Silahkan
baca cerita sebelumnya di FF_ Enam
Halley
menyusuri tempat seperti penjara itu, tempat dimana ia dikurung, namun hanya ada
tembok dimana mana, dan dia sendirian, tapi Halley sulit berpikir bagaiman
tikus itu bisa datang dan pergi dari sini, ‘apa tikus itu penyihir?’ dalam
benak Halley, ‘Gara dapat menghilang dan muncul dari satu tempat ketempat
lainnya, apa tikus itu juga memiliki kemampuan yang sama?’ ujarnya kembali
dalam pikirannya. Tak lama sesuatu mengagetkannya, cxipto cxipto itu kembali
lagi, dan menyeretnya kembali, Halley berpura pura matanya masih buta, dia
yakin dapat melakukannya dengan tepat, tapi dia harus siap dengan kemungkinan
terburuk jika pangeran kegelapan mengetahuinya. Halley dibawa kesisi lain
tempat ini, dilihatnya sesosok mahluk berjubah hitam, tapi dia tidak bisa
melihat wajahnya, hanya awan kegelapan yang diselimuti jubah itu ‘pangeran
kegelapan’ pikirnya.
Jubah
hitam itu terhempas kembali saat pangeran kegelapan berbalik arah dan mendekati
Halley, cxipto cxipto itu melepaskan genggamannya. “aahhh.. kau dapat melihat
sekarang? Pasti karena tikus itu!” jelas pangeran kegelapan dengan nada yang
halus, kepala Halley menengadah keatas seakan akan ada sebuah tangan yang
melilit di lehernya, “kau mau membunuhku? Bunuh aku mahluk aneh!” tantang
Halley dan meludah kearah pangeran kegelapan. Kini tubuh Halley benar benar
terangkat tangannya tercengkram terlilit oleh sesuatu yang menyakitkan bersama
tubuhnya, kemudian tubuhnya terhempaskan, kepala Halley terbentur sesuatu
dibelakangnya. “apa kau mau sedikit bermain? Aahh yaaa …” pangeran kegelapan
semakin mendekati Halley, diseretnya Halley mengarah kedekatnya, “ahh orang
tuamu? Mati menggenaskan, apa kau ingin mengikuti jejak orang tuamu..” ujarnya,
“terbunuh!!! Tapi.. tidak tidak, itu—sebuah tragedi dalam genggamanku!”
tegasnya. “kau! Jadi kau yang membunuh orang tuaku!” rintih Halley menahan rasa
amarahnya, “tunggu—ahh yaa tidak dengan ayahmu, dia terlalu berharga untuk
dihancurkan, tapi.. jika kau masih keras untuk tidak memberitahu tentang
manusia manusi bodoh itu, ayahmu… akan mati tepat dihadapanmu!” ungkap pangeran
kegelapan.
Halley
terlalu ragu untuk memikirkan ulang, ayahnya—hanya ayahnya yang kini dalam
pikirannya, tapi dia tahu jika dia mengungkap semuanya, bukan hanya ayahnya
yang akan hancur tapi dunia ini akan ada pada genggaman pangeran kegelapan,
seketika Halley berubah menjadi serigala kembali, mendekati pangeran kegalapan,
tegak berada dihadapannya seolah Halley ingin menantangnya. Tak lama seseorang
dengan wajah sekarat muncul tepat dihadapan Halley. Wajah itu—wajah yang tidak
sulit untuk dikenali Halley, ingatannya kembali ke masa lalu, saat ia masih
bersama ayahnya, dia ingat bagaimana ayahnya mengajarkan Halley untuk pertama
kalinya berburu, saat itu saat yang sangat dirindukan Halley, bagaimana saat
Halley dan ayahnya saling bertatapan saat melihat mangsa pertama Halley, Halley
mengejar seekor rusa kecil, ayahnya berlari tepat dibelakangnya membantu Halley
untuk mendapatkan buruan pertamanya, lalu kenangan itu beralih saat itu saat
terakhir Halley melihat ayahnya, ayahnya harus pergi kesuatu tempat bersama
ibunya, dan mereka berjanji akan kembali pada Halley saat keadaan membaik,
Halley kecil sangat menantikan janji kedua orang tuanya. Halley tersadar akan
bayangan masa lalunya, tubuh serigalanya kini perlahan berubah menjadi seorang
manusia, menatap kedua mata ayahnya yang merintih kesakitan, terlihat senyum
ayah Halley saat ia menatap Halley yang sudah tumbuh dewasa.
“aahhh..
(menghela nafas) sungguh mengharukan, rasanya air mataku akan menetes !!!”
tegas pangeran kegelapan, dan mengangkat tubuh ayah Halley dengan cepat,
ayahnya meringis kesakitan seolah sesuatu sedang mencengkaramnya dengan kuat.
Pangeran kegelapan menghempaskan kembali Halley sehingga ia tersungkur jauh
kesisi lain tempat ini.
Ayah
Halley, tuan Titan, menatap tajam kearah Halley seolah merasakan tubuhnya ikut
terhempas bersama anak semata wayangnya, perlahan tetesan air mata keluar dari
pelupuk matanya. Halley tetap tersungkur semakin tak berdaya, entah apa yang akan
ia lakukan. Tak lama mata tuan Titan dan Halley bertemu saling menatap, Halley
bangkit dengan matanya yang tajam mengarah ke pangeran kegelapan. “Baiklah! Kau
menang, lepaskan ayahku dan aku akan memberitahumu mengenai manusia yang
bersamaku!” jelas Halley, seraya merasakan tubuhnya yang kesakitan. Terlihat
tuan Titan sedikit menggelengkan kepalanya mengisyaratkan jika Halley tidak
boleh memberitahu pangeran kegelapan mengenai hal apapun yang diketahuinya.
“ayah, hanya kau yang aku pikirkan!” ujar Halley seraya menatap kedua mata
ayahnya yang masih tergeletak dibawah kaki pangeran kegelapan, Halley dapat
merasakan kesakitan yang diderita ayahnya “kau! Apa kau bisa menepati janji
akan melepaskan ayahku? Jika…”—“ tentu, pangeran kegelapan tak pernah inkar!”
jelas pangeran kegelapan sebelum Halley menyelesaikan perkataannya. “baiklah
mereka mencari tuan Alex, ada satu pria dan seorang—dan—seorang wanita!” ujar
Halley yang kemudian tampak ragu akan keputusannya, ia sungguh tak ingin jika
terjadi sesuatu pada Gloria, yang entah Halley tahu keadaannya sekarang. Mata
tuan Titan terlihat lebih lesu dan sedih ketika Halley memberitahu pangeran
kegelapan. “Alex!” murka pangeran kegelapan. “Cxipto! Bawa mereka berdua dari
sini! Dan temukan manusia manusi itu!” ujar pangeran kegelapan yang seketika
menghilang dari pandangan Halley dan ayahnya.
Para
Cxipto membawa mereka kembali ketempat dimana Halley sebelumnya tertahan.
“ayah…
itukah dirimu? Sosok yang—selama ini ..” ujar Halley terasa kelut saat menatap
tuan Titan yang terkulai lemas dipangkuannya. Tuan Titan tersenyum dengan
mengerahkan seluruh energinya ketika menatap anaknya, Halley. Tuan Titan
mengangkat salah satu tangannya dengan penuh menahan rasa sakit, betapa tuan
Titan ingin menyentuh wajah Halley, namun tangannya tak kuasa menyentuh Halley,
lagi lagi dan lagi tuan Titan menahan rasa sakitnya, namun Halley adalah obat
baginya, rasanya semua rasa sakit yang kini dideritanya memudar disetiap detik
ia dapat menatap Halley. Halley memeluk ayahnya dengan erat seolah ia tidak
ingin berpisah dengan ayahnya lagi.
Tuan
Titan berusaha memulihkan badannya, hingga ia mulai bisa bergerak dalam
ketidakberdayaannya, Halley membantunya bangkit hingga ayahnya bisa bersandar
diantara tembok yang mengelilinginya. “anakku.. Hal—Halley, tak seharus—tak
seharusnya kau memberitahu dia tentang apapun—tentang apapun yang kau ketahui—tak
seharusnya..” ujar tuan Titan. “jika ayah memintaku untuk memilih mereka
dibandingkan dengan keselamatanmu, jangan harap aku akan melakukannya, bertahun
tahun aku menunggu janjimu untuk kembali—bertahun tahun aku harus hidup dalam
penantian—bertahun tahun aku mencari ayah dan ibu..”—“cukup nak!” jelas tuan
Titan tak ingin mendengarkan kepedihan yang dialami Halley. “ayah dan ibumu,
kami membantu tuan Alex dalam misi menyelamatkan kehidupan dunia ini dari
cengkraman pangeran kegelapan, namun..”—“ ayah mengenal dia?” sela Halley, dan
tuan Titan hanya mengangguk pelan “kami berteman sejak kami bersekolah dulu,
ayah, ibumu, dan.. dan salah satu dari teman kami meneliti mengenai berbagai
kehidupan di hutan ini dan kami melakukan banyak eksperimen, dan tuan Alex
menemukan sesuatu yang sangat kuat dan pangeran kegelapan mengetahui tentang
temuan tuan Alex, ayah dan ibumu berusaha keras membantu tuan Alex dalam
menyembunyikan benda itu, namun ayah dan ibumu… kami berdua ditangkap oleh para
Cxipto, bertahun tahun ayah dan ibumu berusaha melindungi tuan Alex, hingga
ibumu tak sanggup lagi untuk bertahan hingga ia meninggal tepat dalam
cengkraman pangeran kegelapan…” jelas tuan Titan pada Halley, Halley masih tak
mengerti apa yang sebenarnya ditemukan tuan Alex yang sangat diinginkan oleh
pangeran kegelapan.
“tunggu!”
jelas Halley, “tikus—tikus itu bisa muncul dan pergi dari tempat ini, aku harus
mencarinya untuk membantu kita agar dapat keluar dari tempat terkutuk ini!”
tambahnya. “panggilah dia dengan 5 ketukan di bagian timur tembok tembok ini”
ujar ayahnya. Halley menatap ayahnya untuk sesaat dan melakukan apa yang
dikatakan oleh ayahnya. Halley beranjak dan berjalan kearah timur, ia
menempelkan wajahnya disisi tembok dengan mengangkat tanggannya yang perlahan
mengepal dan mengetuk sebanyak 5 kali. Halley terdiam untuk beberapa saat,
namun tak terjadi apapun, tidak ada tanda tanda kemunculan tikus itu, Halley
menoleh kearah ayahnya “tunggulah…” jelas perintah ayahnya, Halley memalingkan
tubuhnya dan kembali menghampiri ayahnya. “apa akan sangat berbahaya jika
pangeran kegelapan menemukan Gloria dan Gara?” Tanya Halley yang duduk
dihadapan ayahnya, “Gloria? Gara?—aaahh Gloria… ayahnya hampir setiap hari ia
bercerita mengenai putri kecilnya, ayah dan tuan Alex selalu berbagi cerita
tentang kau dan Gloria untuk sedikit mengobati kerinduan kami pada kalian” jelas tuan Titan. “benarkah? Apa kau juga mengenal
Gara seperti kau mengetahui Gloria?” Tanya kembali Halley pada ayahnya.
“Gara?—entahlah ayah tak begitu ingat, mungkin ayah tak mengetahuinya. Jika
pangeran kegelapan berhasil mengungkap tentang benda yang ditemukan oleh ayah Gloria,
bersiaplah Halley, mungkin dunia ini selamanya akan berada dalam kegelapan!”
jelas tuan Titan kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar