Kamis, 19 Maret 2015

Strategi Bimbingan dan Konseling

Sebagai seorang guru mata pelajaran dalam menghadapi peserta didik tidaklah hanya sebatas dalam memberikan materi atau bahan ajar mata pelajaran terkait namun adakalahnya seoarang guru mata pelajaran harus bisa berhadapan dengan persoalan persoalan yang dihadapi oleh peserta didik. Guru sukar menentukan sebab-sebab terjadinya masalah yang sesungguhnya karena masalah belajar itu sangat kompleks. Hal ini mengandung pengertian bahwa :
1. Masalah belajar dapat timbul oleh berbagai sebab yang berlainan. Suatu masalah belajar yang sama dialami oleh 2 orang murid atau lebih, belum tentu disebabkan oleh faktor yang sama.
2. Dari sebab yang sama dapat timbul masalah yang berlainan. Seringkali suatu kondisi yang sama dimiliki oleh seorang murid atau lebih menimbulkan masalah yang berlainan pada masing-masing individu.
3. Sebab-sebab masalah belajar dapat saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain. Kadang-kadang masalah belajar yang dihadapi oleh siswa tidak timbul dari satu sebab saja, melainkan dapat timbul dari berbagai sebab yang saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain.

Layanan bimbingan belajar adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada individu (murid) untuk dapat mengatasi masalah yang dihadapinya dalam belajar, agar setelah melaksanakan kegiatan belajar-mengajar mereka dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik sesuai dengan kemampuan, bakat, minat yang dimiliki masing-masing.

Pada dasarnya masalah belajar dapat digolongkan antara lain :
1. Sangat cepat dalam belajar
2. Keterlambatan akademik
3. Lambat belajar
4. Penempatan kelas
5. Kurang moti dalam belajar
6. Sikap dan kebiasaan buruk dalam belajar
7. Kehadiran disekolah

Penentuan murid yang mengalami masalah belajar :
1. Penilaian hasil belajar (Penilaian acuan patokan (PAP) dan Penilaian acuan norma )
2. Pemanfaatan hasil tes intelegensi
3. Pengamatan / observasi

Pengungkapan sebab masalah belajar :
1. Faktor yang bersumber dari murid itu sendiri
2. Faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga
3. Faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah dan masyarakat

Membantu murid mengatasi masalah belajar:
1. Pengajaran perbaikan
2. Pengajaran pengayaan
3. Pembinaan sikap dan kebiasaan belajar yang baik
4. Meningkatkan motivasi murid untuk belajar
Dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling untuk peserta didik, sebagai pembimbing maupun konselor harus mengetahui pendekatan apa yang mungkin dilakukan sehingga pada pelaksanaannya dapat lebih mudah dijalani dan sesuai dengan kebutuhan layanan bimbingan dan konseling dari peserta didik. Terdapat empat jenis pendekatan yang dapat dilakukan dalam bimbingan dan konseling diantaranya :
1.      Pendekatan Krisis
Pada jenis pendekatan ini, guru cenderung menunggu munculnya suatu permasalahan ataupun krisis lalu kemudian bertindak dalam membantu peserta didik untuk menghadapi krisis yang sedang dialaminya.
Strategi yang dapat digunakan untuk pendekatan krisi adalah teknik teknik yang sudah secara pasti dapat mengatasi krisis itu
Contohnya : Ketika peserta didik datang menemui seorang guru maupun konselor untuk menceritakan permasalahannya, misalnya ketika dia sedang bertengkar hebat dengan salah seorang teman dikelasnya sambil menangis, kemudian guru tersebut akan meminta peserta didik tersebut untuk menceritakan permasalahannya secara detail sampai menemukan inti dan penyebab dari permasalahan tersebut, kemudian guru akan memanggil pihak yang berselisih dengan peserta didik untuk membicarakan penyelesaian masalah dari kedua pihak sampai selesai

2.      Pendidikan Remedial
Berbeda dengan pendekatan krisis, dalam hal ini guru akan mengupayakan bantuannya dalam mengatasi ataupun mengurangi kelemahan kelemahan yang ada pada peserta didik yang tampak, sehingga dapat menghindarkan terjadinya krisis yang mungkin terjadi.
Strategi yang dapat digunakan untuk jenis pendekatan ini dengan memberikan keterampilan keterampilan tertentu kepada peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya atau sesuai dengan kebutuhan dari peserta didik seperti keterampilan dalam belajar, social ataupun jenis keterampilan yang sebelumnya belum dimiliki oleh peserta didik. Misalnya jika masalah yang dihadapi seperti pada contoh pendekatan krisis maka peran guru disini adalah mengajarkan kepada peserta didik yang memiliki persoalan secara tidak langsung keterampilan dalam berdamai sehingga peserta didik tersebut memiliki keterampilan dalam mengatasi masalah masalah hubungan pribadi (interpersonal). Keterampilan dalam berdamai merupakan suatu keterampilan yang belum dimiliki oleh kedua belah pihak peserta didik yang memiliki persoalan dan merupakan kelemahan yang bisa memunculkan krisis tersebut.

3.      Pendekatan Preventif
Pada pendekatan preventif guru mencoba mengantisipasimasalah-masalah generik dan mencegah terjadinya masalah itu. Masalah-masalah yang dimaksud seperti putus sekolah, berkelahi, kenakalan, merokok, membolos, menyontek, mengutil, bermain game on line/internet dan sejenisnya yang secara potensial masalah itu dapat terjadi pada peserta didik secara umum. Model preventif ini, didasarkan pada pemikiran bahwa jika guru dapat mendidik peserta didik untuk menyadaribahaya dariberbagaikegiatan dan menguasai metode untuk menghindari terjadinya masalah itu, maka guru akan dapat mencegah peserta didik dariperbuatan-perbuatan yang membahayakan tersebut.
Strategi yang dapat digunakan dalam pendekatan ini termasuk mengajar dan memberikan informasi. Dalam contoh kasus di atas, jika guru menggunakan pendekatan preventif dia akan mengajari peserta didik nya secara klasikal untuk bersikap toleran dan memahamiorang lain sehingga dapat mencegah munculnya perilaku agresif, tanpa menunggu munculnya krisis terlebih dahulu.

4.      Pendekatan Perkembangan
Pendekatan inimerupakan pendekatan yang lebih mutakhir dan lebih proaktif dibandingkan dengan ketiga pendekatan sebelumnya. Pembimbing yang menggunakan pendekatan ini beranjak dari pemahaman tentang keterampilan dan pengalaman khusus yang dibutuhkan peserta didik untuk mencapai keberhasilan disekolah dan didalam kehidupan secara lebih luas dimasyarakat. Pendekatan perkembangan ini di pandang sebagai pendekatan yang tepat digunakan dalam tatanan pendidikan sekolah karena pendekatan ini memberikan perhatian pada tahap-tahap perkembangan peserta didik, kebutuhan dan minat, serta membantu peserta didik mempelajari keterampilan hidup
Strategi yang dapat digunakan dalam pendekatan ini seperti mengajar, tukar informasi, bermain peran, melatih, tutorial, dan konseling. Dalam contoh di atas, jika guru menggunakan pendekatan perkembangan, guru tersebut sebaiknya menangani peserta didik tadi sejak tahun-tahun pertama masuk sekolah, mengajari dan menyediakan pengalaman belajar bagi murid itu yang dapat mengembangkan keterampilan hubungan antarpribadiyang diperlukan untuk melakukan interaksiyang efektif dengan orang lain. Oleh karena itu, dalam pendekatan perkembangan, keterampilan dan pengalaman belajar yang menjadi kebutuhan peserta didik akan dirumuskan ke dalam suatu kurikulum bimbingan atau dirumuskan sebagai Layanan Dasar Umum. pendekatan lain. Guru yang melaksanakan pendekatan perkembangan sangat mungkin juga melakukan intervensi krisis, pekerjaan remedial, mengembangkan program pencegahan, dan menggunakan kurikulum bimbingan yang yang komprehensif. Upaya bantuan yang diberikan terarah pada pengembangan seluruh aspek perkembangan yang mencakup pribadi, sosial, akademik dan karir.

Dalam pendekatan perkembangan, perolehan perilaku yang diharapkan terbentuk pada peserta didik perlu dirumuskan secara komprehensif dan rumusan itu akan menjadi dasar bagi pengembangan program bimbingan. Esensi strategi untuk membantu peserta didik mengembangkan dan menguasai perilaku yang diharapkan tersebut terletak pada pengembangan lingkungan belajar, yakni lingkungan yang memungkinkan peserta didik memperoleh perilaku baru yang lebih efektif. Dalam lingkungan belajar inilah dikembangkan peluang, harapan, pemahaman, persepsi yang memungkinkan peserta didik memperkuat dan memenuhi kebutuhan dan motif dasar mereka, atau mungkin mendorong peserta didik untuk mengubah atau menyesuaikan kebutuhan dan motif dasar kepada perilaku dan nilai-nilai yang berkembang di dalam lingkungan belajar. Di dalam konsep bimbingan perkembangan lingkungan belajar seperti digambarkan diatas dirumuskan kedalam konsep lingkungan perkembangan manusia atau ekologi perkembangan manusia.

Implikasi mempelajari strategi bimbingan dan konseling.
Mempelajari bagaimana pendekatan dan startegi dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling sangatlah penting bagi seorang guru, khususnya ssebagai seorang guru mata pelajaran yang kerap kali berinteraksi secara intensif dengan peserta didik. Dengan mempelajari hal tersebut sebagai seoarang guru mata pelajaran dapat mengetahui bagaimana cara pendekatan dan strategi dalam memberikan bimbingan dan layanan kepada peserta didik yang memiliki persoalan yang berbeda beda dengan karakteristik dari setiap peserta didik yang berbeda pula, tidak hanya dalam upaya pencegahan namun bisa sampai membantu peserta didik dalam menyelesaikan persoalannya, baik untuk persoalan personal yang mencakup permasalahan social maupun permasalahan akademik seperti kesulitan belajar, kendala dalam menempuh jenjang pendidikan dan sebagaianya. Guru dapat lebih memposisikan diri dalam membantu peserta didik dalam mengatasi persoalannya ketika mengetahui pendekatan dan strategi yang sesuai dalam memberikan layanan dan bimbingan.

Sumber : 
Badarudin. 2011. Bimbingan dan Konseling SD. Purwakarta : Universitas Muhamadiyah  Purwokerto
Dharma, Surya.2008.  Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Direktur Tenaga  Kependidikan Ditjen PMPTK
Suryana, Asep dan Suryadi. 2012. Modul Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Kementrian  Agama RI, Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar