tahu tempat ini,hehe”
“makanya
jangan sok berani pake acara mau pulang sendiri segala haha. Kan aku yang ajak
kamu kesini, masa aku gak anterin kamu balik sih haha. Ya udah yuuk naik”
“haha,duh
baiknya temen aku yang satu ini nunggu aku sampe 2 jam haha. Oke deh thanks ya
Fi” ujarku dengan seulas senyum kecil
Ini
rumah tambah sepi aja, biasanya ada oppa, jam segini pasti lagi duduk sambil
ngerangkai mawar mawarnya, atau aku yang lagi ribut sama Elang haha. Yaahhh
handphone lowbatt lagi, aku charge dulu deh. Ehh ada telepon…
“halo?
Assalamualaikum. Dengan Zira disini”jawabku
“walaikumsalam.
Ini oppa Ra, kamu kemana aja sih oppa telepon juga dari tadi, gimana? Kamu udah
makan? Elang udah pergi ya? Kamu gak apa apa sendirian, kamu ajak temen temen
kamu nginep dirumah aja”
“oh
oppa, oppa apa kabar? Iya soalnya Zira baru pulang oppa hehe. Oppa ini kan bukan pertama kalinya aku sendirian,
oppa jadi pulang kapan?. Iya oppa abis mandi sama sholat aku baru mau makan
kok”
“oppa
baik disini, oh iya oppa kayaknya pulang minggu depan nih, ada sedikit masalah
disini, kamu gak apa apa kan Ra?”
“masalah?
hmmm jadi cucu oppa ini oppa tinggal lebih lama ya, hmm iya deh gak apa apa
kok, oppa baik baik ya disana inget oppa jangan terlalu banyak diluar kalau
malam, terus makan sama minum obatnya teratur ya oppa, oppa kan suka bandel
kadang kadang”
“iya
iya oppa tahu, kamu juga baik baik ya dirumah. Kalau gitu oppa tutup ya teleponnya.
Assalamualaikum cucu oppa yang cantik”
“iya
deh waalaikumsalam oppaku yang keren”
Syukur
deh oppa baik baik aja. Sekarang aku mandi deh, lagian besok aku harus kerumah
sakit, oh iya Feytsa besok mau ikut gak ya? Terus udah lama banget gak ngabarin
aku, gak cerita cerita lagi.
Tapi
nanti deh aku telepon setelah makan.
Hmm
kok gak ada kabar dari Elang yaa, hmm gak ah gengsi dong kalau aku yang telepon
dia.
Kriiiiiinnggg
“halo
Assalamualaikum”
“walaikumsalam,
ini aku Ra, Zafi”
“ohhh
ada apa? Tumben banget telepon”
“emmm
besok kamu mau kerumah sakit kan? Emm—aku sama Feytsa ikut yaa?”
“oh
ya boleh dong. Aku baru aja mau telepon dia mau ajak dia, ehh gak tahunya kamu
udah ajak dia duluan haha. Eh thanks lagi ya udah nganterin pulang tadi”
“haha
ini dia lagi sama aku. Jadi kita besok janjian disana yaa. Iya Ra sama sama”
“loh
lagi sama orangnya toh, terus ngapain telepon aku? kan bisa abis acara kalian
kali teleponnya”
“gak
apa apa buat mastiin aja kok, iya nih abis nganterin kamu, aku langsung ganti
baju dan jalan deh haha”
“haha
ya udah have fun ya acaranya malam ini, haha jadi ceritanya malam sabtuan nih
haha”
“haha
bisa aja, ya udah deh bye Ra, besok yaaa. Assalamualikum”
“iya
sip deh, waalaikumsalam”
Mereka
berdua benar benar jalan yaa. Aduuuh aku mikir apa sih yaudah lah yaa haha
bagus dong. Aku siapin mawar aja deh buat besok, sama bikin cup cakes buat anak
anak.
Sms
dari siapa nih, belum ada dikontak aku nomornya
Ra ini aku Elang ,oppa udah
ngabarinkan kalau oppa gak jadi pulang sesuai waktunya, oh iya ini aku pake
nomor temen aku.handphone aku low.
Bales
apaan yaaa… gini aja deh..
Emm kamu, kirain siapa ,iya oppa
udah ngabarin aku kok
Sampe
aku selesai bikin cup cakes Elang gak bales lagi smsnya, hmmmm pegel juga, aku
tidur deh, huuaaaammm.
Yap
hari ini cukup cerah, hmm semoga anak anak bisa fun deh hari ini. Well
sesampainya dirumah sakit mereka berdua belum datang, agak siangan kali yaa.
Setelah aku melihat wajah wajah malaikat kecil itu, aku rasanya bahagiaaa
banget. Wajah mereka yang polos, tawa mereka,
senyum mereka, tingkah mereka, semuanya membuatku tersenyum dan benar
benar nyaman seolah aku gak punya masalah pun. Seperti biasa karena aku gak
tahu harus ngapain buat mereka, akhirnya aku ajak semuanya ketaman ya yang
pasti ditemenin sama suster suster disini, kita main layaknya permainan anak
anak, main ular ularan, maik tepuk tepukan , main boneka sampe mobil mobilan.
Buat
kamu yang selalu ngerasa kesepian kegiatan kayak gini wajib kalian coba, karena
dijamin disini gak ada sedetikpun waktu untuk kalian inget sama masalah yang
kalian punya, hanya bersenang senang sama anak anak ini.
Karena
ini hari sabtu jadi anak anak lebih punya banyak waktu untuk bermain.
“kak,
ayo sini bantu aku ngalahin Zoya” ujar salah satu anak
“oh
iya, waah main congklak sih kakak jagonya haha” jawab ku singkat dengan tawa
kecil untuk mereka
“oh
iya kak, kakak sendirian nih ?kak Bara sama kak Pasca belum pulang ya?” tanya
Alon salah satu anak disini
“iya
nih kakak sendirian, kenapa? main sama kakak gak seru yaa? kakak gak tahu soal
itu soalnya kakak gak tahu gimana cara ngehubungin kak Bara sama kak Pasca”
jawabku jujur
“seru
kok!,kita seneng kakak disini,”
Aku
hanya tersenyum. Sebelum mereka istirahat untuk tidur siang sebagai dongeng
untuk mereka aku sepereti biasa cerita sama mereka kali ini ceritanya tentang
pinokio. Ya sekalian lah trik bagaimana
mengajarkan anak anak ini untuk tidak berbohong. Ya walaupun banyak yang bilang
kalau berbohong untuk kebaikan itu sah sah aja, tapi sekalinya namanya kebohongan
ya kebohangan. Prinsip aku gak ada yang namanya bohong putih, ya walaupun
kadang kadang juga aku suka bohong tapi aku rasa selama itu gak ngerugiin orang
lain gak apa apa kan,yaa terkadang berbohong itu juga harus, emmmhh lagi lagi
melanggar prinsip sendiri.
Akhirnya
mereka mulai kembali kekamarnya. Aku akan ada terus disini karena sehabis
mereka istirahat aku sudah berjanji akan mengajari mereka bagaimana caranya
untuk membuat boneka dari kaus kaki. Ya ide ini aku dapatin ngedadak banget.
Jadi sekarang aku mau pergi untuk cari bahan bahannya, kaus kaki warna warni,
benang woll, jarum, benang kaput, pita pita sama kancing kancing.
Ya
sambil menunggu mereka semua bangun juga paling kegiatan ini aku lakuin sehabis
ashar.
Ehh
tapi kok Feytsa sama Zafi gak muncul muncul yaa. Hmm mungkin mereka gak jadi
datang kali yaa. Ya udah gak apa apa juga. Aku juga gak bisa hubungin mereka
soalnya handphone aku ketinggalan dirumah.
Emm
aku jadi flash back dulu aku pernah membuat boneka dari kaus kaki bareng sama
Afa, soalnya mamanya Afa jago banget soal ini, ya aku emang gak terlalu ahli.
Aku ingat bagaimana posisi mata boneka yang pertama aku buat waktu umur aku 5
tahun, haha. Tapi sekarang jelas sudah jauh lebih baik, setidaknya sudah jauh
dari kata amburadul haha
Hmm
aku udah dapetin semua yang aku butuhin. Tinggal nunggu anak anak aja. Sambil
menunggu aku duduk duduk dibangku taman mencoba mengingat ingat bagaimana cara
membuat boneka dari kaus kaki ini, jadi aku sambil membuat satu boneka dengan
kaus kaki berwarna biru.
Pertama
aku memandangi kaus kaki biru itu mencoba untuk membayangkan akan seperti apa
wajah yang akan aku buat, kemudian aku mulai mengambil benang dan jarum, mulai
memasang kancing berwarna merah sebagai matanya, dan menjahitnya, lalu aku
memandangi wol wol itu emmm aku mengambil wol berwarna merah untuk rambutnya
agar serasi dengan warna matanya.
Lalu
mengambil kain flane; untuk membuat halis dan senyuman di wajahnya, tidak lupa
dengan hidungnya.
Setelah
selesai tidak terlalu buruk aku rasa, dan ini terlihat seperti seorang pria
haha.
“wah
wah emm tidak buruk!”sahut Zafi yang tiba tiba muncul “maaf
terlambat!”tambahnya
“ya
sepertinya itu tidak terdengar baik haha. Loh Feytsa dimana?” ucapku sambil
menoleh kearah Zafi yang kemudian memperhatikan pergerakannya sampai ia duduk
disebelahku
“aku
suka biru! Dan aku suka senyum boneka itu, terlihat sangat tulus!” ujarnya “dia
mendadak ada acara, oh iya tadi aku coba hubungin kamu tapi kok gak diangkat
sih? Kamu gak lagi coba untuk hindarin aku kan Ra?” tambahnya
Aku
menatapnya untuk beberapa saat lalu menatap boneka yang aku buat tadi
“kamu
mau nyimpen ini? Kamu bilang kamu suka? Aku—aku tidak berpikir untuk
menyimpannya” ucapku, “oh iya handphone aku ketinggalan jadi yaa…”
“haha
dengan senang hati Ra” ujarnya sambil meraih boneka dari kaus kaki itu,”well
aku jadian sama dia” tambahnya sambil memasukan lengannya ke kaus kaki itu
“oh
benarkah? Tapi sepertinya kamu terlihat tidak begitu senang? ada masalah?”
tanyaku padanya sambil membereskan alat alat yang aku gunakan tadi kekantungnya
kembali
“aku
senang, sangat malah haha” ujarnya dengan senyuman yang ahhh itu sangat tidak
tulus, mungkin dia hanya ada masalah dan ini pasti tidak ada hubungannya dengan
Feytsa. Ya sudahlah lagi pula aku tidak mau mendesaknya untuk bercerita.
“baiklah,
kita sholat ashar dulu, lalu kebangsal anak, dan kita bisa memulai pelajaran
hari ini. Mengajari anak anak untuk membuat boneka seperti yang kamu pegang dan
mainkan, kamu bisakan?” ucapku sambil berdiri dan mulai mengambil semua yang
aku bawa
“baiklah,
sini kasih ke aku, biar aku yang bawa, emmm sebagian! Haha” ujarnya
Setelah
selesai sholat, aku dan Zafi langsung kebangsal anak, dan ternyata mereka semua
sudah ada disana. Zafi mulai membagikan kaus kaki pada anak anak itu.
Awalnya terasa repot karena anak anak
itu menginginkan warna yang mereka sukai sendiri untuk membuat boneka. Jadi ini
sedikit membingungkan. Setelah setiap anak mendapatkan bahan bahan dan alat
yang mereka butuhkan tentunya didampingi beberapa suster, karena mereka perlu
jarum yang tajam untuk membuatnya, aku dan Zafi mulai memperagakan bagaimana
cara membuat boneka ini dari awal sampai akhirnya selesai.
Saat
proses pembuatan berlangsung anak anak itu terlihat antusias dan kebingungan
haha, tapi karena dibantu oleh beberapa suster mereka perlahan mulai bisa
menyelsaikan bonekanya dengan karakter yang mereka buat sendiri.
Dan
selama itu berlangsung aku dan Zafi sesekali tertawa melihat tingkah anak anak
itu. Benar benar lucu. Ini hari yang cukup menyenangkan.
“aku
antar kamu pulang ya? Elang dia kapan pulang?” ucap Zafi menawarkan diri sambil
merogoh tasnya mencari kunci motornya
“baiklah,
kamu bisa antar aku pulang hari ini! Haha. Elang katanya besok malam dia pasti
sudah tiba dirumah. Itu katanya” jawabku sambil terus berjalan
“oke!”
balasnya singkat
“kamu
yakin kamu gak apa apa? Kamu tidak terlihat baik Fi?” tanyaku dengan ekspresi
datar, agar tidak terlihat ‘cemas’
“oh
ya pasti! Aku baik kok Ra, oh iya besok aku main ya kerumah?” jawab Zafi
“besok
aku kesini lagi Fi, ingat?”
“oh
iya tentu, kita bisa berangkat bersama, ya anggaplah nanti aku jemput. Gimana?”
ujarnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar