Sebagai
seorang guru mata pelajaran dalam menghadapi peserta didik tidaklah hanya
sebatas dalam memberikan materi atau bahan ajar mata pelajaran terkait namun
adakalahnya seoarang guru mata pelajaran harus bisa berhadapan dengan persoalan
persoalan yang dihadapi oleh peserta didik. Guru sukar menentukan sebab-sebab
terjadinya masalah yang sesungguhnya karena masalah belajar itu sangat
kompleks. Hal ini mengandung pengertian bahwa :
1.
Masalah belajar dapat timbul oleh berbagai sebab yang berlainan. Suatu masalah
belajar yang sama dialami oleh 2 orang murid atau lebih, belum tentu disebabkan
oleh faktor yang sama.
2.
Dari sebab yang sama dapat timbul masalah yang berlainan. Seringkali suatu
kondisi yang sama dimiliki oleh seorang murid atau lebih menimbulkan masalah
yang berlainan pada masing-masing individu.
3.
Sebab-sebab masalah belajar dapat saling berhubungan antara yang satu dengan
yang lain. Kadang-kadang masalah belajar yang dihadapi oleh siswa tidak timbul
dari satu sebab saja, melainkan dapat timbul dari berbagai sebab yang saling
berhubungan antara yang satu dengan yang lain.
Layanan
bimbingan belajar adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada individu
(murid) untuk dapat mengatasi masalah yang dihadapinya dalam belajar, agar setelah
melaksanakan kegiatan belajar-mengajar mereka dapat mencapai hasil belajar yang
lebih baik sesuai dengan kemampuan, bakat, minat yang dimiliki masing-masing.
Pada
dasarnya masalah belajar dapat digolongkan antara lain :
1.
Sangat cepat dalam belajar
2.
Keterlambatan akademik
3.
Lambat belajar
4.
Penempatan kelas
5.
Kurang moti dalam belajar
6.
Sikap dan kebiasaan buruk dalam belajar
7.
Kehadiran disekolah
Penentuan
murid yang mengalami masalah belajar :
1.
Penilaian hasil belajar (Penilaian acuan patokan (PAP) dan Penilaian acuan
norma )
2.
Pemanfaatan hasil tes intelegensi
3.
Pengamatan / observasi
Pengungkapan
sebab masalah belajar :
1.
Faktor yang bersumber dari murid itu sendiri
2.
Faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga
3.
Faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah dan masyarakat
Membantu
murid mengatasi masalah belajar:
1.
Pengajaran perbaikan
2.
Pengajaran pengayaan
3.
Pembinaan sikap dan kebiasaan belajar yang baik
4.
Meningkatkan motivasi murid untuk belajar
Dalam
melaksanakan layanan bimbingan dan konseling untuk peserta didik, sebagai
pembimbing maupun konselor harus mengetahui pendekatan apa yang mungkin
dilakukan sehingga pada pelaksanaannya dapat lebih mudah dijalani dan sesuai
dengan kebutuhan layanan bimbingan dan konseling dari peserta didik. Terdapat empat
jenis pendekatan yang dapat dilakukan dalam bimbingan dan konseling diantaranya
:
1. Pendekatan
Krisis
Pada jenis pendekatan
ini, guru cenderung menunggu munculnya suatu permasalahan ataupun krisis lalu
kemudian bertindak dalam membantu peserta didik untuk menghadapi krisis yang
sedang dialaminya.
Strategi yang dapat
digunakan untuk pendekatan krisi adalah teknik teknik yang sudah secara pasti
dapat mengatasi krisis itu
Contohnya : Ketika peserta
didik datang menemui seorang guru maupun konselor untuk menceritakan
permasalahannya, misalnya ketika dia sedang bertengkar hebat dengan salah
seorang teman dikelasnya sambil menangis, kemudian guru tersebut akan meminta
peserta didik tersebut untuk menceritakan permasalahannya secara detail sampai
menemukan inti dan penyebab dari permasalahan tersebut, kemudian guru akan
memanggil pihak yang berselisih dengan peserta didik untuk membicarakan
penyelesaian masalah dari kedua pihak sampai selesai
2. Pendidikan
Remedial
Berbeda dengan
pendekatan krisis, dalam hal ini guru akan mengupayakan bantuannya dalam
mengatasi ataupun mengurangi kelemahan kelemahan yang ada pada peserta didik
yang tampak, sehingga dapat menghindarkan terjadinya krisis yang mungkin terjadi.
Strategi yang dapat
digunakan untuk jenis pendekatan ini dengan memberikan keterampilan
keterampilan tertentu kepada peserta didik sesuai dengan potensi yang
dimilikinya atau sesuai dengan kebutuhan dari peserta didik seperti
keterampilan dalam belajar, social ataupun jenis keterampilan yang sebelumnya
belum dimiliki oleh peserta didik. Misalnya jika masalah yang dihadapi seperti
pada contoh pendekatan krisis maka peran guru disini adalah mengajarkan kepada
peserta didik yang memiliki persoalan secara tidak langsung keterampilan dalam
berdamai sehingga peserta didik tersebut memiliki keterampilan dalam mengatasi
masalah masalah hubungan pribadi (interpersonal). Keterampilan dalam berdamai
merupakan suatu keterampilan yang belum dimiliki oleh kedua belah pihak peserta
didik yang memiliki persoalan dan merupakan kelemahan yang bisa memunculkan
krisis tersebut.
3. Pendekatan
Preventif
Pada pendekatan preventif guru
mencoba mengantisipasimasalah-masalah generik dan mencegah terjadinya masalah
itu. Masalah-masalah yang dimaksud seperti putus sekolah, berkelahi, kenakalan,
merokok, membolos, menyontek, mengutil, bermain game on line/internet dan
sejenisnya yang secara potensial masalah itu dapat terjadi pada peserta didik
secara umum. Model preventif ini, didasarkan pada pemikiran bahwa jika guru
dapat mendidik peserta didik untuk menyadaribahaya dariberbagaikegiatan dan menguasai
metode untuk menghindari terjadinya masalah itu, maka guru akan dapat mencegah
peserta didik dariperbuatan-perbuatan yang membahayakan tersebut.
Strategi yang dapat digunakan dalam pendekatan ini termasuk mengajar dan memberikan
informasi. Dalam contoh kasus di atas, jika guru menggunakan pendekatan
preventif dia akan mengajari peserta didik nya secara klasikal untuk bersikap
toleran dan memahamiorang lain sehingga dapat mencegah munculnya perilaku
agresif, tanpa menunggu munculnya krisis terlebih dahulu.
4. Pendekatan
Perkembangan
Pendekatan inimerupakan pendekatan yang
lebih mutakhir dan lebih proaktif dibandingkan dengan ketiga pendekatan
sebelumnya. Pembimbing yang menggunakan pendekatan ini beranjak dari pemahaman
tentang keterampilan dan pengalaman khusus yang dibutuhkan peserta didik untuk
mencapai keberhasilan disekolah dan didalam kehidupan secara lebih luas
dimasyarakat. Pendekatan perkembangan ini di pandang sebagai pendekatan yang
tepat digunakan dalam tatanan pendidikan sekolah karena pendekatan ini memberikan
perhatian pada tahap-tahap perkembangan peserta didik, kebutuhan dan minat,
serta membantu peserta didik mempelajari keterampilan hidup
Strategi yang dapat digunakan dalam pendekatan ini seperti mengajar, tukar informasi,
bermain peran, melatih, tutorial, dan konseling. Dalam contoh di atas, jika
guru menggunakan pendekatan perkembangan, guru tersebut sebaiknya menangani peserta
didik tadi sejak tahun-tahun pertama masuk sekolah, mengajari dan menyediakan
pengalaman belajar bagi murid itu yang dapat mengembangkan keterampilan
hubungan antarpribadiyang diperlukan untuk melakukan interaksiyang efektif
dengan orang lain. Oleh karena itu, dalam pendekatan perkembangan, keterampilan
dan pengalaman belajar yang menjadi kebutuhan peserta didik akan dirumuskan ke
dalam suatu kurikulum bimbingan atau dirumuskan sebagai Layanan Dasar
Umum. pendekatan lain. Guru yang melaksanakan pendekatan perkembangan sangat
mungkin juga melakukan intervensi krisis, pekerjaan remedial, mengembangkan
program pencegahan, dan menggunakan kurikulum bimbingan yang yang komprehensif.
Upaya bantuan yang diberikan terarah pada pengembangan seluruh aspek
perkembangan yang mencakup pribadi, sosial, akademik dan karir.
Dalam
pendekatan perkembangan, perolehan perilaku yang diharapkan terbentuk pada
peserta didik perlu dirumuskan secara komprehensif dan rumusan itu akan menjadi
dasar bagi pengembangan program bimbingan. Esensi strategi untuk membantu
peserta didik mengembangkan dan menguasai perilaku yang diharapkan tersebut
terletak pada pengembangan lingkungan belajar, yakni lingkungan yang
memungkinkan peserta didik memperoleh perilaku baru yang lebih efektif. Dalam
lingkungan belajar inilah dikembangkan peluang, harapan, pemahaman, persepsi yang
memungkinkan peserta didik memperkuat dan memenuhi kebutuhan dan motif dasar
mereka, atau mungkin mendorong peserta didik untuk mengubah atau menyesuaikan
kebutuhan dan motif dasar kepada perilaku dan nilai-nilai yang berkembang di
dalam lingkungan belajar. Di dalam konsep bimbingan perkembangan lingkungan
belajar seperti digambarkan diatas dirumuskan kedalam konsep lingkungan
perkembangan manusia atau ekologi perkembangan manusia.
Implikasi mempelajari strategi bimbingan
dan konseling.
Mempelajari bagaimana
pendekatan dan startegi dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling sangatlah
penting bagi seorang guru, khususnya ssebagai seorang guru mata pelajaran yang
kerap kali berinteraksi secara intensif dengan peserta didik. Dengan
mempelajari hal tersebut sebagai seoarang guru mata pelajaran dapat mengetahui
bagaimana cara pendekatan dan strategi dalam memberikan bimbingan dan layanan
kepada peserta didik yang memiliki persoalan yang berbeda beda dengan
karakteristik dari setiap peserta didik yang berbeda pula, tidak hanya dalam
upaya pencegahan namun bisa sampai membantu peserta didik dalam menyelesaikan
persoalannya, baik untuk persoalan personal yang mencakup permasalahan social maupun
permasalahan akademik seperti kesulitan belajar, kendala dalam menempuh jenjang
pendidikan dan sebagaianya. Guru dapat lebih memposisikan diri dalam membantu
peserta didik dalam mengatasi persoalannya ketika mengetahui pendekatan dan strategi yang sesuai dalam memberikan layanan dan bimbingan.
Sumber :
Badarudin. 2011. Bimbingan dan Konseling SD. Purwakarta : Universitas Muhamadiyah Purwokerto
Dharma, Surya.2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Direktur Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTK
Suryana, Asep dan Suryadi. 2012. Modul Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Kementrian Agama RI, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar