Selasa, 24 Maret 2015

Kak…

Figura itu.. didalamnya kau sangat cantik, sungguh.. entah seberapa jarang aku menyapamu… tak pernah ku ucapakan “selamat pagi”, “sedang apa?”, “ada cerita  apa hari ini”… ucapan seperti “Maaf”, “terima kasih” mungkin aku bisa menghitungnya dengan jari jariku.. “kak..” kau tahu seberapa besar aku merindukanmu? Aku selalu merindukanmu untuk setiap waktu yang bergulir, “kak..” aku selalu ingin menyapamu dengan hangat, berbagi cerita dan membuatmu ikut tersenyum bersamaku, saat kau tunjukkan wajahmu yang lelah setelah usai berkerja rasanya ingin tangan tangan ini memelukmu, menyiapkan air dan makanan untukmu.. mengurangi rasa lelahmu.. saat kau tunjukkan raut wajahmu yang sedih… sungguh aku ingin meraih kedua tanganmu dan bertanya “ada apa? Ayo cerita” tapi entah mengapa itu sulit kulakukan.. apa yang salah denganku? Rasa “ketidaknyamanan” ini seperti benteng yang menjulang tinggi, besar dan tebal diantara tali persaudaraan kita, “kak…” tahukah saat kau sedang bercerita entah pada siapapun itu dan aku berada ditempat yang tak jauh darimu aku hanya tersenyum.. dan ikut mendengarnya.. sayang kau tak melihat wajahku karena mungkin kau tak melihatku.. “kak…” berapa lama waktu yang aku tak ada didalamnya bersamamu? “kak…” sungguh aku rindu… sangat… sekat itu aku ingin membawanya pergi, mungkin benar.. “psikologis anak anak sangatlah rentan” kurasa itu adalah sebabnya.. “luka” itu mungkin masih ada.. “luka” itu yang mengawali segalanya.. “kak..” ada hal yang mungkin tak kan sanggup kuucapkan di hadapanmu.. “sungguh.. aku menyayangimu” lagi.. lagi dan lagi.. “keberanianku” hanya sebatas tulisan ini.. sebentar lagi kau mungkin akan pergi karena telah menemukan seseorang yang akan selalu ada disampingmu.. saat itu.. mungkin hanya akan ada penyesalanku padamu, untuk waktuku yang tak pernah bisa kuukir  bersamamu sungguh  aku sangat menyesal… akankah Tuhan menyampaikan pesanku untukmu jika aku menyayangimu lebih dari apa yang kau bisa bayangkan… 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar