Langit
mulai memainkan lagu yang dipilihnya, dan waw suaranya memang bagus, lembut,
khas mmmm… sangat indah. Aku sangat bisa menikmatinya, apalagi ini lagu yang
aku sukai. Apa ini sisi lain dari Langit? Suaranya begitu lembut dan ohh aku
sama sekali tidak bisa mengutarakannya hanya dengan kata kata. Kalian harus
mendengarnya langsung maka kalian akan merasakannya. Terlihat dia begitu tulus,
sangat... Seperti lagu ini ditujukannya untuk seseorang. Seseorang? Kiara?
Mungkin. Ketika lagunya berakhir tentu kita bertiga memberikan tepuk tangan.
Tak lama Zafi dan Elang menyanyi sesuai dengan lagu yang dipilihnya. Not bad!
Suara mereka cukup enak untuk didengar. Setelah menghabiskan malam di tempat
itu. Kita langsung pulang, setelah mengantar Zafi tentunya.
Aku
sendiri tertidur saat itu jadi aku bahkan tidak tahu kalau Zafi sudah turun
dari tadi, dan ini sudah didepan rumah.
“huaamm
sudah sampai?” tanyaku lirih
“ahh
sekali keboo tetap saja keboo. Ayolah turun, pergi ke kamar!” ujar Elang
“yee,
biarin” jawabku singkat, dan langsung keluar dari mobil, sambil membawa 3
boneka dari orang orang yang menemaniku seharian ini.
Esoknya
terlihat Langit sedang mengemasi barang barangnya. Benar juga dia akan kembali
ke Bali hari ini. Karena besok dia harus kembali sekolah. Dia mengambil
penerbangan siang, jadi setelah selesai sarapan dan pamit pada oppa dengan
sejuta kata terima kasih karena dia diijinkan untuk tinggal, akhirnya dia
pamit, aku dan Elang mengantarnya ke bandara.
Pesawatnya
akan lepas landas sekitar satu jam lagi, tak lama Zafi muncul.
“hhuuuh
syukurlah kamu belum pergi!” ucapnya dengan nafas terengah engah
“auuu
so sweet!”ujarku dan Elang bersamaan
“hah?
Idih sorry yeee, haha ngapain disini?” ujar Langit
“ah
yang benar saja aku harus mengantarmu pergi bukan? Haha. Kamu gak akan ke
Bandung lagi kan??”ucap Zafi yang kemudian duduk untuk mengatur nafasnya kembali
“jangan
khawatir aku pasti kembali. Secara aku kan mau kuliah disini, di UNPAD!”
jelasnya
“terserah
lah! Untunglah aku berencana kuliah di ITB jadi kita gak akan satu universitas,
ya walaupun pilihan lainnya juga UNPAD, tetap saja tidak akan satu fakultas!”
jawab Zafi
“kalian
ini persis kayak orang yang lagi pacaran tapi sedang bermasalah” ujar Elang
“setuju”jawabku
“ohh
are you kidding me? Never! haha. Emm—oh iya Ra, thanks ya buat seminggu ini, ya
walaupun kita hanya menghabiskan waktu satu hari tapi aku seneng kok, makasih
juga udah mengajarkan aku tentang kehidupan dan kematian pastinya!” ujar
Langit
“iya
deh aku minta maaf juga ya soalnya liburan kamu jadi sedikit kurang
menyenangkan hehe” jawabku
“oh
iya semalem, dadakan sih..nih aku kasih kamu gantungan handphone, ya biasa aja
sih, tapi itu yang buat aku sendiri.”tambahku
“waw!
Cool, aku suka, emm ada nama aku juga, haha. Thanks ya Ra!” ujarnya
“anytime!”
jawabku singkat
Pesawat
langit sudah tiba saatnya untuk berangkat, dan dia akhirnya pergi. Dia teman
yang baik.
Sepulang
dari bandara kita langsung pulang kerumah dan begitu juga dengan Zafi. Baiklah
besok akan menyenangkan karena besok saatnya bertemu dengan yang lainnya.
Malam
harinya aku sibuk membalas sms sari teman teman sekelasku, sibuk membicarakan
hari esok. Sebaiknya aku menyiapkan untuk hari esok. Ya meski gak yakin kalau
besok pelajaran akan dimulai efektif.
“Ra?
Ayo!” ujar Elang
“emmm
iya, oppa Zira sama Elang sekolah ya. Dah oppa. Asalamualaikum oppa!” ujarku
pada oppa dengan membawa sepotong roti dimeja makan.
Sesampainya
disekolah tak ada yang dilakukan selain menyapa semuanya. Tapi, itu Feytsa kan?
Sama Zafi? Wajah Feytsa begitu murung. Ada apa?
“hay
Ra!” ucap Zafi dan meninggalkan Feytsa
“oh,hay!”
ujarku singkat, dan langsung menghampiri Feytsa
“emm—hay
Tsa? Apa kabar? Selama liburan kita gak contectan yaa.. kangen deh” ujarku dan
merangkulnya “ Hay juga Vid!” tambahku
“well,
kamu pasti udah tahu kan, kalau hubungan aku sama Zafi berakhir?” ujarnya
dengan nada yang semakin melemah “hmmm aku harap itu bukan karena kamu Ra”
tambahnya lirih.
“apa?
Aku? Tsa jelas enggak lah, ya Zafi sih emang udah cerita, tapi aku berharap
kamu yang cerita bukan dia. Tsa kamu tahu kan aku sama dia hanya teman, gak
lebih, dan gak akan pernah lebih!” jelasku
“kemarin,
lusa kemarin aku lihat kamu Ra,sama Zafi!” ucapnya
“ya
ampun, kenapa gak say hay sih sama kita. Lagian
kamu juga lihat kan kalau aku tidak hanya berdua, ada Elang sama… satu
orang lainnya” jelasku
“ya
aku tahu, tapi sangat terlihat kalau Zafi suka sama kamu! Sangat jelas
bagaimana dia lihat kamu, senyum sama kamu, bicara sama kamu, dia gak pernah
kayak gitu ke aku” ujarnya lagi
Apa?
Hmm sekarang harus bagaimana. Lagipula Zafi—dia, dia gak mungkin lah, meski aku
tahu Tsa… aku suka sama dia, sangat. Maaf aku gak bisa aku—aku belum bisa
cerita sama kamu. Tapi aku janji aku pasti lupain soal perasaan aku, meski aku
tahu kamu sudah tidak bersama dia lagi tapi aku juga tahu perasaan kamu masih
terlihat sama untuknya atau bahkan lebih..
“emm,
ya udah yang jelas spekulasi kamu itu gak mungkin terjadi, aku sama Zafi kita
berteman dekat dalam artian dia sahabat yang baik, dan akan selalu seperti itu,
sahabat. Ayolah kamu hidup bukan hanya untuk dia kan Tsa, please… senyum dong,
aku gak suka lihat sahabat aku sedih” ujarku dan memeluk sosok temanku yang satu ini.
“iya
Tsa, Zira bener, kamu hidup bukan untuk dia. Jadi ayo dong, kita bisa ngeceng
ngeceng lagi kan? Haha..ayolah Tsa kamu gak sendiri, ada kita ada aku sama
Zira, ohh come on!” ujar Vidya
“thanks
ya. Kalian emang the best. Hanya waktu, aku janji aku gak akan kayak gini
terus” ujarnya
“nah
gitu dong!” ucapku riang.
“Ra,
boleh aku bicara sebentar?” tanya Zafi disebrang pintu yang sedang tepat berada
di sebelah Elang
“bentar
ya Tsa, paling dia cuma mau nagih buku yang aku pinjam,hehe” ujarku dan
menghampiri Zafi
“gak
apa apa silahkan…” jawab Feytsa.
Setelah
aku mengampiri Zafi, kita bertiga termasuk Elang mulai pergi ke kantin untuk
berbicara, entah kenapa Elang harus ikut haha. Tapi ini terlihat lebih baik
jika dibandingkan aku hanya berdua. Kita hanya membahas soal beberapa hal kecil
mengenai tugas tugas sekolah, aku pikir dia mau bahas soal Feytsa ternyata
bukan, kita membahas soal tugas tugas akhir, gimanapun sebentar lagi kita
memang akan lulus. Setidaknya aku harap begitu
Tidak
perlu aku ceritakan tentang kegiatan hari ini disekolah. Yang jelas sekarang
sudah saatnya pulang sekolah.
Setibanya
dirumah aku langsung naik kekamar untuk mandi. Bagaimanpun hari ini cuaca
sangat panas, apalagi aku naik motor bersama Elang, jadi rasanya sangat gerah
dan lengket.
Baiklah
hari ini aku sudah harus mulai fokus pada UN dan SNMPTN. Jadi belajar belajar
dan belajar.
Tapi
tunggu ini apa? Mawar? Mawar putih dan coklat? Eh ada cardnya juga
Sebentuk kasihmu menggambarkan
mawar putih ini, penuh dengan ketulusan. Tingkahmu sangat manis seperti coklat
ini..
Untukmu Zira Stefyani Raharja…
Apa
maksudnya? Dan siapa? Tak ada nama, dan ini tulisan, bukan tulisan tangan jadi
aku tidak bisa mengenali tulisannya. Orang iseng? Mungkin. Baiklah siapapun aku
harap coklat ini tidak beracun, dan hey ini terlihat enak. Baiklah cantik, biar
aku simpan kamu di vas bunga ini, sedikit air akan menyegarmu. Oke sekarang
belajar!
Makan
malam telah tiba, seperti biasa aku makan dengan Elang dan oppa
“Ra?
Are you ok? Kamu terlihat senang? Ujar Elang
“emm
benarakah? Hanya perasaanmu saja. Aku merasa biasa saja” jawabku dan Elang
tersenyum menanggapinya begitu juga oppa
Keesokan
harinya aku dapat messege dari nomor yang tidak aku kenal
Lihat mentari telah terbangun,
setitik senyummu akan menerangi setiap derap langkah kakiku..
Tetaplah tersenyum biarkan aku
perlahan masuk dalam duniamu Zira Stefyani Raharja…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar