Jumat, 03 April 2015

FF_Sepuluh

Silahkan baca cerita sebelumnya di FF_Sembilan
Gloria tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, kini Chemo dan Gara tak berdaya, terkulai lemas tepat dihadapannya, Gloria memeluk Gara, membuat Gara bersandar dipangkuannya, Gloria begitu ketakutan, ia takut jika terjadi sesuatu yang buruk pada Gara, pandangannya terfokus pada Gara dan Chemo, entah apa yang harus ia lakukan, ia mencopot jaket yang dikenakannya, dan menutupi tubuh Gara dan Chemo dengan jaketnya, berharap itu akan sangat membantu, Gloria membuat api untuk menghangatkan dirinya juga Gara dan Chemo, tak lama Chemo sadarkan diri “aauu kepalaku rasanya akan pecah—apa—apa yang terjadi?” ujar Chemo sambil mengelus kepalanya yang sedikit terbentur saat ia mendarat tadi, perlahan ia bangkit dari tidurnya namun ia terjatuh kembali, “beristirahatlah, kondisimu masih sangat lemah, biarkan magis Gara menetralisir semua racun dalam tubuhmu dengan sempurna” ujar Gloria yang membantu Chemo agar mendapatkan posisi yang nyaman untuk berbaring, “Gara—aku mohon—bangunlah, kau berjanji untuk selalu disisiku, aku mohon Gara bangunlah…” ujar Gloria seraya merangkul Gara dalam pangkuannya, “dia mengerahkan semua energinya untuk menyelamatkan sigung itu! Dia harus mendapat energi baru untuk dapat pulih kembali” ujar seseorang yang kemudian muncul dibalik kegelapan dalam gua ini, dia adalah seorang manusia paruh baya, “teruslah memeluknya seperti itu, pastikan ia untuk selalu hangat itu akan sangat membantu” ujarnya lagi, Gloria tak tahu harus melakukan apa selain melakukan hal yang dipinta oleh orang itu, “biar aku buatkan ramuan untuknya” tambahnya lagi.
Cukup lama Gloria menunggu lelaki itu muncul kembali, berharap lelaki itu akan membawakannya sesuatu yang dapat membuat Gara pulih, akhirnya lelaki itu muncul dihadapannya, dengan sebuah botol kecil ditangannya, “minumkanlah ini pada pria itu, setidaknya ini akan mengembalikan sebagian dari energi yang dikeluarkannya” ujar lelaki paruh baya itu, Gloria dengan sigap mengambil botol itu, dan memindahkan cairan yang ada didalamnya kedalam mulut Gara, namun sama sekali belum ada reaksi dari Gara, “siapa anda? Dan apa yang sebenarnya terjadi pada Gara?” ujar Gloria pada lelaki itu, “baiklah, perkenalkan aku adalah Jack, aku tak berbeda dengan temanmu, berapa kali ia mencoba menyembuhkan orang lain?” Tanya lelaki itu, “tuan Jack? Jadi kau juga seorang penyihir? Dia—dia berualang kali melakukannya, tapi itu hanya bagian dari magis yang dia bisa lakukan bukan? Lalu apa yang terjadi padanya?” ujar Gloria, “tak sulit mengenali aura seorang yang sama sepertimu, aku adalah penyihir aku bisa merasakan auranya, ia masih terlalu muda untuk dapat melakukan penyembuhan dengan magisnya pada orang lain dengan tidak mengurangi energi dalam tubunnya, setiap dia menyembuhkan luka atau menyelamatkan kehidupan seseorang dengan magis yang dimilikinya, ia harus membayarnya setimpal dengan energi yang dimiliki tubuhnya, artinya semakin banyak ia menyelamatkan orang lain, maka dirinyalah yang harus ia khawatirkan kelak, kau tidak mengetahuinya?” jelas tuan Jack, “besok pagi ia akan lebih baik dengan ramuan yang aku berikan, aku harus pergi… bersembunyilah lebih dalam lagi” tambahnya dan kemudian ia mengambil nafas yang cukup dalam dan menghembuskannya, “aaahh mereka tak begitu jauh, akan sangat mudah bagi mereka menemukan kalian! Bau tubuh kalian telah dikenali mereka, baiklah aku akan menolongmu sekali lagi untuk terakhir kalinya!” jelas tuan Jack, kemudian ia merangkul Gloria, Gara, dan Chemo, dan seketika mereka menghilang.
“berhati hatilah!” seru tuan Jack dan kemudian menghilang dari pandangan Gloria, bahkan ia belum sempat mengucapkan rasa terima kasihnya pada tuan Jack, Gloria melihat kesekitar mereka, ini adalah sebuah gubuk, tidak—lebih tepat seperti sebuah rumah, ia memindahkan Gara ke tempa tidur yang ada dihadapannya dengan sekuat tenaga, kemudian memindahkan Chemo kesisi sudut lain ruangan ini, lalu Gloria menyalakan perapian rumah itu, Gloria bangkit mengambil sebuah lentera tak jauh dari jangkauannya, ia berjalan perlahan menjelajahi setiap sisi rumah ini, “rumah tuan Jack… Begitu banyak foto tentang dirinya disini” ujar Gloria pada dirinya sendiri, ia terlalu lelah untuk dapat menelusuri rumah ini, ia kembali ke sisi Gara, meraih lengan Gara dan tertidur disamping Gara.
Terlihat dedaunan kering berguguran dibalik jendela rumah tuan Jack, matahari perlahan mulai menampakan sinarnya dan menerangi isi rumah tuan Jack, Gara tersadar, perlahan ia membuka kedua matanya, saat ia menoleh terlihat Gloria begitu pulas tertidur, Gara mulai mengamati keadaan sekelilingnya, ‘sebuah rumah’ pikir Gara, dia masih terbaring untuk dapat mengumpulkan semua energinya, Gara kembali memperhatikan Gloria, perlahan ia bangkit dan memindahkan posisi tidur Gloria keatas tempat tidur, dilihatnya Chemo masih tertidur, ia melangkahkan kakinya mendeketai Chemo untuk memastikan keadaanya, apa ia tertidur atau karena ia belum sadarkan diri. Gara merasakan tubuh Chemo yang sudah sangat membaik, racun racun itu telah terneralisir dengan sempurna.
Gara memantapkan setiap langkahnya, menulusuri setiap sudut rumah ini, didapatinya sebuah foto, foto yang sangat asing baginya, tapi ia dapat merasakan jika orang yang ada dalam foto itu tak jauh berbeda dari dirinya, ‘apa lelaki itu yang membantuku? Rasanya mustahil jika aku dapat bangkit dengan sendirinya setelah aku menyerahkan seluruh energi untuk Chemo’ pikir Gara, tapi tak ada seorangpun dirumah ini selain Gara, Gloria dan Chemo. Gara melangkahkan kainya lagi kelantai yang berdecit saat kaki Gara menyentuhnya, hingga ia tiba disebuah halaman rumah ini, sebuah pemandangan yang mengingatkannya akan sebuah rumah, ‘kapan aku dapat merasakan hal seperti ini lagi?’ pikir Gara lagi.
“kau sudah membaik?” Tanya Gloria yang kemudian menghampiri Gara dan duduk tepat disampingnya, “jangan pernah membuatku merasa kehilangan dirimu lagi” tambahanya, “tak akan!” jelas Gara. “dan—jangan pernah mencoba melindungiku atau siapapun jika itu akan membuatmu terluka, jangan—jangan pernah lakukan itu” lirih Gloria, “kau cemas? Kau lupa jika aku ini adalah penyihir hebat?” ujar Gara dengan seulas senyum pada wajahnya, berusaha meyakinkan Gloria jika tak akan ada masalah apapun saat Gara melindunginya, “cobalah untuk mengatakan yang sebenarnya Gara.. jangan membuatku merasa bersalah, aku yang memintamu untuk menyelamatkan Halley, aku yang memintamu untuk menolong nyawa Chemo, aku yang—” –“ sstt—kau tak pernah memintaku untuk selalu melindungimu atau menyelamatkanmu—tak apa, tenanglah, sepertinya kau sudah mengetahui sesuatu dibalik magis yang ku miliki, ini bukan salahmu!” jelas Gara, “lalu siapa yang menyelamatkanku?” tambahnya, “tuan Jack, ia sebaya dengan ayahku sepertinya, ia juga seorang penyihir sama sepertimu, namun—entahlah ia pergi setelah membawa kita ketempat ini” jelas Gloria. “sudah kuduga, dia adalah seoarang penyihir” ujar Gara.
Tak heran jika Gara mengetahuinya, kerana Gloria tahu dan tuan Jack telah memberitahunya jika tak sulit mengenali orang yang sama seperti mu.
 “dimana kita?” ujar Halley, seraya  merangkul ayahnya membantunya untuk dapat berdiri, Halley mengamati keadaan sekitar, dia seperti berada disebuah gua, “Haxio!” jelas tuan Titan, “apa yang diketahui pangeran kegelapan mengenai Alex?” tambah tuan Titan, “maaf tuan, terlalu berbahaya jika kita membicarakan hal seperti ini ditempat ini, pulihkanlah terlebih dahulu kesehatan tuan” jelas Haxio, “saya akan segera kembali!” ujarnya lagi. “tunggu!kau—kau akan pergi? Ayahku sekarat, dan kau membawa kami ketempat ini? Lalu kau akan pergi?” seru Halley, “ayahmu harus makan sesuatu bukan? Aku akan kembali setelah mencari makanan!” jelas Haxio dan kemudian menghilang dari pandangan Halley.
“dia teman ayah, dia tak akan meninggalkan kita begitu saja ditempat ini!” jelas tuan Titan, “ayo! Bantulah ayah, rasanya ayah hanya ingin berbaring sekarang” ujarnya kembali. Halley perlahan membantu ayahnya untuk dapat berbaring nyaman disuatu sisi tempat ini, tak lama ayahnya terlihat tertidur, Halley memastikan jantung ayahnya tetap berdetak setelah ayahnya menutup matanya. Sekarang dia benar benar mencemaskan keadaan Gloria dan Gara, dia duduk termenung disamping ayahnya, dia tak ingat kapan terakhir kali melihat ayahnya tertidur, Halley terus menatap ayahnya seolah ia tak ingin kehilangannya lagi, tangan Halley menyentuh tangan ayahnya, dia menutup matanya dan merasakan kelembutan tangan seorang ayah, tapi Halley tetap geram bagaimanapun ibunya tak berhasil selamat dari cengkraman pangeran kegelapan, mata Halley seolah terbakar, ia harus menemukan kesempatan untuk membalas kematian ibunya, “hey! Anak muda! Bantulah pria kecil ini membawa makanan untuk ayahmu!” jelas Haxio yang muncul dibalik kegelapan, Halley bangkit dan meraih buah buahan dan seekor rusa kecil dari tangan mungil Haxio, “wooww, bagaimana kau bisa mengalahkan rusa ini? Bahkan kau sanggup membawanya” ujar Halley, “jangan pernah meremehkanku! Bangunkan ayahmu dia harus makan sesuatu” jelas Haxio merasa geram mendengar cemoohan Halley, “buatlah api jauh lebih dalam dari gua ini, kau tak ingin mereka kembali menangkapmu kembali bukan?” tambahnya. Halley hanya diam mengikuti perkataan tikus kecil itu, bagaimanapun Haxio jauh lebih tahu darinya mengenai tempat mengerikan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar