Jumat, 03 April 2015

FF_ Lima

Silahkan baca cerita sebelumnya di FF_ Empat
Chemo tak pernah tahu dimana tuan Alex sekarang, tapi ada satu tempat yang dia beritahukan pada Gloria. Hari semakin cepat berlalu ini sudah terlalu larut untuk melakukan perjalan, satu malam—satu malam lagi mereka akan tinggal disini.
Gara dan Halley tetap terjaga diluar tenda menjaga Gloria, tentu saja mereka tak tahu mahluk mahluk apa lagi yang akan mereka temui nanti jadi mereka merasa perlu menjaga Gloria untuk mencegah hal hal buruk yang mungkin terjadi.
“Haahh !” terdengar Halley membuang nafas “kau—apa kau menyukai Gloria? Setiap malam kau selalu terjaga untuknya” ketus Halley memalingkan wajahnya kearah Gara. “itu bukan urusanmu” jawab Gara dengan mata tajam menatap Halley “ingatlah aku yang menyelamatmu saat itu, kau bilang kau akan membantu bukan? Tak bisakah kau hanya pergi!” tambahnya. “tidak—aku akan tetap tinggal sampai pencarian kalian berakhir, bukan hanya kau yang menyelamatkanku jika Gloria tidak menemukanku saat itu, mungkin kau tidak akan menyelamatkanku, jadi bagiku Gloria yang menyelamatkanku” jawab Halley “dan—kau hanya kakak baginya aku tahu itu, aku hanya akan pergi jika dia yang memintanya”ujarnya “aahhh baiklah kau ingin berjaga? Berjagalah sendiri aku lapar dan aku harus berburu, kau tidak mau kan jika kau yang akan aku jadikan santapanku?” tambah Halley lalu ia berlari dengan secepat mungkin dengan berubah menjadi serigala. “kau—coba saja jika bisa dan aku akan menyihirmu menjadi seekor tikus bodoh!” gerutu Gara.
Terdengar sesuatu, Gara bersiap dengan tongkatnya kembali, lagi pula tak mungkin jika itu Halley, dia baru saja pergi dan tak mungkin kembali secepat ini. Gara menyadari sesuatu yang buruk, ia membangunkan Gloria dan Chemo si sigung lalu bergegas, Gloria juga melihat sesuatu yang buruk sepertinya, mereka bergegas keluar dari tenda dan bersembunyi dibalik pohon yang cukup besar, tak jauh dari tenda mereka.
“mahluk apa itu?” ucap Gara ketika melihat beberapa mahluk aneh dan mereka cukup besar, menyerupai manusia namun tidak dengan kepala mereka yang seperti seekor burung hantu dengan ular sebagai rambut rambut mereka “mereka adalah Cxipto, jangan pernah menatap mereka secara langsung jika kau tidak ingin menjadi batu atau bahkan menjadi bongkahan batu saat mereka menghancurkannya”. Ujar Chemo. Gara dengan sigap menggunakan magisnya mendatangkan kaca mata ajaib untuk menangkal magis dari mata mahluk aneh itu. “tunggu—Halley? Dimana dia?” ujar Gloria. Gara memberitahunya bahwa Halley sedang berburu. Mahluk mahluk itu seperti sedang mencari sesuatu, mata mata ular dari rambut mereka, tajam menatap kesegala arah, Cxipto menatap kearah tenda bahkan mereka masuk kedalamnya lalu keluar dan menghancurkan tenda itu. Tatapan mereka sungguh sangat mengerikan. Gara, Gloria dan Chemo memutuskan untuk pergi dan mencari Halley, mereka berjalan ditengah gelapnya hutan hanya dengan satu bola cahaya yang dibuat Gara dengan magisnya. Mereka menyusuri hutan, matahari mulai memancarkan sinarnya, namun mereka belum menemukan Halley, Chemo mengajak mereka untuk menuju tempat yang diberitahukannya, tempat yang mungkin dapat menjadi petunjuk untuk menemukan ayah Gloria.
“SIAPA KALIAN!!!” tegas suara itu dari belakang Gloria dan Gara, “Oxoi (mahluk sesosok goblin)? Ahh kau rupanya, kemarilah ini Gloria, dia adalah putri tuan Alex dan ini Gara temannya” ujar Chemo, “apa kau bercanda, tuan Alex? Dia bisa mengundang pangeran kegelapan jika kabar ini terdengar olehnya!” tegas goblin ini, “tunggu, dia adalah goblin bukan?” ujar Gara pada Chemo, dan Chemo hanya mengangguk “Ahh kami tak bermaksud membuat kekacauan, kami hanya ingin tahu keberadaan tuan Alex” jelas Gara “apa kau mengetahuinya?” tambah Gloria.
Untuk beberapa saat Oxoi hanya terdiam menunjukkan wajah menyebalkannya, menatap tajam kearah Gara dan Gloria, “oke baiklah, aku tahu apa yang kau pikirkan, percayalah kami hanya mencari ayahku, dan—dan aku tahu kau mengetahui sesuatu tentang ayahku, bisa kau ceritakan?” ujar Gloria.
Dengan beberapa bujukan akhirnya goblin itu membawa mereka kesuatu tempat, dan dia masih terdiam, hingga mereka tiba disebuah rumah—sepertinya, mereka berdiri didepan pohon yang cukup besar, sampai sampai mereka dapat masuk kedalamnya.
“Oxoi dari mana saja? Apa kau tahu, Cxipto! mereka berkeliaran!” ujar goblin lain yang ada dirumah pohon itu, goblin itu adalah istri dari Oxoi, Kire. “tunggu! Kau membawa manusia? Dan—sigung?” tambahnya. “ahh ya dia Chemo!”
 jelas Axoi. Gloria dan Gara menjelaskan semuanya apa maksud dari kedatangan mereka dan mahluk mahluk aneh yang mereka temui, kecuali kejadian saat mereka diserang goblin, goblin goblin itu pasti tidak terima jika mereka tahu soal tragedi itu, bagaimanapun cukup banyak goblin yang mereka habisi saat itu.
“maaf, nyonya bilang tadi Cxipto berkeliaran? Mereka menghancurkan tenda kami, sebenarnya mahluk apa mereka—dan—dan apa yang mereka cari?” Tanya Gara. “Cxipto… mereka adalah mahluk yang hanya dengan menatapnya saja kau bisa menjadi batu, aku yakin kau tau itu sigung” ujar Kire seraya memelingkan pandangannya untuk sesaat pada Chemo “namun tidak hanya itu, kalian tahu rambut ular mereka? Bisanya sangat mematikan, memang kau tidak akan langsung mati jika tergigit olehnya, namun efek yang akan mereka berikan lebih menyakitkan dibandingkan kematian, mereka adalah pengikut setia pangeran kegelapan, tapi aku tidak tahu apa yang mereka cari, dan kalian!—apa mereka melihat kalian? Jika iya, kalian dalam masalah besar manusia! Cxipto! mereka akan memberitahu bahwa ada manusia dihutan ini, dan jika dia tahu jika kau adalah putri dari tuan Alex, dia pasti akan memburumu” jelas Kire
“tidak—mereka—mereka tidak melihat kami” ujar Gloria “apa ayahku—pangeran kegelapan benar benar menginginkannya? Apa kau tahu benda apa yang pangeran kegelapan inginkan dari ayahku?”  tambahnya. “mereka mungkin tidak melihat kalian, tapi sebuah tenda? Kau pikir mahluk apa yang mendirikan sebuah tenda? Seekor sigung? Mereka tahu itu manusia, kalian harus berhati hati” ujar Axoi, “kemarilah kita pergi lebih dalam dari sini, akan sangat berbahaya jika ada yang mendengar ini!” tambahnya. Mereka pergi menuruni sebuah tangga yang terbuat dari kayu, ke ruang bawah tanah rumah pohon itu. “dengar ini baik baik” tegas Axoi “benda yang ayahmu ciptakan, akan membuat orang yang memilikinya mampu untuk hidup abadi, dan magisnya akan melindungi sang pemilik dari magis atau kekuatan apapun, pemilik batu itu akan kebal dan tidak terkalahkan, benda itu adalah… batu dewa , ayahmu tidak hanya dapat melihat masa lalu ataupun masa depan, meski aku tahu pangelihatan ayahmu itu bersifat subjektif, tapi dia juga seorang penyihir, batu itu…” Axoi terdiam sejenak “—dia tak sengaja menemukannya, terakhir aku bertemu ayahmu, ayahmu berkata bahwa ia melihat pangeran kegelapan akan memiliki batu ini, jadi dia harus menyembunyikannya saat itu ia tak berniat untuk menghancurkannya, ayahmu bilang batu itu terlalu berharga untuk dihancurkan!” jelasnya lagi. “penyihir?” ujar Gara.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar