Senyap seperti biasanya... Ku ambil nafas panjang merasakan setiap udara yang kuhirup, lalu kehempaskan perlahan ahhh sungguh ku suka, aku bisa mencium aroma rerumputan yang sama setiap harinya, tapi satu yang kusuka disini hening tak banyak langkah yang kudengar sepi.. Kupakai earphone mendengar lantunan melodi dari seorang pianis ternama, Yiruma, sambil menikmati pemandangan yang disuguhkan padaku, tak banyak yang bisa kulihat selain bangku kosong taman, beberapa tanaman dengan bunga yang cantik mulai dari yang berwarna terang hingga samar, beberapa orang yang tengah asik berbincang sambil melempar senyuman atau bahkan candaan sesekali aku ikut tertawa kecil melihatnya. Kupejamkan mataku merasakan angin yang hilir mudik disekitar tubuhku. Merasakan setiap alunan melodi yang mengalun lembut mengirama dengan angin yang menenamiku saat ini. Kesepian? aku suka saat aku sendiri, yaa aku bisa melakukan apapun dan menjadi apapun, aku bebas membuka kotak waktu yang ingin aku singgahi kembali sesekali tersenyum saat singgah pada momen yang paling kurindukan. Sendirian menjadikanku bebas, kadang jika sedang bersama orang lain, mmm entahlah aku hanya menjadi orang yang berbeda, karena aku tahu mereka tak akan menerima diriku yang "seperti ini". "Hei! sendirian aja" terdengar seseorang yang membuatku membuka mataku dan melepas earphone yang ku kenakan, ternyata itu seseorang yang ku kenal, aku hanya tersenyum ringan sambil menganggukan kepalaku pelan. Seorang teman yang menyapaku tadi langsung duduk disampingku, hanya diam lalu memasang earphone yang kini ku genggam ditanganku ditelinganya lalu perlahan dia memajamkan matanya, aku hanya terdiam masih menatap kearahnya. Dirinya yang merasa kuperhatikan menoleh menatapku, "Hiraukan saja, anggap aku tak disini, aku hanya ingin.. mmm tidur" ujarnya ringan lalu melipat tangan didadanya dan kembali memejamkan matanya seolah sama sepertiku tengah menikmati suasana yang memang ingin dinikmati. kupasang earphone yang hanya tinggal sebelah ditelingaku kembali merasakan hilir mudiknya angin sesekali aku menoleh kearahnya. Dia adalah seorang teman yang hanya kukenal namanya tidak dengan kepribadiannya, sosoknya yang biasanya berisik kini sungguh kalem, entahlah... "Jika hanya ingin tidur, sebaiknya pulang dan tidur dengan nyaman" ujarku padanya tanpa menatapnya, kini aku tengah menatap sebuah keluarga kecil, seoarang anak laki laki berusisa kira kira 3-4 tahun yang sedang bermain dengan ayahnya kira kira 10 meter tepat dihadapanku. "Tak bisa, rumah tak membuatku nyaman" ujarnya membuatku menoleh kearahnya, "baiklah, terima kasih atas lagunya, daaah" tambahnya lalu melangkah pergi dengan langkah ringan, kini aku hanya melihat punggungnya perlahan menghilang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar