Silahkan
baca cerita sebelumnya di FF_Sembilan belas
“dengan
sangat jelas!” jawab pangeran kegelapan meyakinkan Halley, “baiklah...—aku—”
ujar Halley dan menatap kearah Gara yang ada disebrangnya memberikan pertanda,
“aku—sama sekali tak membutuhkannya!” lugas Halley dan melemparkan batu itu
pada Gara, Gara berhasil mendapatkannya, kini semuanya menatap Gara, tuan Titan
hendak meraih namun tuan Jack menghadangnya, Halley berubah kembali menjadi
seekor serigala membawa Gloria pergi dari tempat itu, Gara meraih lengan tuan
Jack dan tuan Alex lalu menghilang dari tempat itu, hingga mereka muncul
disebuah bukit lapang, Halley dan Gloria muncul kemudian, mereka semua berusaha
mengambil nafas namun mereka tak dapat menikmati setiap tarikan nafas mereka
karena para Cxipto mengepung mereka sekarang, “apa yang harus kita lakukan
sekarang?” ujar Gloria, “tetaplah bersamaku!” jelas Halley mata besar
serigalanya memandangi para Cxipto itu, “menyerahlah!” ujar tuan Titan yang
berwujud seekor serigala menatap tajam anaknya, “ayah melakukan kesalahan” ujar
Halley geram Halley, “demi kebaikanmu.. menyerahlah, ayah tak ingin kau
terluka” ujarnya, “seharusnya ayah memikirkan itu sejak awal!” jelas Halley
“tak akan ku biarkan ayah melakukan ini” tambahnya, tuan Alex melakukan
magisnya untuk menyingkirkan para cxipto itu namun sebanyak apapun yang ia
singkirkan para Cxipto itu akan bermunculan kembali, mereka terus bertambah,
“Gara! Arahkan magismu pada pada batu itu!” seru tuan Alex, gara mengambil
nafas yang cukup dalam meluncurkan sebuah mantra pada batu itu melalui tongkat
sihirnya, dan para cxipto itu langsung menjadi abu seketika ketika cahaya dari
batu itu mengenai tubuh mereka, “tuan ini..” ujar Gara perlahan memberikan batu
itu pada tuan Alex, “ini hampir tengah malam” ujar tuan Alex, “aaargghht!!!”
terdengar jerit Gloria yang kini ada pada cengkraman pangeran kegelapan, tubuh
Gloria terangkat dan ia sama sekali tak dapat melepaskan diri, Halley melompat
kearah pangeran kegelapan namun ia justru terhempaskan, Gara mencoba
menggunakan magisnya, namun pangeran kegelapan juga menghempaskannya hingga
Gara tersungkur, tuan Jack berusaha melindungi tuan Alex dengan menghadang tuan
Titan yang hendak mendekatinya, dan perkelahian terjadi diantara mereka,
“menyingkirlah!” ujar tuan Titan, “coba saja!” tantang tuan Jack, Halley meluncur
kearah ayahnya dan menghempaskannya, Halley menatap tajam kedua mata ayahnya,
“maaf ayah—aku—aku minta maaf” lirih Halley, tuan Titan melihat kedalam mata
anaknya, ingatan kebersamaan mereka berdua terbesit dalam pengelihatan tuan
Titan, matanya kini melemah melihat tatapan putranya Halley.
“berikan
batu itu jika kau tidak ingin melihat putri kecilmu ini terluka” ujar pangeran
kegelapan, ‘Gloria masih memekai kalung rubi dariku, meski rubi telah melemah
tapi magis itu tidak akan pernah hilang sepenuhnya’ pikir Gara, seandainya ia
bisa melakukan koneksi itu ia bisa mengendalikan pikiran Gloria, ‘apa koneksi
itu telah benar benar terputus?’ pikir Gara, ia tahu jika koneksi yang dulu
dibuatnya sangat kuat, meski tuan Alex telah berhasil memutuskan koneksi diantara
mereka, ‘aku akan mencobanya’ pikir Gara lagi, ia memfokuskan diri memberi tahu
Gloria untuk fokus pada kalungnya, bagaimanapun kalung itu seharusnya bisa
melindungi Gloria dari setiap magis yang menjeratnya, tapi itu tak berhasil,
Gloria tidak bereaksi apapun Gara tak pernah bisa meraih pikiran Gloria, Gloria
masih terlihat kesakitan, ia menggelengkan kepalanya perlahan berharap ayahnya
tak pernah menyerahkan batu itu, tuan Alex terlihat bimbang ia tak ingin jika
terjadi sesuatu pada putrinya, perlahan tuan Alex sedikit mengarahkan batu itu
pada pangeran kegelapan, Gara merasakan keraguan itu, pangeran kegelapan tetap terfokus pada
tuan Alex, Gara menatap tajam pada Gloria, dan Gloria membalas tatapannya,
“ka-lung-mu” ujar Gara tanpa menimbulkan suara berharap Gloria dapat membaca
gerakan mulutnya, Gloria menggelengkan kepalanya memberitahu Gara ia tak
mengerti apa yang dimaksudnya, Gara menunjukan lengannya kelehernya dan
mengejanya kembali “ka-lung-mu” Pangeran kegelapan memperhatikan dan ia juga menjerat
Gara dan menghempaskannya hingga ia terjatuh kedasar bukit. Gloria
memperhatikan kalungnya, ia mulai mengerti apa yang dimaksud oleh Gara, ia
mencoba fokus pada kalungnya setidaknya untuk melepaskan jeratan dari pangeran
kegelapan. Kalung Gloria mulai bersinar hingga akhirnya Gloria terjatuh, Gloria
dengan cepat menghampiri ayahnya, tuan Alex menarik kembali batu ditangannya,
pangeran kegelapan mulai bermain dengan magisnya lagi tapi itu tak berhasil
pada Gloria hingga akhirnya ia akan melakukannya pada tuan Alex, namun tiba
tiba tuan Titan melompat kearah tuan Alex sehingga magis yang diluncurkan
pangeran kegelapan tapat mengenai tubuh serigalanya hingga ia terjatuh dan
berubah menjadi manusia kembali, “tidak—ayah!” seru Halley berlari menghampiri
ayahnya, Gara berusaha bangkit dan kembali. Gloria menghampiri Gara saat Gara
muncul, “saatnya hampir tiba!” ujar tuan Alex. Pangeran kegelapan menghempaskan
tuan Alex dan batu itu kini tepat berada dihadapannya, Gara melakukan magisnya
untuk merebut batu itu dari genggaman pangeran kegelapan namun pangeran
kegelapan berhasil menangkis magis itu dan membuat Gara terjatuh, Halley
melompat menerjang pangeran kegelapan namun cara itu tak pernah berhasil
menghentikan pangeran kegelapan, diangkatnya batu itu kearah langit lalu
ditariknya kembali dan ia simpan tepat didadanya namun sebelum pangeran
kegelapan melakukannya Gara berhasil melayangkan sebuah mantra yang membuat
batu itu terjatuh, pangeran kegelapan murka dan mengalihkan pandangannya pada
Gara diangkatnya jemari tangannya namun Gloria melindungi Gara hingga magis
yang dilayangkan pangeran kegelapan tepat masuk kedalam kalung rubi Gloria
sehingga mantra itu berbalik pada pangeran kegelapan, mereka sama sama
terhempaskan karenanya, pangeran kegelapan bangkit dan mengarah pada batu itu,
sesuatu menggerakan batu itu, itu adalah Haxio, ia membawanya dengan
keseimbangan yang sangat tidak terjaga, dan Halley membantunya, pangeran
kegelapan menghempaskan Halley dan berhasil mendapatkan batu itu, pangeran
kegelapan menyadari waktunya tak lagi banyak hingga akhirnya ia benar benar
menyerap keluatan dari batu itu, dirasakannya kekuatan yang begitu besar
mengalir pada tubuhnya, semuanya kehilangan harapan ketika melihat kejadian
itu. Pangeran kegelapan tersenyum sangat puas hingga akhirnya sesuatu yang ia
tidak duga terjadi, tubuhnya dilubangi oleh cahaya merah yang ditimbulkan dari
batu itu “tunggu—tunggu bukan seperti ini seharusnya!” murka pangeran kegelapan
hingga akhirnya tubuhnya lenyap dengan meredupnya cahaya dari batu dewa itu.
Dan batu itu terjatuh kemudian berubah menjadi abu tak ada sisa sedikitpun.
Setiap mahluk mahluk tak wajar perlahan terhempaskan dan lebur menjadi abu,
termasuk Haxio.
“aku
tidak mengerti—apa—apa yang sebenarnya terjadi, bukankah—bukankah seharusnya
dia menjadi—sangat—”—“ dia terlamBat sayang!” sela tuan Alex, “walau dia hanya
sedikit terlamBat, 1000 tahun usia batu telah berlalu saat ia mencapai titik
sempurna tapi setelah itu ia akan mencapai titik terlemahnya meski itu hanya
untuk sesaaat, sepertinya pangeran kegelapan menyerap kekuatan batu itu saat
berada dititik yang salah sehingga ia menjadi hancur karenanya, energi yang
terkoneksi dengan batu terlalu besar untuk kondisi batu yang sangat lemah
sehingga menghancurkannya dan dengan hancurnya batu itu maka semua mahluk magis
yang tercipta darinya akan ikut hancur bersamanya” jelas tuan Alex, “setidaknya
ini semua berakhir” ujar Gloria dan memeluk hangat ayahnya.
Halley
tepat berada disamping ayahnya, meski ayahnya ikut campur terlalu besar
terhadap pangeran kegelapan tapi tuan Titan tetaplah ayahnya, dalam sadarnya
tuan Titan tersenyum menatap Halley. “ayah minta maaf nak” ujar lemah tuan
Titan, “aku tahu—aku tahu ayah tidak bersalaH sepenuhnya” ujar Halley mendekap
kuat tubuh ayahnya. Hingga akhirnya tuan Titan tak mampu bertahan dan
melepaskan nafas terakhirnya, Halley hanya menangis melihat kepergian ayahnya,
Gloria menghampiri Halley dan memeluknya berharap itu bisa membantu Halley.
Gara tegak berdiri dihadapan Gloria dan Halley, menatap tajam kearah mereka dan
seulas senyuman muncul diwajahnya.
…
“lihat
ini…” ujar Halley yang muncul dari belakang tubuh Gloria menunjukan sebuah
kalung yang terjuntai dihadapan Gloria, lalu duduk disampingnya, “cantiknya..”
ujar lebut Gloria dan meraih kalung itu, “kau menyukainya?” timpal Halley,
“hhaaahhhh… (membuang nafas) tapi itu hanya sebuah kalung biasa, kalung itu tak
dapat melindungimu dari apapun, tak seperti kalung pemberian Gara” ujar Halley
tanpa memandang Gloria sedikitpun ia hanya memusatkan pandangannya pada
hamparan bunga bunga dihadapannya, “kau tahu aku bukan penyihir” tambahnya
menatap Gloria, “kalau begitu aku tak membutuhkan kalung ini bukan?” ujar
Gloria dan itu membuat raut wajah Halley sedikit geram “hmm meski kalung ini
tak secantik kalung yang diberikan Gara untukmu, dan kalung ini tak dapat
melindungimu dari magis jahat—tapi ada satu hal yang mungkin dapat
dilakukannya” ujar Halley dan bangkit melangkahkan kaki kakinya menikmati
setiap pemandangan indah yang terbentang dihadapannya, Gloria mengikuti setiap
langkah yang dilakukan Halley, “apa?” ujar Gloria, “kalung ini akan membuatmu
tak akan pernah bisa jauh dariku” jelas Halley, dan Gloria tersenyum manis
karena ucapan Halley, “kau mengikatku sekarang?” ujar Gloria, “aaiisshh kau terlalu
percaya diri, aku tak bilang aku menerimanya” tambah Gloria dan pergi dari
Halley dengan melepas senyumannya, “kau—” kalut Halley dan mengejar Gloria.
Gara
memperhatikan dari kejauhan ia tak pernah melihat Gloria sebahagia itu bahkan
ia tak bisa membuat Gloria tersenyum sebahagia itu, Gara tak pernah melepaskan
pandangannya dari mereka tidak sedikitpun, ia tahu Gloria membutuhkan Halley
dan Halley satu satunya alasan yang membuat Gloria dapat tersenyum seperti itu.
-THE END-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar