Mengkaji model-model
pembelajaran yang lebih
berorientasi pengembangan
individu
Faktor psikologis
merupakan salah satu factor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik, oleh
karena itulah model model dalam pembelajaran harus diperhatikan. Setiap peserta
didik memilki karakeristik yang berbeda dan dalam satu kelompok belajarn
memiliki kecenderungan tertentu dalam memahami materi pembelajaran yang
diberikan oleh pendidik, oleh karenanya model model pembelajaran terus
berkembang disesuaikan dengan kebutuhan dan capaian yang diharapkan.
Dalam memahami proses
pembelajaran berbasis bimbingan tentu
sebelumnya yang harus diketahui adalah dua kata kunci yaitu pembelajaran dan
bimbingan dan mengapa pembelajaran berbasis bimbingan perlu untuk dilakukan.
Manusia memiliki
potensi yang pada dasarnya akan selalu dikembangkan soptimal mungkin. Potensi
itu adalah “Laten Power” yaitu kekuatan, kemampuan, keunggulan dan keunikan
yang belum tampak, prestasi yang belum muncul dan karakteristik lainnya yang
belum diwujudkan dalam bentuk prilaku, sedangkan perkembangan optimal
mengandung makna perkembangan yang terus dilakukan sesuai dengan potensi yang
dimilikinya.
Definisi dari bimbingan
sendiri telah dikemukakan pada materi sebelumnya ( silahkan baca “PengertianBimbingan dan Konseling”), jika ditarik dalam kesimpulan, maka dapat
disimpulkan jika bimbingan merupakan suatu proses yang berkesinambungan dalam
upaya membantu peserta didik dalam memfasilitasi peserta didik tersebut untuk
mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Pembelajaran merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk membelajarkan peserta didik
atau menjadikan peserta didik dalam kondisi belajar. Belajar yang dimaksud
adalah proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman. Pembelajaran
tidak semata mata menyampaikan materi sesuai dengan target kurikulum tanpa
memperhatikan kondisi siswa, tetapi juga terkait dengan unsur manusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi demi
mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga pembelajaran dapat diartikan sebagai
interaksi dua arah anatara pendidik dan peserta didik serta teori dan praktik.
Berdasarkan pernyataan
diatas maka disinilah peran dalam pembelajaran berbasis bimbingan itu sangat
penting untuk diterapkan karena pembelajaran yang baik tidak hanya berorientasi
pada pencapaian kognitif saja tetapi dapat pula menghasilkan output yang
memiliki karakter positif dan normative. Karena itulah sebaiknya pembelajaran
dilakukan berlandasakan pada prinsip prinsip bimbingan yang didasarkan pada
1.
Needs Assesment ( sesuai dengan
kebutuhan)
2.
Helping Relationship ( dikembangkan
dalam suasana membantu)
a. Empati
b. Keterbukaan
c. Kehangatan
Psikologis
d. Realistis
3.
Bersifat memfasilitasi
4.
Berorientasi pada :
a. Learning
to be (belajar menjadi)
b. Learning
to learn ( belajar untuk belajar)
c. Learning
to work ( belajar untuk bekerja dan berkarir)
d. Learning
to live together ( belajar untuk hidup bersama)
Model
model pembelajaran berbasis bimbimngan dan konseling
Seorang pendidik
haruslah memahami model model pembelajaran agar dapat menyesuaikan dengan gaya
belajar dari peserta didik agar tujuan pembelajaran yang telah dirancang dapat
tercapai dengan optimal. Namun yang perlu ditekankan adalah tidak ada model
pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi dari peserta
didik sehingga disinilah pendidik berperan untuk selalu mengembangkan dan atau
memilih model pembelajaran yang akan diterapkan dengan selalu memperhatikan
kondisi peserta didik, sifat materi bahan ajar, fasilitas yang tersedia dan
kondisi dari pendidik itu sendiri
Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang
tidak dimiliki oleh strategi atau prosedur tertentu. Keempat ciri tersebut
ialah (1) rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya, (2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar
(tujuan pembelajaran yang akan dicapai), (3) tingkah laku mengajar yang
diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; dan (4)
lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
Kedua, model dapat berfungsi sebagai sarana
komunikasi yang penting, apakah yang dibicarakan adalah tentang mengajar di
kelas, atau praktek mengawasi siswa. Model pembelajaran diklasifikasikan
berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaksnya (pola urutannya), dan sifat
lingkungan belajarnya. Penggunaan model pembelajaran tertentu memungkinkan guru
dapat mencapai pembelajaran tertentu dan bukan tujuan pembelajaran yang lain.
Menurut Joyce, Weil dan Showers menggolongkan
pembelajaran dalam empat rumpun yaitu (1) Rumpun Model Model Pengolahan
Informasi; (2) Rumpun Model Model Pribadi/ Individual; (3) Rumpun Model Model
Sosial; (4) Rumpun Model Model Perilaku. Dalam hal ini hanya akan dibahas
mengenai model-model pembelajaran yang
lebih berorientasi pengembangan individu.
Pembelajaran dalam rumpun model model pribadi/individual lebih menekankan pada
pengembangan individu. Model-model ini menekankan pada proses membangun
/mengkonstruksi dan mengorganisasi realiata, yang memandang manusia sebagai
pembuat makna. Seringkali, model-model pembelajaran rumpun ini memberikan
banyak perhatian pada kehidupan emaosional. Fokus model pembelajaran ditekankan
untuk membantu individu dalam mengembangkan hubungan produktif dengan
lingkungannya dan untukmelihat dirinya sendiri.
Model personal bertitik tolak dari teori Humanistik,
yaitu berorientasi terhadap pengembangan diri individu. Perhatian utamanya pada
emosional siswa untuk mengembangkan hubungan yang produktif dengan
lingkungannya. Model ini menjadikan pribadi siswa yang mampu membentuk hubungan
yang harmonis serta mampu memproses informasi secara efektif. Model ini juga
berorientasi pada individu dan perkembangan keakuan.
Adapun implikasi dalam teori humanistic khususnya
dalam pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Bertingkah
laku dan belajar merupakan hasil dari pengamatan
2. Tingkah
laku yang telah ada dapat langsung dilaksanakan
3. Semua
individu memiliki dorongan dasar terhadap aktualisasi dirinya sendiri
4. Mengajar
merupakan upaya dalam membantu individu dalam mengembangkan suatu hubungan yang
produktif dengan lingkungannya dan memandang dirinya sebagai pribadi yang cakap
Adapun yang termasuk dalam model model pembelajaran
personal diantaranya : (1) Pembelajaran Non-Directif; (2) Latihan Kesadaran;
(3) Sistem Konseptual dan (4) Pertemuan Kelas dan (5) Sintetik. Pada model pembelajaran Non directif lebih
menekankan pada kemitraan antara siswa dan guru. Guru berusaha membantu siswa
memahami perannya dalam pendidikan mereka sendiri. Model ini juga menekankan
pada pembentukan kemampuan belajar sendiri untuk mencapai pemahaman dan
penemuan diri sendiri. Sehingga terbentuk konsep diri. Latihan kesadaran
berperan dalam meningkatkan kemampuan
seseorang dalam menjajahi /mengeksplorasi dan menyadari pemahaman diri sendiri
dan untuk meningkatkan kemampuan interpersonal atau kepedulian peserta didik. Sistem
konseptual dirancang untuk meningkatkan kompleksitas pribadi dan fleksibelitas serta
untuk mengembangkan kompleksitas pribadi dan memecahkan masalah secara kreatif.
Pertemuan kelas berperan dalam pengembangan pemahaman diri dan tanggungjawab
pada diri sendiri dan kelompok sosialnya dan sintetik bertujuan untuk
meningkatkan kompleksitas dasar pribadi yang luwes.
Sebagai seorang pendidik merupakan suatu keharusan
dalam memahami model model pembelajaran khusunya dalam model pembelajaran yang
berorientasi pada pengembangan individu sangatlah penting dalam memahami rumpun
model personal yang dapat diaplikasikan langsung dalam proses pembelajaran yang
akan diberikan pada peserta didik. Sebagai langkah awal dalam memahami
karakteristik dari peserta didik dapat dilakukan pembelajaran non-direktif,
dimana dalam pembelajaran ini pendidik merupakan fasilitator bagi pertumbuhan
dan perkembangan siswa. Metode ini dikembangkan untuk membuat pendidikan
menjadi proses yang aktif bukan pasif. Dalam pembelajarannya peserta didik
dapat diminta untuk mengobservasi, menganalisa fakta yang dihadapi,
menyimpulkan hasil pengamatan, mengkomunikasikan hasil yang telah ditemukannya
dan membandingkannya dengan fakta lain. Dalam pelaksanaannya pendidik membantu
peserta didik dalam menggali ide/gagasan, dalam pengajaran non direktif
pendidik dapat memperhatikan kemampuan dari peserta didik untuk
mengidentifikasi masalah masalahnya dan merumuskan solusi solusinya.
Sumber :
Biduman.
2009. Strategi Pembelajaran Berbasis Bimbingan. [online] tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBINGAN/197102191998021NANDANG_BUDIMAN/pembelajaran_berbasis_bimbingan_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf
[8 April 2015]
Fauzan,
Ari. 2012. Model Pembelajaran Berbasis Bimbingan dan Konseling. https://fingeridea.wordpress.com/
Rizema,
Sitiatava. 2013. Desain Belaja Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jakarta :Diva
Press
Roestiyah. Cetakan VII: 2008. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Rusman.___.Pendekatan
dan Model Pembelajaran. [online] tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196209061986011AHMAD_MULYADIPRANA/PDF/Model_Pengembangan_Pembelajaran.pdf
[8 April 2015]
Santoso,
Edy. 2011. Model Model Pembelajaran. Surabaya : Universitas Airlangga
Syanza,
Almasdi dan Mitri Irianti. 2008. Model Model Pembelajaran. Riau : Universitas
Riau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar