Selasa, 31 Maret 2015

Kelabu

Banyu...
Hujannya datang lagi, aku rindu jadinya...
Banyu...
Waktu terus saja berjalan enggan menungguku, lagi.. aku tertinggal...
Banyu...
Kertas kertas masih kosongkah? Haruskah aku mengisinya?
Bagaimana denganmu? Kau adalah pena, seharusnya kau yang melukis diatas kertas itu...
Banyu...
Tak ada warna yang bisa kulihat.. sepertinya aku buta warna, hanya ada hitam.. putih.. dan kelabu...
Entahlah, aku tak lelah tak lagi jenuh, aku hanya.. khawatir
Mereka selalu membuatku cemas...
Banyu...
Adakah arti dari kecemasanku? semuanya benar benar kelabu, bahkan malam ini tak hitam..
Bolehkah aku cemas? mungkin ini hanya kerinduan? yaa.. mungkin..
Tapi.. Banyu...
Terima kasih membuatku tak sendirian, terima kasih telah menjadi pena untukku..
Jika kau lelah apalagi jenuh, bisakah beritahu aku?
Kelabu ini kan segera berganti bukan? menjadi sebuah warna yang dapat kulihat?
Sungguh... aku hanya tak menyukainya,
Kau dengar itu? Hujan mulai jinak, aku bisa mendengarnya...
Ku kira disinilah aku akan kembali ketitik nol...
Banyu... terus temani aku yaa.. 

Untukmu Mimpi Baruku...

Untukmu mimpi baruku..
Tunggu aku yaa, mungkin akan sedikit lebih lama.. tapi tunggulah...
Akan ada waktu dimana  aku akan berpijak disana.. bersamamu...
Untukmu mimpi baruku..
Mari kita telusuri waktu bersama...
Mari kita jelajahi dunia bersama...
Hanya aku... hanya aku dan kamu...
Tersenyum bersama, tertawa bersama bahkan jika harus mari kita menangis bersama...
Untukmu mimpi baruku...
Ayo jalani segalanya kelak seperti apa yang tengah kurancang untuk 3 tahun mendatang..
Menikmati setiap waktu yang entah dengan jalan seperti apa...
Entahlah itu seperti masih menjadi misteri Tuhan..
Tapi...
Untukmu mimpi baruku...
Akankah sang waktu dengan kehendak Tuhan  menuntunku kearah mu?
Bagaimana jika kelak aku menghadapi jalan yang berbeda dan menjauhkan langkah ini denganmu...
Tenanglah...
Aku tak akan tersesat, ini janjiku padamu.. aku... tidak akan tersesat...
Jikapun iya, maka aku akan memutar arah, meski harus merangkak aku akan melakukannya...
Untukmu mimpi baruku...
Jadi... tunggu yaa.. aku akan menghampirimu :)

Candu

Menulis.. ahh.. entahlah aku mulai menulis sejak aku duduk di usia sekolah dasar, tepatnya sejak kelas 4 SD entah itu pusi ataupun menulis jurnal kehidupanku sendiri mmm baiklah kalian bisa mengatakannya "diary". Menulis seperti sebuah candu, saat melakukannya jari jari ini terus bergerak mengikuti alur pikiranku begitu saja, mengalun dengan sendirinya. Sempat "berhenti" menulis karena beberapa hal, tapi ujung ujungnya aku kembali lagi untuk menuliskan setiap waktu yang kusinggahi. Menulis adalah caraku untuk menyimpan memori, bukan lewat sebuah gambar tapi lewat sebuah tulisan. Menulis hanyalah sesuatu yang kusuka, aku tak ahli melakukannya bisa terbukti dengan tulisan tulisan yang telah kubuat, tak seperti penulis penulis diluaran sana, menulis hanyalah sesuatu yang kulakukan. Karya? jangan tanya apapun soal itu, sudah kubilang tak ahli bahkan aku tak mengerti aturan kepenulisan. Itu hanya seperti aku bisa menikmatinya... seperti menimati coklat kesukaanku, merasakan manisnya dimulut hingga hilang dengan sendirinya, namun meski rasanya hilang tapi masih jelas dipikiranku, maksudku bagaimana rasa coklat itu lumer. Sempat bercita cita menjadi penulis sekelas JK ROWLING, sempat membuat beberapa novel baik fiksi maupun non fiksi, entah itu fantasi atau hanya sekedar kehidupan remaja, tapi itu hanya kunikmati sendiri, kini mimpiku banyak mengalami perubahan, mimpi untuk menjadi penulis tenggelam begitu saja, sedang yang satu tenggelam yang lain naik kepermukaan.. mimpi mimpi baruku.. Tapi menulis tetaplah menjadi salah satu caraku melintasi waktu... 

"Mimpi Sedih (lagi)"

Langit begitu dingin malam ini...
Mata yang tengah lelah ini kembali terjatuh dalam sang waktu...
Kini ku langkahkan kaki semuku ke duniaku di jam malam...
Dia datang lagi, tak luput satu yang lainnya...
Keduanya tersenyum lagi... menarik senyumku jua keluar...
Ceritaku kini mengalir dan mengalun dengan indah, hanya aku.. dia.. dan dirinya...
Bertukar pandangan, senyuman tak khayal juga canda tawa...
Tuhan... jangan tarik aku, aku suka disini...
Mengurai setiap waktu yang hilang...
Menjelajahi setiap memori yang berpijak dalam waktu yang terbuang...
Senyum ini masih terlukis, disaat mata ini masih terpejam...
Hingga waktu menghentikanku, hingga waktu akhirnya nyaring membangunkanku...
Ahh.. aku mimpi sedih lagi... 

Senin, 30 Maret 2015

Kaki-kaki Kecil

'Pendidikan' sebuah kata yang entah harus digulirkan seperti apa, sebuah urgensi dalam kehidupan dan sebuah hak yang seharusnya bisa diterima oleh setiap anak anak dinegeri ini. Bagi mereka yang banyak menghabiskan waktu dijalananan sekalipun, seharusnya pendidikan tetaplah menjadi kebutuhan dasar mereka, bagaimana cara membaca, menulis dan menghitung paling tidak mereka harus pandai melakukannya... bukan hal mudah tapi juga bukan hal yang mustahil untuk selalu menarik mereka.. tidak maksudku untuk selalu menjaga mereka dalam lingkaran pendidikan itu sendiri. Tidak sebatas pada kesadaran mereka akan urgensi dari pendidikan, mmmm... jika hanya mengandalkan kesadaran mereka maka itu tidaklah cukup, harus ada yang mengambil peran sebagai penggerak.. disinilah kami akan berperan. Teringat kejadian yang belum lama ini, waktu belajar disalah satu komunitas sosial di Kota Bandung akan segera dimulai, namun hanya baru ada satu adik yang hadir di sebuah taman tempat kami biasa melakukan pembelajaran, maka anak anak lain harus kami "jemput". Menyusuri jalan tempat mereka mengais rezeki untuk kehidupan mereka. Disanalah, disebrang jalan mata ini menangkap sosok yang kami kenal, yaa salah satu adik kami tengah menyusuri trotoar dengan kresek hitam yang terlingkar di lehernya berisi "tissu" untuk dijualnya, kulihat kaki kaki kecilnya melangkah, langkah demi langkah menghampiri setiap kendaraan yang tengah berhenti karena lampu merah, mengetuk pintu pintu kaca. Hingga titik dimana dia menangkap sosok kami, tersenyumlah dia sembari terus berjalan hingga menyebrang jalan. Aku menghampirinya dan merangkul pundak kecilnya. Langkah kami berjalan menyusuri pinggiran jalan, hingga sampai ditempat dimana orang tuanya tengah duduk berisitirahat, dirogohnya saku oleh anak itu memberikan sejumlah uang hasil jualannya pada sang ibu sembari tersenyum. Sebenarnya ada sekitar 5 adik yang kami lihat namun sayang hanya 2 yang berhasil kami bujuk untuk ikut belajar bersama kami. "Perizinan" itulah hal yang tidak kami dapatkan dari orang tua gadis gadis kecil cantik itu. Entah harus berkata apa kami hanya.. hanya tidak berhasil membujuknya untuk ikut. Sepanjang jalan bercerita dengan sang adik yang terus berceloteh ria soal sebuah permaian tentang tembak tembakan pikiran ini terus melayang, disatu sisi merasa marah disatu sisi juga mengerti kenapa izin tak kami peroleh, hanya bisa mengambil nafas dalam dan mengeluarkannya dalam satu hembusan berat lalu kembali tersenyum menanggapi cerita bocah laki laki disampingku yang tangannya masih kupegangi sedari tadi. Belum ada jalan keluar tapi jalan itu akan kami temukan, pendidikan haruslah menjadi rumah bagi mereka... yaa.. suatu saat nanti...

Gasing Berilmu

Apa kabar rerumputan pondok hijau? kita berjumpa lagi... saling bercengkrama saling bertukar canda dan tawa dengan adik adik pasukan merah :) Selamaaat siang Minggu, kita dipertemukan kembali oleh waktu... Minggu ini begitu cerah hingga sebelum belajar adik adik jajan es dulu hehe.. Yuukk kita langsung ke agenda utama... apalagi kalau bukan maiiiiin .. Yapp ketebak dong hari ini kita bakal ngapain? main gasing. Tapi sebelum main mari kita buat lingkaran kecil, duduk, saling pandang dan saling melempar kebahagiaan.. Tahukah kakak jika gasing merupakan salah satu permainan tertua yang ditemukan diberbagai situs arkeologi? Saya juga baru tahu hehe.. okee tak ada kata terlambat untuk pengetahuan hehe *alibi* jika biasanya gasing terdahulu berbahan kayu dan yang modern kebanyakan berbahan plastik yang entah sekarang berbahan apa hehe.. kita punya gasing tersendiri disini... cukup berbahan dasar disk yang sudah tidak terpakai, HVS, gunting, crayon dan kelereng kita bisa membuat gasing cantik, Sebenarnya bukan itu inti dari KBM hari ini kak.. gasing yang akan dibuat adik adik ini bisa disebut juga sebagai cakram warna? *apa lagi itu* haha.. yapp percobaan fisika sederhana ini benar benar menyenangkan apalagi saat memainkannya.. KBM hari ini kurang apa coba? mainnya dapet, ilmunya dapet, manfaatin barang tak terpakai pula :) bersenang senang? itu sihh udah pasti kak.. yuk ahh langsung aja nih kegiatan adik adik hari ini.. Oh iya adik adik yang datang hari ini cukup banyak looh kak emmm sekitar 17 adik :) banyak juga adik adik baru yang singgah, beberapa diantara mereka harus putus sekolah.. Doakan kami yaa kak agar bisa menyekolahkan adik adik kami yang terhambat pendidikan formalnya "aamiin". Apa? Kakaknya mau bantu juga? waah boleh banget doong kak.. hehe...
Check this out !
Tuh tuh tu tuhkaaaan... adik adiknya anteng banget kak :) pasitinya gak tenggilan ada kata kata ini nih...  "Kak mau gunting" / "kak ini gimanaaa?" / "kak minta garisin" /" kaaakk..." haha.. :D

 Nih adik Rafi sadar kamera aja hehe.. hayuuk dilanjut itu bikin gasing atau bahasa lebih kerennya cakram warna #eaa
Hayoloh ini kakak satu sibuk banget dari tadi hehe.. kakak yang satunya sibuk dipojokan lain sambil ngecapture keseruan hari ini lewat lensa kamera handphonenya..
Masih sibuk dengan mengolah warna, ini adik adik kreatifitas dalam ngolah warnanya bervariasi loh kak, mulai dari susunan warna abstrak, warna pelangi, warna primer sampe cuma warna hitam ajaa...
Ini nih 2 diantara adik adik yang baru singgah di rerumputan pondok hijau hehe.. ganteng gak? hehe.. itu fokus banget loh kak neguntingnya..
Nih salah satu pojok belajar :) hehe.. agak lama yaa buatnya.. sebenernya sih mudah tapi adik adik fokus dalam menentukan warna apa yang akan ditorehkannya 
Masih sibuk kak.. jangan ganggu yaaa :) Ini sudah hampir selesai kak tinggal proses pemasangan kelerengnya aja kok.. tapi karena menggunakan lem bakar jadi harus sama kakaknya yaaa :)
Taraaaa... nih adik yang udah selesai.. Mereka juga belum lama ini baru bergabung dengan Pasukan Merah hehe.. waah jagoan jagoan Taman Teknologinya bertambah..




Setelah semua adik selesai dengan gasing atau cakram warnanya mereka malah adu gasing kak.. hehehe.. seru deh, 2 kakak yang dateng malah asik liatin aja nih, dicuekin adik adik yang keasikan main.. 
By the way belum dijelasin nih apa sih kak cakram warna? Dari mana sisi ilmunya? yuuk kita bahas.. 
Seperti yang sudah disebutkan diatas kak, cakram warna merupakan percobaan fisika sederhana. Apa yang dapat teramati ketika cakram diputar? "Ketika kecepatan putaran dari cakram lebih cepat, maka warna yang teramati adalah warna putih, hal ini membuktikan jika gabungan dari beberapa warna akan memberikan warna putih. Seperti apa yang terlihat pada cahaya matahari yang kita lihat berwarna putih, sebenarnya tersusun atas banyak cahaya berwarna. Terbukti dengan adanya pelangi, pelangi dapat terjadi karena cahaya matahari yang diuraikan oleh titik titik air di awan sehingga timbulah susunan warna seperti yang terlihat ketika pelangi muncul." Tapi masih dapat menimbulkan warna dominan yang lain kak selain putih bergantung dari warna apa saja yang dipadukan :)
Baiklah kita sudahi pertemuan hari ini.. Terima kasih untuk selalu berbagi keceriaan, saling bertukar sapa dan untuk setiap pelukan yang ditujukan untuk adik adik.. salam Pasukan Merah !

Minggu, 29 Maret 2015
Rerumputan Pondok Hijau "Taman Teknologi"

Sabtu, 28 Maret 2015

Bercengkrama dengan warna...

Birunya langit menjadi atap kami hari ini.. awalnya.. namun gemuruh itu datang lagi.. iya dia kembali membasahi taman kami, rinainya begitu lebat, (lagi) kami melarikan diri dari hujan, bukan apa apa hanya kami tak ingin bermain dengan air. Rumah jingga mmm... ralat, rumah orange... begitulah kami menyebutnya, singgah disana barang beberapa jam kedepan bersama adik adik kami tentu juga kakak kakak yang telah berpijak sebelumnya di taman bubat. Ahh waktu terus saja menunjukan panahnya, sudah pukul 16.00 waktu setempat sudah waktunya memulai keceriaan hari ini, tidak maksudku mari kita lanjutkan keceriaan hari ini. 
Jika ada yang bertanya, apa yang kami ukir hari ini? satu kata "WARNA" yaa.. kita bermain dengan warna hari ini. Akhir akhir ini hujan memang lebih sering berkunjung ditaman kami, tapi... bukankah setelah hujan akan ada kemungkinan pelangi akan muncul? Bagaimana jika tidak? yuuk disinilah kita akan bermain, saling menatap dan bertukar keceriaan membuat hujan hari ini menjadi lebih indah penuh akan gurau dan canda tawa khas adik adik... 
Lembaran hari ini akan penuh warna, emmm bagiamana jika kita mulai dengan judul "LARUTAN PELANGI" percobaan kimia sederhana yang membuat adik adik mengerutkan keningnya hari ini. Sebuah percobaan berbahan dasar pewarna makanan, air dan garam ini terkadang tak mulus dilakukan jika tidak peka terhadap perhitungan. Gagal dalam percobaan pertama? yaa... adik adik mengalaminya tapi para ilmuan tak pernah mengenal kata menyerah :) percobaan ke 2 masih gagal? tenang sajalah.. masih ada yang ke 3 dan seterusnya.. hingga...



senyuman keberhasilan kami :) warna yang terpisah dengan cantiknya... ko bisa?  Larutan pelangi merupakan salah satu percobaan yang dasarnya menggunakan konsep massa jenis. Percobaan ini dilakukan dengan membuat beberapa lapisan larutan garam yang ditambahkan pewarna. Lapisan paling bawah diperoleh dengan memasukkan larutan garam dengan komposisi paling banyak, lapisan kedua diperoleh dengan memasukkan larutan garam yang komposisinya  sedang, dan lapisan ketiga diperoleh dengan memasukkan larutan garam yang komposisinya paling sedikit. Garam yang larut dalam air menambah berat jenis air. Makin banyak garamnya maka makin berat airnya. Karena itu, ketiga lapisan tersebut terpisah karena memang berat jenisnya berbeda.

Berhenti disanakah? tentu saja tidak kami masih akan bermain dengan warna :) apa judul berikutnya? jawabannya adalah "CAKRAM WARNA" sebuah percobaan fisika sederhana berbahan disk yang sudah tidak terpakai, crayon, kelereng dan kertas HVS. Terlihat adik adik semakin antusias mengikuti KBM hari ini, tak banyak adik yang bisa hadir memang.. namuun.. keceriaan kami tetap ada dan akan selalu ada.. tak ada kesulitan berarti dalam melakukan percobaan yang satu ini... adik adik larut dalam percobaannya, begitu tenang dan fokus :) ahh lucu sekali adik adik ini.. bagaiman dengan hasilnya? well...



Saling mengadu cakram yang telah dibuat dengan kreativitas warna adik adik dan kakak kakak ini, cakram mana yang berputar lebih lama? ahh.. bukan itu intinya bukan soal "mengadu"... adik adik disini akan mengamati kak :) bagaimana mungkin ketika cakram diputar dan warna dominan yang pertama muncul adalah warna putih sedang tergores warna warna lain pada lingkaran itu? tenang adik adik tahu alasannya...
Ketika kecepatan putaran dari cakram lebih cepat, maka warna yang teramati adalah warna putih, hal ini membuktikan jika gabungan dari beberapa warna akan memberikan warna putih. Seperti apa yang terlihat pada cahaya matahari yang kita lihat berwarna putih, sebenarnya tersusun atas banyak cahaya berwarna. Terbukti dengan adanya pelangi, pelangi dapat terjadi karena cahaya matahari yang diuraikan oleh titik titik air di awan sehingga timbulah susunan warna seperti yang terlihat ketika pelangi muncul.
Akankah pelangi muncul hari ini? tidak.. hari sudah memasuki zona waktu yang lain, hujan itu telah reda, hanya rinai ringan yang bersahabat, senja yang berganti dengan langit hitam... waktu telah berbicara lagi.. tak terasa 120 menit telah berlalu penuh warna... sudah saatnya pulang :) keceriaan hari ini belum berakhir akan kami lanjutkan nanti... yaa nanti diwaktu yang telah Tuhan aturkan untuk pertemuan berikutnya :) 
"Bahkan jika pelangi tak muncul, masih akan ada warna yang dapat kita lihat, bahkan kita buat" tetap semangat dan salam ceriaa dari malaikat malaikat kecil kami... Terima kasih karena telah singgah dirumah kami... 

Bandung, 28 Maret 2015
Rumah Orange "Save Street Child Bandung"




"Lagi..."

Air mata itu terjatuh lagi...
Luka yang kukira sembuh kini tergores kembali...
Tanpa perih tiba tiba berbekas...
Luka itu kembali membuka memori yang kusimpan lama dalam waktu yang kusembunyikan...

"Rindu (lagi)"

Aku hanya mengurai rindu dalam waktu...
Laksana angin yang berhembus.. kerinduan itu nyata...
Mengalun kerinduan dalam tawa...
Ahhh.. sungguh aku rindu...
Untukmu rindu... akankah terus berlangsung?
Tak bisakah kau hanya membiarkan pikiranku tetap menjadi milikku?

"Banyu"

Banyu...
Aku rindu...
Rindu setiap celotehan dalam pena...
Banyu...
Aku rindu...
Aku rindu mengurai mimpi dalam hamparan pasir...
Banyu...
Aku rindu...
Aku hanya rindu... bolehkah?

Jumat, 27 Maret 2015

Diorama

Diorama… sebuah kisah sederhana mengenai kehidupan seorang gadis SMA, mungkin bukan cerita yang sempurna ataupun menyenangkan tapi… untuk ukuran seoarang yang masih SMA saat menulis cerita jelas bisa dikatakan “lumayan” sedikit alay dan terdapat banyak kekurangan di penulisannya, maklum lah gak ada yang namanya”editing”.

Mengapa Diorama? Entahlah.. hanya tiba tiba saja judul itu muncul tanpa harus aku pikirkan lebih dalam… dalam prosesnya juga dibantu beberapa teman saat SMA dulu, semoga kalian menyukainya (tulisan ini) terima kasih untuk yang telah membaca.. Salam #Diorama !

Diorama #Stage 24 "Ending"

Silahkan review cerita sebelumnya di stage 23 J


Datanglah malam ini ditaman dekat rumahmu.. dan kamu akan tahu siapa aku. Setelah isya temui aku Zira..

Itu isi card pagi ini, masih dengan mawar dan coklat yang sama. Akhirnya rasa penasaran aku akan sosok ‘dia’ akan berakhir malam ini. Tapi kenapa malam ini? Seharusnya malam ini aku lebih bersama Elang ini kan malam terkahirnya…
Tadinya aku memutuskan untuk tidak datang menemui ‘dia’ tapi berhubung Elang lagi dirumah Gerza jadi mending aku kesana deh. Tinggal satu jam lagi sebaiknya aku bersiap siap.
Selesai sholat aku langsung pamit pada oppa dan pergi ketaman. Setiap langkah aku selalu memikirkan siapa dia? apakah aku mengenalnya? siapa namanya?dan seperti apa?. Semua pertanyaan itu membuatku sampai dibangku taman ini. Tapi tak ada siapapun disini. Apa aku terlalu cepat. Tunggu di bangku itu … ada mawar dan sebuah card lagi tanpa coklat.

Arahkan badanmu ke utara dan lihat kearah pukul 7
                    
Apa maksudnya? Eh ada kuntum kuntum mawar putih dibawah sepertinya membentuk sebuah jalan. Aku mengambil satu persatu dan  akhirnya sampai disisi lain taman ini. Dan waw! aku berada tepat ditengah tengah sebuah lingkaran yang dibentuk lilin lilin kecil dan kelopak mawar putih tersebar didalam atau luar lingkaran ini. Sangat indah. Tapi dimana dia…
Hey apa itu? Ada sebuah kotak berwarna putih disana. Perlahan aku meraihnya. Ini… ahh yang benar saja kenapa sebuah kartu lagi

Dibelakangmu..

Dibelakang? Saat aku berbalik.. ahh aku tidak bisa melihatnya dengan jelas terlalu gelap, cahaya lilin ini masih mengaburkan wajahnya. Perlahan sepertinya dia mulai mendekat dan sedikit banyak aku bisa melihatnya, semakin dekat semakin jelas…
“Elang…”
“hay Ra!”
“jadi selama ini.. kamu?”
Dia sama sekali tidak menanggapinya dan berjalan menuju bangku taman tak jauh dari sini, terpaksa aku mengikutinya. Untuk beberapa saat dia masih terdiam
“hey..jelaskan?” ujar ku  mulai kesal
“iya itu semua aku, mawar, coklat, kartu, lilin semuanya aku Ra…” ujarnya tenang
“kenapa?”
“semenjak kamu menumpahkan kuah mie kebadan aku, semenjak itu dan semakin saat kamu membawa aku kerumah sakit sampai saat ini.”
“intinya…”tanyaku mulai gusar
“oh Zira… berhentilah membuat hatiku serba salah karenamu. Entah apa ini namanya. Tapi perasaan seperti ini adalah perasaan yang dulu aku pernah merasakannya pada Kiara dan aku –akui tidak sepenuhnya sama, berbeda tapi ini perbedaan yang lain yang membuatku semakin aneh”
“tapi kenapa aku? Dan setiap aku tanya siapa soal kiriman itu dan juga nomor itu, kamu terlihat cuek acuh dan santai. Kamu selalu berkata kamu tidak tahu”
“aku pintar dalam menyembunyikan perasaanku sepertimu, saat tiba saatnya aku akan memberitahu. Dan ini saatnya”
“oh saat terakhir kamu? Saat dimana esok justru kamu akan pergi? Bagaimana bisa kamu melakukan semua ini. Lagi pula kamu tahu persis seperti apa dan untuk siapa kini perasaanku” ujarku semakin melemah
“ya, Zafi… I just want to say  it! Kamu tak perlu menjawabnya saat ini, dan aku cukup senang dan lega karena perasaanku. Setidaknya aku tidak menyukai orang yang salah!”
“yang benar saja jawaban apa? Sama sekali tak ada pertanyaan darimu. Jika kamu sendiri tahu kalau aku sampai saat ini… sampai detik ini masih dan masih—perasaanku untuknya. Kenapa masih melakukan semua ini?”
“soal bagaimana kamu akan menyikapi semua ini. Jadi menurutmu aku salah? Aku hanya ingin kamu mengetahuinya, ya aku tahu semua ini—ahh aku tahu hanya Zafi dan Zafi tapi …”
“tentu ini bukan sebuah kesalahan Elang, itu—itu semua hak kamu karena ini perasaan kamu. Aku gak akan pernah membuat kamu menunggu. Kamu tahu jawabannya. Aku gak bisa untuk membalas ketulusan yang udah kamu kasih, karena kamu tahu bagaimana isi perasaanku, meski aku tahu aku gak akan pernah bisa bersama Zafi, dan akan selalu menjadi sahabatnya, aku sama sekali tidak merasa keberatan untuk itu dan aku menikmatinya, lagi pula dengan menjadi sahabatnya aku masih bisa untuk selalu ada disampingnya dan membantu setiap  persoalannya. Lagi pula dengan persahabatan kita bisa seperti ini selamanya setidaknya sampai aku meninggalkan dunia ini. Dan aku juga menginginkan hal seperti ini sama kamu, kamu yang selalu menjadi teman, sahabat, musuh dan bahkan keluarga untukku. Aku sama sekali tidak ingin merubah semua ini Elang..”
“baiklah aku mengerti Ra, meski setelah semua ini rasanya akan ada hal yang berubah tapi aku harap perubahan itu tidak terlalu buruk.” Ujarnya
“oh ayolah.. aku janji tak akan pernah ada yang berubah. Dan aku sangat sangat sangat berterima kasih untuk hal ini. Kamu hal terindah setidaknya salah satu hal terindah yang hadir dihidup aku. Oke sudahlah kita tak perlu membahas semua ini lebih jauh. Jadi kamu tidak akan berkemaskan? Kamu akan kembali kesini setelah kamu ke Bali?”
“setidaknya aku yang harus berterimakasih Ra. Well perubahan rencana, oppa ku di Bali memintaku untuk langsung pulang kesana jadi sepulang dari sini aku akan berkemas Ra. Dan entah kapan aku akan kembali”
“jahat! Jadi kemungkinan besar ini malam terakhir untuk aku bertemu kamu ?”
“sepertinya, aku ikut penerbangan pagi. Ayolah suatu saat aku akan kembali untuk kamu dan oppa. Atau justru kamu yang akan menemuiku?”
“ahh tidak janji Elang haha”
“ini sudah malam, ayolah kita pulang!”ujarnya
“baiklah my secret admire!” godaku
Dan respon Elang hanya tersenyum dengan sikap salah tingkah khasnya…
Setelah aku membantu Elang berkemas malam ini aku kembali kekamar, aku masih bingung apakah kejadian hari ini benar benar nyata? aku sama sekali tak menyangkanya. Bagaimana mungkin seorang Elang yang sering kali acuh bahkan bertindak menyebalkan bisa seperti ini.
Keesokan harinya aku dan oppa bahkan Zafi menemani Elang kebandara
“seriusan gak akan kuliah disini Lang? wahh Zira pasti sedih tuh” ujar Zafi
“semuanya ada yang harus oppa urus disini. Oppa tinggal ya, sebentar” ucap oppa dan pergi, kami hanya menangguk pelan
“iyalah.. kenapa? Ohh apa justru kamu yang sedih aku tinggal Fi? Haha.. jelas Zira pasti kehilangan banget secara gitu aku ini sosok yang tidak tergantikan. Haha”
“idihhh males banget! Haha. Jadi kapan balik lagi ke Bandung?” tanya Zafi
“gak tau lah Fi, biar waktu yang menjawab.”ujar Elang
“nah Elang ini tiket kamu, dan sudah saatnya kamu berangkat!” ujar oppa yang telah kembali.
“baiklah, sudah saatnya. Hati hati yaa!” ujarku dengan seulas senyuman
“kamu  juga ya. Fi jagain nih Zira oke! oppa makasih ya selama ini Elang dibolehin tinggal dirumah oppa sama Zira. Makasih untuk semuanya oppa!”
“iya salam untuk oppamu disana. Bilang sama dia lain kali berkunjunglah ke Bandung” timpal oppa
“siap oppa. Semuanya terima kasih yaa.. bye!”ujar Elang melangkah pergi.
Setelah pesawat Elang benar benar lepas landas kita semua pulang. Zafi akan pulang kerumahku untuk belajar bersama. Diperjalanan, semua hal tentang Elang mulai muncul diingatanku. Terutama soal peristiwa kemarin malam ditaman.
Setelah kita tiba, aku pamit pada Zafi untuk mengambil buku dikamar. Saat mencari buku kumpulan soal soal snmptn. Loh itu kan box putih yang kemarin kok bisa ada disini perasaan aku tidak membawanya. Eh  ada foto? Ini kan foto aku dan Elang. Ada kalung juga? Tapi jelas sini kalung yang tidak bisa dibilang cantik. Tapi keren haha gimana enggak kalung ini lebih mirip kalung untuk seorang pria dengan bandul berbentuk bintang masing masing di bandan bintang itu ada inisial Z dan E. Sepertinya aku tahu apa maksudnya. Ada suratnya juga ternyata..

Well saat kamu baca ini pasti aku lagi terbang deh sama pesawatnya atau justru aku sudah sampai diBali. Kamu harus simpan foto itu, foto yang diambil waktu kita jalan jalan bareng Langit sama Zafi. Dan kalungnya aku tahu kamu tidak bisa dibilang seorang wanita haha tapi aku harap kamu suka. Aku yakin kamu tahu apa arti dari inisialnya. Thanks ya buat semuanya. Biarkan aku juga untuk menyimpan semua perasaan aku ya.. sampai aku siap untuk melepasnya…
Elang
Elang Elang, tentu saja aku menyukainya. Eh ya ampun Zafi aduuhh lupa lagi. Ah itu dia bukunya.
“maaf ya nunggu lama, hehe” ujarku
“aku harap tadi kamu gak ketiduran Ra, haha” timpalnya
“ya enggaklah, kita bahas paket 5 kan sekarang? Baiklah”
“thanks ya”
“untuk?”
“kamu seharusnya kan liburan apalagi kamu tinggal kuliah tanpa harus tes, tapi malah ngelesin aku”
“tak apa” ujarku singkat.
“aku janji deh nanti kalau aku diterima aku pasti teraktir kamu dimanapun kamu mau?gimana?”ujarnya
“baiklah  aku  pegang janji kamu yang satu itu oke!”

Sekarang rasanya rumah ini sepi. Bahkan setelah dia pergi dia tak pernah sekalipun menghubungiku. Katanya suka tapi apa sekarang?. Ternyata benar kita tak pernah tahu berapa berartinya seseorang sebelum kita kehilangannya. Terkadang aku membuka kembali box yang diberi Elang waktu itu yang kini aku isi dengan semua card yang pernah dia kasih secara tidak langsung. Benarkah ini Elang? Kata kata semanis ini, mawar mawar yang telah dia berikan tentu saja aku menyimpannya kini terlihat sangat layu bahkan kering. Beberapa ada yang sudah menghitam. Tapi rasanya masih terlihat indah.
Hari yang berlalu dengan cepat, sebagian besar aku habiskan untuk memikirkan Elang, mengunjungi rumah sakit dan pergi kemakam Afa dan bunda. Pastinya untuk Zafi juga. Handphoneku bergetar,ada pesan dari … Elang???

Buka email kamu…

Email? Aku langsung meraih laptop. Ternyata benar ada beberapa pesan dari Elang. Dia kan tahu aku jarang banget buka email.

Ini email dari  Elang tanggal 28 mei
Hay Ra? Apa kabar kamu? Aku malas ah kalau harus nelepon atau kirim kamu sms nanti kamu pasti GR. Oh iya Langit nanyain terus tuh. Kamu suka sama hadiah yang aku tinggal di kamar kamu? Aku harap jawabannya iya…

Yang ini tanggal 2 juni
Andai kamu ada disini Ra? Dulu segalanya baik baik saja tanpa kamu disini, kenapa sekarang rasanya tidak menyenangkan… Kenapa kamu sama sekali gak kabarin aku? Kamu gak sms, gak nelepon bahkan kamu gak bales email aku..
Pasti lagi sibuk sama Zafi ya??? Yaahhh patah hati deh…

Yang ini e mail darinya tanggal 6 juni
Ra? Ayo dong kenapa sih e mail aku belum kamu balas juga. Kamu gak tahu apa kalau aku kangen sama kamu!!! Oh iya ada salam dari Langit. Banyak banget sih fans kamu!!! Please bales dong Ra… 

Tanggal 20 juni
Aku gak tahu apa hasilnya akan baik atau enggak soal ujian itu. Aku harap aku masuk. Yang perlu kamu tahu perasaan ini belum bisa aku melepasnya… jadi biarkan ini sedikit lebih lama lagi ya Ra..

Tanggal 25 juni
Aku sayang kamu  Ra….


Tanggal 2 juli
Sampai kapanpun kayaknya aku belum bisa lepasin ini semua. Syal dari kamu selalu bisa ngobatin kangen aku ditambah album foto yang kamu kasih.. I miss u…

Tanggal 7 juli
Aku LOLOS Ra, Zira aku LOLOS!!!

Yang terakhir itu baru saja dia kirim sepuluh menit yang lalu. Saat aku mau membalas semua e mailnya tiba tiba handphoneku bergetar.

Zira!!! Aku tembus PTN.. Aku LOLOS Ra!!! Aku LOLOS!!!... Temui aku ditempat terakhir kali kita bertemu. SEKARANG!!!

Itu pesan dari Zafi. Rasanya hati aku langsung ikut bahagia mengetahui dia berhasil. Aku langsung menyimpan laptop dan bergegas menemui Zafi. Elang aku janji sepulang dari sana aku akan balas semua email kamu. Maaf aku harus pergi.
Tunggu! Aku gak mungkin hanya dengan tangan kosong bagaimanapun aku harus memberikan sesuatu  untuk Zafi. Kebun oppa mawarnya belum bisa aku petik. Baiklah aku akan membelinya. Diperjalanan aku mampir ketoko bunga dan membeli tujuh kuntum mawar putih dan cup cakes dadakan untuknya dengan ucapan” selamat! Kamu LOLOS!!!” dengan sebuah coklat yang dibentuk seperti anak laki laki dan sebuah nama perguruan tinggi yang dia inginkan.
Ah itu dia Zafi... Tunggu dulu! Ya ampun anak kecil itu ngapain ditengah jalan, astaga  mobil !!!. Aku dengan cepat berlari dan mendorong anak itu, setelah itu……


Diorama #Stage 23

Silahkan review cerita sebelumnya di stage 22 J


Apa suasana hati Elang sedang seburuk ini? Dia sama sekali tidak bicara. Bahkan setelah sampai di rumah. Dan ternyata oppa gak ada dirumah. Dimana? Kalau oppa sendiri gak ada dirumah untuk apa memintaku pulang cepat?. Aku lekas pergi ke kamar Elang.
“Lang? oppa mana? Bukannya kata kamu tadi oppa minta aku pulang ? Tapi kok aku gak lihat oppa yaa. Ya kan biasanya oppa minta aku pulang kalau ada hal penting.” Ujarku namun Elang sama sekali tak menanggapinya dan malah sibuk dengan laptopnya. “Elang?” tambahku cepat setelah dia sama sekali tak merespon ucapanku.
“emm—well tadi oppa emang minta aku buat kasih tahu kamu kalau kamu harus pulang. Oppa masih di Jakarta.” Ujarnya datar tanpa menunjukan ekspresi apapun.
“ya tentu aku pasti pulang. Tapi tadi kamu lihatkan aku lagi sama Zafi? kalau oppa emang masih di Jakarta ya udah untuk apa kamu maksa aku pulang tadi?”
“aduh Ra, tolong dong aku lagi sibuk. Yang jelas aku cuma ngikutin apa kata oppa kamu. Bisa keluar sekarang?” ujarnya
“ahhh baiklah…” timpalku dan menutup pintu kamar Elang.
Ada apa dengannya? Kenapa dia mulai menyebalkan sekarang. Setelah meminum segelas air mineral untuk menyegarkan pikiranku aku langsung pergi kekamar.
Loh kenapa ada mawar dan coklat lagi?dimeja belajarku?. Tapi dirumah ini hanya ada Elang dan oppa, apa … ah gak mungkin, paling seperti biasa mawar dan coklatnya ada  didepan pintu rumah dan Elang atau oppa menyimpannya dikamarku. Sekarang tulisan seperti apa lagi yang ‘dia’ tulis?

Senyum ini terlukis saat bayangkan semua hal tentangmu… entah mengapa aku tak pernah mengerti. Semua ini terlukis tanpa alasan. Jangan biarkan langit begitu gelap hari ini, bersinarlah Zira Stefyani Raharja…

Jujur aku senang dengan apa yang ‘dia’ lakukan, tapi semakin lama … ahh ini bisa membuatku gila. Siapa sebenarnya dia?... baiklah akanku coba hubungi ‘dia’…
Tak ada jawaban tak ada balasan. Oohhh… tak lama handphoneku bergetar aku kira dari’dia’ ternyata Zafi

Lain kali kita harus makan sampai habis ya.. emm apa kita bisa bertemu? Aku ada di taman tak jauh dari rumahmu.. hanya untuk meminta saran darimu.. datanglah

Zafi? Untuk apa dia ada ditaman, rumahnya sangat jauh dari sini. Hmmm baiklah baiklah aku akan datang. Aku tak membalas pesannya tapi aku langsung pergi. Sepertinya Elang masih dikamar, dan aku sepertinya tak perlu meminta izin untuk ini. Lagi pula siapa dia.
Sepanjang jalan aku memikirkan hal apa yang akan dikatakan, apa maksudnya meminta saran? Apa dia ingin curhat denganku. Biasanya juga lewat sms atau dia telepon. Eh apa itu Zafi? Sepertinya iya masih dengan baju yang sama saat terkahir direstoran tadi
“hay! Untuk apa ? kenapa gak kerumah aja sih? Lagian ini kan jauh dari rumah kamu Fi” ujarku dan duduk disampingnya
“tidak. Hanya saja tadi aku sedang dirumah seorang teman, tak jauh dari sini. lagi pula disini lebih tenang dan pemandangannya indah bukan?”
“oke alasan aku terima. Jadi mau  minta saran apa? Emm--  soal hati? Haha. Tapi sorry ya tadi aku pergi saat kita makan hehe. Well aku masih gak enak soal Feytsa nih.. apa dia marah ya?”
“oke bisa kita gak bahas soal Feytsa dulu? Aku janji besok disekolah aku bisa jelasin kedia. Oke.. menurut kamu emm tapi keep secret ya Ra”
“oke.. apa?”
“orang tua aku berantem lagi Ra. Aku—aku gak tahu harus kayak gimana. Apalagi kamu tahu kan Ra aku—aku selalu gak kerasan dirumah. Ayah.. dia rasanya gak pernah peduli sama aku Ra, apa yang aku lakuin apa yang aku raih dia gak peduli. Aku matipun mungkin dia gak akan pernah peduli. Ra aku harus kayak gimana? Aku pusing aku capek dan aku gak berbuat apapun untuk mereka—emmm--- supaya mereka gak berantem lagi. Menurut kamu aku harus kayak gimana?”
“apapun itu, satu hal yang kamu harus tahu kalau orang tua kamu gak pernah bermaksud untuk bikin pusing atau capek. Mungkin mereka lagi ada masalah. Biasalah dalam kehidupan rumah tangga semuanya gak berjalan mulus. Soal ayah kamu? Aku gak tahu harus bilang apa, karena kamu juga tahu akan ayah aku gak pernah ada dirumah, bahkan untuk sekedar menanyakan kabar aku aja itu frekuensi yang sangat jarang dan renggang. Tapi oppa selalu bilang jauh didalam hatinya ayah selalu mikirin aku, disetiap doa dan nafas ayah selalu ada nama aku. Gimana pun dia—dia itu ayah kamu Fi. Gak ada seorang ayahpun yang gak peduli sama anaknya sendiri. Dia acuh bukan berarti dia gak peduli, dia marah tapi jauh dalam kemarahannya ada rasa sayang, dia cuek tapi jauh dalam hatinya diselalu bertanya, dia gak peduli tapi jauh dari itu dia bangga. Ya aku tahu ini terdengar muluk dan basi tapi kamu harus percaya itu. Hmmm …”ujarku
“aku rasa itu gak muluk atau basi. Sama sekali enggak Ra, aku cuma bingung aja harus kayak gimana, karena semua yang aku lakuin rasanya salah gak ada satupun yang bener”
“hey apa ini Zafi? Ayolah salah atau enggak itu gak masalah yang penting kamu gak diem Fi. Lagi pula bukannya kamu sendiri yang bilang kalau keluarga itu segalanya, kalau kita gak bisa hidup tanpa mereka? Ohh apa waktu itu ,itu cuma basi basi aja? Hemm??”
“enggak lah Ra, itu bukan basa basi kok, itu tulus dari hati yang terdalam. Mungkin iya kamu bener Ra, ini hanya perasaan aku aja kali ya. Gimanapun dia ayah aku. Makasih banget ya Zira, kamu emang sahabat yang the best”
“emm sama sama, iya dong Zira gitu haha.. ya udah sekarang gimana kalau kita makan ice cream atau coklat”
“buat apa” tanyanya
“ahh.. kedua makanan itu bisa ngilangin rasa penat atau galau aku, mungkin itu manjur juga buat kamu? Haa.. tapi sebaiknya kamu pulang sekarang”
“pulang? Tadi ngajak makan gimana sih”
“kamu bisa makan itu dirumah. Ya udah gih sana..”
“kamu ngusir?”
“iya” jawabku datar dengan tertawa
“baiklah..”
Setelah dia antar aku sampai depan rumah dia tak mampir dan langsung pulang. Aku gak pernah lihat ekspresi wajahnya yang seperti itu, murung dan sangat sedih bahkan ketika dia sakit sekalipun. Fi.. Fi… sampai kapanpun selagi aku mampu akan selalu ada saat kamu butuh saat kamu perlu bantuan.
Setelah menelepon oppa menanyakan kebaradaan dan kabarnya aku hanya menonton televisi dan membalas pesan dari teman temanku. Biasalah soal tugas haha. Eh ada sms dari ‘dia’ lagi

Perlahan mawar itu kini telah bermekaran, benang benang itu kini telah terpintal dengan sangat indah, tetesan tetesan air yang mengalir kini terus dan terus membentuk sebuah genangan.. sama seperti apa yang aku rasa untukmu Zira Stefyani Raharja…

Baiklah ini sudah cukup, come on Zira anggap saja ‘dia’ tak pernah ada, jangan dipikirkan ini benar benar bisa membuatmu gila. Sebaiknya aku pergi tidur rutinitas sebagai pelajar esok akan dimulai.
Sepertinya perasaan Elang kini mulai membaik, setidaknya pagi ini wajahnya dihiasi oleh senyumannya sendiri. Huuuh lagi lagi mawar dan coklat itu, baiklah sebaiknya aku tidak membaca cardnya. Aku akan memberikan dua barang ini untuk Feytsa atas rasa bersalah yang sebenarnya tidak perlu atas perisiwa kemarin.
Setibanya dikelas ternyata Feytsa sudah ada disana, aku mulai menghampirinya dan mulai menjelaskan semuanya, sebenarnya ini tak perlu aku lakukan tapi ya sudahlah. Sedikit ada percekcokan tapi aku bisa mengatasinya dan dia akhirnya mengerti terlihat sangat mengerti aku bisa membacanya dari matanya dari mata seorang Feytsa.
Lega rasanya. Waktu selalu saja terasa begitu cepat seolah olah aku baru saja masuk dan menginjakan kakiku yang mungil ditaman kanak kanak, lalu melangkah kedapan menuju sekolah dasar dan sedikit berlarike sekolah menangah pertama. Ahh dan rasanya baru saja aku diospek di sekolah menengah atas dan kini Ujian Nasional benar benar ada didepan mata. Apa rasanya secepat itu? Apa aku tumbuh secepat itu? Bukankah 12 tahun itu waktu yang cukup lama? Menempuh jenjang pendidikan selama 12 tahun, bersosialisasi setiap tahunnya. Berteman dan bersahabat.
Baiklah aku harus mempersiapkan diri setidaknya aku tak mau tiga tahun aku menempuh semua ini di sekolah menengah atas akan hancur dalam beberapa hari karena aku tidak fokus pada saat ujian
Masih ada waktu satu bulan untuk itu. Aku, Saka, Gerza, Nifa dan Elang setiap harinya hampir rutin mengadakan belajar bersama untuk membahas ini dan itu. Mencoba mengingat setiap materi yang diberikan selam tiga tahun ini. Mencoba untuk bisa mengerti setiap SKL yang diberikan, materi yang akan muncul di ujian nasional tahun ini. Terkadang Vidya dan Feytsa juga ikut serta.
Lelah? Bosan? Tak ada kata untuk itu karena bukan hanya ujian nasional tapi juga seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri atau snmptn. Aku rasa ini ujian yang paling sulit. Bagaimana mungkin materi tiga tahun harus aku kuasai dalam jangka waktu sedekat ini. Hanya mencoba, berusaha dan berdoa. Latihan soal soal dari tahun tahun sebelumnya semakin membantu setidaknya aku tidak harus mempelajari materi secara penuh hanya sesuai SKL yang diberikan.
Apa? Benarkah? Waktu benar benar terasa cepat seperti roda yang terlus berputar tiada henti. Besok ujian nasional???
Perlahan namun pasti setiap pelajaran akhirnya terlewati, bahasa dan mafikibi semuanya berakhir semuanya selesai. Kini hanya tinggal menunggu hasilnya. Apa aku belum bercerita? Kalau aku juga salah satu peserta dari snmptn jalur undangan?  Jadi ada dua hal yang sedang aku tunggu soal hasil ujian nasional dan jalur undangan. Hanya berharap dan berdoa agar semuanya adalah hasil yang baik.
“hmm gak kerasa ya, semuanya .. masa putih abu akan berakhir” ujarku dengan meminum milkshake coklat dikantin sekolah
“iya, hanya tinggal menunggu dan belajar untuk snmptn tulis” timpal Gerza
“hmm kamu sih enak enak aja, tinggal ngasah sedikit pasti sukses, aku???” ujar Zafi
“sama aja kali Fi haha” protes Gerza
“emm Ra, pulang yuuk bosen nih” ujar Elang
“okelah. Semuanya kita duluan yaa” pamitku
“hati hati ya Ra, nanti kita belajar lagi oke, persiapan!” timpal Zafi
“sip” jawabku singkat.
Diperjalanan pulang Elang bilang sama aku kalau tiba tiba aja dia ingin kemakam Kiara dan dia menanyakan apakah aku keberatan jika menemaninya. Tentu saja tidak. Sebelumnya kita mampir ketoko bunga, Elang bilang dia ingin membeli beberapa kuntum bunga lily untuk Kiara. Sesampainya dimakam aku hanya mengikuti Elang dan tidak ada pembicaran sama sekali. Disamping kanan makam Kiara, Elang mulai bersimpuh dan menyimpan bunga yang telah dia beli tepat diatas makam Kiara.
“hay Key, aku bawain lagi bunga lily buat kamu. Oh iya mungkin setelah hari itu tiba aku gak bisa sesering sekarang untuk ngunjungin kamu. Ya kamu tahukan aku harus kembali. Oh ya Key ada seoarang gadis yang entah kenapa dia selalu bisa buat aku nyaman dan kerasan, dia terkadang memang sedikit menyebalkan tapi dia juga menyenangkan. By the way emm Key maaf ya aku harap setelah hari itu aku masih bisa untuk ngunjungin kamu” ujarnya “ Ra? Mau ke makam afa atau bunda kamu?” tanyanya mengalihkan pandangannya dari makam Kiara kearahku
“enggak.” Jawabku singkat
“emm baiklah!”ujarnya
Tak lama kita meninggalkan makam dan berjalan kearah taman tak jauh dari sana. Lama sekali kita terdiam duduk menikmati setiap jengkal yang ada ditaman ini. Merasakan anginnya, udaranya, semua hal yang ada disini. Sebenarnya aku masih sibuk memikirkan ucapan Elang untuk Kiara “gadis itu” dan “hari itu” lagi lagi dia membuatku bingung. Aku tanya orangnya aja langsung kali ya, biar gak penasaran juga.
“emm, Lang boleh nanya sesuatu gak?” ujarku kaku
“apa?” jawabnya singkat
“hari itu yang kamu maksud apa?”
“hari dimana aku akan meninggalkan kota ini. Kamu ingatkan kalau aku akan ada disini hanya sampai kelulusan tiba setelah itu aku menyusul Langit ke Bali”
Ah iya juga aku bahkan lupa kalau Elang hanya sampai kelulusan dan setelah itu dia akan kuliah di Bali, Langit malah pengen kuliah disini. Emm rasanya aku harus membuat sedikit perpisahan untuk Elang, bagaimanapun selama disini dia yang nemenin aku sama oppa.
“Ra!hey! kok bengong?” tambahnya, “oh kamu sedih kan aku mau pergi?” ujarnya
“eh apa? Enggak kok ya udah sana sekarang aja kalau bisa haha!” timpalku
“yakin?” goda Elang
“iya! Haha.. jangan dong gimanapun rasanya pasti akan berbeda tanpa kamu, dan soal gadis itu?dia siapa?” godaku
“S-E” ujarnya dengan mengeja menggunakan bahasa inggris.
“se…”ujarku memotongnya
“C-R-E” tambahnya
“secre..” aku yang nampak masih sangat bingung
“T” jelasnya dan mengalihkan pandangannya dariku
“secret??? Ahhh huuuff..” timpalku
“haha… akan ada waktunya untuk kamu tahu siapa dia, jadi sampai sekarang masih Zafi? Sebenarnya apa sih yang kamu lihat dari dia? Dia bahkan hanya menganggapmu sahabat. Lagi pula kamu tahu kan dia seperti apa?” ujarnya tenang
“sepertinya.. jangan pernah tanya kenapa, sampai kapanpun aku gak akan pernah tahu jawabnnya. ‘Sahabat’ tak hanya sekedar ‘hanya’, kamu tahu itu lebih dari sekedar ‘hanya’ Elang…” ujarku
“baiklah baiklah.. percuma berdebat, kamu akan terus membelanya kan? haha.. ayolah kita pulang!” ujarnya
“oke”jawabku singkat.
Kita mulai melangkah perlahan kearah motor hitam milik Elang.
Sudah beberapa hari ini orang orang yang biasa belajar bersama dirumahku sering kerumah untuk membahas beberapa materi dan soal, terkadang hanya aku bertiga dengan Zafi atau mungkin hanya berdua karena Elang harus pergi mengantar oppa atau saat dia malas.
Aku sangat bisa merasa biasa dengan Zafi saat belajar tapi saat kita sama sama terdiam tak sedang melakukan hal apapun rasanya hatiku meloncat loncat dan dekup jantungku masih berdebar kencang. Entahlah apa dia bisa mendengarnya atau tidak. Aku harap tidak sama sekali.
Tiba saatnya untuk kelulusan tiba, aku dan Elang bersabar sampai pak pos mengantarkan sebuah surat atau lebih tepatnya dua buah surat untuk kami, menunggu seseorang yang akan menekan bel. Bagaimanapun rasanya belum tenang jika surat itu belum ada ditanganku. Tepat pukul 11.00 siang seseorang dengan motor berwarna oranye tiba dirumah dan membawa dua buah surat. Dan saat kami berdua membukanya “LULUS”…. YIPPPYYY!!! Aku dan Elang sama sama bersorak, oppa juga turut menikmatinya.
Hari ini masih ada yang aku tunggu, yaa pengumuman jalur undangan yang akan diumumkan secara online jam lima sore nanti berharap aku tak perlu mengikuti ujian tulis keperguruan tinggi. Elang, Zafi, Saka dan Gerza juga menunggu hal yang sama denganku.
Rasanya senang karena teman temanku mengabariku soal kelulusan mereka. Untunglah sekolah kami lulus 100% jadi semuanya bersorak gembira hari ini. Tapi tenang sepertinya kami semua tidak bertindak arogan seperti mengadakan konvoi atau melakukan aksi corat coret jadi semuanya aman terkendali.
Kini aku dan Elang sama sama berada didepan laptop kami masing masing diruang tengah. Perlahan mulai mengetik alamat web untuk melihat hasilnya. Setelah muncul jendela utama kita sama sama melempar pandangan satu sama lain dan mulai memasukan nomor pendaftaran juga tanggal lahir untuk dapat melihat hasilnya dan aku… “Selamat Anda Lolos Seleksi” ahhh dunia berpihak padaku hari ini. Terima kasih Ya Allah..Alhamdulillah.
Aku hanya tersenyum kecil namun penuh arti, dan kemudian mengalihkan pandanganku kearah Elang dengan ekspresi yang seolah bertanya ‘bagaimana?’. Dia hanya menggelekan kepalanya ringan mengisyaratkan secara pasti dia tidak mendapat kebahagian yang sama denganku.
“masih ada ujian tulis!” ujarnya bersemangat
“jadi kapan ? ujianmu pasti di Bali kan?” ucapku lirih
“hey, itu pasti! Pendaftaran akan ditutup lima hari lagi jadi aku akan pulang sekitar tiga hari lagi Ra”
“secepat itu?”
“sepertinya, apa kamu tidak rela kalau aku pergi dari sini? Haha tenang saja Ra aku pulang kesana untuk mendaftar saja aku masih punya sekitar 2 minggu sampai ujian dilaksanakan, beberapa hari sebelum itu aku akan kembali untuk mengemasi semua barangku disini dan pamit pada Kiara dan orang orang dirumah ini”
“semuanya akan kembali seperti dulu, dirumah ini hanya akan ada aku dan oppa. Baiklah sebelumnya sangat tidak apa apa tanpamu dan sepertinya bisa kembali seperti itu lagi haha. Oh iya.. ini! Ambilah sedikit kenang kenangan dariku dan oppa aku sudah menyiapkannya”
“apa ini? Emm aku suka boxnya!” ujarnya riang
“bukan boxnya Elang tapi sesuatu yang ada didalamnya!” keluhku
“iya iya baiklah! Gantungan handphone? Syal? Dan jam tangan. Hey tunggu apa ini? Album foto?”
“untuk gantungan handphone dan syal aku sendiri yang membuatnya jadi maaf kalau sedikit aneh, hehe aku belum ahli merajutnya. Itu jam tangan dari oppa. Dan album foto itu, itu semua foto yang kita lakukan selama kamu disini”
“oh ya sangat terlihat jelas kalau ini buruk. Tapi aku sangat sangat menyukainya. Terimakasih. Wah wah apa sebanyak ini kenangan aku selama berada disini?” ujarnya
“aku rasa lebih dari sekedar itu. Haha”
Ternyata hanya aku dan Saka yang mendapatkan satu kursi di universitas melalui jalur undangan. Zafi dan Gerza tidak mendapatkannya.
Meski sebenarnya aku tak perlu lagi untuk membuka buku buku ini lagi. Tapi aku masih tetap melakukannya hanya sekedar membantu Zafi atau Elang untuk belajar.
Besok Elang akan kembali ke Bali.

Datanglah malam ini ditaman dekat rumahmu.. dan kamu akan tahu siapa aku. Setelah isya temui aku Zira..