Rabu, 25 Maret 2015

Diorama #Stage 8

Silahkan review cerita sebelumnya di stage 7 J

 Ya ampun kenapa dia bisa denger sih aahhh, bukannya dia juga lagi ziarah ya waktu itu, mampus deh kalau sampe ada yang tau soal itu, tapi enggak enggak, toh aku juga udah janji sama diri aku sendiri buat lupain semua hal soal perasaan aku. Tapi aku gak nyangka loh Elang bisa berbicara seperti itu, ya emang sih itu Gerza yang bilang tapi tetep aja aku dengernya dari Elang bukan Gerza. Ajaib.
Ohhh Afa aku harus kayak gimana coba, aahhh okelah malem bun, Afa, eyang Zira masuk dulu ya udah malem juga nih selamat malam.
Semenjak malam itu hubungan aku sama Elang sedikit membaik kita jarang nyolot nyolotan lagi, jarang berantem, aku seneng karena aku ngerasa ada orang lain selain oppa dirumah ini, aku gak tahu kelak saat Elang pergi gimana nasib aku. Eiittss bukan berarti aku jatuh cinta dan ketergantungan sama dia yaa haha.
“wooy Ra, ayo berangkat, tuh helm kamu dimeja, buruan bengong aja” sahut Elang sambil menuju motor hitamnya
“emm iya” jawabku sambil mengambil tas dan merogoh tas aku untuk mencari handphone
Disekolah pelajaran biologi, dan kita diminta untuk membuat kelompok gitu kita diminta bikin proyek 3D tentang DNA dan RNA satu kelompok butuh 8 orang, aku sendiri satu kelompok dengan Elang, Zafi, Saka, Gerza, Feytsa, Vidya dan Nifa secara acak. Banyak anak anak yang protes sebenarnya tapi itu udah berdasarkan kocokan number hehe jadi sorry guys itu udah fix, nah kerja kelompoknya sendiri buat kelompokku, aku adain di rumah aku dan itu udah dimulai besok, mumpung libur juga jadi mudah mudah bisa langsung ketemu konsep dan caranya biar dalam 2-3 pertemuan sudah bisa selesai.
“Ra, besok jadikan kita kerumah kamu, emh gimana kalau jam 8an aja, biar enak kan masih pagi tuh,hehe siapin makanan yaa, nanti kamu smsin alamat jelasnya kekita kita” saran Saka
“sip! ya udah semuanya besok ngumpul dirumah jam 8, ntar alamatnya aku smsin, kalau nyasar hubungin aku aja oke. Haha…” jelasku
Selain Zafi dan Saka belum ada yang tahu lagi kalau Elang tinggal satu rumah sama denganku, sehabis aku ngobrolin masalah kerja kelompok aku sama Elang langsung pulang. Tapi yang lain cuma tahu kalau arah rumah ku sama dengan Elang jadi mereka gak heran kalau aku sering berangkat atau pulang bareng dia. Sebenarnya gak akan ada masalah yang berarti kalau yang lain tahu soal ini tapi aku juga gak ngerti ini kan kemauan Elang.
Tapi kok tiba tiba aku pengen kerumah sakit ya, tapi mending aku balik dulu deh aku mau ambil mawarnya kalau harus belikan lumayan tuh, tadinya aku mau sendirian tapi Elang tiba tiba mau ikut oppa juga hmm seru kali yaa bareng bareng lagian agak males juga kalau aku harus sendirian disana, kita sempet mampir ketoko kue, buat beli kue brownies, sesampainya disana aku ketemu lagi sama susternya Ve, suster itu bilang kalau hari ini Ve jalanin pengobatan diluar negeri, dan Ve nitipin sesuatu ke aku, hmm itu artinya aku gak bisa ketemu sama Ve malaikat kecil aku lagi, tapi gak apa apa itukan untuk kesembuhan dia juga, lagian disini masih banyak banget anak anak yang mesti aku hibur sama yang lain
“ya udah deh sus, makasih ya infonya, kita mau kebangsal anak dulu sus, oh iya kita punya waktu berapa lama?” ucapku ringan
“iya sama sama, kalian punya waktu sekitar satu jam, setelah itu waktunya mereka semua untuk istirahat, kalau begitu saya permisi dulu, masih ada pasien yang harus saya tanganin” pamit suster itu dengan seulas senyum diwajahnya
“oh iya sus,silahkan” jawabku singkat
Oppa kelihatannya seneng banget sama anak anak itu, malah oppa sama Elang keliatan kompak banget ngehibur anak anak yang lagi sakit ini, padahal niat mereka kan cuma nemenin aku doang, tadi sebelum aku berangkat oppa maksa kalau aku sama Elang harus bawa boneka kaus kaki, jelas aku bingung, ternyata oppa mau bikin pertunjukan boneka, aku udah lama gak lihat oppa seasik ini, pasti karena malaikat malaikat kecil ini, oppa pegang tokoh boneka penyihir, Elang sebagai pangeran dan aku sebagai sang putri, kita bikin pertunjukan sederhana tentang sleeping beauty. Aku gak nyangka kita bertiga benar benar bisa membawakan  ceritanya yaa sedikit agak ngelantur tapi seenggaknya tawa tawa riang muncul dari anak anak itu, sekarang tiba saatnya untuk mereka istirahat, aku, oppa sama Elang juga pamit pulang.
“oppa? Aku gak nyangka oppa masih inget jelas ceritanya, agak konyol sih, tapi 2 jempol buat oppa haha” ujarku membuka pembicaraan di mobil
“kamu lupa waktu kecil kan oppa juga sering bacain kamu dongeng” jawab oppa
“dan kamu tau Lang??,kamu tahu cerita itu?, secara kamu kan cowo, kok bisa? Hahaaha” celetuk aku sambil tertawa puas
“waktu aku SD aku pernah bikin drama sekolah ya ceritanya sleeping beauty jadi samar samar masih inget lah, apa? Mau ngeledek???” jawab Elang
“hahaha enggak lah, salut salut, hmm tuh kan kamu tuh lebih cocok kayak gini, dari pada kayak dulu sumpah rese abis” timpalku
“kalian ini, oh iya besok jadi temen temen kalian pada kerumah?” Tanya oppa
“iya nih Zira oppa yang mulai,  bukan aku. Iya jadi kok oppa gak apa apa kan?” jelas Elang
“jelas gak apa apa,kan kalian juga belajar” jawab oppa
Keesokan harinya satu persatu temen temen mulai datang, karena aku ingin cepet selesai jadi aku gak basa basi dengan membuka percakapan, karena kalian tahulah sekali ngobrol pasti kebablasan.
Setelah kita mulai ngerti konsepnya kita mulai untuk menyiapkan semua bahan, tapi kita mulai dengan kerangka 3 dimensinya, karena itu yang sulit, butuh waktu yang cukup untuk itu dan akhirnya kerangkanya bisa berdiri tegak, kita juga harus memikirkan bagaimana caranya supaya kerangkanya pas dengan kode rangkaian DNA yang kita buat,
“Ra, kok temen temennya gak dikasih minum sih?” Tanya oppa yang tiba tiba muncul
“uppss, sorry aku lupa oppa, hehe, ya udah deh kita udahan dulu ya, kita istirahat dulu. Aku siapin cemilan dulu, sorry yaa, hehe” ujarku sambil melangkah pergi kearah dapur
“aku bantu!” timpal Elang, disambut wajah wajah penuh tanya semua orang yang ada ditempat ini.
Terlihat wajah wajah penuh tanya dari temen temen aku setelah mendengar ucapan Elang yang mau membantuku, haha. Aku  dan Elang bongkar dapur, Elang yang menyiapkan cemilan, dan aku yang membuat minumannya
“Ra, kamu kelihatan gak banyak komunikasi sama Zafi, biasanya kan kamu akrab banget sama dia, kenapa? Bukannya kamu suka sama dia?” tanya Elang dengan tangannya yang masih sibuk memilah makanan
“apaan sih! udah deh gak usah dibahas juga kali ah, kamu tahukan Feytsa ada sama kita, jadi aku gak maulah buat dia gak enak, lagian emang aku sama Zafi gak perlu banyak komunikasikan, okelah yuuk, udah siapkan, kita anter ke mereka” ujarku sambil mengambil langkah meninggalkan dapur
“terus aja boong !” ujar Elang yang mengikutiku dari belakang
Aku juga gak mau bahas soal ini, jadi aku gak komen deh soal itu, ya aku sadar sih hari ini aku lebih cuek sama dia, setiap dia tanya pasti aku alihin ke Saka atau Gerza, haha abis mau gimana lagi, perasaan aku justru malah semakin aneh dan membingungkan, yaa kalian tahu seperti ada yang—ya sesuatu yang berat menindih hati aku dan itu gak enak rasanya, aku takut gak bisa control, jadi mending aku risauin dia deh untuk sementara ini, sampai aku benar benar melupakan semuanya!
“sorry ya nunggu lama, hehe” ucapku sambil menyimpan minuman untuk mereka
“ehh main jujur jujuran yuuk, kalau jujur berani udah gak asik nih, kita pake botol mineral ini aja, gimana?” ucap Vidya sambil memegang botol mineral ditangannya dengan sulas senyum diwajahnya.
“enggak ahh ngapain sih, udah tuh makan dulu aja” ujarku mencoba menghindari permainan konyol yang disarankan Vidya
“kenapa Ra, kamu takut?” sinis Elang sambil meneguk minumannya
“apa? enggak kok, apaan sih ahh” jawabku dengan penuh keraguan
“ya udah ayoo!” timpal Zafi
Dengan sangat terpaksa deh aku mengikuti permainan mereka, lagi pula ini hanya sebuah permainankan, dan yaa aku tahu peratanyaan apa yang pasti muncul dipermainan ini, huuuff. Putaran pertama mulai dimainkan dan Feytsa korban pertama yang ditunjuk oleh botol pelastik itu
“nah Tsa, kamu yang kena, sekarang kamu harus jawab diruangan ini atau dikelas siapa yang kamu suka?” tanya Nifa
“gak bisa jujur berani aja ya? Aku  berani aja deh yaaa..” ucap Atsa dengan pipi yang mulai berwarna merah semu
“ayolah dari awal permainan ini kan jujur jujuran, bukan jujur berani, tinggal sebut aja lagi, haha” godaku mulai menikmati permainan yang baru saja dimulai ini
“hmmm oke, yang aku suka emang ada diruangan ini, dia—dia 22 april” jawabnya dengan sangat pelan
“emm 22 april?,itu kan ulang tahunnya kamu Zafi,iya kan?” goda Saka dengan perasaan yang sepertinya sangat puas
“oke cukup tahu ajakan, ayoo mulai lagi” timpalnya dengan keadaan yang sepertinya mulai memanas haha, dengan gelak tawa anak anak yang lain, dan mulai menggoda Zafi karena jawaban Feytsa, tapi Zafi juga tidak berkata apapun, dan putaran kedua, oouuu dengan sangat jelas mengarah pada Zafi hmm sangat menarik.
“naaahh, ayoloh, pertanyaan yang sama, waahhh gokil nih kalau jawabannya klop, ekhemmm” godaku
“apaan sih, gak ada lah gak ada yang aku suka diruangan ini, bahkan dikelas sekalipun” jawabnya tegas dengan wajah yang benar benar datar
“masa sih Fi? Terus siapa yang lagi kamu suka?” Tanya Gerza, ajaib dia yang bertanya secara  gak pernah tertarik untuk urusan seperti ini.Sepertinya Gerza dia juga terbawa suasana dalam permainan ini.
“adalah adik kelas aku, kalian semua gak kenal kok, jadi stop sampai disini oke gak ada pertanyaan lagi buat aku” tegas Zafi dengan seulas senyum yang melegakan diraut wajahnya
“gimana sama Zira?” Tanya Feytsa yang membuatku cukup memelototkan mata padanya, ya sebenarnya aku sudah bisa menebak apa yang Zafi akan katakan.
“Zira???, gak mungkin lah, kalian semua kan tahu dia temen aku, iya gak Ra? temen kalian juga kan, dan dia udah aku anggap sahabat malah, jadi gak mungkin haha” lepasnya
Elang jelas melirik ke arahku, sedikit seperti ada badai dihati ku , tapi aku tahu itu dan keadaan memang gak akan pernah berubah, aku malah memperkuat statement Zafi, dan ya kalian semua tahu kan mereka semua percaya yaa sepertinya kecuali Elang.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar