Silahkan
baca cerita sebelumnya di FF_Dua
“hey
apa kalian lapar? Iihat apa yang aku dapat” ucap Halley dengan beberapa ekor ikan cukup
besar ditangannya. Gloria terdiam sejenak “ssttttt…. Ayoo menyingkir dari sini,
cepat!!!” ujar Gloria menarik lengan Gara, dan Halley mengikutinya. Tak lama
beberapa manusia kerdil bermunculan. “Goblin? Apa yang mereka lakukan disini?”
ujar Halley, “Goblin?” heran Gloria, dan Gara hanya menggaruk garuk kepalanya
melihat mahluk kerdil itu. “ya goblin adalah mahluk jahat, pemarah dan sangat
menyebalkan tentunya” ungkap Halley. “benarkah, mereka terlihat kecil apa yang
bisa mereka lakukan? ungkap Gara, “ahh kau benar!” ujar Halley dan dia keluar
menghampiri para goblin itu. “Hey!!! Apa yang kalian lakukan disini, pergi dan
menyingkirlah!!!” sahut Halley. “apa maksudmu? Dasar manusia! Apa yang kau
lakukan ditanah kami (goblin)” ungkap goblin, “jadi ini tanah kalian mahluk
kerdil? Pergi sebelum aku menyerangmu, mencabik setiap detail tubuh mungilmu”
ucap Halley “dasar bodoh apa yang dia lakukan” ucap Gara dan pergi menghampiri
Halley, lalu memukul kepalanya “Bodoh, kau bisa membuatnya marah!” sentak Gara,
“kau pikir apa yang akan mereka lakukan, menyerang kita? Kita akan menang!”
ucap Halley. Para goblin itu menatap satu sama lain paling tidak mereka
(goblin) hanya bertiga, tapi tunggu
perlahan goblin goblin bermunculan, mereka sepertinya berjumlah puluhan, Gloria
menghampiri Halley dan Gara karena dia melihat sesuatu yang buruk, dia harus
mencairkan ketegangan dan menenangkan para goblin yang marah karena ucapan
Halley. Para goblin semakin mendekat, Gloria panik dan tak tahu harus berbuat
apa, Gara bersiap dengan tongkatnya lagi. Seketika para goblin itu berlari
menghampiri mereka bertiga, wajah wajah mereka berubah seketika, wajahnya yang
tadi putih kecoklatan berubah menjadi hijau dan beberapa menjadi merah dan
mereka bertambah besar dengan raut wajah yang menyeramkan, Halley melompat dan
berubah menjadi serigala. Lalu para goblin itu menghilang seketika. “kemana
mereka???” ucap Gloria, “entah!” ucap Gara, dan tiba tiba para goblin itu
menyerang dan menampakan kembali wajah wajah mereka, jumlah mereka terlalu
banyak untuk dilawan oleh 3 orang anak muda. Sesekali mereka menyerang tanpa
menampakan diri. Pertempuran terjadi diantara mereka, sejauh ini mereka bertiga
cukup tangguh untuk melawan, Halley mencabik setiap goblin yang menyerangnya,
tapi tentu saja ia tetap kerepotan, goblin dimana mana dan menyerang dari
segala arah, tak jarang Halley mendapat luka karena gigitan para goblin. Gara
melawannya dengan ilmu magis yang dia miliki, namun itu tak pernah cukup untuk
menghentikan para goblin, Gloria bersiap dengan pedang yang dimilikinya untuk
melawan setiap goblin yang melawan. “aauuu!” teriak Gloria, lengannya tersayat
oleh kuku kuku tajam para goblin, Gara menghampirinya begitu juga dengan
Halley. Tunggu dulu… lagi dan lagi mereka tak menampakkan dirinya, mereka
bertiga saling membelakangi untuk menjaga setiap arah yang mungkin para goblin
akan menyerang. Mereka menampakan diri dan berteriak dengan keras bersiap untuk
menyerang, namun dengan cepat Gara meraih Gloria dan Halley, lalu mereka
bertiga menghilang dan terjatuh disuatu tempat disisi lain hutan ini. Halley
sepertinya terluka parah, Gloria mendapat luka di wajah, kaki dan lengannya,
tentu Gara juga terluka. Gara dengan sigap menghapiri Gloria yang berteriak
kesakitan, membasuh luka yang dideritanya lalu menutup luka lukanya dengan
mantranya, walaupun rasa sakitnya tak bisa hilang seketika, luka yang dialami
Gloria terlalu dalam, Gara merangkul dan memindahkannya kedalam tenda yang
hanya dalam waktu 5 detik berdiri tegak karena magis yang dimilikinya.
“Beristirahatlah sebentar… dan maaf karena aku tak berhasil melindungimu” Ujar
Gara lemah, “ Halley… Gara tolonglah
dia..” timpal Gloria dengan nada suara yang kesakitan .
Gara
menghampiri Halley dengan segala amarahnya, bagaimanapun Halley yang
memulainya, dia yang membuat para goblin itu marah, sosok serigala itu perlahan
lahan berubah menjadi manusia kembali, Halley benar benar terluka, meskipun
Gara ingin membunuh Halley saat itu juga, tapi tentu ia tidak melakukannya ia
membawanya ketenda dan menutup luka luka yang dialami Halley, Gara sendiri
terluka ia keluar dari tenda menyembukan dirinya sendiri sambil meringis karena
kesakitan, Gara pergi mencari tanaman untuk menyembukan luka dalam yang dialami
Gloria dan Halley.
“Hei—minumlah
ini, dan aku akan memberitahumu dulu, sebelum kau memuntahkannya, rasanya
sedikit mengerikan, tapi kau harus menelannya oke, ini minumlah..” Ujar Gara.
Ekspersi Gloria saat meminum ramuan itu benar benar mengerikan, “iyyaakkk, aku
seperti meminum muntahan.. rasanya benar benar mengerikan, jangan pernah
memintaku untuk meminumnya lagi” ujar Gloria dan Gara hanya tersenyum
mendengarnya “makanlah ini aku menemukan beberapa buah buahan tadi, lalu
istirahatlah ini sudah larut, setelah kau lebih baik baru kita akan melanjutkan
pencarian untuk menemukan ayahmu.. dan berjanjilah jangan pernah terluka
seperti ini lagi..” ujar Gara yang melepaskan genggaman tangannya dari tangan
Gloria. “terima kasih, kau benar benar kakak yang baik, bagaimana dengan
Halley?” Tanya Gloria. ‘kakak?’ dalam benak Gara, ‘apa dia benar benar
menganggapku hanya sebagai abangnya saja?’ kalut Gara dalam pikirannya. “aahh
pengacau itu, dia masih belum sadar, tak usah kawatir dia hanya perlu beberapa waktu agar obatnya
bereaksi.. tidurlah” ucap Gara, “aku akan berjaga diluar” tambah Gara. Gara
berjaga dan ia tak pernah lepas dari tongkat sihirnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar