Selasa, 24 Maret 2015

Diorama #Stage 5

aku kembali menjatuhkan binar berlian itu lagi, aku teringat saat bunda dan Afa pergi, yang aku lihat saat terakhir kalinya adalah senyuman mereka saat menatapku,
“ayah kamu, kenapa gak kamu sebut?” Tanya Pasca
Aku sama sekali tidak menjawab pertanyaan itu, aku malah nawarin cup cakes yang dan aku menghampiri orang tuanya Ve juga, saat aku kasih cup cakesnya, mereka tersenyum dan mengucapkan terima kasih banyak karena aku dan yang lain mau menemani Ve.
Sekarang Ve lagi dalam masa operasi, orang tua Ve sempat meminta aku pulang, tapi aku kan udah janji mau nemenin Ve sampai dia selesai, karena aku masih sangat ingin melihat senyuman manis Ve, aku pamit untuk kembali pada temen temenku yang lain, setidaknya mereka terlihat sedang menikmati cup cakes sambil berbincang ringan dari sini.
“aku udah hubungin oppa, tadinya dia khawatir kerena kita belum pulang, aku udah bilang kalau kita akan pulang malam jadi oppa bisa langsung istirahat" jelas Elang sambil memasukan handphonenya kesaku celananya
Ya ampun aku sampai lupa kabarin oppa, untunglah Elang sudah menghubungi oppa, Zafi dan Saka yang mendengar hal itu jelas bingung, mereka akhirnya bertanya apakah aku tinggal serumah dengan Elang. Tadinya aku sama sekali tidak ingin menjawab, tapi justru Elang yang menjelaskan bahwa dia itu cucu dari temennya oppa, dia akan tinggal di Bandung sampai dia lulus karena setelah itu dia ada rencana sekolah ditempatnya berasal di Bali. Tapi Elang juga bilang supaya Zafi dan Saka sama sekali tidak memberitahu ke yang lain kalau aku sama dia tinggal serumah, dan mereka hanya menganggukan kepala dan mengatakan akan menepati janji.
Waktu terus saja berputar diiringi dengan warna perubahan langit dari biru ke orange dan kemudian gelap seperti saat ini, ini sudah jam 8 malam, Ve akhirnya dinyatakan berhasil dalam operasinya oohhh Tuhan rasanya aku lega banget, setelah melihat kondisi Ve, aku seneng dia masih bisa tersenyum dengan sangat manisnya, hebat aku benar benar salut sama Ve, mungkin cinta memang gak bisa nyegah kematian seseorang, tapi cinta bisa menambah semangat seseorang untuk bertahan demi orang orang yang mencintainya termasuk Ve tepat seperti apa yang dikatakan Bara.
Akhirnya aku sama yang lain pamit pulang sama orang tua Ve, sama Ve kecil juga pastinya, aku pulang dengan membawa senyuman termanis Ve, malaikat kecilku.
Kita pamit satu sama lain dan pulang kearah rumah kita masing masing, dan soal Elang ternyata dia punya sisi baik juga, tapi sekarang dia malah pasang muka rese lagi, udah gitu ngebut lagi, ni anak mau bunuh aku apa? aku sudah berteriak supaya dia menjalankan motornya pelan pelan, eehh malah dia tambah kecepatannya, aaah bodo amatlah, kalau aku mati dia juga mati kan.
Sesampainya dirumah kelihatannya oppa sudah tidur, aku cek dong kekamar oppa ternyata oppa emang sudah tidur, aku peluk oppa dan membenarkan selimutnya kemudian aku kembali kekamar, aku beranjak mandi dan langsung istirahat karena asli hari ini cape banget rasanya, yaa aku langsung pules aja tidurnya.
Keesokan harinya… aahhhh sial aku lupa ngerjain PR lagi, aku baru ngeuh saat aku buka messege dari Saka yang isinya menanyakan soal PR bahasa inggris, adduuh mampus nih!!!, aahhh gimana nih mana killer abis lagi gurunya, duh mana aku gak ngerti lagi sama soal soalnya, sontak aku langsung sms Zafi supaya dia bisa datang kesekolah lebih awal. Untuk apalagi selain copas PR dia, oouutss tenang broo aku copas gak hanya sekedar copas, aku pasti minta dia terangin ke aku juga jadi seenggaknya sedikit banyak ngerti, aku langsung mandi, sholat dan siap siap, tanpa sarapan aku langsung pamit keoppa, jahatnya Elang udah duluan ahh naik ojeg deh biar cepet. Akhirnya, setengah jam sebelum bel masuk sekolah mulai berdering
 “Ra, nih PRnya, haha tumben banget lupa, kemaren pasti langsung tidur aja haha” ucap Zafi santai sambil memberiku buku yang bersampul biru miliknya.
“pantes sms aku gak kamu bales!”timpal Saka
“yee lagian sejak kapan aku ngerti bahasa inggris, jadi aku juga gak ngerti apa soalnya jadi percuma juga, aduuh Fi thanks yaa nanti ajarin aku kalau udah selesai nyalin tapinya hehe, gak apa apa yaa heee” jawabku dengan nada yang sedikit riang dan langsung menyalin tugas Zafi ke buku tugasku.
“yaahh teraktir teraktir nanti pas istirahat bolehlah yaa” sahut Zafi dengan candanya sambil tertawa kecil
Aku hanya tersenyum malam menanggapinya, aku juga melihat Feytsa dan Vidya malah menertawakanku, tapi Elang kok belum ada yaa perasaan dia duluan deh, ahh udahlah aku punya 15menit sebelum guru killer itu muncul dan meminta tugasnya.
Belum juga Zafi nerangin ke aku kenapa jawaban jawaban itu bisa muncul, adduhh gurunya udah datang aja, kalau aku ditanya tanya apa kabar nih?, loh Elang malah datang barengan sama Pak War, ahh dari namanya aja keliatan kan ’War’ hmmm kamu bisa nebak sosok guru aku yang satu ini, satu anak terlihat memainkan handphone disaat jam pelajarannya siap siap deh tuh hanphone ditahan, siap siap juga tangan kamu habis dicubit mati sama beliau. Sekali kamu ditanya soal PR kamu yang udah selesai dan kamu gak bisa jawab siap siap kuatin kaki kamu untuk berdiri didepan kelas 90 menit penuh, aku hanya berusaha memasang wajah relax soalnya nih guru pasti nyari muka muka menyedihkan untuk jadi mangsanya.
Huuhhh selamat selamat pelajarannya sudah berakhir dan aku gak jadi santapan empuk untuk pak War, huuufftt hari ini aku gak kekantin males juga jadi aku nimbrung sama temen temen aku yang lain seperti Feytsa, Vidya, Nifa, Safa, Keyla, Adya sama Jessy gak lama satu persatu mulai pergi kekantin, tinggal aku bertiga deh tinggal aku, Feytsa sama Vidya
“Ra, kemaren kalian pergi lagi ya, Elang juga ikut?” tanya Vidya dengan wajah yang penuh tanda tanya sambil meminum air mineral yang dibawanya dari rumah
“iya kita kerumah sakit, biasalah ngehibur anak anak disana, iya Elang juga ikut kok ,tunggu tunggu tumben banget nanya soal dia jangan bilang kalau kamu..” tanyaku memastikan
“haha kamu emang gak ngeuh apa, dia tuh naksir sama Elang, sejak pandangan pertama haha, ohiya certain soal Zafi dong” timpal Feytsa
“aahh apaan sih, aku kan cuma penasaran aja kok” balas Vidya dengan pipi yang sedikit merah merona
“haha heran deh kok bisa sih sama Elang, nyebelin gitu lihat aja tuh mukanya ngajak ribut tau gak sih, haha tapi aku bisa bantulah  tenang aja, emm soal Zafi? apaan? Yang aku tahu kamu juga taukan, jadi gak perlulah haha” ucapku sambil tertawa kecil
“aku—maaf  nih yaa Ra, kalian tuh deket… seriusan kamu gak suka? yaa abis kalian juga kan suka share satu sama lain, ya kalau kamu memang beneran suka sama dia… aku jelas gak suka,  kamu tahu kan aku kayak gimana ke dia?” ujar Feytsa dengan wajahnya yang mulai muram dan cemas
“iya Tsa aku ngerti kok, tenang aja, gimana kalau aku atur double date kalian Zafi sama Elang, gimana?” bujukku untuk meyakinkan Feytsa kalau aku benar benar tidak menyukai Zafi
“terserah sih kalau kamu memang bisa” jelas Vidya dengan antusias sangat antusias. Terlihat jelas dari wajahnya
“Yaa Zafi sih gampang Vid tapi kalau Elang duh agak ribet juga kalian tahu juga aku sama dia seperti apa kan? Aku aja jarang banget.. tapi aku usahain deh” jelasku
Bel istirahat selesai mulai berdering dan lama setelah itu bel tanda pulang sekolah juga ikut berdering, hari ini Elang lebih cuek dari biasanya, mukanya juga terlihat seperti kalau dia lagi ada masalah, aahh ya udah lah ya, itu bukan urusan ku juga
hari ini aku mendengar Ve sudah mulai rawat jalan dirumahnya, jadi meski aku kerumah sakit aku pasti gak bisa melihat dia, tapi seminggu sekali aku akan mengunjungi anak anak yang lainnya.
Hari ini aku ajak oppa buat ziarah ke makam bunda sama Afa, dan oppa mau nemenin aku, oppa juga ajak Elang, gak habis pikir dia juga mau katanya dia juga mau ziarah karena kebetulan makam orang yang mau dia ziarahin sama tempatnya. Sebelum aku pergi aku membawa mawar untuk bunda dan Afa, sesampainya disana Elang memisahkan diri dari aku sama oppa. Penasaran sih makam siapa yang dia kunjungin, oppa juga izin sama aku dia mau ke makam eyang dulu, istrinya oppa pastinya, jadi tinggal aku sendirian, makam bunda sama Afa memang tidak begitu berjauhan hanya diselingi 2 makan yang pastinya aku tidak tahu itu makam siapa. Sementara makam eyang punya jarak tersendiri dari makam bunda
“hay bunda, nih Zira bawain mawar putih kesukaan bunda, maaf ya Zira baru sempat sekarang jenguk bunda lagi. Bunda tahu gak Zira kangen banget sama bunda, masakan bunda, bikin cupcakes bareng, ngerangkai bunga bareng bunda lagi, ayah juga udah jarang banget pulang, sesuai apa kata oppa kalau jadi ayah pulang besok lusa, oh ya bun Zira bingung mungkin bunda disurga tahu soal Zafi teman satu kelas Zira. Zira bingung bun harus kayak gimana, Zafi memang Zira udah anggap sahabat tapi terkadang Zira suka ngerasa kalau Zira tuh suka sama dia, tapi bunda juga pasti tahu kan kalau Feytsa juga suka, tapi Zira pasti berusaha kok buat ngelepas semuanya buat Feytsa, dia kan sahabat Zira, jadi Zira gak mau kalau nanti Feytsa sedih dan merusak semuanya, bunda apa kabar disana?”
“Pasti bunda lagi bahagia ya bareng sama Afa sama eyang juga, soal ayah sebenernya Zira sayang banget sama ayah, Zira juga kangen banget, ayah sibuk bun, yaa Zira tahu ayah kerja buat Zira, tapi masa sih ayah gak punya sedikit aja waktu buat Zira. Oh iya maaf ya Zira juga kadang kadang suka ninggalin oppa sendirian tolong sampein permintaan maaf Zira ya buat eyang, Zira janji Zira pasti lebih jagain oppa, soalnya hanya oppa yang ada buat Zira, bunda, Zira mau kemakam Afa dulu yaa…”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar