"kau hanya akan diam" ujarnya disudut lain negeri ini, "mmm... katakanlah aku hanya sedang menunggu" balasku menatap sebuah atap kosong, "Kalau begitu, berikan waktumu padaku, sepertinya kau memiliki kelebihan waktu". Aku hanya terdiam, bermain dengan pikiranku, terbang jauh bersama perkataannya. Bisakah jika ku hanya bilang, justru aku yang tengah kehabisan waktu tak ingin salah dalam menggunakan sisa waktu yang kumiliki, jika aku bergegas aku takut akan kehilangan waktuku, tapi jika aku menunggu barang sebentar saja mungkin akan kudapatkan waktuku, ada waktu yang ingin kusinggahi, hanya... ada waktu yang ingin aku nanti. Terdengar suara ketukan yang membuatku kembali tersadar "ahh yaa... baiklah aku tahu, aku hanya akan membiarkannya bias..." ungkapku hanya selewat, ku dengar hembusan nafasnya yang berat dan hanya membuatku menyimpulkan sebuah senyuman ringan yang tak bisa dilihatnya, "Cobalah untuk menantang waktu, jika kau kehabisan waktu akan kubantu dengan waktu yang kumiliki, jangan lakukan seorang diri, ingat jika kau memilikiku, dan berhentilah menghabiskan waktumu hanya untuk menunggu, tidakkah lelah?" ungkapnya kemudian, tak ada respon dariku untuk sepersekian detik. "Seperti katamu, aku hanya diam bagaimana mungkin aku lelah, baiklah akan kupertimbangkan tawaranmu atas waktumu". Ku pejamkan mataku perlahan kuhirup dalam semua udara dihadapanku lalu kehempaskan dengan kasar. Disinilah aku menikmati setiap denting waktuku hingga aku tak harus lagi merasakannya dentingannya.
Bandung, April 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar