Datanglah malam ini ditaman dekat
rumahmu.. dan kamu akan tahu siapa aku. Setelah isya temui aku Zira..
Itu
isi card pagi ini, masih dengan mawar dan coklat yang sama. Akhirnya rasa
penasaran aku akan sosok ‘dia’ akan berakhir malam ini. Tapi kenapa malam ini?
Seharusnya malam ini aku lebih bersama Elang ini kan malam terkahirnya…
Tadinya
aku memutuskan untuk tidak datang menemui ‘dia’ tapi berhubung Elang lagi
dirumah Gerza jadi mending aku kesana deh. Tinggal satu jam lagi sebaiknya aku
bersiap siap.
Selesai
sholat aku langsung pamit pada oppa dan pergi ketaman. Setiap langkah aku
selalu memikirkan siapa dia? apakah aku mengenalnya? siapa namanya?dan seperti
apa?. Semua pertanyaan itu membuatku sampai dibangku taman ini. Tapi tak ada
siapapun disini. Apa aku terlalu cepat. Tunggu di bangku itu … ada mawar dan
sebuah card lagi tanpa coklat.
Arahkan badanmu ke utara dan lihat
kearah pukul 7
Apa
maksudnya? Eh ada kuntum kuntum mawar putih dibawah sepertinya membentuk sebuah
jalan. Aku mengambil satu persatu dan
akhirnya sampai disisi lain taman ini. Dan waw! aku berada tepat
ditengah tengah sebuah lingkaran yang dibentuk lilin lilin kecil dan kelopak
mawar putih tersebar didalam atau luar lingkaran ini. Sangat indah. Tapi dimana
dia…
Hey
apa itu? Ada sebuah kotak berwarna putih disana. Perlahan aku meraihnya. Ini…
ahh yang benar saja kenapa sebuah kartu lagi
Dibelakangmu..
Dibelakang?
Saat aku berbalik.. ahh aku tidak bisa melihatnya dengan jelas terlalu gelap,
cahaya lilin ini masih mengaburkan wajahnya. Perlahan sepertinya dia mulai
mendekat dan sedikit banyak aku bisa melihatnya, semakin dekat semakin jelas…
“Elang…”
“hay
Ra!”
“jadi
selama ini.. kamu?”
Dia
sama sekali tidak menanggapinya dan berjalan menuju bangku taman tak jauh dari
sini, terpaksa aku mengikutinya. Untuk beberapa saat dia masih terdiam
“hey..jelaskan?”
ujar ku mulai kesal
“iya
itu semua aku, mawar, coklat, kartu, lilin semuanya aku Ra…” ujarnya tenang
“kenapa?”
“semenjak
kamu menumpahkan kuah mie kebadan aku, semenjak itu dan semakin saat kamu
membawa aku kerumah sakit sampai saat ini.”
“intinya…”tanyaku
mulai gusar
“oh
Zira… berhentilah membuat hatiku serba salah karenamu. Entah apa ini namanya.
Tapi perasaan seperti ini adalah perasaan yang dulu aku pernah merasakannya
pada Kiara dan aku –akui tidak sepenuhnya sama, berbeda tapi ini perbedaan yang
lain yang membuatku semakin aneh”
“tapi
kenapa aku? Dan setiap aku tanya siapa soal kiriman itu dan juga nomor itu, kamu
terlihat cuek acuh dan santai. Kamu selalu berkata kamu tidak tahu”
“aku
pintar dalam menyembunyikan perasaanku sepertimu, saat tiba saatnya aku akan
memberitahu. Dan ini saatnya”
“oh
saat terakhir kamu? Saat dimana esok justru kamu akan pergi? Bagaimana bisa
kamu melakukan semua ini. Lagi pula kamu tahu persis seperti apa dan untuk
siapa kini perasaanku” ujarku semakin melemah
“ya,
Zafi… I just want to say it! Kamu tak
perlu menjawabnya saat ini, dan aku cukup senang dan lega karena perasaanku.
Setidaknya aku tidak menyukai orang yang salah!”
“yang
benar saja jawaban apa? Sama sekali tak ada pertanyaan darimu. Jika kamu
sendiri tahu kalau aku sampai saat ini… sampai detik ini masih dan
masih—perasaanku untuknya. Kenapa masih melakukan semua ini?”
“soal
bagaimana kamu akan menyikapi semua ini. Jadi menurutmu aku salah? Aku hanya
ingin kamu mengetahuinya, ya aku tahu semua ini—ahh aku tahu hanya Zafi dan
Zafi tapi …”
“tentu
ini bukan sebuah kesalahan Elang, itu—itu semua hak kamu karena ini perasaan
kamu. Aku gak akan pernah membuat kamu menunggu. Kamu tahu jawabannya. Aku gak
bisa untuk membalas ketulusan yang udah kamu kasih, karena kamu tahu bagaimana
isi perasaanku, meski aku tahu aku gak akan pernah bisa bersama Zafi, dan akan
selalu menjadi sahabatnya, aku sama sekali tidak merasa keberatan untuk itu dan
aku menikmatinya, lagi pula dengan menjadi sahabatnya aku masih bisa untuk
selalu ada disampingnya dan membantu setiap
persoalannya. Lagi pula dengan persahabatan kita bisa seperti ini
selamanya setidaknya sampai aku meninggalkan dunia ini. Dan aku juga
menginginkan hal seperti ini sama kamu, kamu yang selalu menjadi teman,
sahabat, musuh dan bahkan keluarga untukku. Aku sama sekali tidak ingin merubah
semua ini Elang..”
“baiklah
aku mengerti Ra, meski setelah semua ini rasanya akan ada hal yang berubah tapi
aku harap perubahan itu tidak terlalu buruk.” Ujarnya
“oh
ayolah.. aku janji tak akan pernah ada yang berubah. Dan aku sangat sangat
sangat berterima kasih untuk hal ini. Kamu hal terindah setidaknya salah satu
hal terindah yang hadir dihidup aku. Oke sudahlah kita tak perlu membahas semua
ini lebih jauh. Jadi kamu tidak akan berkemaskan? Kamu akan kembali kesini
setelah kamu ke Bali?”
“setidaknya
aku yang harus berterimakasih Ra. Well perubahan rencana, oppa ku di Bali
memintaku untuk langsung pulang kesana jadi sepulang dari sini aku akan
berkemas Ra. Dan entah kapan aku akan kembali”
“jahat!
Jadi kemungkinan besar ini malam terakhir untuk aku bertemu kamu ?”
“sepertinya,
aku ikut penerbangan pagi. Ayolah suatu saat aku akan kembali untuk kamu dan
oppa. Atau justru kamu yang akan menemuiku?”
“ahh
tidak janji Elang haha”
“ini
sudah malam, ayolah kita pulang!”ujarnya
“baiklah
my secret admire!” godaku
Dan
respon Elang hanya tersenyum dengan sikap salah tingkah khasnya…
Setelah
aku membantu Elang berkemas malam ini aku kembali kekamar, aku masih bingung
apakah kejadian hari ini benar benar nyata? aku sama sekali tak menyangkanya.
Bagaimana mungkin seorang Elang yang sering kali acuh bahkan bertindak menyebalkan
bisa seperti ini.
Keesokan
harinya aku dan oppa bahkan Zafi menemani Elang kebandara
“seriusan
gak akan kuliah disini Lang? wahh Zira pasti sedih tuh” ujar Zafi
“semuanya
ada yang harus oppa urus disini. Oppa tinggal ya, sebentar” ucap oppa dan pergi,
kami hanya menangguk pelan
“iyalah..
kenapa? Ohh apa justru kamu yang sedih aku tinggal Fi? Haha.. jelas Zira pasti
kehilangan banget secara gitu aku ini sosok yang tidak tergantikan. Haha”
“idihhh
males banget! Haha. Jadi kapan balik lagi ke Bandung?” tanya Zafi
“gak
tau lah Fi, biar waktu yang menjawab.”ujar Elang
“nah
Elang ini tiket kamu, dan sudah saatnya kamu berangkat!” ujar oppa yang telah
kembali.
“baiklah,
sudah saatnya. Hati hati yaa!” ujarku dengan seulas senyuman
“kamu juga ya. Fi jagain nih Zira oke! oppa makasih
ya selama ini Elang dibolehin tinggal dirumah oppa sama Zira. Makasih untuk
semuanya oppa!”
“iya
salam untuk oppamu disana. Bilang sama dia lain kali berkunjunglah ke Bandung”
timpal oppa
“siap
oppa. Semuanya terima kasih yaa.. bye!”ujar Elang melangkah pergi.
Setelah
pesawat Elang benar benar lepas landas kita semua pulang. Zafi akan pulang
kerumahku untuk belajar bersama. Diperjalanan, semua hal tentang Elang mulai
muncul diingatanku. Terutama soal peristiwa kemarin malam ditaman.
Setelah
kita tiba, aku pamit pada Zafi untuk mengambil buku dikamar. Saat mencari buku
kumpulan soal soal snmptn. Loh itu kan box putih yang kemarin kok bisa ada
disini perasaan aku tidak membawanya. Eh
ada foto? Ini kan foto aku dan Elang. Ada kalung juga? Tapi jelas sini
kalung yang tidak bisa dibilang cantik. Tapi keren haha gimana enggak kalung
ini lebih mirip kalung untuk seorang pria dengan bandul berbentuk bintang
masing masing di bandan bintang itu ada inisial Z dan E. Sepertinya aku tahu
apa maksudnya. Ada suratnya juga ternyata..
Well saat kamu baca ini pasti aku
lagi terbang deh sama pesawatnya atau justru aku sudah sampai diBali. Kamu
harus simpan foto itu, foto yang diambil waktu kita jalan jalan bareng Langit
sama Zafi. Dan kalungnya aku tahu kamu tidak bisa dibilang seorang wanita haha
tapi aku harap kamu suka. Aku yakin kamu tahu apa arti dari inisialnya. Thanks
ya buat semuanya. Biarkan aku juga untuk menyimpan semua perasaan aku ya..
sampai aku siap untuk melepasnya…
Elang
Elang
Elang, tentu saja aku menyukainya. Eh ya ampun Zafi aduuhh lupa lagi. Ah itu
dia bukunya.
“maaf
ya nunggu lama, hehe” ujarku
“aku
harap tadi kamu gak ketiduran Ra, haha” timpalnya
“ya
enggaklah, kita bahas paket 5 kan sekarang? Baiklah”
“thanks
ya”
“untuk?”
“kamu
seharusnya kan liburan apalagi kamu tinggal kuliah tanpa harus tes, tapi malah
ngelesin aku”
“tak
apa” ujarku singkat.
“aku
janji deh nanti kalau aku diterima aku pasti teraktir kamu dimanapun kamu
mau?gimana?”ujarnya
“baiklah aku
pegang janji kamu yang satu itu oke!”
Sekarang
rasanya rumah ini sepi. Bahkan setelah dia pergi dia tak pernah sekalipun
menghubungiku. Katanya suka tapi apa sekarang?. Ternyata benar kita tak pernah
tahu berapa berartinya seseorang sebelum kita kehilangannya. Terkadang aku
membuka kembali box yang diberi Elang waktu itu yang kini aku isi dengan semua
card yang pernah dia kasih secara tidak langsung. Benarkah ini Elang? Kata kata
semanis ini, mawar mawar yang telah dia berikan tentu saja aku menyimpannya
kini terlihat sangat layu bahkan kering. Beberapa ada yang sudah menghitam.
Tapi rasanya masih terlihat indah.
Hari
yang berlalu dengan cepat, sebagian besar aku habiskan untuk memikirkan Elang,
mengunjungi rumah sakit dan pergi kemakam Afa dan bunda. Pastinya untuk Zafi
juga. Handphoneku bergetar,ada pesan dari … Elang???
Buka email kamu…
Email?
Aku langsung meraih laptop. Ternyata benar ada beberapa pesan dari Elang. Dia
kan tahu aku jarang banget buka email.
Ini
email dari Elang tanggal 28 mei
Hay Ra? Apa kabar kamu? Aku malas
ah kalau harus nelepon atau kirim kamu sms nanti kamu pasti GR. Oh iya Langit
nanyain terus tuh. Kamu suka sama hadiah yang aku tinggal di kamar kamu? Aku
harap jawabannya iya…
Yang
ini tanggal 2 juni
Andai kamu ada disini Ra? Dulu
segalanya baik baik saja tanpa kamu disini, kenapa sekarang rasanya tidak
menyenangkan… Kenapa kamu sama sekali gak kabarin aku? Kamu gak sms, gak
nelepon bahkan kamu gak bales email aku..
Pasti lagi sibuk sama Zafi ya???
Yaahhh patah hati deh…
Yang
ini e mail darinya tanggal 6 juni
Ra? Ayo dong kenapa sih e mail aku
belum kamu balas juga. Kamu gak tahu apa kalau aku kangen sama kamu!!! Oh iya
ada salam dari Langit. Banyak banget sih fans kamu!!! Please bales dong
Ra…
Tanggal
20 juni
Aku gak tahu apa hasilnya akan baik
atau enggak soal ujian itu. Aku harap aku masuk. Yang perlu kamu tahu perasaan
ini belum bisa aku melepasnya… jadi biarkan ini sedikit lebih lama lagi ya Ra..
Tanggal
25 juni
Aku sayang kamu Ra….
Tanggal
2 juli
Sampai kapanpun kayaknya aku belum
bisa lepasin ini semua. Syal dari kamu selalu bisa ngobatin kangen aku ditambah
album foto yang kamu kasih.. I miss u…
Tanggal
7 juli
Aku LOLOS Ra, Zira aku LOLOS!!!
Yang
terakhir itu baru saja dia kirim sepuluh menit yang lalu. Saat aku mau membalas
semua e mailnya tiba tiba handphoneku bergetar.
Zira!!! Aku tembus PTN.. Aku LOLOS
Ra!!! Aku LOLOS!!!... Temui aku ditempat terakhir kali kita bertemu.
SEKARANG!!!
Itu
pesan dari Zafi. Rasanya hati aku langsung ikut bahagia mengetahui dia
berhasil. Aku langsung menyimpan laptop dan bergegas menemui Zafi. Elang aku
janji sepulang dari sana aku akan balas semua email kamu. Maaf aku harus pergi.
Tunggu!
Aku gak mungkin hanya dengan tangan kosong bagaimanapun aku harus memberikan
sesuatu untuk Zafi. Kebun oppa mawarnya
belum bisa aku petik. Baiklah aku akan membelinya. Diperjalanan aku mampir
ketoko bunga dan membeli tujuh kuntum mawar putih dan cup cakes dadakan
untuknya dengan ucapan” selamat! Kamu LOLOS!!!” dengan sebuah coklat yang dibentuk
seperti anak laki laki dan sebuah nama perguruan tinggi yang dia inginkan.
Ah
itu dia Zafi... Tunggu dulu! Ya ampun anak kecil itu ngapain ditengah jalan,
astaga mobil !!!. Aku dengan cepat
berlari dan mendorong anak itu, setelah itu……
Tidak ada komentar:
Posting Komentar