Kapankah waktu benar benar mempertemukan kita? yang ku tahu sejak taman kanak kanak, kita yang selalu bertemu namun tak saling sapa, karena kita belum bertukar nama, aku si kelas mawar dan kau si kelas melati, benarkah itu? aku lupa yang jelas kita tak ada di satu ruangan yang sama tapi ada diatap yang sama. Pertama kali menggunakan si putih merah kita dipertemukan waktu kembali, tapi tetap tak saling sapa sampai akhirnya kita saling berjabat tangan dan bertukar nama. Rumahmu tak jauh dariku, entah sejak kapan kita sering mengirama dalam langkah yang searah, dan akhirnya berpisah depan pintu rumahmu lalu aku akan melangkah seorang diri.
Intan... ini untukmu, seseorang yang selalu dikelilingi orang orang yang menyenangkan, kau yang memang menyenangkan tak sulit menarik orang orang disekitarmu untuk lebih mendekat padamu, akupun... Tahukah? semasa waktu putih merah aku sering kesal, karena jika kau sedang mengirama dengan orang lain, kebanyakan kau mengacuhkanku, kurasa... seringnya aku kehilangan sampai akhirnya ku rindu, Ahhh air mataku terjatuh, mungkin karena kini aku rindu. Aku yang tak menyenangkan dan tak tahu cara berteman membuatku hanya seolah memilikimu sebagai seorang teman terlebih untuk tahun pertamaku disekolah yang memang tak menyenangkan karena kebanyakan orang seperti.... entahlah hanya mengabaikanku, jikapun diperhatikan aku hanya dibuat mereka menangis.
Hal yang bisa kulakukan saat kau tengah asik menjalin pertemanan barumu hanya menunggumu sampai kau kembali, karena ada pola yang mungkin hanya bisa aku rasakan, saat kau tak lagi dekat dengan teman dekat barumu, kita akan kembali menjadi kita, hanya aku dan kamu, sampai ada saat aku mulai kehilanganmu lagi dan akan seperti itu, pola yang memiliki keteraturan, tapi ada satu hal yang tak pernah berubah, kau adalah seseorang yang selalu melangkah disampingku dijalan pulang.
Kita bertemu lagi di waktu putih biru, kau yang masih sama, terlalu menyenangkan... sampai aku kehilanganmu lagi, tapi aku selalu menunggu sampai kau kembali, aku menunggu dengan caraku, tak akan ku elak jika aku sering kesal karena kau hanya akan datang saat kau tak lagi dekat dengan sahabat barumu dan kau akan pergi lagi saat kau menemukan teman yang jauh lebih menyenangkan. Karena aku tahu kau adalah seseorang yang sangat akan peduli jika memang kau ingin melakukannya, kau akan membela dan melakukan apapun untuk orang yang kau sayangi, selalu ada waktu dimana aku bertanya, "pernahkah kau anggap aku sahabatmu?" untuk orang baru yang kau temui tak butuh waktu lama untuk kau mengatakan bahwa dia adalah sahabatmu, tapi jika itu aku? entahlah, ini yang kurasa. Ahh ini air mataku masih saja menetes...
Ingatkah saat kita sering bertukar surat? aku sungguh menyukainya, karena hei.. aku mendapatkan dirimu kembali... Tapi ada disaat dimana kau lebih mempercayai orang lain dibanding diriku atas semua ceritamu, sungguh aku terluka, aku hanya bilang pada diriku "Tak apa, yang penting kau selalu tersenyum dengannya, tak apa... aku bisa menunggu lagi sampai dia datang sendiri". Sampai akhirnya kau bilang kau akan pindah, ke Ibu Kota... sebelum hari ulang tahunmu, takut aku tak bisa memberi akhirnya aku membeli sebuah boneka sebagi hadiah ulang tahunmu, boneka yang akan menemanimu, boneka yang ku harap saat kau menatapnya kau mengingatku, sungguh aku takut kau akan lupa... boneka itu masihkah kau menyimpannya?.
Saat kau mulai menghilang, aku takut kita tak akan bertukar kabar lagi, aku hanya ingin minta maaf atas sebuah pesan terakhir yang ku kirim untukmu, "apa hanya kesedihan yang kamu bagi sama aku? aku juga ingin kamu bagi kesenangan kamu" kurasa itu terakhir kita saling bertukar pesan karena akhirnya kau menghilang selama dua tahun, tanpa kabar, sesering apapun ku coba menghubungimu, nomormu tak pernah aktif. Sebuah pesan yang mungkin membuatmu tak lagi bertukar waktumu denganku, sungguh aku minta maaf...
Lalu saat kau memintaku untuk menghubungimu kembali disebuah pesan FB, tahukah kamu aku sangat bahagia? akhirnya.. kau kembali... hanya saja kau banyak berubah, wajar bagiku karena waktu yang kau lalui tak mudah, maaf untuk waktu yang aku tak ada didalamnya bersamamu... Kuarasa itu pesan rinduku, kau ada di kota yang sama denganku kini tapi kita hanya berjumpa satu kali... saat hari ulang tahunmu tahun lalu... Mungkin waktu yang belum mempertemukan kita kembali... tak apa aku akan menunggu...
Bandung, 25 April 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar