Sentiment atau apapun
namanaya, perasaanku sangat peka aku mudah merasakan emosi atas apa yang
terjadi dilingkunganku, aku benar benar menbenci perasaan itu, terkadang aku
menjadi terlalu peduli pada orang yang bahkan selalu “membuangku” kapanpun dia
mau dan menarikku kembali saat dia membutuhkanku, kepekaanku membuat aku sering
“dimanfaatkan”. Akhirnya aku marah pada Tuhan, dan meminta-Nya untuk menarik
emosiku… benar saja sepertinya Tuhan benar benar mengabulkan permohonanku, aku
tidak lagi “perasa” aku tidak akan berempati atau turut sedih saat melihat
seseorang terluka, aku tidak akan menangis jika terjadi sesuatu yang
menyedihkan, aku acuh pada setiap orang, rasanya seperti berhati “batu”
kepekaan itu hilang bahkan aku lupa bagaiamana caranya menagis bahkan
tersenyum. Sejak saat itu bahkan aku harus memanipulasi emosiku. Bagaimanapun
aku harus terlihat “sangat baik” oleh orang orang disekitarku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar