Silahkan
baca cerita sebelumnya di FF_Sepuluh
Percikan
percikapan dari api yang dibuat Halley mengingatkan Halley saat ia sedang
berkemah dengan ayahnya, dulu tuan Titan yang membuatkan api unggun untuknya,
mata Halley benar benar menyala karena api itu, tuan Titan merasakan apa yang
anaknya rasakan kini, “kita harus pergi berkemah lagi lain kali” ujar hangat
Tuan Titan, “akan kupegang kata kata ayah!” jelas Halley dan memberikan
potongan daging rusa untuk ayahnya, ia juga memberikan potongan kecil untuk Haxio,
“ini..” ujar Halley pada Haxio, dan Haxio menerimanya bahkan ia langsung
menyantapnya.
“kau
ingat tuan Jack, tuan Titan?” ujar Haxio, “tentu, pengkhianat itu? Aku tak akan
melupakannya!” jelas tuan Titan, “aaahh—sebenarnya bukan—ia memberitahukan sesuatu
tentang apa yang dimiliki tuan Alex dan mengikuti apa yang diperintahkan
pangeran kegelapan, itu karena keluarganya berada pada pangeran kegelapan! Aku
belum lama mengetahui ini, burung burung kesetiaan milik tuan Jack yang
memberitahku!” jelas Haxio, “sepertinya itu juga yang dilakukan anakmu untukmu
bukan?” tambahnya lagi. Halley sedikit melirik pada Haxio atas ucapannya,
seolah Haxio menyalahkan dirinya atas informasi yang diketahui pangeran
kegelapan darinya, “bukankah ia melakukannya karena ia terpikat oleh bualan
pangeran kegelapan? Aku—aku mendengarnya jika ia ingin ikut menguasi dunia ini”
jelas tuan Titan, “entahlah—kita harus pergi memastikannya, setelah kau sedikit
membaik aku akan membawamu ketempat dimana tuan Jack tinggal” ujar Haxio dan melanjutkan
santapannya
“baiklah
kalian siap?” ujar Haxio meraih lengan Halley dan tuan Titan dengan tangan
tangan kecilnya, “kita harus tetap berhati hati! Bagaimanapun ia pernah atau
bahkan masih berurusan dengan pangeran kegelapan!” ujar tuan Titan. Haxio
menutup kedua matanya.
Halley
dan tuan Alex seketika berubah menjadi serigala saat mereka berada tepat
didepan sebuah pintu rumah, mata mereka benar benar tajam menatap setiap titik
yang ada dihadapan mereka, Haxio melihat kewaspadaan mereka, perlahan ia
mendekat kearah pintu itu, Halley dan ayahnya saling beradu pandangan dan
mengikuti langkah langkah kecil Haxio secara perlahan, tiba tiba seseorang
keluar dari pintu itu, itu adalah Gara, dan itu membuat Haxio terkejut sampai
sampai Haxio merubuhkan tubuh Gara “siapa kau!apa—apa yang kau lakukan ditempat
ini?” ujar Haxio tepat diatas badan Gara yang tersungkur, tak berapa lama
Gloria keluar karena mendengar suara ribut diluar rumah ini, Halley menyadari
itu Gara, dan ia mendekati Gara, menatap wajah mungil Haxio mengisyaratkan ia
mengenal Gara, “oouu—apa yang? –Halley ?” seru Gloria, mata besar Halley
menatap wajah Gloria, “ya Tuhan—Gara, kau baik baik saja?” ujar Gloria
melepaskan pandangannya dari Halley, Gloria memindahkan tubuh tikus itu dari
tubuh Gara dengan kedua tangannya, diangkat dan diturunkannya perlahan, lalu ia
berusaha merangkul Gara, membantu Gara bangkit, “tak apa!” jelas Gara yang
kemudian mencoba untuk bangkit dari posisi tersungkurnya, “ahh—syukurlah kau
baik baik saja Halley!” jelas Gara, “dan—siapa mereka?” tambahnya, “bagaimana
kau bisa ada disini?” ujar Gloria, tubuh serigala itu baik Halley dan ayahnya
kembali menjadi seorang manusia, “tunggu! Siapa kalian? Apa yang kalian lakukan
dirumah tuan Jack!” ujar Haxio, “masuklah! Lebih baik kita membicarakannya
didalam!” ujar Gara.
“aku
tak tahu persis apa yang telah terjadi!” ujar Gara, “Gloria mungkin dapat
memberitahu kalian” tambahnya, “yaa—saat itu kondisi Gara dan Chemo sangat
buruk, tuan Jack yang menolong kami dari para Cxipto, dan dia yang membawa kami
ketempat ini, tapi sekarang aku tak tahu dia ada dimana, bahkan aku tak sempat
mengucapkan terima kasih padanya” jelas Gloria, “kau—kau Gloria? Benarkah itu
kau, putri kecil Alex?” ujar tuan Titan, “kau mengenal ayahku?” Tanya Gloria, “ayahmu
dan aku adalah sahabat baik, bahkan dengan tuan Jack, namun…sesuatu terjadi dan
orang yang telah menolongmu dan teman temanmu adalah orang yang membahayakan
nyawa ayahmu kini, kita harus segera menemukan ayahmu sebelum pangeran
kegelapan!” jelas tuan Titan, “itu tak mungkin, jika tuan Jack adalah orang
yang membahayakan nyawa ayahku, ia pasti akan melempar kami pada pangeran
kegelapan” jelas Gloria, “bagaimanapun kami tak tahu harus mencari ayahku
dimana?” tambah Gloria.
“Hey!
Bagaimana kau bisa menuduhku sebagai pengkhianat!” ujar seseorang yang tiba
tiba muncul dibalik pintu rumah tuan Jack, “aku bahkan bisa membawa kalian pada
pangeran kegelapan jika aku mau, dan kau!!!” jelas tuan Jack menunjuk pada
tuan Titan, “yaa??” ujar tuan Titan
membalas pandangan tajam tuan Jack, “kau ingin membunuhku sekarang?” tambahnya
lagi, “keluargaku… kau ingat?saat kita bertiga terbuai atas semua yang telah
kita ciptakan dan yang telah kita temukan—saat aku kembali kerumah—maksudku
benar benar sebuah rumah, istriku tewas tapat dihadapanku!—anakku? Mereka
menjadi tawanan bagi pangeran kegelapan, kau pikir kau akan menyelamatkan
sahabatmu dan bukan keluargamu?—aahh yaa kau benar benar tak tahu apapun bukan?
Saat itu… ketika Alex memberitahu kita jika penemuannya telah diketahui oleh
pangeran kegelapan dan dunia terancam—Alex pergi untuk menyembunyikan benda
itu, dan kau? Kau dengan istrimu berjuang melindungi Alex, dan—dan yang aku
pikirkan hanya keluargaku—tepat! Sampai aku dirumah semuanya benar benar kacau,
satu hal—satu hal yang bisa membuatku tetap hidup dengan anak anakku adalah
dengan mengikuti semua apa yang pangeran kegelapan, tapi kini? Apa yang
kumiliki—anak anakku? Mereka tewas karena para Cxipto itu—dan disinilah aku
sekarang! Beruntunglah sepertinya kau memiliki apa yang tidak kumiliki
sekarang!” jelasnya.
Gara
dan semua orang yang terduduk saat itu mendengarkan semua cerita tuan Jack
dengan hati hati, Gloria bahkan sempat menjatuhkan air matanya, “apa sekarang
kau menyalahkan ayahku?” ujar Gloria menatap tajam kearah tuan Jack,
“bagaimanapun, bukan hanya ayahmu yang memulainya, mahluk mahluk heroik itu
benar benar membuai kami untuk terus menelitinya, ayahmu kini ada ditempat yang
sangat aman, kau tak perlu cemas, sesekali aku mengunjungi ayahmu!” jelas tuan
Jack, “kau—kau benar benar tahu dimana ayahku sekarang?” jelas Gloria dengan
sangat bersemangat, “tentu, meski aku yang membahayakan nyawa ayahmu, namun aku
juga melindungi ayahmu, karena…” tuan Jack terdiam, ia bangkit dari kursinya,
melangkah kesudut lain rumah ini, menatap sebuah perapian, “ibumu… ibumu
memintaku agar melindungi ayahmu!” jelas tuan Jack. “ibuku?—kenapa?” ujar
Gloria yang kemudian beranjak menghampiri tuan Jack, “bukan hanya ayahmu yang
mencintainya, aku sangat membenci ayahmu—karena itu—karena itu aku memberitahu
pangeran kegelapan atas apa yang diketahui ayahmu, berharap ia akan
mengancurkan ayahmu, seperti apa yang ayahmu lakukan padaku!” tegas tuan Jack
menatap Gloria.
“Cukup
!!!” sela tuan Titan, “itu bukan masa lalu yang perlu kau ungkit disini Jack,
cobalah untuk menerimanya!” jelas tuan Titan. “aku—aku benar benar tak
mengerti!” ujar Gloria dan berbalik meninggalkan yang lain pergi kehalaman
belakang rumah tuan Jack, daun daun kering masih berguguran, semilir angin
menerpa tubuh Gloria, mengibaskan setiap helai rambutnya, Gara hendak
menyusulnya, namun Halley menahannya, seolah olah Halley mampu menenangkan hati
Gloria, meski Gara adalah orang yang selalu berada di sisi Gloria, namun Gara
tahu bukan dirinya yang dibutuhkan Gloria saat ini, Halley pergi menghampiri
Gloria dan duduk tepat disampingnya, “kau marah?” ujar Halley, “kenapa harus
marah? Aku bahkan tak mengerti, ayahku—tuan Jack—dan—dan ayahmu, jika tuan Jack
mencintai ibuku dan begitu juga ayahku, tapi—tapi bukankah mereka bersahabat?
Dan—dan aku—ahh entahlah, aku hanya
ingin bertemu ayah—hanya itu…” lirih Gloria, dia meneteskan air matanya, Halley
merangkul Gloria membiarkan Gloria menangis tepat dipundaknya, Gara melihat
itu, dari belakang—hanya dari belakang dan Gara merasa hancur, tapi ia tahu
Gloria—dia pasti merasa lebih tenang, saat Gara hendak berpaling untuk
meninggalkan mereka berdua, Gloria menyadari keberadaan Gara, “Gara, jangan
pergi—aku mohon, bisakah—bisakah aku memelukmu?” ujar Gloria yang kemudian dia
bangkit dan menghampiri Gara, “kapanpun kau menginginkannya, ingat? Aku adalah
kakak terbaikmu bukan?” ujar Gara dengan seulas senyum diwajahnya, ia
merentangkan kedua tangannya, “selalu, dan satu satunya Gara..” ujar Gloria dan
memeluk tubuh Gara, Halley bangkit dan mendekat kearah mereka, menepuk pundak
Gara dan Gloria lalu masuk kedalam rumah, “ingatlah! Pencarian harus tetap
dilakukan!” ujar Halley.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar