Ya ampun kenapa dia bisa denger sih aahhh,
bukannya dia juga lagi ziarah ya waktu itu, mampus deh kalau sampe ada yang tau
soal itu, tapi enggak enggak, toh aku juga udah janji sama diri aku sendiri
buat lupain semua hal soal perasaan aku. Tapi aku gak nyangka loh Elang bisa
berbicara seperti itu, ya emang sih itu Gerza yang bilang tapi tetep aja aku
dengernya dari Elang bukan Gerza. Ajaib.
Ohhh
Afa aku harus kayak gimana coba, aahhh okelah malem bun, Afa, eyang Zira masuk
dulu ya udah malem juga nih selamat malam.
Semenjak
malam itu hubungan aku sama Elang sedikit membaik kita jarang nyolot nyolotan
lagi, jarang berantem, aku seneng karena aku ngerasa ada orang lain selain oppa
dirumah ini, aku gak tahu kelak saat Elang pergi gimana nasib aku. Eiittss
bukan berarti aku jatuh cinta dan ketergantungan sama dia yaa haha.
“wooy
Ra, ayo berangkat, tuh helm kamu dimeja, buruan bengong aja” sahut Elang sambil
menuju motor hitamnya
“emm
iya” jawabku sambil mengambil tas dan merogoh tas aku untuk mencari handphone
Disekolah
pelajaran biologi, dan kita diminta untuk membuat kelompok gitu kita diminta
bikin proyek 3D tentang DNA dan RNA satu kelompok butuh 8 orang, aku sendiri
satu kelompok dengan Elang, Zafi, Saka, Gerza, Feytsa, Vidya dan Nifa secara
acak. Banyak anak anak yang protes sebenarnya tapi itu udah berdasarkan kocokan
number hehe jadi sorry guys itu udah fix, nah kerja kelompoknya sendiri buat
kelompokku, aku adain di rumah aku dan itu udah dimulai besok, mumpung libur
juga jadi mudah mudah bisa langsung ketemu konsep dan caranya biar dalam 2-3
pertemuan sudah bisa selesai.
“Ra,
besok jadikan kita kerumah kamu, emh gimana kalau jam 8an aja, biar enak kan
masih pagi tuh,hehe siapin makanan yaa, nanti kamu smsin alamat jelasnya kekita
kita” saran Saka
“sip!
ya udah semuanya besok ngumpul dirumah jam 8, ntar alamatnya aku smsin, kalau
nyasar hubungin aku aja oke. Haha…” jelasku
Selain
Zafi dan Saka belum ada yang tahu lagi kalau Elang tinggal satu rumah sama
denganku, sehabis aku ngobrolin masalah kerja kelompok aku sama Elang langsung
pulang. Tapi yang lain cuma tahu kalau arah rumah ku sama dengan Elang jadi
mereka gak heran kalau aku sering berangkat atau pulang bareng dia. Sebenarnya
gak akan ada masalah yang berarti kalau yang lain tahu soal ini tapi aku juga
gak ngerti ini kan kemauan Elang.
Tapi
kok tiba tiba aku pengen kerumah sakit ya, tapi mending aku balik dulu deh aku
mau ambil mawarnya kalau harus belikan lumayan tuh, tadinya aku mau sendirian
tapi Elang tiba tiba mau ikut oppa juga hmm seru kali yaa bareng bareng lagian
agak males juga kalau aku harus sendirian disana, kita sempet mampir ketoko
kue, buat beli kue brownies, sesampainya disana aku ketemu lagi sama susternya
Ve, suster itu bilang kalau hari ini Ve jalanin pengobatan diluar negeri, dan
Ve nitipin sesuatu ke aku, hmm itu artinya aku gak bisa ketemu sama Ve malaikat
kecil aku lagi, tapi gak apa apa itukan untuk kesembuhan dia juga, lagian
disini masih banyak banget anak anak yang mesti aku hibur sama yang lain
“ya
udah deh sus, makasih ya infonya, kita mau kebangsal anak dulu sus, oh iya kita
punya waktu berapa lama?” ucapku ringan
“iya
sama sama, kalian punya waktu sekitar satu jam, setelah itu waktunya mereka
semua untuk istirahat, kalau begitu saya permisi dulu, masih ada pasien yang
harus saya tanganin” pamit suster itu dengan seulas senyum diwajahnya
“oh
iya sus,silahkan” jawabku singkat
Oppa
kelihatannya seneng banget sama anak anak itu, malah oppa sama Elang keliatan
kompak banget ngehibur anak anak yang lagi sakit ini, padahal niat mereka kan
cuma nemenin aku doang, tadi sebelum aku berangkat oppa maksa kalau aku sama
Elang harus bawa boneka kaus kaki, jelas aku bingung, ternyata oppa mau bikin
pertunjukan boneka, aku udah lama gak lihat oppa seasik ini, pasti karena
malaikat malaikat kecil ini, oppa pegang tokoh boneka penyihir, Elang sebagai
pangeran dan aku sebagai sang putri, kita bikin pertunjukan sederhana tentang
sleeping beauty. Aku gak nyangka kita bertiga benar benar bisa membawakan ceritanya yaa sedikit agak ngelantur tapi
seenggaknya tawa tawa riang muncul dari anak anak itu, sekarang tiba saatnya
untuk mereka istirahat, aku, oppa sama Elang juga pamit pulang.
“oppa?
Aku gak nyangka oppa masih inget jelas ceritanya, agak konyol sih, tapi 2
jempol buat oppa haha” ujarku membuka pembicaraan di mobil
“kamu
lupa waktu kecil kan oppa juga sering bacain kamu dongeng” jawab oppa
“dan
kamu tau Lang??,kamu tahu cerita itu?, secara kamu kan cowo, kok bisa? Hahaaha”
celetuk aku sambil tertawa puas
“waktu
aku SD aku pernah bikin drama sekolah ya ceritanya sleeping beauty jadi samar
samar masih inget lah, apa? Mau ngeledek???” jawab Elang
“hahaha
enggak lah, salut salut, hmm tuh kan kamu tuh lebih cocok kayak gini, dari pada
kayak dulu sumpah rese abis” timpalku
“kalian
ini, oh iya besok jadi temen temen kalian pada kerumah?” Tanya oppa
“iya
nih Zira oppa yang mulai, bukan aku. Iya
jadi kok oppa gak apa apa kan?” jelas Elang
“jelas
gak apa apa,kan kalian juga belajar” jawab oppa
Keesokan
harinya satu persatu temen temen mulai datang, karena aku ingin cepet selesai
jadi aku gak basa basi dengan membuka percakapan, karena kalian tahulah sekali
ngobrol pasti kebablasan.
Setelah
kita mulai ngerti konsepnya kita mulai untuk menyiapkan semua bahan, tapi kita
mulai dengan kerangka 3 dimensinya, karena itu yang sulit, butuh waktu yang
cukup untuk itu dan akhirnya kerangkanya bisa berdiri tegak, kita juga harus
memikirkan bagaimana caranya supaya kerangkanya pas dengan kode rangkaian DNA
yang kita buat,
“Ra,
kok temen temennya gak dikasih minum sih?” Tanya oppa yang tiba tiba muncul
“uppss,
sorry aku lupa oppa, hehe, ya udah deh kita udahan dulu ya, kita istirahat
dulu. Aku siapin cemilan dulu, sorry yaa, hehe” ujarku sambil melangkah pergi
kearah dapur
“aku
bantu!” timpal Elang, disambut wajah wajah penuh tanya semua orang yang ada
ditempat ini.
Terlihat
wajah wajah penuh tanya dari temen temen aku setelah mendengar ucapan Elang
yang mau membantuku, haha. Aku dan Elang
bongkar dapur, Elang yang menyiapkan cemilan, dan aku yang membuat minumannya
“Ra,
kamu kelihatan gak banyak komunikasi sama Zafi, biasanya kan kamu akrab banget
sama dia, kenapa? Bukannya kamu suka sama dia?” tanya Elang dengan tangannya
yang masih sibuk memilah makanan
“apaan
sih! udah deh gak usah dibahas juga kali ah, kamu tahukan Feytsa ada sama kita,
jadi aku gak maulah buat dia gak enak, lagian emang aku sama Zafi gak perlu
banyak komunikasikan, okelah yuuk, udah siapkan, kita anter ke mereka” ujarku
sambil mengambil langkah meninggalkan dapur
“terus
aja boong !” ujar Elang yang mengikutiku dari belakang
Aku
juga gak mau bahas soal ini, jadi aku gak komen deh soal itu, ya aku sadar sih
hari ini aku lebih cuek sama dia, setiap dia tanya pasti aku alihin ke Saka
atau Gerza, haha abis mau gimana lagi, perasaan aku justru malah semakin aneh
dan membingungkan, yaa kalian tahu seperti ada yang—ya sesuatu yang berat
menindih hati aku dan itu gak enak rasanya, aku takut gak bisa control, jadi
mending aku risauin dia deh untuk sementara ini, sampai aku benar benar
melupakan semuanya!
“sorry
ya nunggu lama, hehe” ucapku sambil menyimpan minuman untuk mereka
“ehh
main jujur jujuran yuuk, kalau jujur berani udah gak asik nih, kita pake botol
mineral ini aja, gimana?” ucap Vidya sambil memegang botol mineral ditangannya
dengan sulas senyum diwajahnya.
“enggak
ahh ngapain sih, udah tuh makan dulu aja” ujarku mencoba menghindari permainan
konyol yang disarankan Vidya
“kenapa
Ra, kamu takut?” sinis Elang sambil meneguk minumannya
“apa?
enggak kok, apaan sih ahh” jawabku dengan penuh keraguan
“ya
udah ayoo!” timpal Zafi
Dengan
sangat terpaksa deh aku mengikuti permainan mereka, lagi pula ini hanya sebuah
permainankan, dan yaa aku tahu peratanyaan apa yang pasti muncul dipermainan
ini, huuuff. Putaran pertama mulai dimainkan dan Feytsa korban pertama yang
ditunjuk oleh botol pelastik itu
“nah
Tsa, kamu yang kena, sekarang kamu harus jawab diruangan ini atau dikelas siapa
yang kamu suka?” tanya Nifa
“gak
bisa jujur berani aja ya? Aku berani aja
deh yaaa..” ucap Atsa dengan pipi yang mulai berwarna merah semu
“ayolah
dari awal permainan ini kan jujur jujuran, bukan jujur berani, tinggal sebut
aja lagi, haha” godaku mulai menikmati permainan yang baru saja dimulai ini
“hmmm
oke, yang aku suka emang ada diruangan ini, dia—dia 22 april” jawabnya dengan
sangat pelan
“emm
22 april?,itu kan ulang tahunnya kamu Zafi,iya kan?” goda Saka dengan perasaan
yang sepertinya sangat puas
“oke
cukup tahu ajakan, ayoo mulai lagi” timpalnya dengan keadaan yang sepertinya
mulai memanas haha, dengan gelak tawa anak anak yang lain, dan mulai menggoda
Zafi karena jawaban Feytsa, tapi Zafi juga tidak berkata apapun, dan putaran
kedua, oouuu dengan sangat jelas mengarah pada Zafi hmm sangat menarik.
“naaahh,
ayoloh, pertanyaan yang sama, waahhh gokil nih kalau jawabannya klop, ekhemmm”
godaku
“apaan
sih, gak ada lah gak ada yang aku suka diruangan ini, bahkan dikelas sekalipun”
jawabnya tegas dengan wajah yang benar benar datar
“masa
sih Fi? Terus siapa yang lagi kamu suka?” Tanya Gerza, ajaib dia yang bertanya
secara gak pernah tertarik untuk urusan
seperti ini.Sepertinya Gerza dia juga terbawa suasana dalam permainan ini.
“adalah
adik kelas aku, kalian semua gak kenal kok, jadi stop sampai disini oke gak ada
pertanyaan lagi buat aku” tegas Zafi dengan seulas senyum yang melegakan diraut
wajahnya
“gimana
sama Zira?” Tanya Feytsa yang membuatku cukup memelototkan mata padanya, ya
sebenarnya aku sudah bisa menebak apa yang Zafi akan katakan.
“Zira???,
gak mungkin lah, kalian semua kan tahu dia temen aku, iya gak Ra? temen kalian
juga kan, dan dia udah aku anggap sahabat malah, jadi gak mungkin haha”
lepasnya
Elang
jelas melirik ke arahku, sedikit seperti ada badai dihati ku , tapi aku tahu
itu dan keadaan memang gak akan pernah berubah, aku malah memperkuat statement
Zafi, dan ya kalian semua tahu kan mereka semua percaya yaa sepertinya kecuali
Elang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar