Jumat, 03 April 2015

FF_Tiga

Silahkan baca cerita sebelumnya di FF_Dua
“hey apa kalian lapar? Iihat apa yang aku dapat”  ucap Halley dengan beberapa ekor ikan cukup besar ditangannya. Gloria terdiam sejenak “ssttttt…. Ayoo menyingkir dari sini, cepat!!!” ujar Gloria menarik lengan Gara, dan Halley mengikutinya. Tak lama beberapa manusia kerdil bermunculan. “Goblin? Apa yang mereka lakukan disini?” ujar Halley, “Goblin?” heran Gloria, dan Gara hanya menggaruk garuk kepalanya melihat mahluk kerdil itu. “ya goblin adalah mahluk jahat, pemarah dan sangat menyebalkan tentunya” ungkap Halley. “benarkah, mereka terlihat kecil apa yang bisa mereka lakukan? ungkap Gara, “ahh kau benar!” ujar Halley dan dia keluar menghampiri para goblin itu. “Hey!!! Apa yang kalian lakukan disini, pergi dan menyingkirlah!!!” sahut Halley. “apa maksudmu? Dasar manusia! Apa yang kau lakukan ditanah kami (goblin)” ungkap goblin, “jadi ini tanah kalian mahluk kerdil? Pergi sebelum aku menyerangmu, mencabik setiap detail tubuh mungilmu” ucap Halley “dasar bodoh apa yang dia lakukan” ucap Gara dan pergi menghampiri Halley, lalu memukul kepalanya “Bodoh, kau bisa membuatnya marah!” sentak Gara, “kau pikir apa yang akan mereka lakukan, menyerang kita? Kita akan menang!” ucap Halley. Para goblin itu menatap satu sama lain paling tidak mereka (goblin)  hanya bertiga, tapi tunggu perlahan goblin goblin bermunculan, mereka sepertinya berjumlah puluhan, Gloria menghampiri Halley dan Gara karena dia melihat sesuatu yang buruk, dia harus mencairkan ketegangan dan menenangkan para goblin yang marah karena ucapan Halley. Para goblin semakin mendekat, Gloria panik dan tak tahu harus berbuat apa, Gara bersiap dengan tongkatnya lagi. Seketika para goblin itu berlari menghampiri mereka bertiga, wajah wajah mereka berubah seketika, wajahnya yang tadi putih kecoklatan berubah menjadi hijau dan beberapa menjadi merah dan mereka bertambah besar dengan raut wajah yang menyeramkan, Halley melompat dan berubah menjadi serigala. Lalu para goblin itu menghilang seketika. “kemana mereka???” ucap Gloria, “entah!” ucap Gara, dan tiba tiba para goblin itu menyerang dan menampakan kembali wajah wajah mereka, jumlah mereka terlalu banyak untuk dilawan oleh 3 orang anak muda. Sesekali mereka menyerang tanpa menampakan diri. Pertempuran terjadi diantara mereka, sejauh ini mereka bertiga cukup tangguh untuk melawan, Halley mencabik setiap goblin yang menyerangnya, tapi tentu saja ia tetap kerepotan, goblin dimana mana dan menyerang dari segala arah, tak jarang Halley mendapat luka karena gigitan para goblin. Gara melawannya dengan ilmu magis yang dia miliki, namun itu tak pernah cukup untuk menghentikan para goblin, Gloria bersiap dengan pedang yang dimilikinya untuk melawan setiap goblin yang melawan. “aauuu!” teriak Gloria, lengannya tersayat oleh kuku kuku tajam para goblin, Gara menghampirinya begitu juga dengan Halley. Tunggu dulu… lagi dan lagi mereka tak menampakkan dirinya, mereka bertiga saling membelakangi untuk menjaga setiap arah yang mungkin para goblin akan menyerang. Mereka menampakan diri dan berteriak dengan keras bersiap untuk menyerang, namun dengan cepat Gara meraih Gloria dan Halley, lalu mereka bertiga menghilang dan terjatuh disuatu tempat disisi lain hutan ini. Halley sepertinya terluka parah, Gloria mendapat luka di wajah, kaki dan lengannya, tentu Gara juga terluka. Gara dengan sigap menghapiri Gloria yang berteriak kesakitan, membasuh luka yang dideritanya lalu menutup luka lukanya dengan mantranya, walaupun rasa sakitnya tak bisa hilang seketika, luka yang dialami Gloria terlalu dalam, Gara merangkul dan memindahkannya kedalam tenda yang hanya dalam waktu 5 detik berdiri tegak karena magis yang dimilikinya. “Beristirahatlah sebentar… dan maaf karena aku tak berhasil melindungimu” Ujar Gara lemah, “ Halley…  Gara tolonglah dia..” timpal Gloria dengan nada suara yang kesakitan .
Gara menghampiri Halley dengan segala amarahnya, bagaimanapun Halley yang memulainya, dia yang membuat para goblin itu marah, sosok serigala itu perlahan lahan berubah menjadi manusia kembali, Halley benar benar terluka, meskipun Gara ingin membunuh Halley saat itu juga, tapi tentu ia tidak melakukannya ia membawanya ketenda dan menutup luka luka yang dialami Halley, Gara sendiri terluka ia keluar dari tenda menyembukan dirinya sendiri sambil meringis karena kesakitan, Gara pergi mencari tanaman untuk menyembukan luka dalam yang dialami Gloria dan Halley.
“Hei—minumlah ini, dan aku akan memberitahumu dulu, sebelum kau memuntahkannya, rasanya sedikit mengerikan, tapi kau harus menelannya oke, ini minumlah..” Ujar Gara. Ekspersi Gloria saat meminum ramuan itu benar benar mengerikan, “iyyaakkk, aku seperti meminum muntahan.. rasanya benar benar mengerikan, jangan pernah memintaku untuk meminumnya lagi” ujar Gloria dan Gara hanya tersenyum mendengarnya “makanlah ini aku menemukan beberapa buah buahan tadi, lalu istirahatlah ini sudah larut, setelah kau lebih baik baru kita akan melanjutkan pencarian untuk menemukan ayahmu.. dan berjanjilah jangan pernah terluka seperti ini lagi..” ujar Gara yang melepaskan genggaman tangannya dari tangan Gloria. “terima kasih, kau benar benar kakak yang baik, bagaimana dengan Halley?” Tanya Gloria. ‘kakak?’ dalam benak Gara, ‘apa dia benar benar menganggapku hanya sebagai abangnya saja?’ kalut Gara dalam pikirannya. “aahh pengacau itu, dia masih belum sadar, tak usah kawatir dia  hanya perlu beberapa waktu agar obatnya bereaksi.. tidurlah” ucap Gara, “aku akan berjaga diluar” tambah Gara. Gara berjaga dan ia tak pernah lepas dari tongkat sihirnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar