aku
kembali menjatuhkan binar berlian itu lagi, aku teringat saat bunda dan Afa
pergi, yang aku lihat saat terakhir kalinya adalah senyuman mereka saat
menatapku,
“ayah
kamu, kenapa gak kamu sebut?” Tanya Pasca
Aku
sama sekali tidak menjawab pertanyaan itu, aku malah nawarin cup cakes yang dan
aku menghampiri orang tuanya Ve juga, saat aku kasih cup cakesnya, mereka
tersenyum dan mengucapkan terima kasih banyak karena aku dan yang lain mau
menemani Ve.
Sekarang
Ve lagi dalam masa operasi, orang tua Ve sempat meminta aku pulang, tapi aku
kan udah janji mau nemenin Ve sampai dia selesai, karena aku masih sangat ingin
melihat senyuman manis Ve, aku pamit untuk kembali pada temen temenku yang
lain, setidaknya mereka terlihat sedang menikmati cup cakes sambil berbincang
ringan dari sini.
“aku
udah hubungin oppa, tadinya dia khawatir kerena kita belum pulang, aku udah
bilang kalau kita akan pulang malam jadi oppa bisa langsung istirahat"
jelas Elang sambil memasukan handphonenya kesaku celananya
Ya
ampun aku sampai lupa kabarin oppa, untunglah Elang sudah menghubungi oppa,
Zafi dan Saka yang mendengar hal itu jelas bingung, mereka akhirnya bertanya
apakah aku tinggal serumah dengan Elang. Tadinya aku sama sekali tidak ingin
menjawab, tapi justru Elang yang menjelaskan bahwa dia itu cucu dari temennya
oppa, dia akan tinggal di Bandung sampai dia lulus karena setelah itu dia ada
rencana sekolah ditempatnya berasal di Bali. Tapi Elang juga bilang supaya Zafi
dan Saka sama sekali tidak memberitahu ke yang lain kalau aku sama dia tinggal
serumah, dan mereka hanya menganggukan kepala dan mengatakan akan menepati
janji.
Waktu
terus saja berputar diiringi dengan warna perubahan langit dari biru ke orange
dan kemudian gelap seperti saat ini, ini sudah jam 8 malam, Ve akhirnya
dinyatakan berhasil dalam operasinya oohhh Tuhan rasanya aku lega banget,
setelah melihat kondisi Ve, aku seneng dia masih bisa tersenyum dengan sangat
manisnya, hebat aku benar benar salut sama Ve, mungkin cinta memang gak bisa
nyegah kematian seseorang, tapi cinta bisa menambah semangat seseorang untuk
bertahan demi orang orang yang mencintainya termasuk Ve tepat seperti apa yang
dikatakan Bara.
Akhirnya
aku sama yang lain pamit pulang sama orang tua Ve, sama Ve kecil juga pastinya,
aku pulang dengan membawa senyuman termanis Ve, malaikat kecilku.
Kita
pamit satu sama lain dan pulang kearah rumah kita masing masing, dan soal Elang
ternyata dia punya sisi baik juga, tapi sekarang dia malah pasang muka rese
lagi, udah gitu ngebut lagi, ni anak mau bunuh aku apa? aku sudah berteriak
supaya dia menjalankan motornya pelan pelan, eehh malah dia tambah
kecepatannya, aaah bodo amatlah, kalau aku mati dia juga mati kan.
Sesampainya
dirumah kelihatannya oppa sudah tidur, aku cek dong kekamar oppa ternyata oppa
emang sudah tidur, aku peluk oppa dan membenarkan selimutnya kemudian aku
kembali kekamar, aku beranjak mandi dan langsung istirahat karena asli hari ini
cape banget rasanya, yaa aku langsung pules aja tidurnya.
Keesokan
harinya… aahhhh sial aku lupa ngerjain PR lagi, aku baru ngeuh saat aku buka
messege dari Saka yang isinya menanyakan soal PR bahasa inggris, adduuh mampus
nih!!!, aahhh gimana nih mana killer abis lagi gurunya, duh mana aku gak ngerti
lagi sama soal soalnya, sontak aku langsung sms Zafi supaya dia bisa datang
kesekolah lebih awal. Untuk apalagi selain copas PR dia, oouutss tenang broo
aku copas gak hanya sekedar copas, aku pasti minta dia terangin ke aku juga
jadi seenggaknya sedikit banyak ngerti, aku langsung mandi, sholat dan siap
siap, tanpa sarapan aku langsung pamit keoppa, jahatnya Elang udah duluan ahh
naik ojeg deh biar cepet. Akhirnya, setengah jam sebelum bel masuk sekolah
mulai berdering
“Ra, nih PRnya, haha tumben banget lupa,
kemaren pasti langsung tidur aja haha” ucap Zafi santai sambil memberiku buku
yang bersampul biru miliknya.
“pantes
sms aku gak kamu bales!”timpal Saka
“yee
lagian sejak kapan aku ngerti bahasa inggris, jadi aku juga gak ngerti apa
soalnya jadi percuma juga, aduuh Fi thanks yaa nanti ajarin aku kalau udah
selesai nyalin tapinya hehe, gak apa apa yaa heee” jawabku dengan nada yang
sedikit riang dan langsung menyalin tugas Zafi ke buku tugasku.
“yaahh
teraktir teraktir nanti pas istirahat bolehlah yaa” sahut Zafi dengan candanya
sambil tertawa kecil
Aku
hanya tersenyum malam menanggapinya, aku juga melihat Feytsa dan Vidya malah
menertawakanku, tapi Elang kok belum ada yaa perasaan dia duluan deh, ahh
udahlah aku punya 15menit sebelum guru killer itu muncul dan meminta tugasnya.
Belum
juga Zafi nerangin ke aku kenapa jawaban jawaban itu bisa muncul, adduhh
gurunya udah datang aja, kalau aku ditanya tanya apa kabar nih?, loh Elang
malah datang barengan sama Pak War, ahh dari namanya aja keliatan kan ’War’
hmmm kamu bisa nebak sosok guru aku yang satu ini, satu anak terlihat memainkan
handphone disaat jam pelajarannya siap siap deh tuh hanphone ditahan, siap siap
juga tangan kamu habis dicubit mati sama beliau. Sekali kamu ditanya soal PR
kamu yang udah selesai dan kamu gak bisa jawab siap siap kuatin kaki kamu untuk
berdiri didepan kelas 90 menit penuh, aku hanya berusaha memasang wajah relax
soalnya nih guru pasti nyari muka muka menyedihkan untuk jadi mangsanya.
Huuhhh
selamat selamat pelajarannya sudah berakhir dan aku gak jadi santapan empuk
untuk pak War, huuufftt hari ini aku gak kekantin males juga jadi aku nimbrung
sama temen temen aku yang lain seperti Feytsa, Vidya, Nifa, Safa, Keyla, Adya
sama Jessy gak lama satu persatu mulai pergi kekantin, tinggal aku bertiga deh
tinggal aku, Feytsa sama Vidya
“Ra,
kemaren kalian pergi lagi ya, Elang juga ikut?” tanya Vidya dengan wajah yang
penuh tanda tanya sambil meminum air mineral yang dibawanya dari rumah
“iya
kita kerumah sakit, biasalah ngehibur anak anak disana, iya Elang juga ikut kok
,tunggu tunggu tumben banget nanya soal dia jangan bilang kalau kamu..” tanyaku
memastikan
“haha
kamu emang gak ngeuh apa, dia tuh naksir sama Elang, sejak pandangan pertama
haha, ohiya certain soal Zafi dong” timpal Feytsa
“aahh
apaan sih, aku kan cuma penasaran aja kok” balas Vidya dengan pipi yang sedikit
merah merona
“haha
heran deh kok bisa sih sama Elang, nyebelin gitu lihat aja tuh mukanya ngajak
ribut tau gak sih, haha tapi aku bisa bantulah tenang aja, emm soal Zafi? apaan? Yang aku
tahu kamu juga taukan, jadi gak perlulah haha” ucapku sambil tertawa kecil
“aku—maaf nih yaa Ra, kalian tuh deket… seriusan kamu
gak suka? yaa abis kalian juga kan suka share satu sama lain, ya kalau kamu
memang beneran suka sama dia… aku jelas gak suka, kamu tahu kan aku kayak gimana ke dia?” ujar
Feytsa dengan wajahnya yang mulai muram dan cemas
“iya
Tsa aku ngerti kok, tenang aja, gimana kalau aku atur double date kalian Zafi
sama Elang, gimana?” bujukku untuk meyakinkan Feytsa kalau aku benar benar
tidak menyukai Zafi
“terserah
sih kalau kamu memang bisa” jelas Vidya dengan antusias sangat antusias.
Terlihat jelas dari wajahnya
“Yaa
Zafi sih gampang Vid tapi kalau Elang duh agak ribet juga kalian tahu juga aku
sama dia seperti apa kan? Aku aja jarang banget.. tapi aku usahain deh” jelasku
Bel istirahat selesai mulai berdering dan lama
setelah itu bel tanda pulang sekolah juga ikut berdering, hari ini Elang lebih
cuek dari biasanya, mukanya juga terlihat seperti kalau dia lagi ada masalah,
aahh ya udah lah ya, itu bukan urusan ku juga
hari
ini aku mendengar Ve sudah mulai rawat jalan dirumahnya, jadi meski aku kerumah
sakit aku pasti gak bisa melihat dia, tapi seminggu sekali aku akan mengunjungi
anak anak yang lainnya.
Hari
ini aku ajak oppa buat ziarah ke makam bunda sama Afa, dan oppa mau nemenin
aku, oppa juga ajak Elang, gak habis pikir dia juga mau katanya dia juga mau
ziarah karena kebetulan makam orang yang mau dia ziarahin sama tempatnya.
Sebelum aku pergi aku membawa mawar untuk bunda dan Afa, sesampainya disana
Elang memisahkan diri dari aku sama oppa. Penasaran sih makam siapa yang dia
kunjungin, oppa juga izin sama aku dia mau ke makam eyang dulu, istrinya oppa
pastinya, jadi tinggal aku sendirian, makam bunda sama Afa memang tidak begitu
berjauhan hanya diselingi 2 makan yang pastinya aku tidak tahu itu makam siapa.
Sementara makam eyang punya jarak tersendiri dari makam bunda
“hay
bunda, nih Zira bawain mawar putih kesukaan bunda, maaf ya Zira baru sempat
sekarang jenguk bunda lagi. Bunda tahu gak Zira kangen banget sama bunda,
masakan bunda, bikin cupcakes bareng, ngerangkai bunga bareng bunda lagi, ayah
juga udah jarang banget pulang, sesuai apa kata oppa kalau jadi ayah pulang
besok lusa, oh ya bun Zira bingung mungkin bunda disurga tahu soal Zafi teman
satu kelas Zira. Zira bingung bun harus kayak gimana, Zafi memang Zira udah
anggap sahabat tapi terkadang Zira suka ngerasa kalau Zira tuh suka sama dia,
tapi bunda juga pasti tahu kan kalau Feytsa juga suka, tapi Zira pasti berusaha
kok buat ngelepas semuanya buat Feytsa, dia kan sahabat Zira, jadi Zira gak mau
kalau nanti Feytsa sedih dan merusak semuanya, bunda apa kabar disana?”
“Pasti
bunda lagi bahagia ya bareng sama Afa sama eyang juga, soal ayah sebenernya
Zira sayang banget sama ayah, Zira juga kangen banget, ayah sibuk bun, yaa Zira
tahu ayah kerja buat Zira, tapi masa sih ayah gak punya sedikit aja waktu buat
Zira. Oh iya maaf ya Zira juga kadang kadang suka ninggalin oppa sendirian
tolong sampein permintaan maaf Zira ya buat eyang, Zira janji Zira pasti lebih
jagain oppa, soalnya hanya oppa yang ada buat Zira, bunda, Zira mau kemakam Afa
dulu yaa…”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar