Jumat, 03 April 2015

FF_Sebelas

Silahkan baca cerita sebelumnya di FF_Sepuluh
Percikan percikapan dari api yang dibuat Halley mengingatkan Halley saat ia sedang berkemah dengan ayahnya, dulu tuan Titan yang membuatkan api unggun untuknya, mata Halley benar benar menyala karena api itu, tuan Titan merasakan apa yang anaknya rasakan kini, “kita harus pergi berkemah lagi lain kali” ujar hangat Tuan Titan, “akan kupegang kata kata ayah!” jelas Halley dan memberikan potongan daging rusa untuk ayahnya, ia juga memberikan potongan kecil untuk Haxio, “ini..” ujar Halley pada Haxio, dan Haxio menerimanya bahkan ia langsung menyantapnya.
“kau ingat tuan Jack, tuan Titan?” ujar Haxio, “tentu, pengkhianat itu? Aku tak akan melupakannya!” jelas tuan Titan, “aaahh—sebenarnya bukan—ia memberitahukan sesuatu tentang apa yang dimiliki tuan Alex dan mengikuti apa yang diperintahkan pangeran kegelapan, itu karena keluarganya berada pada pangeran kegelapan! Aku belum lama mengetahui ini, burung burung kesetiaan milik tuan Jack yang memberitahku!” jelas Haxio, “sepertinya itu juga yang dilakukan anakmu untukmu bukan?” tambahnya lagi. Halley sedikit melirik pada Haxio atas ucapannya, seolah Haxio menyalahkan dirinya atas informasi yang diketahui pangeran kegelapan darinya, “bukankah ia melakukannya karena ia terpikat oleh bualan pangeran kegelapan? Aku—aku mendengarnya jika ia ingin ikut menguasi dunia ini” jelas tuan Titan, “entahlah—kita harus pergi memastikannya, setelah kau sedikit membaik aku akan membawamu ketempat dimana tuan Jack tinggal” ujar Haxio dan melanjutkan santapannya
“baiklah kalian siap?” ujar Haxio meraih lengan Halley dan tuan Titan dengan tangan tangan kecilnya, “kita harus tetap berhati hati! Bagaimanapun ia pernah atau bahkan masih berurusan dengan pangeran kegelapan!” ujar tuan Titan. Haxio menutup kedua matanya.
Halley dan tuan Alex seketika berubah menjadi serigala saat mereka berada tepat didepan sebuah pintu rumah, mata mereka benar benar tajam menatap setiap titik yang ada dihadapan mereka, Haxio melihat kewaspadaan mereka, perlahan ia mendekat kearah pintu itu, Halley dan ayahnya saling beradu pandangan dan mengikuti langkah langkah kecil Haxio secara perlahan, tiba tiba seseorang keluar dari pintu itu, itu adalah Gara, dan itu membuat Haxio terkejut sampai sampai Haxio merubuhkan tubuh Gara “siapa kau!apa—apa yang kau lakukan ditempat ini?” ujar Haxio tepat diatas badan Gara yang tersungkur, tak berapa lama Gloria keluar karena mendengar suara ribut diluar rumah ini, Halley menyadari itu Gara, dan ia mendekati Gara, menatap wajah mungil Haxio mengisyaratkan ia mengenal Gara, “oouu—apa yang? –Halley ?” seru Gloria, mata besar Halley menatap wajah Gloria, “ya Tuhan—Gara, kau baik baik saja?” ujar Gloria melepaskan pandangannya dari Halley, Gloria memindahkan tubuh tikus itu dari tubuh Gara dengan kedua tangannya, diangkat dan diturunkannya perlahan, lalu ia berusaha merangkul Gara, membantu Gara bangkit, “tak apa!” jelas Gara yang kemudian mencoba untuk bangkit dari posisi tersungkurnya, “ahh—syukurlah kau baik baik saja Halley!” jelas Gara, “dan—siapa mereka?” tambahnya, “bagaimana kau bisa ada disini?” ujar Gloria, tubuh serigala itu baik Halley dan ayahnya kembali menjadi seorang manusia, “tunggu! Siapa kalian? Apa yang kalian lakukan dirumah tuan Jack!” ujar Haxio, “masuklah! Lebih baik kita membicarakannya didalam!” ujar Gara.
“aku tak tahu persis apa yang telah terjadi!” ujar Gara, “Gloria mungkin dapat memberitahu kalian” tambahnya, “yaa—saat itu kondisi Gara dan Chemo sangat buruk, tuan Jack yang menolong kami dari para Cxipto, dan dia yang membawa kami ketempat ini, tapi sekarang aku tak tahu dia ada dimana, bahkan aku tak sempat mengucapkan terima kasih padanya” jelas Gloria, “kau—kau Gloria? Benarkah itu kau, putri kecil Alex?” ujar tuan Titan, “kau mengenal ayahku?” Tanya Gloria, “ayahmu dan aku adalah sahabat baik, bahkan dengan tuan Jack, namun…sesuatu terjadi dan orang yang telah menolongmu dan teman temanmu adalah orang yang membahayakan nyawa ayahmu kini, kita harus segera menemukan ayahmu sebelum pangeran kegelapan!” jelas tuan Titan, “itu tak mungkin, jika tuan Jack adalah orang yang membahayakan nyawa ayahku, ia pasti akan melempar kami pada pangeran kegelapan” jelas Gloria, “bagaimanapun kami tak tahu harus mencari ayahku dimana?” tambah Gloria.
“Hey! Bagaimana kau bisa menuduhku sebagai pengkhianat!” ujar seseorang yang tiba tiba muncul dibalik pintu rumah tuan Jack, “aku bahkan bisa membawa kalian pada pangeran kegelapan jika aku mau, dan kau!!!” jelas tuan Jack menunjuk pada tuan  Titan, “yaa??” ujar tuan Titan membalas pandangan tajam tuan Jack, “kau ingin membunuhku sekarang?” tambahnya lagi, “keluargaku… kau ingat?saat kita bertiga terbuai atas semua yang telah kita ciptakan dan yang telah kita temukan—saat aku kembali kerumah—maksudku benar benar sebuah rumah, istriku tewas tapat dihadapanku!—anakku? Mereka menjadi tawanan bagi pangeran kegelapan, kau pikir kau akan menyelamatkan sahabatmu dan bukan keluargamu?—aahh yaa kau benar benar tak tahu apapun bukan? Saat itu… ketika Alex memberitahu kita jika penemuannya telah diketahui oleh pangeran kegelapan dan dunia terancam—Alex pergi untuk menyembunyikan benda itu, dan kau? Kau dengan istrimu berjuang melindungi Alex, dan—dan yang aku pikirkan hanya keluargaku—tepat! Sampai aku dirumah semuanya benar benar kacau, satu hal—satu hal yang bisa membuatku tetap hidup dengan anak anakku adalah dengan mengikuti semua apa yang pangeran kegelapan, tapi kini? Apa yang kumiliki—anak anakku? Mereka tewas karena para Cxipto itu—dan disinilah aku sekarang! Beruntunglah sepertinya kau memiliki apa yang tidak kumiliki sekarang!” jelasnya.
Gara dan semua orang yang terduduk saat itu mendengarkan semua cerita tuan Jack dengan hati hati, Gloria bahkan sempat menjatuhkan air matanya, “apa sekarang kau menyalahkan ayahku?” ujar Gloria menatap tajam kearah tuan Jack, “bagaimanapun, bukan hanya ayahmu yang memulainya, mahluk mahluk heroik itu benar benar membuai kami untuk terus menelitinya, ayahmu kini ada ditempat yang sangat aman, kau tak perlu cemas, sesekali aku mengunjungi ayahmu!” jelas tuan Jack, “kau—kau benar benar tahu dimana ayahku sekarang?” jelas Gloria dengan sangat bersemangat, “tentu, meski aku yang membahayakan nyawa ayahmu, namun aku juga melindungi ayahmu, karena…” tuan Jack terdiam, ia bangkit dari kursinya, melangkah kesudut lain rumah ini, menatap sebuah perapian, “ibumu… ibumu memintaku agar melindungi ayahmu!” jelas tuan Jack. “ibuku?—kenapa?” ujar Gloria yang kemudian beranjak menghampiri tuan Jack, “bukan hanya ayahmu yang mencintainya, aku sangat membenci ayahmu—karena itu—karena itu aku memberitahu pangeran kegelapan atas apa yang diketahui ayahmu, berharap ia akan mengancurkan ayahmu, seperti apa yang ayahmu lakukan padaku!” tegas tuan Jack menatap Gloria.
“Cukup !!!” sela tuan Titan, “itu bukan masa lalu yang perlu kau ungkit disini Jack, cobalah untuk menerimanya!” jelas tuan Titan. “aku—aku benar benar tak mengerti!” ujar Gloria dan berbalik meninggalkan yang lain pergi kehalaman belakang rumah tuan Jack, daun daun kering masih berguguran, semilir angin menerpa tubuh Gloria, mengibaskan setiap helai rambutnya, Gara hendak menyusulnya, namun Halley menahannya, seolah olah Halley mampu menenangkan hati Gloria, meski Gara adalah orang yang selalu berada di sisi Gloria, namun Gara tahu bukan dirinya yang dibutuhkan Gloria saat ini, Halley pergi menghampiri Gloria dan duduk tepat disampingnya, “kau marah?” ujar Halley, “kenapa harus marah? Aku bahkan tak mengerti, ayahku—tuan Jack—dan—dan ayahmu, jika tuan Jack mencintai ibuku dan begitu juga ayahku, tapi—tapi bukankah mereka bersahabat? Dan—dan  aku—ahh entahlah, aku hanya ingin bertemu ayah—hanya itu…” lirih Gloria, dia meneteskan air matanya, Halley merangkul Gloria membiarkan Gloria menangis tepat dipundaknya, Gara melihat itu, dari belakang—hanya dari belakang dan Gara merasa hancur, tapi ia tahu Gloria—dia pasti merasa lebih tenang, saat Gara hendak berpaling untuk meninggalkan mereka berdua, Gloria menyadari keberadaan Gara, “Gara, jangan pergi—aku mohon, bisakah—bisakah aku memelukmu?” ujar Gloria yang kemudian dia bangkit dan menghampiri Gara, “kapanpun kau menginginkannya, ingat? Aku adalah kakak terbaikmu bukan?” ujar Gara dengan seulas senyum diwajahnya, ia merentangkan kedua tangannya, “selalu, dan satu satunya Gara..” ujar Gloria dan memeluk tubuh Gara, Halley bangkit dan mendekat kearah mereka, menepuk pundak Gara dan Gloria lalu masuk kedalam rumah, “ingatlah! Pencarian harus tetap dilakukan!” ujar Halley.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar