Silahkan
baca cerita sebelumnya di FF_Tujuh belas
“Gloria!
Apa yang terjadi!” ujar Gara yang terkejut melihat keadaan tuan Alex,
“entahlah, saat aku kembali ayah sudah seperti ini” cemas Gloria ketakutan,
“Gara apa yang harus aku lakukan” tambahnya lagi. Tubuh tuan Alex berlumuran
darah. “tenanglah! Kita harus mengobati ayahmu, berikan ini dia harus
meminumnya, Gara! Tutuplah luka lukanya dia tidak bisa kehilangan lebih banyak
darah lagi!” jelas perintah tuan Titan. Gara mengeluarkan tongkat sihirnya
membacakan sebuah mantra untuk menutup setiap luka yang ada pada tubuh tuan
Alex, Gloria masih menangis melihat keadaan ayahnya, “sudahlah, ayahmu akan
baik baik saja, ramuan yang aku buat akan membuatnya pulih, pergilah… ayahmu
membutuhkan istirahat” jelas tuan Titan.
Gara
membawa Gloria dan meninggalkan tuan Alex bersama tuan Titan, mereka hanya
saling terdiam dan Gloria masih menangis, “ayahmu akan baik baik saja, ingat?
Tuan Titan memberinya ramuan yang akan memulihkan ayahmu” ujar Gara berusaha
agar Gloria berhenti cemas akan keadaan ayahnya. Tak lama tuan Titan
menghampiri mereka, “ayahmu mengambil resiko yang cukup tinggi, ia berusaha
masuk kedalam pikiran pangeran kegelapan” jelas tuan Titan, “maksud tuan?
Bukankah ia tak dapat melakukannya? Maksudku—bukankah pangeran kegelapan telah
mengetahui cara agar ayah Gloria tak dapat melakukan pengelihatan atau masuk
kedalam pikirannya?” ujar Gara, “yaa—tapi dia tetap melakukannya, aku mencoba
menghentikannya tapi dia terlalu keras kepala dan dia melakukan kontak dengan pangeran
kegelapan, namun ia tak berhasil hingga akhir, sampai akhirnya pangeran
kegelapan melakukan sesuatu terhadap ayahmu Gloria” ujarnya. “batu itu—apa
masih aman?” Tanya Gara, “tentu, Alex masih menyimpannya, tapi sayang kalungmu!
Kalung yang ayahmu berikan sepertinya kini ada ditangan pangeran kegelapan,
ayahmu menggunakan itu agar dapat menembus pertahanan pangeran kegelapan, dan
pangeran kegelapan mendapatkannya namun syukurlah ayahmu dapat kembali”
jelasnya lagi.
Tuan
Alex masih tak sadarkan setelah beberapa hari berlalu, namun pasukan tetap
dipersiapkan mereka mulai menyusun rencana ketika pangeran kegelapan memutuskan
untuk kembali melakukan penyerangan. Mereka semua terus berlatih tanpa peduli
seberapa lelah mereka, mereka harus memenangkan peperangan ini.
Hari
terus berganti, masih tidak ada pertanda yang dibuat oleh pangeran kegelapan,
sejauh ini mereka masih bisa bernafas, namun bernafas dalam ketakutan, kemelut
kecemasan sangat mereka rasakan. “apa rencana kita sekarang?” ujar Halley, “apa
kita hanya akan menunggu?” tambahnya lagi, “ayahku masih tak sadarkan diri, dan
jika pangeran kegelapan memiliki kalung ayah, maka…”—“ kekuatannya semakin
bertambah, aku sama sekali tak bisa membayangkan bagaimana ia akan menggunakan
batu itu, meski itu hanya bongkahan kecil… namun tatap saja batu itu sangat
kuat” sela tuan Titan, “tak adakah kelemahan dalam diri pangeran kegelapan?”
ujar Gara, “pasti ada celah untuk mengalahkannya” tambahnya lagi, “walaupun ia
memiliki kelemahan, tapi akan sulit untuk menemukannya bukan?” jelas tuan
Titan, “jika batu dewa dapat membuatnya menjadi semakin kuat, apa batu itu juga
dapat melemahkannya?—maksudku dapatkah ia bekerja sebaliknya—dari
menguatkan—justru malah menghancurkannya?” ujar Halley, “Hanya Alex yang
mengetahui secara pasti tentang batu itu” jelas tuan Titan.
….
Beberapa
hari ini langit tak pernah terlihat sebiru hari hari sebelumnya, matahari tak
sepenuhnya menyinari bumi, seringkali terjadi kabut dan awan awan gelap
sehingga membuat suasana menjadi gelap dan terasa asing. Disisi lain sudut
dunia ini sesuatu yang sangat gelap siap untuk menaklukan alam semesta.
Pangeran kegelapan masih bisa bernafas dengan sangat tenang menikmati setiap
kekuatan yang dimilikinya, “batu kecil ini telah memberiku kekuatan yang tak
dapat aku duga, jika aku benar benar
bisa mendapatkan batu itu, maka dunia ini akan takluk dalam genggamanku!” tegas
pangeran kegelapan, “kau tidak akan mendapatkannya!” ujar tuan Jack yang terkulai
lemah dihadapan pangeran kegelapan, “aaahhhh aku hampir saja melupakanmu…
percayalah batu itu pada akhirnya akan aku dapatkan!” seru pangeran kegelapan
kemudian memandang tajam tuan Jack, seketika tuan Jack merasakan kesakitan yang
teramat sangat, beberapa kali ia harus menjerit karena rasa sakit yang
diberikan pangeran kegelapan, “aku suka suara itu!” ujar pangeran kegelapan
yang perlahan menghampiri tuan Jack, tubuh tuan Jack kini terangkat perlahan
hingga ia tidak menyentuh dasar, tubuhnya terasa diikat oleh sesuatu yang
sangat menusuk, “ka—kau—kau i—ingin mem—bunuh—ku? Laku—lakukanlah!” ujar tuan
jack meringis kesakitan, “tidak untuk sekarang!” jelas pangeran kegelapan dan
menghempaskan tubuh tuan Jack hingga tersungkur dan membentur tembok. Kepala
tuan Jack seakan terasa akan meledak, sesuatu seperti menghancurkan bagian
dalamnya, ia terus menjerit kesakitan, “tengah malam nanti akan aku dapatkan
batu itu!” jelas pangeran kegelapan sekali lagi mengangkat tubuh tuan Jack
perlahan, “dan saat itu terjadi, aku akan membuatmu merasakan indahnya kematian
dalam genggamanku” tegasnya, tuan Jack geram dan tak bereaksi apapun,
dilemparkankan kembali tubuhnya dan cxipto cxipto itu membawanya kembali
kedalam tahanan. “kau akan membusuk disini!” ujar salah satu cxipto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar