Jumat, 03 April 2015

FF_Delapan Belas

Silahkan baca cerita sebelumnya di FF_Tujuh belas
“Gloria! Apa yang terjadi!” ujar Gara yang terkejut melihat keadaan tuan Alex, “entahlah, saat aku kembali ayah sudah seperti ini” cemas Gloria ketakutan, “Gara apa yang harus aku lakukan” tambahnya lagi. Tubuh tuan Alex berlumuran darah. “tenanglah! Kita harus mengobati ayahmu, berikan ini dia harus meminumnya, Gara! Tutuplah luka lukanya dia tidak bisa kehilangan lebih banyak darah lagi!” jelas perintah tuan Titan. Gara mengeluarkan tongkat sihirnya membacakan sebuah mantra untuk menutup setiap luka yang ada pada tubuh tuan Alex, Gloria masih menangis melihat keadaan ayahnya, “sudahlah, ayahmu akan baik baik saja, ramuan yang aku buat akan membuatnya pulih, pergilah… ayahmu membutuhkan istirahat” jelas tuan Titan.
Gara membawa Gloria dan meninggalkan tuan Alex bersama tuan Titan, mereka hanya saling terdiam dan Gloria masih menangis, “ayahmu akan baik baik saja, ingat? Tuan Titan memberinya ramuan yang akan memulihkan ayahmu” ujar Gara berusaha agar Gloria berhenti cemas akan keadaan ayahnya. Tak lama tuan Titan menghampiri mereka, “ayahmu mengambil resiko yang cukup tinggi, ia berusaha masuk kedalam pikiran pangeran kegelapan” jelas tuan Titan, “maksud tuan? Bukankah ia tak dapat melakukannya? Maksudku—bukankah pangeran kegelapan telah mengetahui cara agar ayah Gloria tak dapat melakukan pengelihatan atau masuk kedalam pikirannya?” ujar Gara, “yaa—tapi dia tetap melakukannya, aku mencoba menghentikannya tapi dia terlalu keras kepala dan  dia melakukan kontak dengan pangeran kegelapan, namun ia tak berhasil hingga akhir, sampai akhirnya pangeran kegelapan melakukan sesuatu terhadap ayahmu Gloria” ujarnya. “batu itu—apa masih aman?” Tanya Gara, “tentu, Alex masih menyimpannya, tapi sayang kalungmu! Kalung yang ayahmu berikan sepertinya kini ada ditangan pangeran kegelapan, ayahmu menggunakan itu agar dapat menembus pertahanan pangeran kegelapan, dan pangeran kegelapan mendapatkannya namun syukurlah ayahmu dapat kembali” jelasnya lagi.
Tuan Alex masih tak sadarkan setelah beberapa hari berlalu, namun pasukan tetap dipersiapkan mereka mulai menyusun rencana ketika pangeran kegelapan memutuskan untuk kembali melakukan penyerangan. Mereka semua terus berlatih tanpa peduli seberapa lelah mereka, mereka harus memenangkan peperangan ini.
Hari terus berganti, masih tidak ada pertanda yang dibuat oleh pangeran kegelapan, sejauh ini mereka masih bisa bernafas, namun bernafas dalam ketakutan, kemelut kecemasan sangat mereka rasakan. “apa rencana kita sekarang?” ujar Halley, “apa kita hanya akan menunggu?” tambahnya lagi, “ayahku masih tak sadarkan diri, dan jika pangeran kegelapan memiliki kalung ayah, maka…”—“ kekuatannya semakin bertambah, aku sama sekali tak bisa membayangkan bagaimana ia akan menggunakan batu itu, meski itu hanya bongkahan kecil… namun tatap saja batu itu sangat kuat” sela tuan Titan, “tak adakah kelemahan dalam diri pangeran kegelapan?” ujar Gara, “pasti ada celah untuk mengalahkannya” tambahnya lagi, “walaupun ia memiliki kelemahan, tapi akan sulit untuk menemukannya bukan?” jelas tuan Titan, “jika batu dewa dapat membuatnya menjadi semakin kuat, apa batu itu juga dapat melemahkannya?—maksudku dapatkah ia bekerja sebaliknya—dari menguatkan—justru malah menghancurkannya?” ujar Halley, “Hanya Alex yang mengetahui secara pasti tentang batu itu” jelas tuan Titan.
….
Beberapa hari ini langit tak pernah terlihat sebiru hari hari sebelumnya, matahari tak sepenuhnya menyinari bumi, seringkali terjadi kabut dan awan awan gelap sehingga membuat suasana menjadi gelap dan terasa asing. Disisi lain sudut dunia ini sesuatu yang sangat gelap siap untuk menaklukan alam semesta. Pangeran kegelapan masih bisa bernafas dengan sangat tenang menikmati setiap kekuatan yang dimilikinya, “batu kecil ini telah memberiku kekuatan yang tak dapat aku duga,  jika aku benar benar bisa mendapatkan batu itu, maka dunia ini akan takluk dalam genggamanku!” tegas pangeran kegelapan, “kau tidak akan mendapatkannya!” ujar tuan Jack yang terkulai lemah dihadapan pangeran kegelapan, “aaahhhh aku hampir saja melupakanmu… percayalah batu itu pada akhirnya akan aku dapatkan!” seru pangeran kegelapan kemudian memandang tajam tuan Jack, seketika tuan Jack merasakan kesakitan yang teramat sangat, beberapa kali ia harus menjerit karena rasa sakit yang diberikan pangeran kegelapan, “aku suka suara itu!” ujar pangeran kegelapan yang perlahan menghampiri tuan Jack, tubuh tuan Jack kini terangkat perlahan hingga ia tidak menyentuh dasar, tubuhnya terasa diikat oleh sesuatu yang sangat menusuk, “ka—kau—kau i—ingin mem—bunuh—ku? Laku—lakukanlah!” ujar tuan jack meringis kesakitan, “tidak untuk sekarang!” jelas pangeran kegelapan dan menghempaskan tubuh tuan Jack hingga tersungkur dan membentur tembok. Kepala tuan Jack seakan terasa akan meledak, sesuatu seperti menghancurkan bagian dalamnya, ia terus menjerit kesakitan, “tengah malam nanti akan aku dapatkan batu itu!” jelas pangeran kegelapan sekali lagi mengangkat tubuh tuan Jack perlahan, “dan saat itu terjadi, aku akan membuatmu merasakan indahnya kematian dalam genggamanku” tegasnya, tuan Jack geram dan tak bereaksi apapun, dilemparkankan kembali tubuhnya dan cxipto cxipto itu membawanya kembali kedalam tahanan. “kau akan membusuk disini!” ujar salah satu cxipto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar