Kamis, 12 Maret 2015

Teknik-teknik Dasar Pemahaman individu

Dalam memahami individu kerap dilakukan dengan teknik tes maupun non tes. Dalam pengumpulan data test ini sifatnya adalah mengukur. Adapun macam macam tes yang dapat dilakukan diantaranya
1. Tes Kecerdasan
2. Tes Bakat
3. Tes Hasil Belajar

1.      Tes Kecerdasan
Dalam tes kecerdasan maka dapat mengukur kemampuan individu secara umum dalam aspek prilaku maupun hubungannya dengan lingkungan secara efektif. Rumusan kecerdasan diantaranya :
-Kecerdasan merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang (peserta didik) yang memungkinkamemperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkan ilmu tersebut dalam hubungannya dengan lingkungan dan masalah-masalah yang timbul.
-Kecerdasan adalah suatu bentuk tingkah laku tertentu yang tampil dalam kelancaran tingkah laku
-Kecerdasan meliputipengalaman-pengalaman dan kemampuan bertambahnya pengertian dan tingkah laku dengan pola-pola baru dan mempergunakannya secara efektif.

Pada tes kecerdasan yang diukur adalah kecakapan individu atau peserta didik dalam memahami, menganalisis, memecahkan masalah dan mengembangan sesuatu dengan menggunakan daya pikirnya. Dengan melakukan tes kecerdasan maka akan diketahui tingkat kecerdasan (IQ) dari peserta didik.

2.      Tes Bakat
Setiap peserta didik adalah khas dan unik, artinya setiap peserta didik memiliki minat dan bakat yang berbeda satu dengan lainnya. Tes bakat digunakan untuk mengukur kecerdasan potensial yang sifatnya khusus pada tiap tiap peserta didik. Bakat dikenal ada 2 macam yaitu bakat sekolah dan bakat pekerjaan-jabatan. Bakat sekolah berhubungan dengan potensial yang berkenaan dengan penguasaan bidang ilmu atau pengetahuan dalam mata pelajaran, sedangkan bakat pekerjaan-jabatan merupakan kecakapan yang mendukung dalam keberhasilan suatu pekerjaan.
Untuk mengetahui bakat dari peserta didik, dapat diidentifikasi dengan menggunakan tes bakat seperti:
·    Rekakonik, rekakonik merupakan tes yang dapat dilakukan untuk mengukur kecakapan fungsi motoric, persepsi dan berpikir mekanakis.
·    Tes bakat music, yang digunakan untuk mengukur kecakapan peserta didik dalam aspek suara, nada, ritme, warna bunyidan memori.
·       Tes Bakat Artistik. Tes inimengukur kemampuan menggambar, melukis dan merupa (mematung).
·       Tes Bakat Artistik. Tes inimengukur kemampuan menggambar, melukis dan merupa (mematung).
·    Tes Bakat yang Multifaktor. Tes bakat mengukur berbagaikemampuan khusus, yang telah lama digunakan adalah DAT (Differential Attitude Test).

3.      Tes prestasi Belajar
Dalam mengukur tingkat penguasaan atau kemampuan peserta didik dalam hal kompetensi yang dipelajari oleh peserta didik maka dapat dilakukan tes prestasi belajar. Materi tes yang dapat diberikan adalah materi tes yang sesuai dengan mata pelajaran yang telah diajarkan pada peserta didik baik bersifat teotitis maupun praktis. Dalam mengukur kemampuan yang bersifat teoritis ataupun pengetahuan biasanya dilakukan tes tertulis, baik dalam bentuk uraian maupun tes objektif terkdanag juga dapat dilakukan tes lisan, sedangkan untuk mengukur hal yang sifatnya praktik maka dapat dilakukan dengan melakukan tes berupa tes hasil karya baik karya tulis, rupa maupun benda.
Teknik non tes merupakan rancangan dalam memahami peserta didik secara personal yang pada umumnya dilakukan secara kualitatif, tidak bersifat mengukur namun bersifat menghimpun atau mendeskripsikan. Hasil dari penghimpunan bukanlah data secara angka yang dapat menunjukan kualifikasi standar tertentu tetapi berupa sifat sifat, karakteristik, tingkah laku maupun peristiwa yang dialami oleh peserta didik.
Teknik non-tes yang dapat dilakukan adalah observasi, wawancara, angket, catatan anekdot, autobiografi, sosiometri, studi kasus, studi dokumentasi, konferensi kasus, guess who dan analisis hasil pekerjaan.

a. Observasi, yaitu teknik atau cara penghimpunan data untuk mengamatisuatu kegiatan, perilaku atau perbuatan peserta didik yang diperoleh langsung darikegiatan yang sedang dilakukan peserta didik. Data yang dikumpulkan berupa fakta-fakta tentang perilaku dan aktivitas yang dapat diamatiatau yang nampak dariluar, sedangkan aktivitas yang tidak tampak tidak dapat diperoleh melaluiobservasi. Teknik observasi dapat dikelompokan menjadi beberapa jenis (1) observasi sehari hari, yaitu observasiyang tidak direncanakan dengan seksama, tetapi dikerjakan sambil mengerjakan tugas rutin guru (mengajar), juga tidak memiliki pedoman dan dilaksanakannya secara insidental terhadap tingkah laku peserta didik yang menonjol atau menyimpang pada saat pembelajaran. (2) observasi sistematis, yaitu observasiyang direncanakan dengan seksama, serta memiliki pedoman yang berisi tujuan, tempat, waktu dan butir-butir pertanyaan yang menggambarkan tingkah laku murid yang diobservasi, (3) observasi partisipatif yaitu observasidimana observer (guru) berada dalam situasiyang sedang diamatiatau turut serta melakukan apa yang dikerjakan oleh para peserta didik. Dan observasi non-patisipatif, yaitu observasidimana observer (guru) tidak turut atau berada dalam situasikegiatan peserta didik.

b.Wawancara, wawancara merupakan teknik untuk mengumpulkan informasimelaluikomunikasilangsung dengan responden (orang yang diminta informasi), dalam hal inibisa peserta didik, orang tua peserta didik, teman-temannya atau orang lain yang diminta keterangan tentang peserta didik dengan menyemukakan pertanyaan-pertanyaan secara lisan yang dijawab secara lisan pula.

c. Angket, angket (kuesioner) merupakan alat pengumpul data (informasi) melaluikomunikasitidak langsung, yaitu melaluitulisan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang berbagaihal yang berkaitan dengan responden (peserta didik). Angket juga dapat mengungkap data yang cukup luas, hampir semua aspek dapat diungkap melaluiangket, tetapihanya pengungkapan data yang dasar dan relatif umum. Keterbatasan angket adalah tidak dapat mengungkap data secara mendalam dan rahasia.

d. Catatan anekdot, catatan anekdot yaitu catatan otentik hasil observasi, yang menggambarkan tingkah laku peserta didik atau kejadian/peristiwa dalam situasi yang khusus. Catatan anekdot inibisa menyangkut tingkah laku seorang peserta didik atau kelompok.

e. Otobiografi, Karangan pribadiinimerupakan ungkapan pribadipeserta didik tentang pengalaman hidupnya, cita-citanya, keadaan keluarga, dsb. Karangan pribadiinimerupakan cara untuk memahamikeadaan pribadipeserta didik yang pada umumnya bersifat rahasia. Otobiografi atau catatan harian merupakan sumber data yang berharga, karenadisusun oleh peserta didik sendiridan menceritakan dirinya, bukan hanya tentang dirinya sendiritetapiperistiwa-peristiwa yang dianggap penting oleh peserta didik dengan segala ekspresi dan gejolak jiwanya.

f. Sosiometri, teknik ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang hubungan atau interaksi sosial (saling penerimaan atau penolakan) diantara peserta didik dalam suatu kelas, kelompok, kegiatan ekstra kurikuler, organisasikesiswaan, dll

g. Studi kasus, studi kasus merupakan teknik mempelajari perkembangan seorang peserta didik secara menyeluruh dan mendalam serta mengungkap seluruh aspek pribadipeserta didik yang datanya diperoleh dariberbagaipihak, sepertidarisetiap guru, orang tua, dokter atau pihak yang berwenang.

h. Konversensi kasus, konferensikasus merupaka suatu pertemuan diantara beberapa unsur disekolah untuk membicarakan seorang atau beberapa peserta didik yang mempunyaimasalah. Tujuan dari konferensi kasus ini adalah untuk saling melengkapi data tentang peserta didik yang menghadapimasalah untuk kemudian mencaricara penyelesaian atau pemecahan yang paling tepat.

i. Studi dokumentasi, teknik iniberusaha untuk memperoleh informasi-informasiyang bersifat dokumen, dari dokumen-dokumen yang ada.

j. Analisis hasil pekerjaan, kita dapat memahamipeserta didik dengan menganalisis beberapa hasil pekerjaan mereka. Hasil-hasil pekerjaan yang dianalisis dapat berupa karangan, laporan kunjungan, hasil pengamatan, penelitian, puisi, prosa, ceritera pendek, lukisan, kerajinan, dll.

Banyak cara yang dapat dilakukan dalam memahami peserta didik baik melalui tes maupun non-tes, sangat penting dalam memahami peserta didik untuk selalu memantau perkembangan dari peserta didik maupun dalam hal mencari atau menemukan potensi yang dimiliki oleh masing masing peserta didik sehingga sebagai pendidik setelah memperoleh data baik secara kuantitatif maupun kualitatif dapat membantu peserta didik dalam proses pengembangannya. 

Sumber : 
Suryana, Asep dan Suryadi. 2012. Modul Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Kementrian Agama RI




Tidak ada komentar:

Posting Komentar