Jumat, 03 April 2015

FF_Sembilan Belas

Silahkan baca cerita sebelumnya di FF_Delapan belas
“Tuan!” terdengar seseorang sedang berbincang dengan pangeran kegelapan dan tuan Jack dapat mendengarnya, “kau—kau gagal melakukannya?” ujar pangeran kegelapan sangat murka, “maafkan hamba tuan—hamba tak bisa menemukan batu itu, meski Alex masih tak sadarkan diri, hamba—hamba telah mencarinya, tapi sepertinya ia menyembunyikannya ditempat yang berbeda” ujarnya. Tuan Jack begitu memerhatikan percakapan itu, bagaimanpun batu itu disinggungnya, “lihat jika kau berbohong! Cxipto-ku yang akan mengoyak tubuhmu!” jelas pangeran kegelapan, “bagaimanapun kau kini memiliki pecahan dari batu dewa kini” ujar orang itu, “tapi aku ingin induk dari batu itu! Jika kau mengkhianatiku, kau tahu apa akibatnya!!!” tegas pangeran kegelapan, “hamba mengerti! Hamba harus kembali sebelum mereka mulai mencurigai hamba!” ujarnya. Tuan Jack masih memerhatikan ia sedikit heran ketika hanya keheningan yang didengarnya, ‘dia pergi?’ dalam benaknya, ia mencoba melihat jauh keluar tempat ia ditahan, tuan Jack terkejut melihat seseorang yang sangat dikenalnya berjalan leluasa ditempat seperti ini, ‘Titan?—apa—apa yang dia lakukan disini?’ pikir tuan Jack, tapi ia memastikan jika apa yang dilihatnya adalah suatu kekeliruan. “bukan—itu—itu bukan dia” tegas tuan Jack pada dirinya sendiri. Tuan Jack mencoba memulihkan dirinya, sekeras apapun ia mencari celah untuk melepaskan diri ia tak pernah bisa melakukannya, magis yang ia miliki—pangeran kegelapan telah benar benar menghisap magis yang dimilikinya melalui batu itu. Ia hanya terus menunggu dan menunggu sampai pangran kegelapan akan memanggilnya kembali, tuan Jack tidak boleh membuang banyak energinya.
Salah satu cxipto datang dan membawa kembali tuan Jack untuk menemui pangeran kegelapan, “katakan!” sentak pangeran kegelapan, “lebih baik kau membunuhku!” timpal tuan Jack, pangeran kegelapan tak bereaksi apapun, ia hanya perlu menggunakan pikirannya untuk menyakiti tuan Jack, tapi sesakit apapun tuan Jack selalu bertahan, ia tak pernah ingin mengatakan apapun lagi tentang batu itu pada pangeran kegelapan, “kau—” –“aku tahu jawaban yang kau inginkan tuan!” sahut seseorang yang muncul dibalik kegelapan, tuan Jack benar benar tak sanggup bertahan hingga ia tak sadarkan namun ia dapat melihat dengan jelas siapa yang menemui pangeran kegelapan hingga akhirnya ia tak sadarkan diri, “batu itu—batu itu akan bekerja sempurna saat batu itu tepat mencapai usia 1000 tahun, maka tuan akan dapat menyerap seluruh kekuatan dan magis yang ada pada batu itu” jelas tuan Titan, “1000 tahun? Kapan!” tegasnya, “tak lama lagi, hanya tinggal menunggu beberapa jam, tepat tengah malam ini!” lugasnya lagi, “kau temukan batu itu?” timpal pangeran kegelapan, “Alex tetap tidak memberitahuku, dan aku selalu mencarinya, saat dia sadar ia mengatakan hal tersebut padaku tuan, ketika usia batu itu mencapai 1000 tahun maka itu adalah titik sempurnanya” ujarnya.
Pangeran kegelapan mempersiapkan pasukannya bagaimanapun ia harus mendapatkan batu itu sebelum tengah malam tiba, diperintahnya para cxipto agar mereka bersiap. Pasukan pangeran kegelapan luar biasa dalam segi kuantitas, mustahil untuk dapat mengalahkannya. “pasukan telah disiapkan tuan… kami menunggu perintah darimu!” ujar halus salah satu cxipto.
Malam hampir tiba, para serigala selalu bersiap setiap malamnya disekeliling daerah mereka memastikan saat pangeran tiba dan mereka akan mengetahuinya, tak lama salah satu dari mereka melolong memberikan suatu pertanda, lolongan itu semakin bertambah kencang hingga Gara dapat mendengarnya, ia meminta Halley untuk segera menyiapkan pasukan, Gloria melihat dalam pengelihatnya mengenai keberadaan ayahnya, dan memberinya pertanda agar mulai waspada. “mereka datang tuan!” jelas Gara pada tuan Alex yang sedang mendekat kearahnya, “kuserahkan padamu!” jelas tuan Alex. “Alex!” seru tuan Titan, “pangeran kegelapan semakin mendekat, kita harus lindungi batu itu!” jelasnya, “ikutlah denganku” ujar tuan Alex pada tuan Titan dan melangkah pergi.
Tiba tiba anak anak panah melesat diantara mereka, dan Gara mengayunkan tongkat sihirnya dan mementalkan kembali panah panah itu, Troll yang berjalan mendekati mereka membuat mereka bergetar menahan keseimbangan agar tidak terjatuh, Troll itu menatap kearah mereka dicabutnya sebuah pohon besar yang ada didekatnya kemudian dilemparkannya pohon itu, Gara melihat posisi Halley yang hampir saja tertimpa pohon itu sebelum Halley berhasil menghindar dan berwujud menjadi seekor serigala, sesuatu menyerang dari arah belakang Gara hingga ia teratuh, dilihatnya goblin sedang berusaha menusuknya dengan bilah pedang namun Gara menendang goblin dengan kedua kakinya, peperangan berlangsung sengit, jumlah yang sangat tidak seimbang membuat mereka masing masing harus mengatasi lebih dari satu mahluk, Halley banyak menghadapi para Cxipto, Gloria terus mengayunkan pedangnya menghadapi para goblin, dan Gara sedang mencoba merubuhkan Troll yang sedang mengincarnya, beberapa kali ia mengayunkan tongkat sihirnya namun Troll itu selalu dapat menghindar, Troll itu pada akhirnya berhasil menghempaskan Gara hingga ia terlempar dan menabrak pohon dengan punggungnya, Gloria membantunya bangkit, “kesalahan besar Troll bodoh!” ujar Gara dan mengucapkan sebuah mantra yang berhasil merubuhkan tubuh besarnya, kini Gara dan Gloria dikelilingi oleh Ogre, tubuh serigala Halley berlari kearah mereka dan merubuhkan dua Ogre yang ada dihadapannya, kini mereka bertiga saling membelakangi menatap kesagala arah, sedetik mereka saling menatap hingga akhirnya Gara dan Gloria mengeluarkan pedang dan menyerang ogre ogre itu dan Halley menyerang setiap ogre yang dapat dijangkaunya.
“ayahmu Gloria!” ujar Gara yang masih sibuk menghadapi ogre ogre itu, “kita harus memastikan ayahmu aman!” tambahnya lagi, “apa—kau—kau tidak lihat apa yang sedang aku—lakukan sekarang—Gara!” ujar Gloria ynag terus mengayunkan pedang ditangannya, “dalam hitungan tiga kalian pergilah! Serahkan mahluk mahluk jelek ini padaku!” tegas Halley, Gara dan Gloria mengangguk perlahan dan masih mengayunkan pedang mereka, Gara menggapai tangan Gloria dan menghilang dari situasi saat  itu, mereka tahu Halley cukup tangguh untuk menghadapi ogre ogre itu, “dimana kita?” ujar Gloria melihat ke keadaan disekililing terlihat seperti sebuah lorong, dan sangat gelap, “entahlah—aku—” ujar Gara dan memunculkan sinar dari ujung tongkat sihirnya, “aku—aku hanya memikirkan tentang ayahmu, dan disinilah kita sekarang” ujarnya yang kemudian Gara melangkah ditengah tengah kegelapan, “kau yakin?” ujar Gloria mengikuti setiap langkah Gara, “aku lebih sering tersesat sebelumnya,  jadi aku tak begitu yakin sekarang—hey! Ada cahaya lain diujung sana!” ujar Gara dan mulai berlari kearahnya, “tuan Alex!” ujar Gara saat mencapai suatu titik dan melihat dua orang yang sangat dikenalnya, “ayah!” tambah Gloria dan berlari memeluk ayahnya!”—“cukup! Pangeran kegelapan tak lama akan muncul!” jelas ucapan tuan Titan, “maksudmu tuan?” ujar Gara, “pangeran kegelapan telah mengetahui tempat ini” ujarnya perlahan, “berikan batu itu! Dia pasti akan mengincarmu karena batu itu, biarkan aku membawanya!” jelas tuan Titan pada tuan Alex, “dia benar! Aku dapat melihatnya sedang mendekat, baiklah…” ujar tuan Alex dan pergi untuk mengambil batu itu saat hendak menyerahkan batu itu ketangan tuan Titan “braaakk” seseorang muncul mendobrak pintu itu, “jangan pernah kau serahkan! Dia adalah pengikut pangeran kegelapan!” ujar tuan Jack yang terlihat sangat lemah dan kesakitan, “kau—bagaimana kau—”—“terkejut? Aku dapat melepaskan diri dari tuanmu?” sela tuan Jack, tuan Alex menjauhkan kembali batu itu dari hadapan tuan Titan “ kau bercanda? Dia—dia tidak mungkin—”—“kau selalu mudah ditipu!” ujar tuan Titan, “akulah yang mengkhianatimu selama ini!” jelasnya lagi menatap tajam pada tuan Alex dan merebut batu itu dari genggamannya, “tapi—tapi kenapa tuan? Kau—tak sekalipun kau membiarkan kami terluka—kau selalu menolong ayahku!” ujar Gloria, “ayah? Benarkah—kau—kau mengkhianati kami?” ujar Halley yang muncul tiba tiba, “ya anakku, tetaplah bersamaku dan kita akan memenangkan ini, menikmati kekuasaan pangeran kegelapan” ujar tuan Titan menatap putranya Halley, “aku muak dengan semua ini, selalu kau yang mengambil alih Alex! Kau selalu yang memimpin, seolah kau tahu segalanya! Kau—kau membuatku selalu menjadi nomor dua dalam hal apapun!” lugas tuan Titan dengan segala amarahnya, “orang tuaku? Kau ingat? Kau membunuhnya!” geramnya lagi, “orang tuamu meninggal dan kau menyalahkan Alex?” ujar tuan Jack, “dia bisa menolongnya tapi dia tidak melakukannya!” jelasnya, “aku terlalu takut saat itu Titan, sungguh aku tak bermaksud membiarkan orang tuamu sekarat saat itu, kau tidak pernah tahu akan apa yang akan ditimbulkan batu ini saat itu, aku tak ingin melukai orang tuamu!” ujar tuan Alex mendekat pada tuan Titan, “jangan—jangan mendekat!” ujar tuan Titan, “terlambat! Pangeran kegelapan hampir tiba” ujarnya dengan seulas senyum diwajahnya, “ayah—kau—” lirih Halley yang benar benar tak menyangka jika ayahnya yang selama ini berkhianat, “dan kau membuat seolah olah tuan Jack yang mengkianati kita? Ayah yang selalu memberitahu pangeran kegelapan akan keberadaan kita sehingga pangeran kegelapan selalu berhasil menemukan kita?” ujar Halley, “kemarilah nak—kekuasaan akan  ada ditangan kita!” jelas tuan Titan, “itukah yang ayah inginkan? Bunuh aku! Aku tak akan pernah mau melakukannya!” tegas Halley, “Alex! Pangeran kegelapan telah mengetahui jika batu itu berusia 1000 tahun maka ia benar benar menyerap magisnya dengan sempurna!” ujar tuan Jack, “kau—kau tahu?” ujar tuan Alex, “aku tak akan heran jika kau yang memberitahunya Titan?” ujar tuan Jack,  tak lama mereka merasakan aura yang sangat mengerikan, “apa dia muncul?” ujar Gloria, “hampir…” ujar perlahan tuan Titan, dan sesuatu kini berada dihadapan mereka, hanya pangeran kegelapan, “berikan batu itu!” ujar pangeran kegelapan menatap kearah tuan Titan, “kau—kau..” ujar tuan Alex mulai merasakan sesuatu yang tidak benar, “dengan segala kerendahan diriku tuan” halus tuan Titan dan hampir menyerahkan batu itu dengan kedua tangannya sendiri, “braaakk!” batu itu terjatuh karena magis yang dilakukan Gara dan Halley meraih batu itu sebelum batu, “Halley—berikan itu!” tegas tuan Titan, “ayah harus membunuhku jika ingin mendapatkannya” ujar Halley, pangeran kegelapan menatap Halley “batu itu dapat menghidupkan kembali ibumu… dan aku bisa melakukannya untuk mu..” ujar halus pangeran kegelapan yang terus menatap tajam kearah Halley,  dan menimbulkan pengelihatan pada Halley, kini tepat dihadapan Halley terlihat kembali sosok yang sangat dirindukannya, ibunya. Terlihat ibunya tersenyum hangat pada Halley seolah ia akan tetap bersama Halley, Halley menatap batu yang kini dalam genggamannya kemudia menatap ibunya kembali, ibu Halley hanya merespon dengan anggukan kecil dan masih tersenyum seolah mengisyaratkan pada Halley untuk memberikan batu itu pada pangeran kegelapan, “Halley—aku mohon jangan—jangan terpengaruh!” ujar Gloria meraih tangan Halley, “kau—kau tak mengerti..” ujar Halley dan kembali menatap batu itu dan pangeran kegelapan, perlahan tangannya terangkat “kau—kau bisa melakukannya?” ujar Halley pada pangeran kegelapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar