Kamis, 30 April 2015

Keajaiban

Kau percaya pada keajaiban nona?
Boleh jika ku bercerita mengenai hal hal ajaib yang suka sekali kulihat
Bintang,
Sejak kaki kecilku berpijak dengan wajah menengadah aku jatuh cinta pada cahayanya
Sejak itulah bintang adalah sapu tangan bagiku
Ajaibnya adalah cahayanya membuatku tersenyum tanpa harus beralasan
Angin,
Sejak sepiku dihibur desiran angin yang terhempas disekitar tubuhku,
Sejak itulah angin adalah sahabatku
Ajaibnya ketika aku sendiri, angin yang akan menemaniku, memecah keheningan meski dalam sepi
Air,
Sejak setiap molekulnya mengalir deras menghujam tubuhku yang lelah,
Sejak itulah air adalah tempatku berisitirahat
Ajaibnya air merileksan tubuhku dengan nyaman hingga lelahku hilang terbasuh
Kertas,
Sejak ceritaku kutuangkan didalamnya dengan tinta,
Sejak itulah kertas adalah kotak waktuku
Ajaibnya memoriku dapat tersimpan abadi, jika ku lupa aku bisa membacanya kembali dan ingatanku menjadi utuh
Hal hal ajaib yang kumiliki mungkin berbeda, tak sama denganmu...
Boleh ku bertanya?
Hal ajaib dalam hidupmu boleh kau ungkap padaku?

Ini untukmu, yang tak suka sendirian

Percaya pada yang ingin kau percaya, begitulah caranya hidup
Sendirian tak berarti kau dalam sepi
Ibarat jika seseorang membisu tak berarti dia tak bersuara
Kau tahu, sendirian untukku seringnya menyenangkan
Cobalah lihat sudut yang tak kau kenali
Jamahlah ujung yang tak kau lihat
Disana ada keramaian yang tak tersentuh, mungkin menunggumu
Berhenti kesal karena sendirian, jangan sampai air matamu pun terjatuh
Lihatlah lebih dalam, kau tak sendirian bukan?
Ku tahu, langkahmu yang tak pernah lelah akan membawamu selalu pada keramaian
Kata katamu yang tak henti membuat ceritamu tak pernah berakhir
Jika yang dekat tak bisa melingkar denganmu, mungkin yang jauh bisa
Media, gunakan media dan rasa sendirimu akan hilang

Rekayasa Aksara

Rekayasa aksara yang kau buat membuatku hanya terdiam
Untaiannya terbentuk dengan indah, saling terhubung dengan tepat
Rekayasa itu... aku suka, kadang  aku tak bisa masuk
Bagaimanapun bahasamu adalah milikmu sendiri
Banyu,
Tahukah? rinduku kebanyakan untuk aksaramu, aksara yang memenuhi layar itu
Banyu,
Sibukkah? layar itu akhir akhir ini sama, tak berbeda
Kau, tak akan berhenti dengan rekayasamu bukan?
Banyu,
Maukah? ayo lakukan rekayasa aksara bersama, menghubungan yang satu dengan lainnya, saling terpaut indah
Ku yakin akan menyenangkan, aahh sayang kau tengah larut dalam sibukmu hingga tak kesentuh lagi
Banyu,
Ku tunggu yaa, tak apakan?

Banyu, tenangkanku

Banyu gelisah lagi diriku, tanpa alasan lagi
Banyu bisakah temani aku? tenangkan diriku dengan melodimu
Kuputar lagi melodi melodi itu untuk mereda gelisah
Tetap saja gundah, banyu harus bagaimanakah?
Lafaz ini beristigfar sedari tadi, namun tak kunjung reda
Makin saja gelisah, tak fokus duduk dalam kelas
Banyu, ada apa? siapa dan apa yang tengah gundah
Aku hanya berkutat dengan aksaraku sambil bermelodi
Banyu, bantu aku untuk tenang
Nafas ini berat rasanya, pikiran laksana cabang tak menentu
Jantung berdetak tak teratur dengan sekemelut hati yang tak nyaman
Banyu, komohon bertahan disisiku ya? temani aku dalam sendiriku

Selasa, 28 April 2015

Seperti ini saja

Jika kukatakan seperti ini saja, "Bahagia itu sederhana"
Sesederhana ketika kita bisa bertukar sapa
Sesedehana ketika kita saling melempar senyum
Sesederhana ketika ada waktu diantara kita
Sesederhana saat kita bertukar kisah
Sesederhana aku menulis ini, lalu tersenyum
Kini kau percaya kan? Jika bahagia itu sederhana sekali...
Sedehana yang tidak sederhana...

Senja (lagi)

Senja, rinaimu tak berkunjung lagi kah? aku rindu... sedikit
Senja, ayo bertukar kisah lagi, aku sendirian
Ahh kunikmati semangkuk ramen level 2 sambil memandang jinggamu
Bibirku merah jadinya karena pedas
Lidahku masam karena meneguk lemon tea yang kupesan
Senja, dirimu baik baik kah disana?
Jinggamu berbeda, tak sama
Hatiku rasanya lebih pedas, dan perasaanku lebih masam
Bolehkah air mataku terjatuh karena semangkuk mie ramen level 2 ?
Orang tak akan tahu bukan? Karena aku hanya kepedasan
Keningku bolehkan aku kerutkan? karena rasa masam dari lemon tea
Senja, anginmu hilir mudik disekitarku, dingin jadinya
Tak sedang aku memakai jaket, hanya cardigan tipis
Senja, aku malas sendirian, ayoo pulang bersama
Kau temani aku dan akupun juga
Sampai pintu gerbang saja, setelah itu kau boleh kembali
Akan ku antar dengan seulas senyuman yang kulepas karena rindu

Bandung, Kedai Ramen
27 April 2015, 16.35

Kedai Ramen

Hitam merah begitu menyolok diruangan ini, cukup luas
Masih banyak kursi yang kosong disini, sampai aku bebas sendiri dalam memilih
Ada satu yang kusuka ornamennya, sangkar burung yang dijadikan rumah bagi lampu, remang jadinya
Ada beberapa ornamen kayu yang unik juga
Mas mas berseragamkan hitam menghampiriku, memberiku secarik kertas untuk memesan
Soyu... dan lemon tea, turus satu
Aku suka makan dan jalan sendirian, damai dan bebas berbicara
Ini lantai dua aku bisa menikmati senja jadinya, cukup indah
senja ini  mendung, namun tak ada rinai yang turun
Paduan pedas gurih ramen dan manis asam membuat lidahku merasa
Kenyanglah sudah, kutulis ini dan itu sampai kakiku melangkah pulang
Lalu menghampiri sahabat karibku "fey" si motor putih yang setia

Bandung, Kedai Ramen
16.45

Sabtu, 25 April 2015

2 yang tak bisa kulupa

Kau tulis kata ini "Makasih banyak" pada kertas ujianmu, lalu melepar seulas senyum yang sampai kini aku masih mengingatnya. Kurasa waktu mempertemukan kita dengan caranya, bukan hanya waktu, situasi juga mempertemukanmu denganku pada akhirnya. Jika hanya bukan karena soal itu, soal yang tak bisa kau ingat jawabannya, mungkinkah akan berbeda? karena sejak saat itu kita mulai bertukar sapa. Tak banyak waktu dimana kita beriringan, tapi ingatkah saat aku mengajarkanmu cara untuk berjalan? lucu sekali... kadang aku masih tertawa kecil jika mengingatnya, seperti yang kulakukan saat ini. Hai teman... lama kau tak menyapaku, mungkin karena kita tak lagi satu alamat. Aku lupa berterima kasih, karena telah menjadi rivalku, herannya kau adalah rival yang selalu ingin ku bantu. Tak pernah bisa aku mengejarmu karena kau selalu berada didepanku, tapi kusenang pada akhirnya kita hanya berbeda satu level. Waktu sepertinya tak akan mempertemukan lagi kita, kau.. masihkan boleh ku anggap teman baikku? meski waktuku didalamnya tak ada lagi dirimu. Ahh sahabatmu pun, meski kini ada dalam alamat yang sama tetap saja sama sepertimu, waktu tak mempertemukan aku dan dia, hanya karena sebuah kesalahan yang aku lakukan pada sahabatmu, dia tak lagi sama. Kata kata manisnya tak pernah lagi kudengar, kata kata bujukannya apa lagi, dia berbeda... jauh sekali. Tapi aku senang, mungkin tak banyak kabar yang bisa kudengar, tapi kalian kini bahagia bukan? aku hanya tahu itu... cerita kalian memang sudah tak lagi menjadi ceritaku, kadang aku rindu dengan ocehan atau keluhan dari sahabatmu, kadang ku juga rindu kata bijak darimu. Satu kata yang sering kali kudengar atau kubaca dari kalian berdua "makasih" sampai bosan aku menjawabnya. Kalian 1000 langkah didepanku kini, sungguh aku iri, secepat apapun aku berlari tetap saja masih tak bisa kukejar, mungkin aku harus berlatih lagi agar bisa didepan kalian. Untuk kalian yang ingin ku sapa, bolehkah aku bilang jika aku rindu? entahlah berteman dengan kalian membuatku merasa hebat, kali ini biar aku yang mengucapkannya "Terima kasih banyak"... 

Caraku tak sama, kamupun

Getarlah ini, tak bisa kuredam
Saat mataku menangkap bayangmu
Dengarlah? berdetak tak seperti biasa
Begitu cepat hingga kulelah dan takut
Takut jika kau akan mendengarnya
Mungkin kita tak saling menatap
Bertukar sapa pun tidak
Tak apa ku tetap senang
Kau tahu, ada satu yang ingin kutanyakan
Jika waktu tak mempertemukan
Jika udara yang kita hirup tak lagi sama
Akankah di dunia yang berbeda kita dipertemukan?
Kau yang menjaga apa yang seharusnya kau juga, akupun
Mata yang saling tak bertatap bahkan jika tengah berbincang
Saling melempar senyum tanpa saling mengetahui
Ada sekat indah diantara kita
Akankah kau membuka sekat itu? suatu saat nanti?

Ini suratku, untukmu yang suka sekali menghilang

Kapankah waktu benar benar mempertemukan kita? yang ku tahu sejak taman kanak kanak, kita yang selalu bertemu namun tak saling sapa, karena kita belum bertukar nama, aku si kelas mawar dan kau si kelas melati, benarkah itu? aku lupa yang jelas kita tak ada di satu ruangan yang sama tapi ada diatap yang sama. Pertama kali menggunakan si putih merah kita dipertemukan waktu kembali, tapi tetap tak saling sapa sampai akhirnya kita saling berjabat tangan dan bertukar nama. Rumahmu tak jauh dariku, entah sejak kapan kita sering mengirama dalam langkah yang searah, dan akhirnya berpisah depan pintu rumahmu lalu aku akan melangkah seorang diri.
Intan... ini untukmu, seseorang yang selalu dikelilingi orang orang yang menyenangkan, kau yang memang menyenangkan tak sulit menarik orang orang disekitarmu untuk lebih mendekat padamu, akupun... Tahukah? semasa waktu putih merah aku sering kesal, karena jika kau sedang mengirama dengan orang lain, kebanyakan kau mengacuhkanku, kurasa... seringnya aku kehilangan sampai akhirnya ku rindu, Ahhh air mataku terjatuh, mungkin karena kini aku rindu. Aku yang tak menyenangkan dan tak tahu cara berteman membuatku hanya seolah memilikimu sebagai seorang teman terlebih untuk tahun pertamaku disekolah yang memang tak menyenangkan karena kebanyakan orang seperti.... entahlah hanya mengabaikanku, jikapun diperhatikan aku hanya dibuat mereka menangis. 
Hal yang bisa kulakukan saat kau tengah asik menjalin pertemanan barumu hanya menunggumu sampai kau kembali, karena ada pola yang mungkin hanya bisa aku rasakan, saat kau tak lagi dekat dengan teman dekat barumu, kita akan kembali menjadi kita, hanya aku dan kamu, sampai ada saat aku mulai kehilanganmu lagi dan akan seperti itu, pola yang memiliki keteraturan, tapi ada satu hal yang tak pernah berubah, kau adalah seseorang yang selalu melangkah disampingku dijalan pulang. 
Kita bertemu lagi di waktu putih biru, kau yang masih sama, terlalu menyenangkan... sampai aku kehilanganmu lagi, tapi aku selalu menunggu sampai kau kembali, aku menunggu dengan caraku, tak akan ku elak jika aku sering kesal karena kau hanya akan datang saat kau tak lagi dekat dengan sahabat barumu dan kau akan pergi lagi saat kau menemukan teman yang jauh lebih menyenangkan. Karena aku tahu kau adalah seseorang yang sangat akan peduli jika memang kau ingin melakukannya, kau akan membela dan melakukan apapun untuk orang yang kau sayangi, selalu ada waktu dimana aku bertanya, "pernahkah kau anggap aku sahabatmu?" untuk orang baru yang kau temui tak butuh waktu lama untuk kau mengatakan bahwa dia adalah sahabatmu, tapi jika itu aku? entahlah, ini yang kurasa. Ahh ini air mataku masih saja menetes... 
Ingatkah saat kita sering bertukar surat? aku sungguh menyukainya, karena hei.. aku mendapatkan dirimu kembali... Tapi ada disaat dimana kau lebih mempercayai orang lain dibanding diriku atas semua ceritamu, sungguh aku terluka, aku hanya bilang pada diriku "Tak apa, yang penting kau selalu tersenyum dengannya, tak apa... aku bisa menunggu lagi sampai dia datang sendiri". Sampai akhirnya kau bilang kau akan pindah, ke Ibu Kota... sebelum hari ulang tahunmu, takut aku tak bisa memberi akhirnya aku membeli sebuah boneka sebagi hadiah ulang tahunmu, boneka yang akan menemanimu, boneka yang ku harap saat kau menatapnya kau mengingatku, sungguh aku takut kau akan lupa... boneka itu masihkah kau menyimpannya?. 
Saat kau mulai menghilang, aku takut  kita tak akan bertukar kabar lagi, aku hanya ingin minta maaf atas sebuah pesan terakhir yang ku kirim untukmu, "apa hanya kesedihan yang kamu bagi sama aku? aku juga ingin kamu bagi kesenangan kamu" kurasa itu terakhir kita saling bertukar pesan karena akhirnya kau menghilang selama dua tahun, tanpa kabar, sesering apapun ku coba menghubungimu, nomormu tak pernah aktif. Sebuah pesan yang mungkin membuatmu tak lagi bertukar waktumu denganku, sungguh aku minta maaf... 
Lalu saat kau memintaku untuk menghubungimu kembali disebuah pesan FB, tahukah kamu aku sangat bahagia? akhirnya.. kau kembali... hanya saja kau banyak berubah, wajar bagiku karena waktu yang kau lalui tak mudah, maaf untuk waktu yang aku tak ada didalamnya bersamamu... Kuarasa itu pesan rinduku, kau ada di kota yang sama denganku kini tapi kita hanya berjumpa satu kali... saat hari ulang tahunmu tahun lalu... Mungkin waktu yang belum mempertemukan kita kembali... tak apa aku akan menunggu...

Bandung, 25 April 2015

Kebiasaan

Jika bertanya apa keahlianku? kurasa hanya ada satu, 'menunggu' sebuah keahlian tepatnya sebuah kebiasaan yang aku lakukan sejak usiaku masih bocah dan kurasa masih menjadi kebiasaan sampai kini. Kebanyakan orang membenci menunggu, sampai akhirnya mereka tak menghargai waktu bahkan tak menghargai orang yang memang sudah in time, ahh sekarang ini aku juga mulai lelah sepertinya, atau hanya sedang bosan untuk menunggu sampai aku melakukan hal yang paling ku benci dari orang lain, orang yang tak menghargai waktu sampai lebih baik datang terlambat, untuk hal apapun itu. Aku tak suka membuat orang lain menunggu, sungguh karena ada rasa tak enak didalamnya, tapi.. orang orang suka sekali membuatku menunggu sampai aku balas dendam jadinya. Tapi diluar semua itu, menunggu terkadang menyenangkan, banyak hal yang bisa dilakukan, bahkan banyak ide yang bisa kupikirkan, karena tak tanggung mereka akan membuatku menunggu cukup lama sampai aku bingung tak tahu harus melakukan apa. Tapi... ada satu hal yang aku tak suka, jika hanya menunggu untuk sebuah kegiatan tak masalah bagiku, tapi menunggu untuk hal lain ahhh aku benar benar membencinya. 


Hambar

Hai hambar, tahukah? kadang aku membencimu, saking kau membuatku kehilangan indraku, aku tahu Tuhan mengirimu karena aku sempat meminta, karena lelah dalam merasa, tapi kau tahu? dirimu membuatku bisa melangkah, meski tak bisa kunikmati seperti dulu tapi rasanya lebih ringan, hambar...? kau kah jawaban yang tepat? atau kau hanya seperti sebuah pertanda jika tak bisa merasa bukanlah hal yang menyenangkan. Aku tahu, karena kadang aku rindu, tapi tahukah? kadang aku mulai merasa, meski bukan untukku, aku mulai bisa merasa untuk setiap cerita yang disuguhkan orang lain padaku, tapi saat mereka bertanya, kelut lah sudah, aku yang memang suka diam kadang tak menjawab seringnya hanya membisu berkata dalam ekpresi yang muncul diwajahku. Meskipun aku tahu, kadang mereka mulai bosan bercerita, saking diamnya aku. Tapi bukankah itu diriku? tak peduli jika orang tak menyukainya, aku mungkin diam dalam bahasaku, tapi tidak dengan aksaraku, dalam aksara aku banyak berbicara, terlalu banyak bahkan. Kadang orang juga kesal, kesal karena aksaraku, ahh tapi aku tak peduli, mereka tak perlu membacanya jika tak suka. Bahkan aku lebih suka berbincang dengan diriku sendiri, karena kau hambar, tak pernah muncul ditengah perbincangan, banyak hal yang bisa kurasa, tapi saat aku berbincang dalam waktu yang nyata, kau selalu saja muncul, membuatku seperti batu jadinya. 

Jumat, 24 April 2015

Merah Putih

2009 awal ku benar benar mengenalmu
2010 kau membuatku jatuh padamu
Kini kau buatku merindu dalam dalam
Masa dimana langkahku terhentak gagah
Mengirama dengan hentakan lainnya
Saat berseru dalam bangga mengantarkamu untuk terbentang
Sungguh aku rindu
Ingat saat kucium dirimu? air mataku terjatuh
Ingat saat tanganku mengasuh dirimu? aku berhati hati, sangat
Ingat saat jemari ini membuatmu naik? jantungku berdebar
Dan ingatkah? saat tangan kanan dan kiriku membentangkanmu?
Rasa itu sungguh ingin kuulangi
Kadang kulupa bagaimana rasanya? sampai ku buka kotak waktuku
Tak apa, kini meski hanya bisa menatapmu dalam jauh
Kerinduanku terobati, dan saat itu terjadi?
Kau buatku jatuh kembali
Berkibarlah dalam pesona dan kegagahanmu
Tunjukan pada pemilikmu kaulah identitasnya

Kopi

Banyaklah sudah yang bercerita tentangmu
Akupun penikmat, dulu sekali
Sehari saja tanpa menghirup aromamu, anehlah sudah
Gelas yang tetiba kosong, pasti ku isi kembali, denganmu
Candumu meracuniku dalam diam
Kuhentikan, tapi tak lama
Kusentuh lagi, dirimu, kuseruput dan kunikmati asap yang mengepul
Kini, ahh dirimu adalah pagi dan malamku
Seperti sahabatkah? sebab tak bisa lepas
Panas atau dingin aku suka, ditambah sentuhan lain apalagi
Berhenti buatku menatapmu bisakah?
Kulupa.... jam malamku tak berjalan tanpamu
Baiklah kuizinkan dirimu menghangatkan tubuhku saat malam
Membuat mataku terjaga sesekali justru terlelap
Harukah aku berterima kasih?
Pada Tuhan yang menciptakanmu
Pada alam yang membuatmu nyata
Pada manusia yang meracikmu dan mengantarkannya padaku
Baiklah.. terima kasih :)

Terjatuh

Kau buat dia jatuh, cukup dalam
Sampai aku tak bisalah raih lengannya
Pikirannya terfokus akanmu, angannyapun
Hipnotismu menghiptonis yang tak seharusnya
Hilanglah sudah
Sebab dia jatuh, ia pun tak tahu
Dia tak ingin naik jika tak bersamamu
Dia tak mendengarku tapi mendengarmu
Dirimu, ia dirimu yang tengah ditatapnya
Tak bisa lihatkah?
Setidaknya bantu dia naik, tapi kau acuh
Tapi acuhmu mencurigakan
Mungkinkah kau sengaja? buat dia jatuh
Diammu berbicara, kau ukir dalam acuhmu
Hei! sadarlah, bantu dia sadar lagi
Kau buatku pusing jadinya
Kenapa? kau hanya akan tetap diam?
Gagahlah, seperti seharusnya, sebab dia menunggu

Kamis, 23 April 2015

Gantung

Untuk mataku yang (sedang) tak mampu  melihat
Bukalah lebar lebar dan amati, setiap jalannya, setiap sudutnya
Untuk telingaku yang (sedang) tak mampu mendengar
Pasanglah dengan benar, setiap nada, detail
Untuk kakiku yang (sedang) tak mampu melangkah
Tidakkah terasa pegal ketika hanya berdiam diri?
Pilihlah, satu saja jalan yang kau suka, dan lewati
Dengarlah, cukup satu melodi yang membuat keyakinanmu utuh, dan ikuti
Melangkahlah, kemanapun kau suka jangan ikuti angin, lalu telusuri
Mereka yang entah apa, tak akan lama menunggumu
Sapalah mereka sebelum mereka lelah menunggu lalu pergi
Bergembiralah, untuk dirimu, bukan orang lain
Tersenyumlah, karena langkahmu, bukan orang lain
Nikmatilah... ini hidupmu, bukan orang lain



Selasa, 21 April 2015

Aurora Imaji

Entah, melodi yang sama selalu berputar riang melangkah bersamaku
Kau bilang, tanpaku melodimu tak sempurna
Ku bilang, melodimu lebih sempurna saat kita mengirama
Yang ku tahu ku hanya perlu mendengarnya
Yang kau tahu kau hanya perlu memutarnya
Kita tak sama, sulit mengirama
Sempurnaku saat memintal setiap nada yang kau mainkan
Sempurnamu saat melodi itu tercipta
Kita berbeda, sulit berpijak ditempat yang sama
Anganku saat bintang menyampaikan pesan rindu yang ku buat
Anganmu saat semilir angin menyampaikan alunan melodi untukku
Ruang imaji yang tak pernah menyatu
Tak ada antara, tak ada perantara
Hanya menikmati langkah yang terus mengalun
Mengirama dalan sunyi dan menatap dalam
Ku suka, kau suka, jalanmu, jalanku
Akankah waktu memutuskan?

Minggu, 19 April 2015

Mimpi #2

Jika ku tanya, kau percaya pada mimpi? terutama untuk mimpi yang kau bangun dengan anganmu sendiri? dan jika ku tanya, seberapa dekat dirimu dengan mimpi yang sedang kau coba hampiri saat ini? Adakah saat dirimu merasa lelah saat kau dibuat lari oleh mimpimu? Seberapa kencang kau berlari? Berapa banyak langkah yang telah kau ambil? Mimpimu itu... pantaskah untuk kau raih?
Entahlah ada saat dimana aku hanya ingin menyerah atas setiap mimpi yang telah kuukir dalam asa, ada saat dimana rasanya ingin saja menghentikan langkah lalu berubah haluan untuk mimpiku yang lain, ada saat dimana langkah ini terhenti dengan sendirinya, ada saat dimana hanya saja ada waktu yang ingin kulewati.
Seberapa kuat dirimu untuk tetap bertahan, dan seberapa lemah dirimu hingga kau hanya ingin menyerah? Akankah ada keajaiban disaat kaki kakimu sulit untuk melangkah, akankah ada jalan yang tersembunyi saat disekelilingmu hanya ada tembok tembok besar? akankah ada sebuah cahaya yang akan menuntunmu saat semuanya hanya gelap, saat kau tak bisa melihat apapun sehingga kau akan kalut dalam menentukan langkahmu selanjutnya. 
Untuk mimpimu yang masih belum dapat kau lihat, kau masih mempercayainya? Membayangkan saat kau benar benar meraihnya pastilah menakjubkan, jika menyerah bahkan sebelum melangkah, maka aku benar benar pecundang bukan? tapi... untuk beberapa alasan bisakah aku hanya berhenti mengejar mimpi yang tak ingin kuraih, bisakah aku berhenti melangkah untuk mimpi yang orang lain ukir untukku, bisakah aku hanya melangkah pada jalan yang ingin kutempuh? bukan jalan yang orang lain aturkan untukku... bisakah aku melakukannya? bisakah aku hanya bertindak dengan egoku? kurasa tidak, aku hanya perlu terus berjalan meski setapak demi setapak meski harus dihadapkan pada tembok tembok tinggi, meski harus terjatuh dan terluka saat tersandung kerikil, meski ku tahu masih ada batu batu besar yang harus kulalui, entah seberapa banyak rintangannya, apapun yang akan membuatku menghentikan langkahku, aku masih percaya... Mimpi itu meski mimpi yang orang lain ukirkan untukku, aku masih akan meraihnya... masih belum dan tidak akan meyerah sampai waktu benar benar menghentikanku, bahkan jika bumi tak mengijinkanku maka aku hanya perlu terus menatap jauh, bahkan jika kedua kakiku tak sanggup lagi melangkah akan kugunakan tubuhku yang lain untuk tetap berjalan, meski langkahku tunggal, meski langkahku terseok, meski.... 
Kini keraguan itu muncul lagi... bisakah dan akankah waktu memberiku kesempatan? Untukmu mimpi mimpi yang harus kuraih bisakah kau menunggu sampai aku tiba disana menjemputmu hingga akhirnya kita berjalan saling beriringan?

Kenang Mengenang

Sang pujangga tak lagi bermain dalam syair
Tersuguhkan lirik dalam genang genang air
Asiklah dia tengah memancing dalam damai
Menemani sang rinai yang tengah melambai
Bergemericik membahasahi hati berselimut gundah
Menengadah jauh menatap sebuah lukis wajah
Berseru dalam keheningan berbalut manja
Menjajahi jalan setapak dalam raut remaja
Muda jiwanya, tak lagi raganya
Gagah pandangannya, mantap dalam langkahnya
Bingkai itu masihlah terpajang panjang
Mengukir diorama dalam dinding berpasang


Lagi, untukmu "pengagum bangsa"

Lagi, ini kutulis untukmu sosok yang entah tak bisa kubayangkan kesibukanmu disana. Hari ini aku mulai mengenalmu lewat beberapa tulisan yang kau buat dan lewat segudang pertanyaan yang diajukan padamu. Caramu menjawab semua pertanyaan itu... bolehkah jika kubilang sungguh aku menyukainya, caramu merespon, caramu menjawab lewat tulisanmu, terkadang kau menjawabnya dengan sebuah gambar benar benar membuaku terkagum. Bolehkah jika kini kubilang kekagumanku padamu semakin bertambah? Selalu menjadi inspirasi untukku. Terima kasih. 
Aku juga membaca tulisan lamamu bertahun tahun silam, sungguh tak ku menyangkanya, gaya bahasamu, emm.. membuatku tersenyum sesekali tertawa, lucu sekali, kau menceritakan bagaimana dirimu, kehidupanmu dengan begitu polos namun tetap memiliki sesuatu yang tak bisa kujelaskan. Tak ku menyangkanya caramu melihat kehidupanmu yang dulu dari sisi yang tak bisa kutebak, tapi dirimu tetaplah dirimu, tak palsu apa adanya "kurasa". 
Ada beberapa pertanyaan yang kubaca mengenai seseorang yang mengungkapkan kekagumannya padamu, bahkan terlihat *terbaca* seperti mengakui perasaannya padamu, dan caramu menjawab pertanyaan pertanyaan itu... sungguh aku suka, sangat suka terlepas dari apapun jawabannya selalu manis, seperti sebuah blog yang pernah kamu buat dengan kutipan seperti ini, "perkataan manis seorang ....." tak bisa kuteruskan titik titik disana karena itulah namanu. 
Untukmu yang selalu memandang dunia dari sudut yang berbeda kadang mempengaruhiku juga, terima kasih lagi karena itu kearah yang menurutku lebih baik, kau punya cara dalam bersikap, cara dalam bertutur kata sungguh khas dan ahh tak bisa kujelaskan...
Bung Karno adalah sosok yang selalu kau kagumi, meski tak hanya beliu, kulihat sebuah potret yang kau simpan, sepertinya kau adalah reinkarnasi beliau :)
Untuk kekagumanku yang terus bertambah semoga kau tak keberatan, aku bukan mereka yang bisa berbincang padamu secara langsung, karena tak pernah ada "pertemuan" antara aku, dan dirimu, kita tak saling sapa tapi bolehkah jika kubilang.. kita cukup sering berpapasan "dulu" beberapa tahun silam. 
Menyenangkan bisa sedikit tahu mengenai dirimu, dirimu yang hanya satu, dirimu yang berbeda sungguh membuatku terus tersenyum, dan terima kasih untuk itu. Kesibukanmu ditengah segudang prestasi yang pernah kau raih aku juga terkagum karena itu. Jagalah kesehatanmu jangan suka keluar tengah malam untuk mencari makan lagi yaa... jagalah kesehatanmu dalam sibukmu, jangan sampai sakit... Teruntuk dirimu yang masih kuingat caramu tersenyum...

Sabtu, 18 April 2015

Ini suratku, untuk SSCB

Terima kasih, kata pertama yang akan kuucapkan, bisa melingkar, saling sapa, saling bertukar kisah, saling berbagi bisa dibilang adalah anugerah terindah yang Tuhan berikan :) .Tak banyak memang yang bisa kuulurkan terutama pada adik adik disana, sungguh tak sebanding dengan apa yang aku dapatkan disana. Memang tak selalu bisa kuluangkan waktuku pada mereka secara rutin, rasanya selalu ingin melingkar dengan para volunteer yang luar biasa, saling melepar senyuman bahkan terkadang tawa. Rindu yang selalu memuncak setiap minggunya terobati saat melihat senyuman dari malaikat malaikat kecil disana, apalagi jika mereka tengah mengoceh, maksudku saat mereka bercerita dengan riangnya, banyak ekspresi yang sudah kusimpan dalam kotak waktuku disana, bagaimana mereka tersenyum, tertawa, saat mereka bercanda, menangis, kesal bahkan ketika mengeluh. Sebuah komunitas yang kurasa tak hanya sekedar komunitas biasa, didalamnya terdapat jiwa jiwa muda yang memiliki kepedulian, berjuang atas nama pendidikan bagi adik adik disana, mengajarkan kebaikan, dan ilmu yang luar biasa, memiliki uluran tangan yang hangat dan lembut berselimutkan ketulusan bagi adik adik. Bukan pengalaman yang kucari disana, itu hanya seperti bonus yang kudapatkan saat kakiku berpijak disana entah itu di taman buah batu ataupun dago. Rasanya ingin melihat bagaimana mereka tumbuh, bagaimana mereka bermimpi hingga akhirnya aku akan melepasnya pada waktu yang indah. 
Kak... teruslah ada disamping mereka yaa, jangan bosan apalagi lelah, kurasa kemungkinannya sangat kecil merasakan hal demikian karena apa yang aku rasakan selalu menjadi awal yang indah, tak pernah menjadi akhir, semoga... 
Hai adik adik manis, teruslah pintal mimpi mimpimu menjadi sayap sayap yang indah yang akan membawamu terbang tinggi, jangan bosan untuk belajar yaa, rajutlah ilmu menjadi sebuah pakaian, topi, syal dan hal lainnya yang  akan membuat tubuh kalian hangat, teruslah melangkah diatas pengetahuan dan menjadi sang pemimpi yang akhirnya menjadi pemimpin untuk bangsa besar ini.

Mari kuperlihatkan sedikit dari waktu yang kusinggahi bersama mereka :) Jika harus kutuangkan seluruhnya kalian akan terkejut nantinya... 







Bandung, 18 April 2015

Tersinggahi

Entah hanya saja ini jemariku mengetik sebuah nama pada sebuah pencarian
Kutemukan hal terkait dengan nama itu
Kutemukan seseorang yang hanya kutahu namanya 
Tepat disisimu
Kau tersenyum, juga dirinya
Rinduku menjadi kelabu
Hujanlah sudah
Rinai yang tak kusangka  turun perlahan
Kukira sudah kulupa, tersembunyi dan kemudian hilang
Ternyata masih ada, rasa yang kulupa
Tuhan... sakitlah ini entah mengapa
Hanya... kukira sudah hilang namun ternyata masihlah berbekas
Untukmu bahagialah, kusuka caramu tersenyum dengannya
Terkadang masih kusebut namamu dalam doa, untuk bahagiamu

Bisikan

Bisikan itu lagi, masuk lagi dalam telingaku
Aku sungguh tak menyukainya
Lagi, bisikan itu bergemuruh dalam senyap
Membuatku tak mendengar
Sungguh tak bisakah berhenti?
Aku tak ingin mendengarnya
Bisikan itu... melukaiku

Putih Abu

Putih abu, entahlah sebuah masa dimana kini aku ingin kembali, merasakan kembali lantai kelas yang dulu kupijak setiap harinya, mengenakan kemeja putih dengan atribut khusus dan rok rampel berwarna abu. Tak banyak kenangan yang bisa kusimpan tapi mari kuuraikan pada titik dimana Tuhan mengabulkan permohonanku. Satu yang kuingat saat itu "pura-pura kesal" atas formasi kelas yang telah diaturkan dari sekolah, ada beberapa nama yang ku kenal dan ada satu nama yang saat aku mengetahuinya sungguh entah harus berkomentar apa selain dengan melukiskan sebuah senyuman di pikiranku tapi tidak dengan wajahku, aah aku memiliki alasanku sendiri, berpura-puralah aku kesal dan ingin pindah kelas tapi... sekali lagi aku memiliki alasan. Entahlah itu adalah sebuah doa yang Tuhan kabulkan dengan cepat. Kupikir aku hanya akan melihatnya tapi lebih dari itu aku bisa banyak berbincang dengannya... Tak mudah menyembunyikan apa yang ingin kusembunyikan karena pada akhirnya dia menemukannya meski dia menyimpan untuk dirinya sendiri. *SKIP* bukan itu yang ingin ku bicarakan disini. Entah sudah berapa banyak orang yang mengatakan ini "Putih Abu adalah masa paling menyenangkan" yaa aku juga sependapat. Aku mulai menikmati masa putih abuku saat tahun ke-2 dan ke-3 banyak hal yang terjadi dan banyak hal yang ku lalui, mulai dari pengalaman yang selalu baru untukku saat menjalani organisasi yang telah kupilih sejak tahun pertama, persaingan akademik yang aku alami sejak tahun ke-2, dan hal hal lainnya yang selalu menjadi hal baru untukku. Ada dua hal yang paling kuingat dan selalu kubuka dalam kotak waktu yang kumiliki, saat member kelasku sebutlah IPA3 melingkar dalam lantai kelas saling bertukar kisah, sampailah ada yang beradu mulut, kesal, salah paham, tertawa hingga menangis, aahh saat itu memang sedang ada beberapa masalah yang kami alami hingga kami "dipaksa" duduk dalam sebuah lingkaran sederhana dan untuk pertama kalinya melaksanakan sholat maghrib berjamaah. Banyak yang tak bisa kuungkap saat itu dalam lingkaran itu, hanya tak ingin melukai maka biarlah kusimpan dalam kotak waktuku yang tak terjamah. Dan hal lainnya adalah mengenai perasaan beberapa orang yang saling terpaut namun tidak satu sama lain dan aku berada ditengahnya, saat itu sering kali merasa bimbang dan kesal seolah aku adalah tembok tapi jika ku mengingatnya sekarang rasanya sungguh menggelikan, lucu sekali. Putih Abu juga awal bagiku untuk memiliki "sahabat" setidaknya mereka menganggapku sahabat, tapi... ada satu orang yang bisa kuanggap sebagai sahabat, seseorang dimana pertama kalinya aku bisa ungkap ceritaku tanpa ragu, bertukar kisah dengan nyaman dalam kepercayaan, yang terselimuti rasa saling mengerti, sayang kini aku kehilangannya karena sebuah kesalahan yang kulakukan. Tak apa kini sudah terbisa. Kini aku merindukannya, masa Putih Abuku, merindukan duduk dilantai kelas saat selesai berolah raga dan mengurai canda, atau duduk dilorong kelas sambil menonton sebuah drama jenaka yang disuguhkan teman temanku, atau menunggu guru atau jam masuk pelajaran dengan melantunkan beberapa lagu dari mulai lagu POP sampai lagu yang mengundang gelak tawa dengan iringan satu atau dua buah gitar yang dimainkan oleh teman. Rindu bagaimana aku merasa kesal, marah, senang, bahagia, bahkan sedih saat masa itu masih menjadi waktu yang masih kusinggahi. Banyak yang kurindukan, banyak yang ingin kuingat kembali... disinilah aku kembali membuka kotak waktu yang selalu kusimpan rapi.

Jumat, 17 April 2015

Kamu

Ini mataku hanya ada dua, selalu terpaku pada bintangmu
Ini telingaku, kiri dan kanan, yang  hanya mendengar melodimu
Ini bibirku, yang selalu asik berbincang dengan bayanganmu
Kamu.. hey ia dirimu yang tengah terduduk dibangku hijau
Bisakah kau menoleh barang sebentar saja
Ini kakiku, rasanya ingin melangkah lebih dekat kerumahmu
Ini tanganku, yang keduanya saling terpaut gugup saat melihat halamanmu
Itukah dirimu? yang tengah memainkan harmoni itu lagi?
Ini waktuku, yang kuinginkan berhenti saat mendengarnya
Ruang yang kuharap hanya ada kamu, aku dan melodimu
Kamu, iyaa... kamu yang kini berwajah kusut
Bisakah kuhampiri dan kutanya, "Ada apa?"
Bisakah aku menjadi kertas yang siap kau bubuhi dengan tintamu?
Seperti dulu, saat ada kita bukan hanya aku, kamu
Seperti dulu dimana waktumu juga waktuku dan kisahmu juga kisahku
Ini untukmu yang bahkan ku tak tahu kabarnya, ini rinduku

Nasihatku untukku sendiri

Seberapa besar menatap suatu kebaikan? Lebih besarkah menatap kebaikan orang lain atau justru lebih tertarik menatap kebaikan yang dilakukan oleh diri sendiri? Benarkah yang dilakukan adalah suatu kebaikan? atau hanya sebuah topeng yang tanpa sengaja terbentuk dengan sendirinya? Melihat diri dalam pandangan yang negatif jelaslah bukan hal benar, tapi terlalu menatap diri pada banyak kebaikan juga terkadang tak begitu baik jika pada akhirnya merasa diri sendirilah yang paling benar dan yang paling baik, hingga mencapai titik dimana niat berubah haluan dan akan menjadi sesuatu yang salah jika perubahannya bukan mengarah pada hal yang lebih baik. Menaikan kepala? atau menundukan kepala? Jika terus menaikan kepala mungkin akan ada disaat kita kan tersandung kemudian jatuh, tapi jika terus menundukan kepala akan ada titik dimana kita akan menabrak sesuatu karena tak melihatnya dengan benar hingga akhirnya akan terjatuh juga. Setiap orang akan senang menatap jauh kedalam dirinya, tapi yang ditemukan pastilah berbeda.. tidak aku meralatnya bukan "senang" tapi pasti akan ada titik dimana seseorang menatap jauh kedalam pribadinya sendiri, tapi apa yang selanjutnya akan dilakukan ketika saat menatap diri hanyalah kebaikan yang ditemukan atau justru sesuatu yang salah? sikap seperti apa yang harus diambil ? Terkadang berkata "No matter what they say, by the way this is my life". Sebarapa acuhpun tapi tak bisa dielakan akan ada perkataan orang yang kita dengar apakah itu hal baik ataupun hal buruk pada akhirnya keduanya akan didengarkan hanya akan mendapatkan respon yang berbeda. Benar akan kuhentikan saja semuanya, terlepas dari kebaikan ataukah sesuatu yang "kurang" baik yang akan kulakukan pilihannya tetap ada ditanganku, hanya perlu memandang beberapa langkah kedepan untuk menebak apa yang akan kuhadapi saat melakukan apa yang telah atau akan kuputuskan. Sebab inilah tanganku, pikiranku, kakiku sebab inilah aku. Tak apa jika ada yang berkata "apa yang kamu lakukan?" / " kamu serius akan melakukannya?" /"yang kamu lakukan adalah..." dan bla bla bla...  terimalah semuanya dan hanya perlu melakukan apa yang ingin dilakukan setelah matang matang dipikirkan atas baik buruknya, karena pada akhirnya semua akan kembali pada diri sendiri, ibarat pribahasa yang mengatakan "Apa yang kau tanam, maka itu pula yang akan kau tuai"

Tak bisakah terus mengirama?

"sahabat?" ujarku riang pada sosok yang kini berhadapan denganku dengan senyumannya yang selalu hangat dan ceria, "mmm.." ujarnya ringan dan akhirnya kita kembali melangkah bersama, mengirama... hal yang selalu aku inginkan sejak lama, bagaimana rasanya berjalan dengan ada seseorang disampingmu, melangkah bersama dalam satu irama. Kadang dalam diam aku menatap indah kearahnya, sosok yang kini kuanggap sebagai sahabat "ku coba, akan kucoba untuk tak kehilangan lagi, akan ku jaga persahabatan yang baru terjalin ini" ujarku untuk diriku sendiri. Aku suka bertukar kisah, untuk pertama kalinya sejak... entahlah, waktu yang lama, kini ada seseorang yang ingin berbagi kisah denganku, celotehannya yang selalu ceria, penuh ekpresi, aku tahu memang tak hanya aku, ada sosok lainnya dimana ia juga bertukar kisah tak hanya denganku, tak apa aku bahagia artinya sosok yang selalu membuatku nyaman dan riang itu memiliki banyak orang yang sayang disekelilingnya. Kadang aku merasa cemburu tapi ku tahu aku tak bisa memaksakan diriku untuk hanya menjadi satu satunya. Waktu terus berlalu kini berbeda, ceritanya tak jadi milikku, waktunya tak lagi denganku, ada jarak yang tak dapat kuukur diantara aku dan dia, masihlah ku anggap sahabat, bagaimanapun aku tetap ingin menjaganya. Tapi entah apa yang salah denganku, lagi pada akhirnya persahabatanku itu hanya sebuah kesemuan, ya dia pernah bilang jika dia tak pernah anggap aku sahabat tapi saat itu kuanggap sebagai gurauan karena nyatanya saat itu aku adalah kertas yang siap menjadi alas untuk setiap cerita yang ingin dia torehkan padaku. Aku yang tak banyak bertukar kisah karena memang tak ada yang mesti ku bagi, menyenangkan mendengarnya selalu riang bercerita apa saja padaku. Kini? tak lagi... sudah ku bilang kini berbeda aku yang "seperti ini" perlahan membuatnya tak nyaman lagi hingga akhirnya dia hanya bayangan yang tak akan melangkah lagi disampingku, mungkin tak akan kudengar lagi derap langkahnya. Tuhan.. salahku lagikah? lagi aku kehilangan yang mungkin tak sempat kumiliki sebenarnya. Ada kata dimana ia menyebutkan "teman" dan itu menggangguku, jikalah hanya sebatas itu, kurasa tak mengapa mungkin belum saatnya untuk memiliki seorang sahabat, tapi saat menyadari jika bahkan selama ini tak dianggapnya sebuah pertemanan... apalah yang kurasa selain terluka?. Ini kali ketiga, dan kurasa semuanya adalah salahku sampai mereka memutuskan pergi, tak sampai meninggalkanku memang, aku masih bisa melihatnya tapi ada lingkaran yang tak dapat kumasuk kedalamnya. Tuhan... baiklah tak apa, hanya kini biarkan ku jatuhkan air mataku (lagi)

Kamis, 16 April 2015

Pesan Cinta Hasta #10

Kotak waktuku tak sempat memberitahumu
Apa yang tersimpan dari yang tersembunyi
Kukira tak sampai pesanku padamu
Tapi kau tahu
Jika saja ku tahu
Udara yang kuhirup
Angin yang hilir mudik disekitarku
Bayangan yang mengirama bersamaku
Jika saja ku tahu
Bintang yang kutunjuk
Bintang yang selalu kutitipkan rindu
Langit malam yang kutatap
Jika saja ku tahu, jika itu dirimu
Pena yang terus menulis pesan
Tinta yang melukis rinduku
Bingkai yang kuukir dalam asa
Jika saja ku tahu
Kau tahu
Kau selalu menjadi penaku, dan ini adalah tinta terakhirku
Untuk waktu yang kusimpan untuk menunggu
Kekosongan itu...
Berakhir...
Tetaplah mengirama bersamaku, meski tak dapat kulihat
Tetaplah menjadi udara yang kuhirup
Tak perlu lagi kutulis pesan rinduku untukmu
Tak perlu lagi kuurai kotak waktuku padamu
Mari jelajahi bersama, tetaplah menjadi bayangan yang dapat kulihat
Kau... selalu menatapku kan?
Kau... selalu ada untukku kan?
Disini.. bersamaku... tetaplah disampingku
Untukmu yang tak lagi dapat kulihat
Tak apa... ku tahu kau disini...

Konsep dasar Dianostik Kesulitan Belajar


Belajar merupkan aktivias yang tidak akan lepas dari seorang peserta didik, baik dilakukan disekolah maupun diluar sekolah seperti dirumah, ditaman, maupun ditempat bimbingan belajar. Prestasi belajar merupakan buah dari kerja keras yang dapat diraih oleh setiap peserta didik yang meluangkan waktunya untuk belajar lebih banyak. Namun kemampuan belajar dari setiap peserta didik berbeda satu sama lain. Ada peserta didik yang dapat dengan mudah menerima setiap materi pelajaran namun ada pula yang memiliki hambatan. Pada tingkat tertentu akan ada titik dimana peserta didik mengalami hambatan atau kesulitan dalam memahami materi pelajaran yang diberikan oleh pendidik di sekolah.
Kesulitan kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik harus dapat diidentifikasi sehingga akan diperoleh langkah tepat dalam mengatasinya. Kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik dapat diidentifikasi dengan cara melakukan diagnostik belajar siswa.
Diagnostik merupakan terminology yang diadopsi dari bidang medis. Menurut Thorndake dan Hagen pengertian diagnostik yaitu :
1.      Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weaknees, disease) apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala-gejalanya (symptons).
2.       Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial;
3.       Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang seksama atas gejala-gejala atau fakta tentang suatu hal.
Sedangkan belajar menurut Slameto Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Setelah mengetahui definisi dari belajar, maka selanjutnya yang harus dipahami adalah pengertian dari kesulitan belajar. Menurut Syaiful Bahri Djamarah, kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana siswa tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar.
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, kesulitan belajar adalah suatu keadaan dimana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya.
Dengan mengaitkan kedua pengertian dasar di atas, kita dapat mendefenisikan diagnosis kesulitan belajar sebagai suatu proses upaya untuk memahami jenis dan karakteristik serta latar belakang kesulitankesulitan belajar dengan menghimpun dan mempergunakan berbagai data/informasi selengkap dan seobjektif mungkin sehingga memungkinkan untuk mengambil kesimpulan dan keputusan serta mencari alternatif kemungkinan pemecahannya.
Adapun factor factor penyebab kesulitan belajar bagi peserta didik yaitu factor internal dan eksternal. Pada umumnya penyebab utama dari kesulitan belajar peserta didik adalah factor internal salah satunya adalah kemungkinan adanya  disfungsi neurologis: sedangkan penyebab utama problematika belajar (learning problems) adalah factor eksternal, yaitu antara lain tanpa strategi pembelajaran yang keliru, pengolahan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak, dan pemberian ulangan penguatan (reinforcement) yang tidak tepat.
1.      Faktor Internal
Faktor internal merupakan factor yang timbul dalam diri peserta didik itu sendiri baik secara fisik maupun mental, contohnya adalah kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat dan lain sebagainya. Aspek aspek tersebut memiliki pengaruh besar terhadap hasil belajar peserta didik.
2.      Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan factor yang muncul dari luar diri peserta didik yang berasal dari lingkungannya. Faktor eksternal ini dikelompokan dalam 3 faktor diantaranya factor keluarga, factor sekolah dan factor masyarakat.

a. Faktor Keluarga
Faktor keluarga merupakan lingkungan pendidikan primer dan memiliki sifat fundamental, lingkungan utama dimana peserta didik tumbuh.
Adapun factor lingkungan keluarga ini diantaranya
-          Cara orang tua mendidik
-          Relasi antar onggota keluarga
-          Suasana rumah
-          Keadaan ekonomi keluarga
-          Pengertian orang tua
-          Latar belakang kebudayaan

b. Faktor Sekolah
Lingkungan sekolah merupakan lingkungan kedua setelah lingkungan keluarga. Di lingkungan sekolahlah peserta didik biasanya banyak melakukan proses pembelajaran. Faktor factor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik yaitu :
-          Metode mengajar
-          Kurikulum
-          Relasi guru dengan siswa
-          Relasi siswa dengan siswa
-          Disiplin sekolah
-          Media pendidikan
-          Waktu sekolah
-          Standar pelajaran diatas ukuran
-          Keadaan gedung
-          Metode belajar
-          Tugas rumah

c. Faktor Mayarakat
Jika keluarga mengambil peran sebagai komunitas masyarakat kecil, maka masyarakat sendiri merupakan komunitas masyarakat dalam kehidupan sosial terbesar. Faktor factor dalam lingkungan masyarakat yang berpengaruh pada hasil belajar dari peserta didik diantaranya :
-          Kegiatan peserta didik dalam masyarakat
-          Mass media
-          Teman bermain
-          Bentuk kehidupan masyarakat

Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar merupakan siswa yang sulit untuk dapat belajar secara wajar, karena factor factor yang telah dipaparkan diatas, berdasarkan factor factor tersebut maka dapat diketahui gejala gejala yang dapat diamati oleh pendidik maupun orang tua peserta didik, diantaranya :
1.      Menujukkkan prestasi belajar rendah, di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompok siswa dikelas.
2.      Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan . padahal anak didik sudah berusaha belajar dengan keras, tetapi nilainya selalu rendah.
3.      Siswa Lambat dalam mengerjakan tugas-tugas belajar. Ia selalu tertinggal dengan kawan-kawannya dalam segala hal. Misalnya mengerjakan soal dalam waktu lama baru selesai.
4.      Anak didik menunjukkan sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, berpura-pura, berdusta, mudah tersinggung dan sebagainya.
5.      Anak didik menunjukkan tingkah laku yang tidak seperti biasanya ditunjukkan kepada orang lain. Dalam hal ini misalnya anak didik menjadi pemurung, pemarah, selalu bingung, selalu sedih, kurang gembira, atau mengasingkan diri dari kawan-kawannya.
6.      Anak didik yang Tergolong mempunyai IQ tinggi, yang secara potensial mereka seharusnya meraih prestasi belajar yang tinggi, tetapi kenyataannya mereka mendapatkan prestasi yang rendah.
7.      Anak didik yang selalu menunjukkan prestasi belajar yang tinggi untuk sebagian besar mata pelajaran. Tetapi di lain waktu prestasi belajarnya menurun drastis.

Ciri-ciri kesulitan belajar sebagai berikut:
a. Siswa dikatakan mengalami kesulitan belajar apabila dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran yang tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan (level of mastery) minimal dalam pelajaran tertentu, seperti yang telah ditetapkan oleh guru (criterium
referenced). Dalam konteks sistem pendidikan di Indonesia angka nilai batas (passing grade, grade-standard -basis) ini adalah angka 6 atau 60 atau C (60% dari tingkat ukuran yang diharapkan atau ideal).
b. Siswa dikatakan mengalami kesulitan belajar apabila yang bersangkutan tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya (berdasarkan tingkat kemampuannya: intelegensi, bakat). Ia diramalkan akan (predicted) akan dapat mengerjakannya atau mencapai suatu prestasi, namun ternyata tidak sesuai dengan kemampuannya.
c. Siswa dikatakan mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkutan tidak dapat mewujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk penyesuaian sosial sesuai dengan pola organismiknya (his organismic pattern) pada masa perkembangan tertentu, seperti yang berlaku bagi kelompok sosial dan usia yang bersangkutan (norm-referenced).
d. Siswa dikatakan mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan (level of mastery) yang diperlukan sebagai prasyarat (prerequisite) bagi kelanjutan (continuity) pada tingkat pelajaran berikutnya.
            Pemecahan masalah dari kesulitasn belajar peserta didik dapat dilakukan dengan cara diagnosis. Adapun langkah langkah dalam melakukan diagnostic kesulitan belajar peserta didika diantaranya
1.      Prosedur Diagnosis
Prosedur diagnostik banyak sekali model dan caranya, diantaranya yaitu prosedur Weener dan Senf yang dikutip oleh Wardani dan dikutip lagi oleh Muhibbin Syah dalam bukunya
Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, sebagai berikut::
a. Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa ketika mengikuti pelajaran.
b. Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang diduga mengalami kesulitan belajar.
c. Mewawancarai orang tua atau wali siswa untuk mengetahui hal ihwal keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar.
d. Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk mengetahui hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa.
e. Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khususnya kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.
2. Treatment (perlakuan)
Perlakuan di sini maksudnya adalah bantuan kepada anak yang bersangkutan (yang mengalami kesulitan belajar) sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap prognosa tersebut. Bentuk treatmen yang mungkin dapat diberikan, adalah:
Melalui bimbingan belajar kelompok,
Melalui bimbingan belajar individual
Melalui pengajaran remedial dalam bidang studi tertentu,
Pemberian bimbingan pribadi untuk mengatasi masalahmasalah psikologis,
Melalui bimbingan orang tua, dan pengatasan kasus sampingan yang mungkin ada.

Sumber :
Anis Farhat. 2006. Diagnosis Kesulitan Belajar. [online]. Tersedia : http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1-2006-anisfarhat-985-BAB2_310-1.pdf. [14 April 2015]
Oemar Hamalik. 1990.  Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito
Slameto.2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Syaiful Bahri Djamarah. 200
2.  Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta