Besoknya aku terbangun, Elang sudah tidak ada
dikamar ini. Karena aku sudah merasa enakan dan jauh lebih baik, aku langsung
siap siap buat kesekolah
“hay
oppa, selamat pagi, hay Lang, thanks yaa udah jagain aku semaleman” sapaku pada
dua pria yang sedang duduk dimeja makan.
“loh
kamu mau kemana? Istirahat sana!” ujar oppa sambil meminum tehnya
“oppa
cucu oppa ini udah sehat kok, obat yang oppa kasih semalem manjur oppa hehe,
jadi hari ini aku sekolah ya, oh iya harusnya ayah pulang kan oppa?” tanyaku
karena mengingat hari ini seharusnya menjadi hari kepulangan ayah
“oh
soal ayah kamu, tadi ayah kamu telepon katanya nanti sore dia pulang kok, ya
udah kamu kesekolah naik motor bareng Elang aja, jangan lupa pake jaket juga
yang tebal jangan yang tipis” ucap oppa
“oke
deh, emang Elangnya mau oppa?” tanyaku dengan nada yang menggelikan
“apaan
si ! jelaslah, kamu tuh lagi sakit gini mana bisa aku biarin kamu naik angkot,
kalau kamu sampai pingsan diangkot?apa kabarnya kamu? ya udah yuk, oppa Elang
berangkat dulu yaa, ayoo buruan Ra!” ajak Elang sambil meraih jaket di kursinya
tempat ia duduk tadi.
Selama
dalam perjalanan menuju sekolah aku tidak berbincang banyak dengan Elang. Aku
hanya sedikit membahas soal kejadian kemaren dan pastinya aku minta maaf,
untunglah Elang mau mengerti dan gak marah lagi sama aku, dia hanya
memintaku supaya aku gak ngulangin hal
yang sama katanya ini tuh kekanak kanakan terus Elang bilang, dia gak mungkin
sama Vidya soalnya dia punya seseorang yang dia sayang, jelas aku sama sekali
gak berniat untuk tahu lebih banyak, jadi aku gak mau ngepoin dia lebih lanjut,
seenggaknya aku tahu satu hal dan aku bisa kasih Vidya penjelasan biar dia gak
berharap lebih, aku juga udah punya planning kalau sampai disekolah orang yang
pertama harus aku temuin itu Zafi, buat apalagi kalau bukan minta maaf.
“Hay
Fi, soal kemaren aku…”
“udahlah
gak apa apa kok, kemaren Elang sms aku katanya kamu gak enak badan dan itu
alasan kenapa kamu gak datang hari itu, tapi aku heran gimana cara kamu
membayar kalau kamu malah gak datang kemaren? Tapi kamu kok udah sekolah aja
sih?, dan soal kemaren harusnya kamu ngomong langsung kalau rencana kamu itu
persis seperti spekulsi aku, karena aku gak percaya sepenuhnya sama alasan yang
Elang kasih. Ya gak Lang? kamu harusnya jujur aja, aku tuh udah anggap kamu
sahabat buat aku, jadi aku gak suka diboongin, tapi tenang aja aku udah gak
marah kok, nyantai aja lagi, tapi thanks ya udah nraktir aku kemaren” jelas
Zafi
“udah
enakan kok, thanks ya gak marah”
“iya
santai ajalah Ra haha PR kamu udah kelar?”
“udah
kok udah, hehe saku kesana dulu yaa”
“emh
sip”
Karena
hari ini ayah pulang, jadi aku mau mampir beli kue kesukaan ayah, ayah suka
banget sama kue brownies seenggaknya itu yang aku tahu soal ayah, tapi hari ini
aku mau kerumah sakit sebentar nengokin anak anak. Jadi aku minta Elang pulang
tanpa aku dan kasih tau oppa planning aku hari ini
Sesampainya
dirumah sakit, aku emang gak bisa
melihat Ve lagi, tapi disini masih ada Ve yang lain, mereka anak anak
yang butuh perhatian lebih, butuh kasih sayang lebih untuk kesehatan mereka,
hari ini aku sendirian, aku sama sekali tidak melihat ada Bara atau Pasca juga,
suster bilang mereka baru kesini bulan depan, soalnya mereka harus pergi ke
Jakarta. Aku disini juga gak lama aku hanya membacakan mereka satu cerita,
cerita tentang snow white, kelihatannya mereka suka, aku masih bisa merasakan
kebahagiaan mereka lewat senyuman mereka, setelah mereka semua istirahat aku
pamit pulang pada suster disana, lalu mampir untuk membeli kue dan langsung
pulang kerumah.
Aku
berharap sesampainya dirumah nanti ayah udah stay dirumah. Baru saja aku mau
membuka pintu rumah ada telepon dari ayah, ayah telepon bukan untuk menyakan
kalau aku ada dimana karena ayah sudah ada dirumah dari tadi, atau memberitahu
keberadaan ayah yang mungkin sebentar lagi akan sampai rumah. Tapi dia meminta
maaf karena dia gak bisa pulang hari ini karena proyek ayah yang di sana sedang
ada sedikit kendala dan itu sangat mendadak, jadi ayah harus disana lebih lama,
tapi seenggaknya ayah kabarin aku kan, meski air mata aku harus jatuh karena
ayah gak jadi pulang tapi toh ini bukan petama kalinya kan, jadi aku sudah
sangat bisa menguasai kondisi seperti ini.
Malam
harinya seperti biasa aku ngegalau sendirian ditaman, aku melihat bintang lagi,
bintang aku sama Afa dan bintangnya bunda diatas langit yang kelam itu .
“hay
bun, hay Fa, hay juga eyang, kapan ya Tuhan ngijinin aku untuk ketemu kalian,
aku udah kangen banget sama kalian, bun hari ini ayah gak pulang lagi, aku gak
sedih kok hanya aja sedikit kecewa aja, aku juga kemaren udah buat Elang sama
Zafi kecewa sama sikap aku, ya sih aku tau bun aku seharusnya jujur sama
mereka, oh iya Fa kira kira aku harus kayak gimana ya sekarang, aku bingung Fa,
andai aku bisa susul kamu ke surga, mungkin aku gak ngerasain galaunya dunia
lagi yaa hahaa” ujarku terlebih itu untuk diriku sendiri.
“kamu
mati sekalipun belum tentu kamu bisa ketemu mereka, soal ayah kamu, seharusnya
kamu bersyukur ayah kamu masih ada gak kayak aku, lagi pula pede banget sih
kalau kamu mati kamu bisa masuk surga haha. Orang kayak kamu??? ahhh gak
mungkin” ujar Elang dengan nada yang sangat mencemooh, tapi aku tahu dia hanya
bercanda terlihat jelas dari mata hitamnya
“hmmm
kamu Lang, dulu ada yang pernah bilang ke aku kalau ’keluarga adalah segalanya
kita tidak bisa hidup tanpa keluarga, keluarga itu sangat berarti’ yang bilang
kata kata itu intinya dia gak bisa ngungkapin makna keluarga hanya dengan kata
kata, tapi aku masih bisa nangkep apa maksudnya kok, kamu sendiri gimana
rasanya hidup 4 tahun tanpa adanya orang tua???,karena aku yakin rasanya akan
jauh berbeda meski aku juga hanya tinggal bareng oppa, tapi ayah terkadang masih
suka kabarin aku, dan beda rasanya dengan kamu yang kayak gini kondisinya”
“pasti
Zafi yang bilang kata kata itu, maksud kamu dengan kondisi aku yang kayak
gimana? Rasanya sih hampa, tapi aku tahu kok kalau orang tua aku masih jagain
aku diatas sana, aku malah ngerasa jadi tambah dewasa tanpa mereka”
“loh
kok kamu tau sih? kamu punya six sense ya? Iya itu Zafi yang bilang, dewasa?
kamu? Seorang Elang? Gak salah, kayak kamu tau aja arti sebuah kedewasaan..”
jelasku padanya dengan mata mengarah jelas pada Elang
“keliatan
kali mata kamu berbinar waktu kamu ngucapin kata kata itu, secara kamu suka
sama dia… pasti aku tahu lah, Gerza pernah bilang sama aku sesuatu tentang
makna kedewasaan katanya ‘kedewasaan adalah suatu proses dimana seseorang
mengalami berbagai konflik atau masalah sehingga orang itu menjadi lebih dewasa
karena telah menyelesaikan masalah yang dia miliki’ gitu katanya, aku rasa itu
aku banget. Secara dengan sangat dewasa aku bisa melewati semua kondisi”
“enggak!
siapa juga yang suka sama dia, dia itu udah aku anggap sahabat kok jadi gak
mungkinlah, sejak kapan kamu deket sama Gerza??? aku gak yakin secara
kepribadian Gerza sama kamu itu ibarat air sama minyak gak nyambung tau gak sih
hmmmm” jelas sekali apa yang aku katakan itu sepenuhnya benar dengan melihat
sikap menyebalkan Elang selama ini
“hahaha…
Aku mendengar semuanya waktu dimakam, masih mau ngelak? Terserah aku dong aku
mau bergaul sama siapa aja, udah ahh aku mau masuk!”
“maksudnya?
kamu denger semuanya??? Elaaangg!!!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar