Dalam memahami individu
kerap dilakukan dengan teknik tes maupun non tes. Dalam pengumpulan data test
ini sifatnya adalah mengukur. Adapun macam macam tes yang dapat dilakukan
diantaranya
1. Tes Kecerdasan
2. Tes Bakat
3. Tes Hasil Belajar
1. Tes
Kecerdasan
Dalam tes kecerdasan
maka dapat mengukur kemampuan individu secara umum dalam aspek prilaku maupun
hubungannya dengan lingkungan secara efektif. Rumusan kecerdasan diantaranya :
-Kecerdasan merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang (peserta
didik) yang memungkinkamemperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkan ilmu
tersebut dalam hubungannya dengan lingkungan dan masalah-masalah yang timbul.
-Kecerdasan adalah suatu bentuk tingkah laku tertentu yang tampil
dalam kelancaran tingkah laku
-Kecerdasan meliputipengalaman-pengalaman dan kemampuan
bertambahnya pengertian dan tingkah laku dengan pola-pola baru dan
mempergunakannya secara efektif.
Pada tes kecerdasan
yang diukur adalah kecakapan individu atau peserta didik dalam memahami,
menganalisis, memecahkan masalah dan mengembangan sesuatu dengan menggunakan
daya pikirnya. Dengan melakukan tes kecerdasan maka akan diketahui tingkat
kecerdasan (IQ) dari peserta didik.
2. Tes
Bakat
Setiap peserta didik
adalah khas dan unik, artinya setiap peserta didik memiliki minat dan bakat
yang berbeda satu dengan lainnya. Tes bakat digunakan untuk mengukur kecerdasan
potensial yang sifatnya khusus pada tiap tiap peserta didik. Bakat dikenal ada
2 macam yaitu bakat sekolah dan bakat pekerjaan-jabatan. Bakat sekolah
berhubungan dengan potensial yang berkenaan dengan penguasaan bidang ilmu atau
pengetahuan dalam mata pelajaran, sedangkan bakat pekerjaan-jabatan merupakan
kecakapan yang mendukung dalam keberhasilan suatu pekerjaan.
Untuk mengetahui bakat
dari peserta didik, dapat diidentifikasi dengan menggunakan tes bakat seperti:
· Rekakonik, rekakonik merupakan tes yang
dapat dilakukan untuk mengukur kecakapan fungsi motoric, persepsi dan berpikir
mekanakis.
· Tes bakat music, yang digunakan untuk
mengukur kecakapan peserta didik dalam aspek suara,
nada, ritme, warna bunyidan memori.
· Tes Bakat Artistik. Tes
inimengukur kemampuan menggambar, melukis dan merupa (mematung).
· Tes Bakat Artistik. Tes
inimengukur kemampuan menggambar, melukis dan merupa (mematung).
· Tes Bakat yang Multifaktor. Tes
bakat mengukur berbagaikemampuan khusus, yang telah lama digunakan adalah DAT (Differential
Attitude Test).
3. Tes prestasi Belajar
Dalam mengukur tingkat penguasaan atau kemampuan peserta didik
dalam hal kompetensi yang dipelajari oleh peserta didik maka dapat dilakukan
tes prestasi belajar. Materi tes yang dapat diberikan adalah materi tes yang
sesuai dengan mata pelajaran yang telah diajarkan pada peserta didik baik
bersifat teotitis maupun praktis. Dalam mengukur kemampuan yang bersifat teoritis
ataupun pengetahuan biasanya dilakukan tes tertulis, baik dalam bentuk uraian
maupun tes objektif terkdanag juga dapat dilakukan tes lisan, sedangkan untuk
mengukur hal yang sifatnya praktik maka dapat dilakukan dengan melakukan tes
berupa tes hasil karya baik karya tulis, rupa maupun benda.
Teknik non tes merupakan rancangan dalam memahami peserta didik
secara personal yang pada umumnya dilakukan secara kualitatif, tidak bersifat
mengukur namun bersifat menghimpun atau mendeskripsikan. Hasil dari
penghimpunan bukanlah data secara angka yang dapat menunjukan kualifikasi
standar tertentu tetapi berupa sifat sifat, karakteristik, tingkah laku maupun
peristiwa yang dialami oleh peserta didik.
Teknik non-tes yang dapat dilakukan adalah observasi, wawancara,
angket, catatan anekdot, autobiografi, sosiometri, studi kasus, studi
dokumentasi, konferensi kasus, guess who dan analisis hasil pekerjaan.
a. Observasi, yaitu teknik atau
cara penghimpunan data untuk mengamatisuatu kegiatan, perilaku atau perbuatan
peserta didik yang diperoleh langsung darikegiatan yang sedang dilakukan
peserta didik. Data yang dikumpulkan berupa fakta-fakta tentang perilaku dan
aktivitas yang dapat diamatiatau yang nampak dariluar, sedangkan aktivitas yang
tidak tampak tidak dapat diperoleh melaluiobservasi. Teknik observasi dapat
dikelompokan menjadi beberapa jenis (1) observasi sehari hari, yaitu
observasiyang tidak direncanakan dengan seksama, tetapi dikerjakan sambil
mengerjakan tugas rutin guru (mengajar), juga tidak memiliki pedoman dan
dilaksanakannya secara insidental terhadap tingkah laku peserta didik yang
menonjol atau menyimpang pada saat pembelajaran. (2) observasi sistematis, yaitu
observasiyang direncanakan dengan seksama, serta memiliki pedoman yang berisi
tujuan, tempat, waktu dan butir-butir pertanyaan yang menggambarkan tingkah
laku murid yang diobservasi, (3) observasi partisipatif yaitu observasidimana
observer (guru) berada dalam situasiyang sedang diamatiatau turut serta
melakukan apa yang dikerjakan oleh para peserta didik. Dan observasi
non-patisipatif, yaitu observasidimana observer (guru) tidak turut atau berada
dalam situasikegiatan peserta didik.
b.Wawancara, wawancara
merupakan teknik untuk mengumpulkan informasimelaluikomunikasilangsung dengan responden
(orang yang diminta informasi), dalam hal inibisa peserta didik, orang tua
peserta didik, teman-temannya atau orang lain yang diminta keterangan tentang
peserta didik dengan menyemukakan pertanyaan-pertanyaan secara lisan yang
dijawab secara lisan pula.
c. Angket, angket (kuesioner)
merupakan alat pengumpul data (informasi) melaluikomunikasitidak langsung,
yaitu melaluitulisan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan untuk
mengumpulkan keterangan tentang berbagaihal yang berkaitan dengan responden (peserta
didik). Angket juga dapat mengungkap data yang cukup luas, hampir semua aspek
dapat diungkap melaluiangket, tetapihanya pengungkapan data yang dasar dan
relatif umum. Keterbatasan angket adalah tidak dapat mengungkap data secara
mendalam dan rahasia.
d. Catatan anekdot, catatan
anekdot yaitu catatan otentik hasil observasi, yang menggambarkan tingkah laku
peserta didik atau kejadian/peristiwa dalam situasi yang khusus. Catatan
anekdot inibisa menyangkut tingkah laku seorang peserta didik atau kelompok.
e. Otobiografi, Karangan
pribadiinimerupakan ungkapan pribadipeserta didik tentang pengalaman hidupnya,
cita-citanya, keadaan keluarga, dsb. Karangan pribadiinimerupakan cara untuk
memahamikeadaan pribadipeserta didik yang pada umumnya bersifat rahasia.
Otobiografi atau catatan harian merupakan sumber data yang berharga, karenadisusun
oleh peserta didik sendiridan menceritakan dirinya, bukan hanya tentang dirinya
sendiritetapiperistiwa-peristiwa yang dianggap penting oleh peserta didik
dengan segala ekspresi dan gejolak jiwanya.
f. Sosiometri, teknik ini
bertujuan untuk memperoleh informasi tentang hubungan atau interaksi sosial
(saling penerimaan atau penolakan) diantara peserta didik dalam suatu kelas,
kelompok, kegiatan ekstra kurikuler, organisasikesiswaan, dll
g. Studi kasus, studi kasus
merupakan teknik mempelajari perkembangan seorang peserta didik secara
menyeluruh dan mendalam serta mengungkap seluruh aspek pribadipeserta didik
yang datanya diperoleh dariberbagaipihak, sepertidarisetiap guru, orang tua,
dokter atau pihak yang berwenang.
h. Konversensi kasus, konferensikasus
merupaka suatu pertemuan diantara beberapa unsur disekolah untuk membicarakan
seorang atau beberapa peserta didik yang mempunyaimasalah. Tujuan dari
konferensi kasus ini adalah untuk saling melengkapi data tentang peserta didik
yang menghadapimasalah untuk kemudian mencaricara penyelesaian atau pemecahan
yang paling tepat.
i. Studi dokumentasi, teknik
iniberusaha untuk memperoleh informasi-informasiyang bersifat dokumen, dari
dokumen-dokumen yang ada.
j. Analisis hasil pekerjaan, kita
dapat memahamipeserta didik dengan menganalisis beberapa hasil pekerjaan
mereka. Hasil-hasil pekerjaan yang dianalisis dapat berupa karangan, laporan
kunjungan, hasil pengamatan, penelitian, puisi, prosa, ceritera pendek,
lukisan, kerajinan, dll.
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam memahami peserta didik baik melalui tes maupun non-tes, sangat penting dalam memahami peserta didik untuk selalu memantau perkembangan dari peserta didik maupun dalam hal mencari atau menemukan potensi yang dimiliki oleh masing masing peserta didik sehingga sebagai pendidik setelah memperoleh data baik secara kuantitatif maupun kualitatif dapat membantu peserta didik dalam proses pengembangannya.
Sumber :
Suryana, Asep dan Suryadi. 2012. Modul Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Kementrian Agama RI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar