Kamis, 09 April 2015

Pembelajaran Berbasis Bimbingan


Mengkaji  model-model  pembelajaran  yang  lebih  berorientasi  pengembangan individu

Faktor psikologis merupakan salah satu factor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik, oleh karena itulah model model dalam pembelajaran harus diperhatikan. Setiap peserta didik memilki karakeristik yang berbeda dan dalam satu kelompok belajarn memiliki kecenderungan tertentu dalam memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh pendidik, oleh karenanya model model pembelajaran terus berkembang disesuaikan dengan kebutuhan dan capaian yang diharapkan.
Dalam memahami proses pembelajaran berbasis bimbingan  tentu sebelumnya yang harus diketahui adalah dua kata kunci yaitu pembelajaran dan bimbingan dan mengapa pembelajaran berbasis bimbingan perlu untuk dilakukan.
Manusia memiliki potensi yang pada dasarnya akan selalu dikembangkan soptimal mungkin. Potensi itu adalah “Laten Power” yaitu kekuatan, kemampuan, keunggulan dan keunikan yang belum tampak, prestasi yang belum muncul dan karakteristik lainnya yang belum diwujudkan dalam bentuk prilaku, sedangkan perkembangan optimal mengandung makna perkembangan yang terus dilakukan sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Definisi dari bimbingan sendiri telah dikemukakan pada materi sebelumnya ( silahkan baca “PengertianBimbingan dan Konseling”), jika ditarik dalam kesimpulan, maka dapat disimpulkan jika bimbingan merupakan suatu proses yang berkesinambungan dalam upaya membantu peserta didik dalam memfasilitasi peserta didik tersebut untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk membelajarkan peserta didik atau menjadikan peserta didik dalam kondisi belajar. Belajar yang dimaksud adalah proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman. Pembelajaran tidak semata mata menyampaikan materi sesuai dengan target kurikulum tanpa memperhatikan kondisi siswa, tetapi juga terkait dengan unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi demi mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga pembelajaran dapat diartikan sebagai interaksi dua arah anatara pendidik dan peserta didik serta teori dan praktik.
Berdasarkan pernyataan diatas maka disinilah peran dalam pembelajaran berbasis bimbingan itu sangat penting untuk diterapkan karena pembelajaran yang baik tidak hanya berorientasi pada pencapaian kognitif saja tetapi dapat pula menghasilkan output yang memiliki karakter positif dan normative. Karena itulah sebaiknya pembelajaran dilakukan berlandasakan pada prinsip prinsip bimbingan yang didasarkan pada
1.      Needs Assesment ( sesuai dengan kebutuhan)
2.      Helping Relationship ( dikembangkan dalam suasana membantu)
a.       Empati
b.      Keterbukaan
c.       Kehangatan Psikologis
d.      Realistis
3.      Bersifat memfasilitasi
4.      Berorientasi pada :
a.       Learning to be (belajar menjadi)
b.      Learning to learn ( belajar untuk belajar)
c.       Learning to work ( belajar untuk bekerja dan berkarir)
d.      Learning to live together ( belajar untuk hidup bersama)

Model model pembelajaran berbasis bimbimngan dan konseling
Seorang pendidik haruslah memahami model model pembelajaran agar dapat menyesuaikan dengan gaya belajar dari peserta didik agar tujuan pembelajaran yang telah dirancang dapat tercapai dengan optimal. Namun yang perlu ditekankan adalah tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi dari peserta didik sehingga disinilah pendidik berperan untuk selalu mengembangkan dan atau memilih model pembelajaran yang akan diterapkan dengan selalu memperhatikan kondisi peserta didik, sifat materi bahan ajar, fasilitas yang tersedia dan kondisi dari pendidik itu sendiri
Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi atau prosedur tertentu. Keempat ciri tersebut ialah (1) rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya, (2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai), (3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; dan (4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
Kedua, model dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang penting, apakah yang dibicarakan adalah tentang mengajar di kelas, atau praktek mengawasi siswa. Model pembelajaran diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaksnya (pola urutannya), dan sifat lingkungan belajarnya. Penggunaan model pembelajaran tertentu memungkinkan guru dapat mencapai pembelajaran tertentu dan bukan tujuan pembelajaran yang lain.
Menurut Joyce, Weil dan Showers menggolongkan pembelajaran dalam empat rumpun yaitu (1) Rumpun Model Model Pengolahan Informasi; (2) Rumpun Model Model Pribadi/ Individual; (3) Rumpun Model Model Sosial; (4) Rumpun Model Model Perilaku. Dalam hal ini hanya akan dibahas mengenai model-model pembelajaran  yang  lebih  berorientasi  pengembangan individu. Pembelajaran dalam rumpun model model pribadi/individual lebih menekankan pada pengembangan individu. Model-model ini menekankan pada proses membangun /mengkonstruksi dan mengorganisasi realiata, yang memandang manusia sebagai pembuat makna. Seringkali, model-model pembelajaran rumpun ini memberikan banyak perhatian pada kehidupan emaosional. Fokus model pembelajaran ditekankan untuk membantu individu dalam mengembangkan hubungan produktif dengan lingkungannya dan untukmelihat dirinya sendiri.
Model personal bertitik tolak dari teori Humanistik, yaitu berorientasi terhadap pengembangan diri individu. Perhatian utamanya pada emosional siswa untuk mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya. Model ini menjadikan pribadi siswa yang mampu membentuk hubungan yang harmonis serta mampu memproses informasi secara efektif. Model ini juga berorientasi pada individu dan perkembangan keakuan.
Adapun implikasi dalam teori humanistic khususnya dalam pendidikan adalah sebagai berikut :
1.      Bertingkah laku dan belajar merupakan hasil dari pengamatan
2.      Tingkah laku yang telah ada dapat langsung dilaksanakan
3.      Semua individu memiliki dorongan dasar terhadap aktualisasi dirinya sendiri
4.      Mengajar merupakan upaya dalam membantu individu dalam mengembangkan suatu hubungan yang produktif dengan lingkungannya dan memandang dirinya sebagai pribadi yang cakap
Adapun yang termasuk dalam model model pembelajaran personal diantaranya : (1) Pembelajaran Non-Directif; (2) Latihan Kesadaran; (3) Sistem Konseptual dan (4) Pertemuan Kelas dan (5) Sintetik.  Pada model pembelajaran Non directif lebih menekankan pada kemitraan antara siswa dan guru. Guru berusaha membantu siswa memahami perannya dalam pendidikan mereka sendiri. Model ini juga menekankan pada pembentukan kemampuan belajar sendiri untuk mencapai pemahaman dan penemuan diri sendiri. Sehingga terbentuk konsep diri. Latihan kesadaran berperan dalam  meningkatkan kemampuan seseorang dalam menjajahi /mengeksplorasi dan menyadari pemahaman diri sendiri dan untuk meningkatkan kemampuan interpersonal atau kepedulian peserta didik. Sistem konseptual dirancang untuk meningkatkan kompleksitas pribadi dan fleksibelitas serta untuk mengembangkan kompleksitas pribadi dan memecahkan masalah secara kreatif. Pertemuan kelas berperan dalam pengembangan pemahaman diri dan tanggungjawab pada diri sendiri dan kelompok sosialnya dan sintetik bertujuan untuk meningkatkan kompleksitas dasar pribadi yang luwes.
Sebagai seorang pendidik merupakan suatu keharusan dalam memahami model model pembelajaran khusunya dalam model pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan individu sangatlah penting dalam memahami rumpun model personal yang dapat diaplikasikan langsung dalam proses pembelajaran yang akan diberikan pada peserta didik. Sebagai langkah awal dalam memahami karakteristik dari peserta didik dapat dilakukan pembelajaran non-direktif, dimana dalam pembelajaran ini pendidik merupakan fasilitator bagi pertumbuhan dan perkembangan siswa. Metode ini dikembangkan untuk membuat pendidikan menjadi proses yang aktif bukan pasif. Dalam pembelajarannya peserta didik dapat diminta untuk mengobservasi, menganalisa fakta yang dihadapi, menyimpulkan hasil pengamatan, mengkomunikasikan hasil yang telah ditemukannya dan membandingkannya dengan fakta lain. Dalam pelaksanaannya pendidik membantu peserta didik dalam menggali ide/gagasan, dalam pengajaran non direktif pendidik dapat memperhatikan kemampuan dari peserta didik untuk mengidentifikasi masalah masalahnya dan merumuskan solusi solusinya.

Sumber            :
Fauzan, Ari. 2012. Model Pembelajaran Berbasis Bimbingan dan Konseling. https://fingeridea.wordpress.com/
Rizema, Sitiatava. 2013. Desain Belaja Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jakarta :Diva Press
Roestiyah. Cetakan VII: 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Santoso, Edy. 2011. Model Model Pembelajaran. Surabaya : Universitas Airlangga
Syanza, Almasdi dan Mitri Irianti. 2008. Model Model Pembelajaran. Riau : Universitas Riau



Tidak ada komentar:

Posting Komentar