Silahkan
baca cerita sebelumnya di FF_Delapan belas
“Tuan!”
terdengar seseorang sedang berbincang dengan pangeran kegelapan dan tuan Jack
dapat mendengarnya, “kau—kau gagal melakukannya?” ujar pangeran kegelapan
sangat murka, “maafkan hamba tuan—hamba tak bisa menemukan batu itu, meski Alex
masih tak sadarkan diri, hamba—hamba telah mencarinya, tapi sepertinya ia
menyembunyikannya ditempat yang berbeda” ujarnya. Tuan Jack begitu memerhatikan
percakapan itu, bagaimanpun batu itu disinggungnya, “lihat jika kau berbohong!
Cxipto-ku yang akan mengoyak tubuhmu!” jelas pangeran kegelapan, “bagaimanapun
kau kini memiliki pecahan dari batu dewa kini” ujar orang itu, “tapi aku ingin
induk dari batu itu! Jika kau mengkhianatiku, kau tahu apa akibatnya!!!” tegas
pangeran kegelapan, “hamba mengerti! Hamba harus kembali sebelum mereka mulai
mencurigai hamba!” ujarnya. Tuan Jack masih memerhatikan ia sedikit heran
ketika hanya keheningan yang didengarnya, ‘dia pergi?’ dalam benaknya, ia
mencoba melihat jauh keluar tempat ia ditahan, tuan Jack terkejut melihat
seseorang yang sangat dikenalnya berjalan leluasa ditempat seperti ini,
‘Titan?—apa—apa yang dia lakukan disini?’ pikir tuan Jack, tapi ia memastikan
jika apa yang dilihatnya adalah suatu kekeliruan. “bukan—itu—itu bukan dia”
tegas tuan Jack pada dirinya sendiri. Tuan Jack mencoba memulihkan dirinya,
sekeras apapun ia mencari celah untuk melepaskan diri ia tak pernah bisa
melakukannya, magis yang ia miliki—pangeran kegelapan telah benar benar
menghisap magis yang dimilikinya melalui batu itu. Ia hanya terus menunggu dan menunggu
sampai pangran kegelapan akan memanggilnya kembali, tuan Jack tidak boleh
membuang banyak energinya.
Salah
satu cxipto datang dan membawa kembali tuan Jack untuk menemui pangeran
kegelapan, “katakan!” sentak pangeran kegelapan, “lebih baik kau membunuhku!”
timpal tuan Jack, pangeran kegelapan tak bereaksi apapun, ia hanya perlu
menggunakan pikirannya untuk menyakiti tuan Jack, tapi sesakit apapun tuan Jack
selalu bertahan, ia tak pernah ingin mengatakan apapun lagi tentang batu itu
pada pangeran kegelapan, “kau—” –“aku tahu jawaban yang kau inginkan tuan!”
sahut seseorang yang muncul dibalik kegelapan, tuan Jack benar benar tak
sanggup bertahan hingga ia tak sadarkan namun ia dapat melihat dengan jelas
siapa yang menemui pangeran kegelapan hingga akhirnya ia tak sadarkan diri,
“batu itu—batu itu akan bekerja sempurna saat batu itu tepat mencapai usia 1000
tahun, maka tuan akan dapat menyerap seluruh kekuatan dan magis yang ada pada
batu itu” jelas tuan Titan, “1000 tahun? Kapan!” tegasnya, “tak lama lagi,
hanya tinggal menunggu beberapa jam, tepat tengah malam ini!” lugasnya lagi,
“kau temukan batu itu?” timpal pangeran kegelapan, “Alex tetap tidak
memberitahuku, dan aku selalu mencarinya, saat dia sadar ia mengatakan hal
tersebut padaku tuan, ketika usia batu itu mencapai 1000 tahun maka itu adalah
titik sempurnanya” ujarnya.
Pangeran
kegelapan mempersiapkan pasukannya bagaimanapun ia harus mendapatkan batu itu
sebelum tengah malam tiba, diperintahnya para cxipto agar mereka bersiap.
Pasukan pangeran kegelapan luar biasa dalam segi kuantitas, mustahil untuk
dapat mengalahkannya. “pasukan telah disiapkan tuan… kami menunggu perintah
darimu!” ujar halus salah satu cxipto.
…
Malam
hampir tiba, para serigala selalu bersiap setiap malamnya disekeliling daerah
mereka memastikan saat pangeran tiba dan mereka akan mengetahuinya, tak lama
salah satu dari mereka melolong memberikan suatu pertanda, lolongan itu semakin
bertambah kencang hingga Gara dapat mendengarnya, ia meminta Halley untuk
segera menyiapkan pasukan, Gloria melihat dalam pengelihatnya mengenai
keberadaan ayahnya, dan memberinya pertanda agar mulai waspada. “mereka datang
tuan!” jelas Gara pada tuan Alex yang sedang mendekat kearahnya, “kuserahkan
padamu!” jelas tuan Alex. “Alex!” seru tuan Titan, “pangeran kegelapan semakin
mendekat, kita harus lindungi batu itu!” jelasnya, “ikutlah denganku” ujar tuan
Alex pada tuan Titan dan melangkah pergi.
Tiba
tiba anak anak panah melesat diantara mereka, dan Gara mengayunkan tongkat
sihirnya dan mementalkan kembali panah panah itu, Troll yang berjalan mendekati
mereka membuat mereka bergetar menahan keseimbangan agar tidak terjatuh, Troll
itu menatap kearah mereka dicabutnya sebuah pohon besar yang ada didekatnya
kemudian dilemparkannya pohon itu, Gara melihat posisi Halley yang hampir saja
tertimpa pohon itu sebelum Halley berhasil menghindar dan berwujud menjadi
seekor serigala, sesuatu menyerang dari arah belakang Gara hingga ia teratuh,
dilihatnya goblin sedang berusaha menusuknya dengan bilah pedang namun Gara
menendang goblin dengan kedua kakinya, peperangan berlangsung sengit, jumlah
yang sangat tidak seimbang membuat mereka masing masing harus mengatasi lebih
dari satu mahluk, Halley banyak menghadapi para Cxipto, Gloria terus
mengayunkan pedangnya menghadapi para goblin, dan Gara sedang mencoba
merubuhkan Troll yang sedang mengincarnya, beberapa kali ia mengayunkan tongkat
sihirnya namun Troll itu selalu dapat menghindar, Troll itu pada akhirnya
berhasil menghempaskan Gara hingga ia terlempar dan menabrak pohon dengan
punggungnya, Gloria membantunya bangkit, “kesalahan besar Troll bodoh!” ujar
Gara dan mengucapkan sebuah mantra yang berhasil merubuhkan tubuh besarnya,
kini Gara dan Gloria dikelilingi oleh Ogre, tubuh serigala Halley berlari
kearah mereka dan merubuhkan dua Ogre yang ada dihadapannya, kini mereka
bertiga saling membelakangi menatap kesagala arah, sedetik mereka saling
menatap hingga akhirnya Gara dan Gloria mengeluarkan pedang dan menyerang ogre
ogre itu dan Halley menyerang setiap ogre yang dapat dijangkaunya.
“ayahmu
Gloria!” ujar Gara yang masih sibuk menghadapi ogre ogre itu, “kita harus
memastikan ayahmu aman!” tambahnya lagi, “apa—kau—kau tidak lihat apa yang
sedang aku—lakukan sekarang—Gara!” ujar Gloria ynag terus mengayunkan pedang ditangannya,
“dalam hitungan tiga kalian pergilah! Serahkan mahluk mahluk jelek ini padaku!”
tegas Halley, Gara dan Gloria mengangguk perlahan dan masih mengayunkan pedang
mereka, Gara menggapai tangan Gloria dan menghilang dari situasi saat itu, mereka tahu Halley cukup tangguh untuk
menghadapi ogre ogre itu, “dimana kita?” ujar Gloria melihat ke keadaan
disekililing terlihat seperti sebuah lorong, dan sangat gelap, “entahlah—aku—”
ujar Gara dan memunculkan sinar dari ujung tongkat sihirnya, “aku—aku hanya memikirkan
tentang ayahmu, dan disinilah kita sekarang” ujarnya yang kemudian Gara
melangkah ditengah tengah kegelapan, “kau yakin?” ujar Gloria mengikuti setiap
langkah Gara, “aku lebih sering tersesat sebelumnya, jadi aku tak begitu yakin sekarang—hey! Ada
cahaya lain diujung sana!” ujar Gara dan mulai berlari kearahnya, “tuan Alex!”
ujar Gara saat mencapai suatu titik dan melihat dua orang yang sangat
dikenalnya, “ayah!” tambah Gloria dan berlari memeluk ayahnya!”—“cukup!
Pangeran kegelapan tak lama akan muncul!” jelas ucapan tuan Titan, “maksudmu
tuan?” ujar Gara, “pangeran kegelapan telah mengetahui tempat ini” ujarnya
perlahan, “berikan batu itu! Dia pasti akan mengincarmu karena batu itu,
biarkan aku membawanya!” jelas tuan Titan pada tuan Alex, “dia benar! Aku dapat
melihatnya sedang mendekat, baiklah…” ujar tuan Alex dan pergi untuk mengambil
batu itu saat hendak menyerahkan batu itu ketangan tuan Titan “braaakk”
seseorang muncul mendobrak pintu itu, “jangan pernah kau serahkan! Dia adalah
pengikut pangeran kegelapan!” ujar tuan Jack yang terlihat sangat lemah dan
kesakitan, “kau—bagaimana kau—”—“terkejut? Aku dapat melepaskan diri dari
tuanmu?” sela tuan Jack, tuan Alex menjauhkan kembali batu itu dari hadapan
tuan Titan “ kau bercanda? Dia—dia tidak mungkin—”—“kau selalu mudah ditipu!”
ujar tuan Titan, “akulah yang mengkhianatimu selama ini!” jelasnya lagi menatap
tajam pada tuan Alex dan merebut batu itu dari genggamannya, “tapi—tapi kenapa
tuan? Kau—tak sekalipun kau membiarkan kami terluka—kau selalu menolong
ayahku!” ujar Gloria, “ayah? Benarkah—kau—kau mengkhianati kami?” ujar Halley
yang muncul tiba tiba, “ya anakku, tetaplah bersamaku dan kita akan memenangkan
ini, menikmati kekuasaan pangeran kegelapan” ujar tuan Titan menatap putranya
Halley, “aku muak dengan semua ini, selalu kau yang mengambil alih Alex! Kau
selalu yang memimpin, seolah kau tahu segalanya! Kau—kau membuatku selalu
menjadi nomor dua dalam hal apapun!” lugas tuan Titan dengan segala amarahnya,
“orang tuaku? Kau ingat? Kau membunuhnya!” geramnya lagi, “orang tuamu
meninggal dan kau menyalahkan Alex?” ujar tuan Jack, “dia bisa menolongnya tapi
dia tidak melakukannya!” jelasnya, “aku terlalu takut saat itu Titan, sungguh
aku tak bermaksud membiarkan orang tuamu sekarat saat itu, kau tidak pernah
tahu akan apa yang akan ditimbulkan batu ini saat itu, aku tak ingin melukai
orang tuamu!” ujar tuan Alex mendekat pada tuan Titan, “jangan—jangan
mendekat!” ujar tuan Titan, “terlambat! Pangeran kegelapan hampir tiba” ujarnya
dengan seulas senyum diwajahnya, “ayah—kau—” lirih Halley yang benar benar tak
menyangka jika ayahnya yang selama ini berkhianat, “dan kau membuat seolah olah
tuan Jack yang mengkianati kita? Ayah yang selalu memberitahu pangeran
kegelapan akan keberadaan kita sehingga pangeran kegelapan selalu berhasil
menemukan kita?” ujar Halley, “kemarilah nak—kekuasaan akan ada ditangan kita!” jelas tuan Titan, “itukah
yang ayah inginkan? Bunuh aku! Aku tak akan pernah mau melakukannya!” tegas
Halley, “Alex! Pangeran kegelapan telah mengetahui jika batu itu berusia 1000
tahun maka ia benar benar menyerap magisnya dengan sempurna!” ujar tuan Jack,
“kau—kau tahu?” ujar tuan Alex, “aku tak akan heran jika kau yang
memberitahunya Titan?” ujar tuan Jack,
tak lama mereka merasakan aura yang sangat mengerikan, “apa dia muncul?”
ujar Gloria, “hampir…” ujar perlahan tuan Titan, dan sesuatu kini berada
dihadapan mereka, hanya pangeran kegelapan, “berikan batu itu!” ujar pangeran
kegelapan menatap kearah tuan Titan, “kau—kau..” ujar tuan Alex mulai merasakan
sesuatu yang tidak benar, “dengan segala kerendahan diriku tuan” halus tuan
Titan dan hampir menyerahkan batu itu dengan kedua tangannya sendiri,
“braaakk!” batu itu terjatuh karena magis yang dilakukan Gara dan Halley meraih
batu itu sebelum batu, “Halley—berikan itu!” tegas tuan Titan, “ayah harus
membunuhku jika ingin mendapatkannya” ujar Halley, pangeran kegelapan menatap
Halley “batu itu dapat menghidupkan kembali ibumu… dan aku bisa melakukannya
untuk mu..” ujar halus pangeran kegelapan yang terus menatap tajam kearah
Halley, dan menimbulkan pengelihatan
pada Halley, kini tepat dihadapan Halley terlihat kembali sosok yang sangat
dirindukannya, ibunya. Terlihat ibunya tersenyum hangat pada Halley seolah ia
akan tetap bersama Halley, Halley menatap batu yang kini dalam genggamannya
kemudia menatap ibunya kembali, ibu Halley hanya merespon dengan anggukan kecil
dan masih tersenyum seolah mengisyaratkan pada Halley untuk memberikan batu itu
pada pangeran kegelapan, “Halley—aku mohon jangan—jangan terpengaruh!” ujar
Gloria meraih tangan Halley, “kau—kau tak mengerti..” ujar Halley dan kembali
menatap batu itu dan pangeran kegelapan, perlahan tangannya terangkat “kau—kau
bisa melakukannya?” ujar Halley pada pangeran kegelapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar