Silahkan
baca cerita sebelumnya di FF_ Empat
Chemo
tak pernah tahu dimana tuan Alex sekarang, tapi ada satu tempat yang dia
beritahukan pada Gloria. Hari semakin cepat berlalu ini sudah terlalu larut
untuk melakukan perjalan, satu malam—satu malam lagi mereka akan tinggal
disini.
Gara
dan Halley tetap terjaga diluar tenda menjaga Gloria, tentu saja mereka tak
tahu mahluk mahluk apa lagi yang akan mereka temui nanti jadi mereka merasa
perlu menjaga Gloria untuk mencegah hal hal buruk yang mungkin terjadi.
“Haahh
!” terdengar Halley membuang nafas “kau—apa kau menyukai Gloria? Setiap malam
kau selalu terjaga untuknya” ketus Halley memalingkan wajahnya kearah Gara.
“itu bukan urusanmu” jawab Gara dengan mata tajam menatap Halley “ingatlah aku
yang menyelamatmu saat itu, kau bilang kau akan membantu bukan? Tak bisakah kau
hanya pergi!” tambahnya. “tidak—aku akan tetap tinggal sampai pencarian kalian
berakhir, bukan hanya kau yang menyelamatkanku jika Gloria tidak menemukanku
saat itu, mungkin kau tidak akan menyelamatkanku, jadi bagiku Gloria yang
menyelamatkanku” jawab Halley “dan—kau hanya kakak baginya aku tahu itu, aku
hanya akan pergi jika dia yang memintanya”ujarnya “aahhh baiklah kau ingin
berjaga? Berjagalah sendiri aku lapar dan aku harus berburu, kau tidak mau kan
jika kau yang akan aku jadikan santapanku?” tambah Halley lalu ia berlari
dengan secepat mungkin dengan berubah menjadi serigala. “kau—coba saja jika
bisa dan aku akan menyihirmu menjadi seekor tikus bodoh!” gerutu Gara.
Terdengar
sesuatu, Gara bersiap dengan tongkatnya kembali, lagi pula tak mungkin jika itu
Halley, dia baru saja pergi dan tak mungkin kembali secepat ini. Gara menyadari
sesuatu yang buruk, ia membangunkan Gloria dan Chemo si sigung lalu bergegas,
Gloria juga melihat sesuatu yang buruk sepertinya, mereka bergegas keluar dari
tenda dan bersembunyi dibalik pohon yang cukup besar, tak jauh dari tenda
mereka.
“mahluk
apa itu?” ucap Gara ketika melihat beberapa mahluk aneh dan mereka cukup besar,
menyerupai manusia namun tidak dengan kepala mereka yang seperti seekor burung
hantu dengan ular sebagai rambut rambut mereka “mereka adalah Cxipto, jangan
pernah menatap mereka secara langsung jika kau tidak ingin menjadi batu atau
bahkan menjadi bongkahan batu saat mereka menghancurkannya”. Ujar Chemo. Gara
dengan sigap menggunakan magisnya mendatangkan kaca mata ajaib untuk menangkal
magis dari mata mahluk aneh itu. “tunggu—Halley? Dimana dia?” ujar Gloria. Gara
memberitahunya bahwa Halley sedang berburu. Mahluk mahluk itu seperti sedang mencari
sesuatu, mata mata ular dari rambut mereka, tajam menatap kesegala arah, Cxipto
menatap kearah tenda bahkan mereka masuk kedalamnya lalu keluar dan
menghancurkan tenda itu. Tatapan mereka sungguh sangat mengerikan. Gara, Gloria
dan Chemo memutuskan untuk pergi dan mencari Halley, mereka berjalan ditengah
gelapnya hutan hanya dengan satu bola cahaya yang dibuat Gara dengan magisnya.
Mereka menyusuri hutan, matahari mulai memancarkan sinarnya, namun mereka belum
menemukan Halley, Chemo mengajak mereka untuk menuju tempat yang
diberitahukannya, tempat yang mungkin dapat menjadi petunjuk untuk menemukan
ayah Gloria.
“SIAPA
KALIAN!!!” tegas suara itu dari belakang Gloria dan Gara, “Oxoi (mahluk sesosok
goblin)? Ahh kau rupanya, kemarilah ini Gloria, dia adalah putri tuan Alex dan
ini Gara temannya” ujar Chemo, “apa kau bercanda, tuan Alex? Dia bisa
mengundang pangeran kegelapan jika kabar ini terdengar olehnya!” tegas goblin
ini, “tunggu, dia adalah goblin bukan?” ujar Gara pada Chemo, dan Chemo hanya
mengangguk “Ahh kami tak bermaksud membuat kekacauan, kami hanya ingin tahu
keberadaan tuan Alex” jelas Gara “apa kau mengetahuinya?” tambah Gloria.
Untuk
beberapa saat Oxoi hanya terdiam menunjukkan wajah menyebalkannya, menatap
tajam kearah Gara dan Gloria, “oke baiklah, aku tahu apa yang kau pikirkan,
percayalah kami hanya mencari ayahku, dan—dan aku tahu kau mengetahui sesuatu
tentang ayahku, bisa kau ceritakan?” ujar Gloria.
Dengan
beberapa bujukan akhirnya goblin itu membawa mereka kesuatu tempat, dan dia masih
terdiam, hingga mereka tiba disebuah rumah—sepertinya, mereka berdiri didepan
pohon yang cukup besar, sampai sampai mereka dapat masuk kedalamnya.
“Oxoi
dari mana saja? Apa kau tahu, Cxipto! mereka berkeliaran!” ujar goblin lain
yang ada dirumah pohon itu, goblin itu adalah istri dari Oxoi, Kire. “tunggu!
Kau membawa manusia? Dan—sigung?” tambahnya. “ahh ya dia Chemo!”
jelas Axoi. Gloria dan Gara menjelaskan semuanya apa maksud dari kedatangan mereka dan mahluk mahluk aneh yang mereka temui, kecuali kejadian saat mereka diserang goblin, goblin goblin itu pasti tidak terima jika mereka tahu soal tragedi itu, bagaimanapun cukup banyak goblin yang mereka habisi saat itu.
jelas Axoi. Gloria dan Gara menjelaskan semuanya apa maksud dari kedatangan mereka dan mahluk mahluk aneh yang mereka temui, kecuali kejadian saat mereka diserang goblin, goblin goblin itu pasti tidak terima jika mereka tahu soal tragedi itu, bagaimanapun cukup banyak goblin yang mereka habisi saat itu.
“maaf,
nyonya bilang tadi Cxipto berkeliaran? Mereka menghancurkan tenda kami, sebenarnya
mahluk apa mereka—dan—dan apa yang mereka cari?” Tanya Gara. “Cxipto… mereka
adalah mahluk yang hanya dengan menatapnya saja kau bisa menjadi batu, aku
yakin kau tau itu sigung” ujar Kire seraya memelingkan pandangannya untuk
sesaat pada Chemo “namun tidak hanya itu, kalian tahu rambut ular mereka?
Bisanya sangat mematikan, memang kau tidak akan langsung mati jika tergigit
olehnya, namun efek yang akan mereka berikan lebih menyakitkan dibandingkan
kematian, mereka adalah pengikut setia pangeran kegelapan, tapi aku tidak tahu
apa yang mereka cari, dan kalian!—apa mereka melihat kalian? Jika iya, kalian
dalam masalah besar manusia! Cxipto! mereka akan memberitahu bahwa ada manusia
dihutan ini, dan jika dia tahu jika kau adalah putri dari tuan Alex, dia pasti
akan memburumu” jelas Kire
“tidak—mereka—mereka
tidak melihat kami” ujar Gloria “apa ayahku—pangeran kegelapan benar benar
menginginkannya? Apa kau tahu benda apa yang pangeran kegelapan inginkan dari
ayahku?” tambahnya. “mereka mungkin
tidak melihat kalian, tapi sebuah tenda? Kau pikir mahluk apa yang mendirikan
sebuah tenda? Seekor sigung? Mereka tahu itu manusia, kalian harus berhati
hati” ujar Axoi, “kemarilah kita pergi lebih dalam dari sini, akan sangat
berbahaya jika ada yang mendengar ini!” tambahnya. Mereka pergi menuruni sebuah
tangga yang terbuat dari kayu, ke ruang bawah tanah rumah pohon itu. “dengar
ini baik baik” tegas Axoi “benda yang ayahmu ciptakan, akan membuat orang yang
memilikinya mampu untuk hidup abadi, dan magisnya akan melindungi sang pemilik
dari magis atau kekuatan apapun, pemilik batu itu akan kebal dan tidak
terkalahkan, benda itu adalah… batu dewa
, ayahmu tidak hanya dapat melihat masa lalu ataupun masa depan, meski aku tahu
pangelihatan ayahmu itu bersifat subjektif, tapi dia juga seorang penyihir,
batu itu…” Axoi terdiam sejenak “—dia tak sengaja menemukannya, terakhir aku
bertemu ayahmu, ayahmu berkata bahwa ia melihat pangeran kegelapan akan
memiliki batu ini, jadi dia harus menyembunyikannya saat itu ia tak berniat untuk
menghancurkannya, ayahmu bilang batu itu terlalu berharga untuk dihancurkan!”
jelasnya lagi. “penyihir?” ujar Gara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar