Silahkan
baca cerita sebelumnya di FF_Sembilan
Gloria
tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, kini Chemo dan Gara tak berdaya, terkulai
lemas tepat dihadapannya, Gloria memeluk Gara, membuat Gara bersandar
dipangkuannya, Gloria begitu ketakutan, ia takut jika terjadi sesuatu yang
buruk pada Gara, pandangannya terfokus pada Gara dan Chemo, entah apa yang
harus ia lakukan, ia mencopot jaket yang dikenakannya, dan menutupi tubuh Gara
dan Chemo dengan jaketnya, berharap itu akan sangat membantu, Gloria membuat
api untuk menghangatkan dirinya juga Gara dan Chemo, tak lama Chemo sadarkan
diri “aauu kepalaku rasanya akan pecah—apa—apa yang terjadi?” ujar Chemo sambil
mengelus kepalanya yang sedikit terbentur saat ia mendarat tadi, perlahan ia
bangkit dari tidurnya namun ia terjatuh kembali, “beristirahatlah, kondisimu
masih sangat lemah, biarkan magis Gara menetralisir semua racun dalam tubuhmu
dengan sempurna” ujar Gloria yang membantu Chemo agar mendapatkan posisi yang
nyaman untuk berbaring, “Gara—aku mohon—bangunlah, kau berjanji untuk selalu
disisiku, aku mohon Gara bangunlah…” ujar Gloria seraya merangkul Gara dalam
pangkuannya, “dia mengerahkan semua energinya untuk menyelamatkan sigung itu!
Dia harus mendapat energi baru untuk dapat pulih kembali” ujar seseorang yang
kemudian muncul dibalik kegelapan dalam gua ini, dia adalah seorang manusia
paruh baya, “teruslah memeluknya seperti itu, pastikan ia untuk selalu hangat
itu akan sangat membantu” ujarnya lagi, Gloria tak tahu harus melakukan apa
selain melakukan hal yang dipinta oleh orang itu, “biar aku buatkan ramuan
untuknya” tambahnya lagi.
Cukup
lama Gloria menunggu lelaki itu muncul kembali, berharap lelaki itu akan
membawakannya sesuatu yang dapat membuat Gara pulih, akhirnya lelaki itu muncul
dihadapannya, dengan sebuah botol kecil ditangannya, “minumkanlah ini pada pria
itu, setidaknya ini akan mengembalikan sebagian dari energi yang
dikeluarkannya” ujar lelaki paruh baya itu, Gloria dengan sigap mengambil botol
itu, dan memindahkan cairan yang ada didalamnya kedalam mulut Gara, namun sama
sekali belum ada reaksi dari Gara, “siapa anda? Dan apa yang sebenarnya terjadi
pada Gara?” ujar Gloria pada lelaki itu, “baiklah, perkenalkan aku adalah Jack,
aku tak berbeda dengan temanmu, berapa kali ia mencoba menyembuhkan orang
lain?” Tanya lelaki itu, “tuan Jack? Jadi kau juga seorang penyihir? Dia—dia
berualang kali melakukannya, tapi itu hanya bagian dari magis yang dia bisa
lakukan bukan? Lalu apa yang terjadi padanya?” ujar Gloria, “tak sulit
mengenali aura seorang yang sama sepertimu, aku adalah penyihir aku bisa
merasakan auranya, ia masih terlalu muda untuk dapat melakukan penyembuhan
dengan magisnya pada orang lain dengan tidak mengurangi energi dalam tubunnya,
setiap dia menyembuhkan luka atau menyelamatkan kehidupan seseorang dengan
magis yang dimilikinya, ia harus membayarnya setimpal dengan energi yang
dimiliki tubuhnya, artinya semakin banyak ia menyelamatkan orang lain, maka
dirinyalah yang harus ia khawatirkan kelak, kau tidak mengetahuinya?” jelas tuan
Jack, “besok pagi ia akan lebih baik dengan ramuan yang aku berikan, aku harus
pergi… bersembunyilah lebih dalam lagi” tambahnya dan kemudian ia mengambil
nafas yang cukup dalam dan menghembuskannya, “aaahh mereka tak begitu jauh,
akan sangat mudah bagi mereka menemukan kalian! Bau tubuh kalian telah dikenali
mereka, baiklah aku akan menolongmu sekali lagi untuk terakhir kalinya!” jelas
tuan Jack, kemudian ia merangkul Gloria, Gara, dan Chemo, dan seketika mereka
menghilang.
“berhati
hatilah!” seru tuan Jack dan kemudian menghilang dari pandangan Gloria, bahkan
ia belum sempat mengucapkan rasa terima kasihnya pada tuan Jack, Gloria melihat
kesekitar mereka, ini adalah sebuah gubuk, tidak—lebih tepat seperti sebuah
rumah, ia memindahkan Gara ke tempa tidur yang ada dihadapannya dengan sekuat
tenaga, kemudian memindahkan Chemo kesisi sudut lain ruangan ini, lalu Gloria
menyalakan perapian rumah itu, Gloria bangkit mengambil sebuah lentera tak jauh
dari jangkauannya, ia berjalan perlahan menjelajahi setiap sisi rumah ini,
“rumah tuan Jack… Begitu banyak foto tentang dirinya disini” ujar Gloria pada
dirinya sendiri, ia terlalu lelah untuk dapat menelusuri rumah ini, ia kembali
ke sisi Gara, meraih lengan Gara dan tertidur disamping Gara.
Terlihat
dedaunan kering berguguran dibalik jendela rumah tuan Jack, matahari perlahan
mulai menampakan sinarnya dan menerangi isi rumah tuan Jack, Gara tersadar,
perlahan ia membuka kedua matanya, saat ia menoleh terlihat Gloria begitu pulas
tertidur, Gara mulai mengamati keadaan sekelilingnya, ‘sebuah rumah’ pikir
Gara, dia masih terbaring untuk dapat mengumpulkan semua energinya, Gara
kembali memperhatikan Gloria, perlahan ia bangkit dan memindahkan posisi tidur
Gloria keatas tempat tidur, dilihatnya Chemo masih tertidur, ia melangkahkan
kakinya mendeketai Chemo untuk memastikan keadaanya, apa ia tertidur atau
karena ia belum sadarkan diri. Gara merasakan tubuh Chemo yang sudah sangat
membaik, racun racun itu telah terneralisir dengan sempurna.
Gara
memantapkan setiap langkahnya, menulusuri setiap sudut rumah ini, didapatinya
sebuah foto, foto yang sangat asing baginya, tapi ia dapat merasakan jika orang
yang ada dalam foto itu tak jauh berbeda dari dirinya, ‘apa lelaki itu yang
membantuku? Rasanya mustahil jika aku dapat bangkit dengan sendirinya setelah
aku menyerahkan seluruh energi untuk Chemo’ pikir Gara, tapi tak ada seorangpun
dirumah ini selain Gara, Gloria dan Chemo. Gara melangkahkan kainya lagi
kelantai yang berdecit saat kaki Gara menyentuhnya, hingga ia tiba disebuah halaman
rumah ini, sebuah pemandangan yang mengingatkannya akan sebuah rumah, ‘kapan
aku dapat merasakan hal seperti ini lagi?’ pikir Gara lagi.
“kau
sudah membaik?” Tanya Gloria yang kemudian menghampiri Gara dan duduk tepat
disampingnya, “jangan pernah membuatku merasa kehilangan dirimu lagi”
tambahanya, “tak akan!” jelas Gara. “dan—jangan pernah mencoba melindungiku
atau siapapun jika itu akan membuatmu terluka, jangan—jangan pernah lakukan
itu” lirih Gloria, “kau cemas? Kau lupa jika aku ini adalah penyihir hebat?”
ujar Gara dengan seulas senyum pada wajahnya, berusaha meyakinkan Gloria jika
tak akan ada masalah apapun saat Gara melindunginya, “cobalah untuk mengatakan
yang sebenarnya Gara.. jangan membuatku merasa bersalah, aku yang memintamu
untuk menyelamatkan Halley, aku yang memintamu untuk menolong nyawa Chemo, aku
yang—” –“ sstt—kau tak pernah memintaku untuk selalu melindungimu atau
menyelamatkanmu—tak apa, tenanglah, sepertinya kau sudah mengetahui sesuatu
dibalik magis yang ku miliki, ini bukan salahmu!” jelas Gara, “lalu siapa yang
menyelamatkanku?” tambahnya, “tuan Jack, ia sebaya dengan ayahku sepertinya, ia
juga seorang penyihir sama sepertimu, namun—entahlah ia pergi setelah membawa
kita ketempat ini” jelas Gloria. “sudah kuduga, dia adalah seoarang penyihir”
ujar Gara.
Tak
heran jika Gara mengetahuinya, kerana Gloria tahu dan tuan Jack telah
memberitahunya jika tak sulit mengenali orang yang sama seperti mu.
…
“dimana kita?” ujar Halley, seraya merangkul ayahnya membantunya untuk dapat berdiri,
Halley mengamati keadaan sekitar, dia seperti berada disebuah gua, “Haxio!”
jelas tuan Titan, “apa yang diketahui pangeran kegelapan mengenai Alex?” tambah
tuan Titan, “maaf tuan, terlalu berbahaya jika kita membicarakan hal seperti
ini ditempat ini, pulihkanlah terlebih dahulu kesehatan tuan” jelas Haxio,
“saya akan segera kembali!” ujarnya lagi. “tunggu!kau—kau akan pergi? Ayahku
sekarat, dan kau membawa kami ketempat ini? Lalu kau akan pergi?” seru Halley,
“ayahmu harus makan sesuatu bukan? Aku akan kembali setelah mencari makanan!”
jelas Haxio dan kemudian menghilang dari pandangan Halley.
“dia
teman ayah, dia tak akan meninggalkan kita begitu saja ditempat ini!” jelas
tuan Titan, “ayo! Bantulah ayah, rasanya ayah hanya ingin berbaring sekarang”
ujarnya kembali. Halley perlahan membantu ayahnya untuk dapat berbaring nyaman
disuatu sisi tempat ini, tak lama ayahnya terlihat tertidur, Halley memastikan
jantung ayahnya tetap berdetak setelah ayahnya menutup matanya. Sekarang dia
benar benar mencemaskan keadaan Gloria dan Gara, dia duduk termenung disamping
ayahnya, dia tak ingat kapan terakhir kali melihat ayahnya tertidur, Halley
terus menatap ayahnya seolah ia tak ingin kehilangannya lagi, tangan Halley
menyentuh tangan ayahnya, dia menutup matanya dan merasakan kelembutan tangan
seorang ayah, tapi Halley tetap geram bagaimanapun ibunya tak berhasil selamat
dari cengkraman pangeran kegelapan, mata Halley seolah terbakar, ia harus
menemukan kesempatan untuk membalas kematian ibunya, “hey! Anak muda! Bantulah
pria kecil ini membawa makanan untuk ayahmu!” jelas Haxio yang muncul dibalik
kegelapan, Halley bangkit dan meraih buah buahan dan seekor rusa kecil dari
tangan mungil Haxio, “wooww, bagaimana kau bisa mengalahkan rusa ini? Bahkan
kau sanggup membawanya” ujar Halley, “jangan pernah meremehkanku! Bangunkan
ayahmu dia harus makan sesuatu” jelas Haxio merasa geram mendengar cemoohan
Halley, “buatlah api jauh lebih dalam dari gua ini, kau tak ingin mereka
kembali menangkapmu kembali bukan?” tambahnya. Halley hanya diam mengikuti
perkataan tikus kecil itu, bagaimanapun Haxio jauh lebih tahu darinya mengenai
tempat mengerikan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar