Jumat, 03 April 2015

FF_Tujuh

Silahkan baca cerita sebelumnya di FF_ Enam
Halley menyusuri tempat seperti penjara itu, tempat dimana ia dikurung, namun hanya ada tembok dimana mana, dan dia sendirian, tapi Halley sulit berpikir bagaiman tikus itu bisa datang dan pergi dari sini, ‘apa tikus itu penyihir?’ dalam benak Halley, ‘Gara dapat menghilang dan muncul dari satu tempat ketempat lainnya, apa tikus itu juga memiliki kemampuan yang sama?’ ujarnya kembali dalam pikirannya. Tak lama sesuatu mengagetkannya, cxipto cxipto itu kembali lagi, dan menyeretnya kembali, Halley berpura pura matanya masih buta, dia yakin dapat melakukannya dengan tepat, tapi dia harus siap dengan kemungkinan terburuk jika pangeran kegelapan mengetahuinya. Halley dibawa kesisi lain tempat ini, dilihatnya sesosok mahluk berjubah hitam, tapi dia tidak bisa melihat wajahnya, hanya awan kegelapan yang diselimuti jubah itu ‘pangeran kegelapan’ pikirnya.
Jubah hitam itu terhempas kembali saat pangeran kegelapan berbalik arah dan mendekati Halley, cxipto cxipto itu melepaskan genggamannya. “aahhh.. kau dapat melihat sekarang? Pasti karena tikus itu!” jelas pangeran kegelapan dengan nada yang halus, kepala Halley menengadah keatas seakan akan ada sebuah tangan yang melilit di lehernya, “kau mau membunuhku? Bunuh aku mahluk aneh!” tantang Halley dan meludah kearah pangeran kegelapan. Kini tubuh Halley benar benar terangkat tangannya tercengkram terlilit oleh sesuatu yang menyakitkan bersama tubuhnya, kemudian tubuhnya terhempaskan, kepala Halley terbentur sesuatu dibelakangnya. “apa kau mau sedikit bermain? Aahh yaaa …” pangeran kegelapan semakin mendekati Halley, diseretnya Halley mengarah kedekatnya, “ahh orang tuamu? Mati menggenaskan, apa kau ingin mengikuti jejak orang tuamu..” ujarnya, “terbunuh!!! Tapi.. tidak tidak, itu—sebuah tragedi dalam genggamanku!” tegasnya. “kau! Jadi kau yang membunuh orang tuaku!” rintih Halley menahan rasa amarahnya, “tunggu—ahh yaa tidak dengan ayahmu, dia terlalu berharga untuk dihancurkan, tapi.. jika kau masih keras untuk tidak memberitahu tentang manusia manusi bodoh itu, ayahmu… akan mati tepat dihadapanmu!” ungkap pangeran kegelapan.
Halley terlalu ragu untuk memikirkan ulang, ayahnya—hanya ayahnya yang kini dalam pikirannya, tapi dia tahu jika dia mengungkap semuanya, bukan hanya ayahnya yang akan hancur tapi dunia ini akan ada pada genggaman pangeran kegelapan, seketika Halley berubah menjadi serigala kembali, mendekati pangeran kegalapan, tegak berada dihadapannya seolah Halley ingin menantangnya. Tak lama seseorang dengan wajah sekarat muncul tepat dihadapan Halley. Wajah itu—wajah yang tidak sulit untuk dikenali Halley, ingatannya kembali ke masa lalu, saat ia masih bersama ayahnya, dia ingat bagaimana ayahnya mengajarkan Halley untuk pertama kalinya berburu, saat itu saat yang sangat dirindukan Halley, bagaimana saat Halley dan ayahnya saling bertatapan saat melihat mangsa pertama Halley, Halley mengejar seekor rusa kecil, ayahnya berlari tepat dibelakangnya membantu Halley untuk mendapatkan buruan pertamanya, lalu kenangan itu beralih saat itu saat terakhir Halley melihat ayahnya, ayahnya harus pergi kesuatu tempat bersama ibunya, dan mereka berjanji akan kembali pada Halley saat keadaan membaik, Halley kecil sangat menantikan janji kedua orang tuanya. Halley tersadar akan bayangan masa lalunya, tubuh serigalanya kini perlahan berubah menjadi seorang manusia, menatap kedua mata ayahnya yang merintih kesakitan, terlihat senyum ayah Halley saat ia menatap Halley yang sudah tumbuh dewasa.
“aahhh.. (menghela nafas) sungguh mengharukan, rasanya air mataku akan menetes !!!” tegas pangeran kegelapan, dan mengangkat tubuh ayah Halley dengan cepat, ayahnya meringis kesakitan seolah sesuatu sedang mencengkaramnya dengan kuat. Pangeran kegelapan menghempaskan kembali Halley sehingga ia tersungkur jauh kesisi lain tempat ini.
Ayah Halley, tuan Titan, menatap tajam kearah Halley seolah merasakan tubuhnya ikut terhempas bersama anak semata wayangnya, perlahan tetesan air mata keluar dari pelupuk matanya. Halley tetap tersungkur semakin tak berdaya, entah apa yang akan ia lakukan. Tak lama mata tuan Titan dan Halley bertemu saling menatap, Halley bangkit dengan matanya yang tajam mengarah ke pangeran kegelapan. “Baiklah! Kau menang, lepaskan ayahku dan aku akan memberitahumu mengenai manusia yang bersamaku!” jelas Halley, seraya merasakan tubuhnya yang kesakitan. Terlihat tuan Titan sedikit menggelengkan kepalanya mengisyaratkan jika Halley tidak boleh memberitahu pangeran kegelapan mengenai hal apapun yang diketahuinya. “ayah, hanya kau yang aku pikirkan!” ujar Halley seraya menatap kedua mata ayahnya yang masih tergeletak dibawah kaki pangeran kegelapan, Halley dapat merasakan kesakitan yang diderita ayahnya “kau! Apa kau bisa menepati janji akan melepaskan ayahku? Jika…”—“ tentu, pangeran kegelapan tak pernah inkar!” jelas pangeran kegelapan sebelum Halley menyelesaikan perkataannya. “baiklah mereka mencari tuan Alex, ada satu pria dan seorang—dan—seorang wanita!” ujar Halley yang kemudian tampak ragu akan keputusannya, ia sungguh tak ingin jika terjadi sesuatu pada Gloria, yang entah Halley tahu keadaannya sekarang. Mata tuan Titan terlihat lebih lesu dan sedih ketika Halley memberitahu pangeran kegelapan. “Alex!” murka pangeran kegelapan. “Cxipto! Bawa mereka berdua dari sini! Dan temukan manusia manusi itu!” ujar pangeran kegelapan yang seketika menghilang dari pandangan Halley dan ayahnya.
Para Cxipto membawa mereka kembali ketempat dimana Halley sebelumnya tertahan.
“ayah… itukah dirimu? Sosok yang—selama ini ..” ujar Halley terasa kelut saat menatap tuan Titan yang terkulai lemas dipangkuannya. Tuan Titan tersenyum dengan mengerahkan seluruh energinya ketika menatap anaknya, Halley. Tuan Titan mengangkat salah satu tangannya dengan penuh menahan rasa sakit, betapa tuan Titan ingin menyentuh wajah Halley, namun tangannya tak kuasa menyentuh Halley, lagi lagi dan lagi tuan Titan menahan rasa sakitnya, namun Halley adalah obat baginya, rasanya semua rasa sakit yang kini dideritanya memudar disetiap detik ia dapat menatap Halley. Halley memeluk ayahnya dengan erat seolah ia tidak ingin berpisah dengan ayahnya lagi.
Tuan Titan berusaha memulihkan badannya, hingga ia mulai bisa bergerak dalam ketidakberdayaannya, Halley membantunya bangkit hingga ayahnya bisa bersandar diantara tembok yang mengelilinginya. “anakku.. Hal—Halley, tak seharus—tak seharusnya kau memberitahu dia tentang apapun—tentang apapun yang kau ketahui—tak seharusnya..” ujar tuan Titan. “jika ayah memintaku untuk memilih mereka dibandingkan dengan keselamatanmu, jangan harap aku akan melakukannya, bertahun tahun aku menunggu janjimu untuk kembali—bertahun tahun aku harus hidup dalam penantian—bertahun tahun aku mencari ayah dan ibu..”—“cukup nak!” jelas tuan Titan tak ingin mendengarkan kepedihan yang dialami Halley. “ayah dan ibumu, kami membantu tuan Alex dalam misi menyelamatkan kehidupan dunia ini dari cengkraman pangeran kegelapan, namun..”—“ ayah mengenal dia?” sela Halley, dan tuan Titan hanya mengangguk pelan “kami berteman sejak kami bersekolah dulu, ayah, ibumu, dan.. dan salah satu dari teman kami meneliti mengenai berbagai kehidupan di hutan ini dan kami melakukan banyak eksperimen, dan tuan Alex menemukan sesuatu yang sangat kuat dan pangeran kegelapan mengetahui tentang temuan tuan Alex, ayah dan ibumu berusaha keras membantu tuan Alex dalam menyembunyikan benda itu, namun ayah dan ibumu… kami berdua ditangkap oleh para Cxipto, bertahun tahun ayah dan ibumu berusaha melindungi tuan Alex, hingga ibumu tak sanggup lagi untuk bertahan hingga ia meninggal tepat dalam cengkraman pangeran kegelapan…” jelas tuan Titan pada Halley, Halley masih tak mengerti apa yang sebenarnya ditemukan tuan Alex yang sangat diinginkan oleh pangeran kegelapan.
“tunggu!” jelas Halley, “tikus—tikus itu bisa muncul dan pergi dari tempat ini, aku harus mencarinya untuk membantu kita agar dapat keluar dari tempat terkutuk ini!” tambahnya. “panggilah dia dengan 5 ketukan di bagian timur tembok tembok ini” ujar ayahnya. Halley menatap ayahnya untuk sesaat dan melakukan apa yang dikatakan oleh ayahnya. Halley beranjak dan berjalan kearah timur, ia menempelkan wajahnya disisi tembok dengan mengangkat tanggannya yang perlahan mengepal dan mengetuk sebanyak 5 kali. Halley terdiam untuk beberapa saat, namun tak terjadi apapun, tidak ada tanda tanda kemunculan tikus itu, Halley menoleh kearah ayahnya “tunggulah…” jelas perintah ayahnya, Halley memalingkan tubuhnya dan kembali menghampiri ayahnya. “apa akan sangat berbahaya jika pangeran kegelapan menemukan Gloria dan Gara?” Tanya Halley yang duduk dihadapan ayahnya, “Gloria? Gara?—aaahh Gloria… ayahnya hampir setiap hari ia bercerita mengenai putri kecilnya, ayah dan tuan Alex selalu berbagi cerita tentang kau dan Gloria untuk sedikit mengobati kerinduan kami pada kalian”  jelas tuan Titan. “benarkah? Apa kau juga mengenal Gara seperti kau mengetahui Gloria?” Tanya kembali Halley pada ayahnya. “Gara?—entahlah ayah tak begitu ingat, mungkin ayah tak mengetahuinya. Jika pangeran kegelapan berhasil mengungkap tentang  benda yang ditemukan oleh ayah Gloria, bersiaplah Halley, mungkin dunia ini selamanya akan berada dalam kegelapan!” jelas tuan Titan kembali.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar