Usahaku tak seburuk
itu, rasa “sembuh” pernah aku rasakan meski bekas bekas luka itu tak hilang
seutuhnya. Aku mencoba cara lain, bagaimanapun orang orang harus bisa
melihatku, tak berhenti dengan organisasi saat SMA, aku harus “pintar” cara itu
yang aku coba, benar saja aku berhasil meski tak bisa mencapai tingkat pertama
tapi aku bisa menjadi bagian itu, aku tak lagi diacuhkan dan mulai “mencoba”
untuk berteman dan bersahabat, dunia “imajinasi” yang aku pertahankan perlahan
runtuh seolah aku tak lagi memiliki waktu untuk berimajinasi aku terlalu sibuk
berteman, perlahan senyumanku bisa kuperlihatkan, aku mulai bisa merasakan
kembali hidup, tak lagi merasa kesepian ataupun merasa seperti “buangan” aku
hanyalah aku seperti kebanyakan anak anak normal seusiaku. Bahkan aku mulai
menyukai seseorang… aku bahkan melakukan apapun untuknya, mengamatinya dari
jauh, selalu ada untuknya bahkan untuk pertama kalinya aku berbagi cerita
dengan seseorang yang nyata bukan imajinasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar